Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PENGHANTAR STUDI ISLAM

“Sejarah Dalam Perspektif Islam”

Penyusun:
1. Hastin Setia Prabandari (22106020025)
2. Muhammad Habib Qaulan Shadida (22106020026)

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA


2023
KATA PENGHANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji & syukur atas rahmat & ridho Allah SWT, karena
tanpa rahmat & idhonNya, kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai
tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dr. Malik Ibrahim, M. Ag selaku dosen
pengampu mata kuliah penghantar studi islam yang membimbing kami dalam pengerjaan
tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada temanteman kami yang
selalu setia membantau dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah
ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang individu dan masyarakat.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Maka dari itu kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi
tercapainya makalah yang sempurna.

Yogyakarta, 27 Maret 2023

Penyusun

II
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR ................................................................................................ II

DAFTAR ISI .................................................................................................................III

ABSTRAK...................................................................................................................... V

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2

1.3 Tujuan.................................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3

2.1 Pengertian Sejarah dan Peradaban ..................................................................................... 3

2.1.1 Pengertian Sejarah ....................................................................................................... 3

2.1.2 Hubungan Kebudayaan dan Peradaban....................................................................... 5

2.1.3 Pengertian Sejarah Peradaban Islam ........................................................................... 7

2.2 Ruang Lingkup Sejarah Peradaban Islam ............................................................................ 7

2.3 Urgensi Sejarah Peradaban Islam........................................................................................ 8

2.4 Sumber Keilmuan Sejarah Peradaban Islam ....................................................................... 9

2.4.1 Al-Qur’an ...................................................................................................................... 9

2.4.2 Hadist ......................................................................................................................... 10

2.4.3 Ijtihad ......................................................................................................................... 10

2.5 Sejarah Peradaban Islam ................................................................................................... 11

2.5.1 Periode Klasik ............................................................................................................. 11

2.5.2 Periode Pertengahan ................................................................................................. 12

2.5.3 Periode Modern ......................................................................................................... 13

III
2.6 Tokoh-Tokoh yang Bersejarah dalam Islam ...................................................................... 14

2.6.1 Periode Klasik ............................................................................................................. 14

1. Al-Kindi ........................................................................................................................... 14

2.6.2 Periode Pertengahan ................................................................................................. 15

2.7 Karakteristik Sejarah Peradaban Islam.............................................................................. 16

2.7.1 Universalitas............................................................................................................... 16

2.7.2 Tauhid ........................................................................................................................ 17

2.7.3 Adil dan Moderat ....................................................................................................... 18

2.7.4 Sentuhan Akhlak ........................................................................................................ 19

2.8 Peran dan Fungsi Sejarah Peradaban Islam ...................................................................... 20

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 21

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 22

IV
ABSTRAK

Sejarah menempati urutan terpenting terhormatnya suatu bangsa oleh penduduknya


sendiri. Suatu bangsa yang bermartabat tinggi penduduknya dipastikan harus mengetahui
setidaknya sejarah nasional negaranya sendiri.

Agama juga merupakan unsur terpenting dalam keyakinan hidup manusia. Agama yang
diyakini para penduduk tidaklah hanya satu akan tetapi bermacam-macam dimana agama
tersebut memiliki sejarah besar sejak proses masuknya sampai proses berkembangnya
sampai sekarang. Harus kita ketahui, Islam adalah agama yang besar di dunia dengan
salah satu pengikut terbanyak. Perkembangan islam di penjuru dunia berkembang pesat
sejak adanya Islam pertama kali walaupun awal masuknya sempat mengalami jatuh
bangun dalam perkembangannya.

Identifikasi sejarah membahas tentang memahami konsep sejarah dalan agama Islam.
Identifikasi ini dibatasi tujuh pokok pembahasan, yaitu pengertian sejarah islam, ruang
lingkup sejarah dalam Islam, urgensi sejarah dalam Islam, sumber keilmuan sejarah
Islam, sejarah kebudayaan Islam, karakteristik sejarah dalam Islam, serta peran dan
fungsi sejarah bagi Islam. Sejarah Islam adalah perilaku yang dilakukan orang-orang
muslim terdahulu, meliputi perkembangan politik, ekonomi, militer, dan budaya
peradaban.

Kata Kunci: sejarah, Sejarah Islam, sejarah kebudayaan Islam, perkembangan Islam

V
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah adalah pertanggung jawaban masa silam. Dalam pertanggung jawaban tersebut
anusialah yang menentukan arti masa silam tersebut. Massa silam dapat diartikan sebagai
lembaran-lembaran yang telah dituliskan manusia melalui tindakantindakannya.
Tindakan-tindakan itulan yang dinamakan sejarah sebagai peristiwa. Artinya masa silam
itu bukan hanya sebagai simbol. Tetapi masa lalu itu berperan menguatkan solidaritas
dari suatu komunitas.

Dalam mempertanggung jawabkan masa silam sejarah sebagai-peritiwa, manusia


berhak dan wajib memberikan makna sehingga sejarah-sebagai-peristiwa tersebut
menjadi sejarah sebagai-kisah, sejarah-sebagai-tulisan, yang mempunyai pokok kaidah
sejarah sebagai ilmu. Adapun makna itu tidak lain adalah asas yang menentukan saling
hubungan bagian-bagian terhadap suatu keseluruhan. Bila keseluruhan itu adalah
kehidupan, gerak atau dinamika suatu bangsa, maka bagian-bagian dari kisah atau
pertanggung jawaban itu harus disusun sedemikian rupa sehingga senantiasa
berlandaskan dinamika kehidupan bangsa.

Islam pun turut ambil andil menjadi bagian dari sejarah di dunia, Islam mulai
berkembang sejak abad ke-7 dan berkembang secara pesat ke seluruh dunia dari waktu
ke waktu. Pada saat penyebarannya Islam meletakkan nilai-nilai kebudayaan.
Kebudayaan Islam ini merupakan hasil dari akal, budi, serta karya yang diciptakan
oleh manusia dengan berlandaskan pada tauhid-tauhid di dalamnya
Oleh karena itu, penulis ingin mengangkat tema makalah tentang Sejarah dalam
Perpektif Islam dikarenakan banyak sekali ketekaitan antara islam dengan
sejarahsejarah yang ada.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Peradaban Islam
2. Ruang Lingkup Sejarah Kebudayaan Islam
3. Urgensi Sejarah Kebudayaan Islam
4. Sumber Keilmuan Sejarah Kebudayaan Islam
5. Sejarah Kebudayaan Islam
6. Tokoh-tokoh yang bersejarah dalam Islam
7. Karakteristik Sejarah Kebudayaan Islam
8. Peran dan fungsi sejarah kebudayaan islam

1.3 Tujuan
1. Memahami Pengertian Peradaban Islam dan ruang lingkupnya
2. Mempelajari Urgensi Sejarah Kebudayaan Islam
3. Mengetahui Sumber Keilmuan dan sejarah Kebudayaan Islam
4. Memahami Karakteristi serta peran dan fungsi Sejarah Kebudayaan Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sejarah dan Peradaban


2.1.1 Pengertian Sejarah
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab “Syajaratun”, artinya pohon. Apabila
digambarkan secara sistematis, sejarah hampir sama dengan pohon, memiliki cabang dan
ranting, bermula dari sebuah bibit, kemudian tumbuh dan berkembang, lalu layu dan
tumbang. Demikian pula peristiwa peristiwa yang terjadi dalam sejarah peradaban Islam
yang mengalami masa pertumbuhan, perkembangan, lalu kemunduran dan kehancuran.1

Kata sejarah secara etimologi dapat diungkapkan dalam Bahasa Arab disebut tarikh,
yang bermakna ketentuan masa atau Waktu, sedangkan ilmu tarikh berarti ilmu yang
mengandung atau yang membahas penyebutan peristiwa dan sebab-sebab terjadinya
peristiwa tersebut. Literatur Inggris menyebut sejarah dengan istilah history, yang berarti
pengalaman masa lampau dari umat manusia (Cholil, 1969:15).2

Adapun secara terminologi berarti keterangan yang telah terjadi di kalangannya pada
masa yang telah lampau atau pada masa Yang masih ada. Kata tarikh juga dipakai dalam
arti perhitungan tahun, seperti keterangan mengenai tahun sebelum atau sesudah masehi
dipakai sebutan sebelum atau sesudah tarikh masehi. Kemudian yang dimaksud dengan
ilmu tarikh ialah suatu pengetahuan yang gunanya untuk mengetahui keadaankeadaan
atau kejadian-kejadian yang telah lampau maupun yang sedang terjadi di kalangan umat.
Sejarahwan muslim Ibnu Khaldun mendefinisikan sejarah Adalah catatan tentang
masyarakat umat manusia atau peradaban Dunia, tentang perubahanperubahan yang
terjadi pada watak masyarakat, seperti keliaran, keramahtamahan, dan solidaritas
golongan,tentang revolusi dan pemberontakan oleh segolongan rakyat melawan golongan
yang lain dengan akibat timbulnya Kerajaan-kerajaan dan negaranegara, dengan tingkat

1
Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2015), hlm.1.
2
Cholil H. M, Kelengkapan Tarikh Nabi SAW, (Jakarta: Bulan Bintang, 1969), hlm.15.

3
bermacam macam, tentang bermacam-macam kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk
mencapai penghidupannya, maupun dalam bermacam macam cabang ilmu pengetahuan
dan keahlian, dan pada umumnya tentang segala perubahan yang terjadi dalam
masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri.

Menurut Sayyid Quthub (2005: 18) menjelaskan bahwa sejarah bukanlah


peristiwaperistiwa, melainkan tafsiran peristiwa-peristiwa Itu, dan pengertian mengenai
hubungan-hubungan nyata dan tidak nyata, yang menjalin seluruh bagian serta
memberinya dinamisme dalam waktu dan tempat. Demikian juga menurut Sidi Gazalba
(1966: 11), Sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai
makhluk sosial, yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta masa
tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan kepahaman tentang
apa yang telah berlalu itu. 3 Kajian sejarah masih terlalu luas lingkupnya sehingga
menuntut suatu pembatasan. Oleh karena itu, sejarah haruslah diartikan sebagai tindakan
manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa lampau yang dilakukan di tempat
tertentu. Dengan demikian, Muncullah kajian sejarah suku bangsa tertentu, di tempat
tertentu, atau pada zaman tertentu. Seperti sejarah bangsa Eropa, sejarah Yunani, Sejarah
Islam, sejarah Islam abad pertengahan, sejarah Islam di Spanyol, dan sebagainya. Sejarah
mencakup perjalanan hidup manusia dalam mengisi perkembangan dunia dari masa ke
masa. Setiap sejarah mempunyai arti dan bernilai, sehingga manusia dapat membuat
sejarah sendiri dan sejarah pun membentuk manusia. Menggunakan sejarah sebagai
bahan hidup akan menimbulkan berbagai macam analisis dalam suasana budaya sejarah
tersebut. Sejarah itu kembali berulang membawa peristiwa lama dan sama. Sejarah
mempunyai arti dan memberi arti di mana manusia itu bagaikan dunia yang berputar di
sekeliling dirinya sendiri. Sejarah ditulis dijadikan sebagai gambaran atau sebagai guru
yang memberikan penuntun. Al-Qur’an antara lain menjelaskan kisah-kisah sebagai
tauladan (uswatun hasanah) untuk dijadikan dasar pertimbangan bagi umat manusia
dalam setiap tindakan maupun sikap. Ada kalanya sejarah merupakan laporan, teguran

3
Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, (Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1989), hlm 11.

4
yang lembut dan keras bagi umat manusia yang membacanya menjadi sesuatu yang
mengecewakan atau merugikan agar tidak terulang lagi. Oleh Karena itu, sejarah tersebut
hendaknya diinterpretasikan ke dalam zaman sekarang apakah sesuai atau tidak sebagai
bahan pertimbangan untuk berpegang pada sejarah. Sejarah Islam sangat erat dengan
Islam sebagai agama penuntun maupun petunjuk bagi umat Islam sehingga Islam dalam
sejarah memberikan arti lebih penting bahkan menentukan kehidupan umat manusia.
Peranan agama dalam Kehidupan manusia mempunyai arti sebagai peraturan dalam
Kehidupan, baik kehidupan dunia maupun akhirat. Oleh karena itu, Sejarah Islam yang
sebenarnya berpangkal dan bersumber dari al Qur’an dan hadits. Karena dia mempunyai
arti mendalam yang lebih daripada hanya yang dapat dicakup dalam agama, igama atau
ugama. Dengan demikian, pengertian Sejarah Peradaban Islam adalah keterangan
mengenai pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam dari satu waktu ke waktu
lain, sejak zaman lahirnya Islam sampai sekarang. Dalam mengkaji sejarah, hendaknya
melakukan tiga langkah untuk mengembangkan peradaban Islam dengan empat hal, yaitu
sebagai berikut:

1) Konstruksi, artinya apakah sejarah yang berlaku dahulu yang masih berkaitan
disusun, dipahami, dihayati, dan dicerna.
2) Interpretasi, artinya sejarah yang berkaitan dengan yang masih berlaku ini apakah
masih dapat dijadikan pedoman dan apakah masih perlu dikembangkan atau perlu
dihilangkan.
3) Transformasi, artinya sejarah perlu ditransfer dan dikembangkan agar mampu
mengisi tuntutan globalisasi.
4) Rekontruksi, artinya melakukan kontruksi ulang secara runtut dan sistematis agar
ada keserasian dan kesesuaian dengan zaman bahwa tuntutan global hendaknya
mampu menyediakan model peradaban Islam dengan tujuan mampu menghadapi
masalah lokal dan global.

2.1.2 Hubungan Kebudayaan dan Peradaban


Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab “al-Hadlarah al-Islamiah”. Kata
Arab ini sering juga diterjemahkan kedalam bahasa indonesia dengan kebudayaan

5
Islam. Kebudayaan dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia, sebagaimana
Juga di Arab dan Barat, masih banyak orang yang menyinonimkan antara kata
kebudayaan (Arab, al-tsaqafah; Inggris, culture) dan kata Peradaban (Arab, al-hadlarah;
Inggris, civilization). Dalam Perkembangan ilmu antropologi sekarang, kedua istilah
tersebut dibedakan. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam
suatu masyarakat, sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis
lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam
seni, sastra, religi (agama), dan moral. Sedangkan peradaban terefleksi dalam politik,
ekonomi, dan teknologi. Sementara menurut Koentjaraningrat (1985: 5), kebudayaan
Paling tidak mempunyai tiga wujud, (1) wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai
suatu kompleks ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagai, (2) wujud
kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola
dari manusia dalam masyarakat, dan (3) wujud benda, yaitu wujud Kebudayaan sebagai
benda-benda hasil karya. 4 Adapun istilah Peradaban biasanya dipakai untuk bagian-
bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah. Menurutnya, peradaban
sering juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi,
seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang maju dan
kompleks. Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw telah membawa bangsa
Arab yang semula terbelakang, bodoh, tidak terkenal, dan diabaikan oleh bangsa-bangsa
lain, menjadi bangsa yang maju. Ia dengan cepat begerak mengembangkan dunia,
membina satu kebudayaan dan peradaban yang sangat penting artinya dalam sejarah
manusia hingga sekarang. Bahkan, kemajuan Barat pada mulanya bersumber dari
peradaban Islam yang masuk ke Eropa melalui Spanyol. Islam memang berbeda dari
agama-agama lain. H.A.R. Gibb Di dalam bukunya Whither Islam menyatakan, “Islam is
indeed much More than a system of theology, it is a complete civilization”. (Islam
Sesungguhnya lebih dari sebuah agama. Ia adalah suatu peradaban Yang sempurna).

4
Prof. Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Aksara Baru, 1985) hlm.5.

6
2.1.3 Pengertian Sejarah Peradaban Islam
Ruang lingkup sejarah peradaban Islam berkaitan erat dengan objek kajian sejarah.
Objek kajian sejarah peradaban Islam adalah fakta-fakta pertumbuhan dan perkembangan
peradaban Islam, baik formal, Informal, dan non formal serta baik individual maupun
kelompok. Dengan demikian, akan diperoleh apa yang disebut dengan sejarah serba
objek. Hal ini sejalan dengan peranan agama Islam sebagai agama dakwah penyeru
kebaikan, pencegah kemungkaran, dan penuntun menuju kehidupan yang sejahtera lahir
batin secara material maupun spiritual di dunia maupun di akhirat kelak.

Akan tetapi, sebagai cabang dari ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu sosial, objek sejarah
peradaban Islam umumnya tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh ilmu-ilmu
sosial lainnya, seperti mengenai sifat-sifat yang dimilikinya. Dengan kata lain, bersifat
menjadi sejarah serba subjek. Namun yang membedakan sifat sejarah dengan ilmu sosial
lainnya adalah sejarah bersifat memanjang dalam waktu sedangkan ilmu sosial meruang
dalam waktu.

2.2 Ruang Lingkup Sejarah Peradaban Islam


Ruang lingkup sejarah peradaban Islam berkaitan erat dengan objek kajian sejarah.
Objek kajian sejarah peradaban Islam adalah fakta-fakta pertumbuhan dan perkembangan
peradaban Islam, baik formal, Informal, dan non formal serta baik individual maupun
kelompok. Dengan demikian, akan diperoleh apa yang disebut dengan sejarah serba
objek. Hal ini sejalan dengan peranan agama Islam sebagai agama dakwah penyeru
kebaikan, pencegah kemungkaran, dan penuntun menuju kehidupan yang sejahtera lahir
batin secara material maupun spiritual di dunia maupun di akhirat kelak.5

Akan tetapi, sebagai cabang dari ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu sosial, objek sejarah
peradaban Islam umumnya tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh ilmu-ilmu
sosial lainnya, seperti mengenai sifat-sifat yang dimilikinya. Dengan kata lain, bersifat

5
Ismaun, Pengantar Ilmu Sejarah, Jakarta: 1989)

7
menjadi sejarah serba subjek. Namun yang membedakan sifat sejarah dengan ilmu sosial
lainnya adalah sejarah bersifat memanjang dalam waktu sedangkan ilmu sosial meruang
dalam waktu.

2.3 Urgensi Sejarah Peradaban Islam


Sejarah mencatat kondisi kebesaran Islam berkat kemajuan Ilmu pengetahuan dan
teknologi, dimana pada waktu itu dunia Islam menjadi kiblat perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dunia. Namun, sangat memilukan bahwa masyarakat
Indonesia yang religius dewasa ini terpuruk dalam himpitan krisis dan terbelakang dalam
berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, Hendaknya perlu ada upaya rekonstruksi
untuk menata kehidupan, Baik ilmu pengetahuan maupun teknologi. Ilmu pengetahuan
dan teknologi merupakan unsur penting bagi terbentuknya suatu Peradaban, bukan
menjadi monopoli hanya pada satu agama tertentu. Sejarah yang membahas berbagai
peristiwa masa lalu, jangan diremehkan dan dibiarkan seiring dengan berlalunya waktu,
sebab begitu besar makna sejarah bagi kehidupan manusia.
“Belajarlah dari Sejarah”, demikian kata-kata mutiara yang dapat mengingatkan akan
makna sejarah. Bahkan Presiden pertama RI, Sukarno telah menitipkan sesuatu yang
sangat berharga, berupa “Jas merah sebagai Akronim dari “Jangan sekali-kali melupakan
sejarah”.6

Sejarah memiliki nilai dan arti penting yang bermanfaat bagi Kehidupan umat manusia.
Hal tersebut dikarenakan sejarah menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat
menimbulkan dinamisme atau melahirkan nilai-nilai baru bagi perkembangan Kehidupan
manusia. Pentingnya memahami sejarah peradaban Islam tidak semata-mata untuk
mengetahui tanggal, bulan, tahun dan abad suatu peristiwa peradaban Islam dimasa

6
Hani, Umi.Pengantar Studi Islam. (Banjarmasin: Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al

Banjari, 2022)

8
lampau. Namun juga memahami realitas muslim untuk mengetahui suatu peristiwa
peradaban Islam. Dengan mengkaji sejarah, dapat diperoleh informasi tentang aktivitas
peradaban Islam dari zaman Rasulullah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan,
perkembangan, kemajuan, kemunduran, dan kebangkitan kembali peradaban Islam. Dari
sejarah dapat diketahui segala sesuatu yang terjadi dalam peradaban Islam dengan segala
ide, konsep, konstitusi, sistem, dan operasionalnya yang terjadi dari waktu ke waktu. Jadi,
sejarah pada dasarnya tidak hanya Sekadar memberikan romantisme, tetapi lebih dari itu
merupakan Refleksi historis. Dengan demikian, mempelajari sejarah peradaban Islam
dapat memberikan semangat back projecting theory untuk membuka lembaran dan
mengukir kejayaan atau kemajuan peradaban Islam yang baru dan lebih baik. Sejarah
peradaban Islam sebagai studi tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan
sejarah peradaban sudah tentu akan sangat bermanfaat terutama dalam rangka
memberikan sumbangan bagi pertumbuhan atau perkembangan peradaban dengan
mempelajari sejarah peradaban Islam diharapkan seseorang dapat mengetahui dan
memahami pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam, sejak zaman lahirnya
sampai masa sekarang. Sejarah peradaban Islam tidak hanya memiliki manfaat yang
sangat besar dalam pembangunan dan pengembangan peradaban Islam, namun dapat pula
menyelesaikan problematika peradaban Islam pada masa kini. Di samping itu, dapat
memunculkan sikap positif terhadap berbagai perubahan sistem peradaban Islam.

2.4 Sumber Keilmuan Sejarah Peradaban Islam

2.4.1 Al-Qur’an
Pengertian Al-Qur’an Menurut Manna Khalil Al-Qaththan, Al-Qur’an secara
etimologis, berasal dari kata “qara’a, yaqra-u, qira-atan, atau qur-anan” yang berarti
mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (adh-dhommu) huruf serta kata – kata dari
satu bagian ke bagian lain secara teratur. Dikatakan Al-Qur’an karena ia berisikan intisari
semua kitabullah dan intisari dari ilmu pengetahuan.

9
2.4.2 Hadist
Pengertian Hadist Sunnah atau hadis artinya adalah cara yang dibiasakan atau cara yang
dipuji. Sedangkan menurut istilah bahwa hadis adalah perkataan Nabi, perbuatannya dan
taqrirnya (yakni ucapan dan perbuatan sahabat yang beliau diamkan dengan arti
membenarkannya). sunnah Nabi dapat berupa: sunnah Qauliyah (perkataan), Sunnah
Fi’liyah (perbuatan), Sunnah Taqriryah (ketetapan).

2.4.3 Ijtihad
Pengertian Ijtihad Secara bahasa, ijtihad berasal dari kata jahada. kata ini beseta seluruh
variasinya menunjukkan pekerjaan yang dilakukan lebih dari biasa, sulit dilaksanakan,
atau yang tidak disenangi. Kata inipun berarti kesanggupan (al-wus’), kekuatan
(althaqah), dan berat (al- 82 masyaqqah). Sedangkan menurut istilah ulama’ ushul; Ijtihad
ialah mencurahkan daya kemampuan untuk menghasilakan hukum syara’ dari dalil-dalil
syara’ secara terinci. 7

Ibrahim Husein mengidentifikasikan makna ijtihad dengan istinbath. Istinbath barasal


dari kata nabath (air yang mula-mula memancar dari sumber yang digali). Oleh karena
itu menurut bahasa arti istinbath sebagai muradif dari ijtihad yaitu “mengeluarkan sesuatu
dari persembunyian”. Menurut mayoritas ulama Ushul Fiqh ijtihad adalah: pencurahan
segenap kesanggupan (secara maksimal) seorang ahli fiqh untuk mendapatkan pengertian
tingkat dhanni terhadap hukum syari’at.

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai pelaku, objek dan target capaian
ijtihad adalah:

a. Pelaku ijtihad adalah seorang ahli fiqh, bukan yang lain.

b. Yang ingin dicapai oleh ijtihad adalah hukum syar’i bidang amali (furu’iyah) yaitu
hukum yang berhubungan dengan tingkah laku orang mukallaf.

7
Nouruzzaman, Penghantar Studi Islam, (Yogyakarta: Cakra Donya, 1981)

10
c. Hukum syar’i yang dihasilkan oleh suatu ijtihad statusnya adalah dhanni. Status dhanni
pada hukum hasil ijtihad berarti kebenarannya tidak bersifat absolut, ia benar tapi
mengandung kemungkinan salah. Hanya saja menurut Mujtahid yang bersangkutan
porsi kebenarannya lebih absolut. Atau sebaliknya ia salah tapi mengandung
kemungkinan benar.

Sandaran kerja ijtihad salalu pada dalil dhanni baik dhanniyu al-subut atau al-dalalah,
seperti pada:

1) Hadits ahad: dikategorikan dalil dhanniyu al-subut, mujtahid sebelum


menyimpulkan hukum lebih dulu menyelidiki kondisi sanad dan segi patut tidaknya
hadits tersebut dijadikan dasar hukum.

2) Ayat al-Qur’an adalah dalalah lafadz (penunjukan maksud kata-katanya) perlu


pengujian mutu tafsir atau mutu takwil-nya, demikian juga segala pertentangan dengan
ayat lain (ta’arudh an-nushus) serta penunjukan ‘am-khasnya dan lain-lain.

2.5 Sejarah Peradaban Islam


Menurut Nourouzzaman Shiddiqy Sejarah peradaaban Islam dibagi menjadi tiga
periode; pertama, periode klasik (+650–1258 M); kedua, periode pertengahan (jatuhnya
Baghdad sampai ke penghujung abad ke-17 M) dan periode modern (mulai abad ke-18
sampai sekarang). Sedangkan menurut Harun Nasution Sejarah peradaaban Islam dibagi
menjadi tiga periode: pertama, periode klasik (650–1250 an); kedua, periode pertengahan
(1250 – 1800 an) dan periode modern (1800 sampai sekarang).8

2.5.1 Periode Klasik


Periode Klasik merupakan masa kemajuan, keemasan dan kejayaan Islam dan dibagi ke
dalam dua fase. Pertama, adalah fase ekspansi, integrasi dan pusat kemajuan (650 – 1000

8
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam

11
M). 9 Di masa inilah daerah Islam meluas melalui Afrika utara sampai ke Spanyol di
belahan Barat dan melalui Persia sampai ke India di belahan Timur. Daerahdaerah itu
tunduk kepada kekuasaan Islam. Di masa ini pulalah berkembang dan memuncak ilmu
pengetahuan, baik dalam bidang agama maupun umum dan kebudayaan serta peradaban
Islam. Di masa inilah yang menghasilkan ulama-ulama besar, seperti Imam Malik,
Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i dan Imam Ibn Hambal dalam bidang Fiqh. Imam
alAsya’ri, Imam al-Maturidi, Wasil ibn ‘Ata’, Abu Huzail, Al-Nazzam dan Al-Jubba’i
dalam bidang Teologi. Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami dan alHallaj dalam
bidang Tasawuf. Al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Miskawaih dalam bidang Falsafat.
Ibn Hayyam, al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-Razi dalam bidang Ilmu Pengetahuan,
dan lain-lainnya.

Kedua, fase disintegrasi (1000 – 1250 M). Di masa ini keutuhan umat Islam dalam
bidang politik mulai pecah. Kekuasaan khalifah menurun dan akhirnya Baghdad dapat
dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan di tahun 1258 M. Khalifah sebagai lambang
kesatuan politik umat Islam hilang.

2.5.2 Periode Pertengahan


Periode pertengahan juga dibagi ke dalam dua fase. Pertama, fase kemunduran (1250 –
1500 M). Di masa ini desentralisasi dan disintegrasi bertambah meningkat. Perbedaan
antara Sunni dan Syi’ah dan juga antara Arab dan Persia bertambah nyata kelihatan.
Dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang terdiri dari Arabia, Irak, Suria, Palestina,
Mesir dan Afrika utara berpusat di Mesir. Bagian Persia yang terdiri dari Balkan, Asia
kecil, Persia dan Asia tengah berpusat di Iran. Kebudayaan Persia mendesak kebudayaan
Arab. Pada fase ini, di kalangan umat Islam semakin meluas pendapat bahwa pintu ijtihat
tertutup. Demikian juga tarekat dengan pengaruh negatifnya. Perhatian pada ilmu

9
Shafwan, Intisari Sejarah Peradaban Islam, (Sukoharjo: CV Pustaka Arafah, 2009)

12
pengetahuan kurang sekali. Umat Islam di Spanyol dipaksa masuk Kristen atau keluar
dari daerah itu.10

Kedua, fase tiga kerajaan besar (1500 – 1700 M) dan masa kemunduran (1700 – 1800
M). Tiga kerajaan besar tersebut adalah kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di
Persia dan kerajaan Mughal di India. Kejayaan Islam pada tiga kerajaan besar ini terlihat
dalam bentuk arsitek sampai sekarang dapat dilihat di Istambul, Iran dan Delhi. Perhatian
pada ilmu pengetahuan kurang sekali. Masa kemunduran, Kerajaan Safawi dihancurkan
oleh serangan-serangan bangsa Afghan. Kerajaan Mughal diperkecil oleh pukulan-
pukulan raja-raja India. Kerajaan Usmani terpukul di Eropa. Umat Islam semakin mundur
dan statis. Dalam pada itu, Eropa bertambah kaya dan maju. Penjajahan Barat dengan
kekuatan yang dimilikinya meningkat ke dunia Islam.
Akhirnya Napoleon menduduki Mesir di tahun 1748 M. Saat itu Mesir adalah salah satu
pusat peradaban Islam yang terpenting

2.5.3 Periode Modern


Periode modern (1800 – sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Jatuhnya
Mesir ke tangan Barat menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan
umat Islam bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan
ancaman bagi umat Islam. Raja-raja dan para pemuka Islam mulai memikirkan
bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali. Dari uraian di atas
dapat dilihat perjalanan sejarah naik turunnya peradaban Islam mulai dibentuk pada masa
Nabi, mengalami pertumbuhan di masa Daulah Umaiyah Suria, dan masa puncak di masa
Dinasti Abbasiyah Baghdad dan Dinasti Umayah Spanyol, serta memasuki masa
kemundurannya pada periode pertengahan, hal itu menimbulkan kesadaran bagi umat
Islam untuk kembali bangkit di periode modern.11

10
Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Kalam, 2006)

11
Ibid

13
2.6 Tokoh-Tokoh yang Bersejarah dalam Islam
2.6.1 Periode Klasik
1. Al-Kindi

Nama lengkapnya Abu Yusuf Ya’qub bin Ishak bin Sabbah bin Imron bin Ismail bin
Muhammad bin Al-Asy’as bin Qais al-Kindi. Ia adalah keturunan suku Kindah, Arab
Selatan yang masyhur dan diabadikan oleh penyair Imru’ al-Qaysyang
menyenandungkannya sebagai suatu perjalanan ke Byzantium yang jauh, lama sebelum
datangnya islam ke sana. Ayahnya adalah Gubernur Kufah dimasaKhalifah al-Mahdi
(775-785 M) dan ar-Rasyid (786-809 M). Disanalah iadilahirkan pada tahun 809 M.
AlKindi dikenal sebagai filsuf muslim pertama. Karena dia adalah orang Islam pertama
yang mendalami ilmu-ilmu filsafat. Selainmenterjemahkan al-Kindi juga menyimpulkan
karya-karya filsafat hetenisme. Iadikenal sebagai pemikir muslim pertama yang
menyelaraskan filsafat dan agama. Karya al-Kindi kurang lebih berjumlah 270 buah.
Kebanyakan berupa risalah-risalah pendek dan banyak yang sudah tidak ditemukan lagi.12

2. Al-Farabi

Abu Nashr Muhammad Ibn al-Farakh alfarabi lahir di sebuah desa kecil bernama wasij,
dekat Farab di Turkistan tahun pada 259 H/870 M. Orang tuanyaasli keturunan Persia,
tetapi nenek moyangnya berpindah ke Turkistan. Di Eropaia dikenal sebagaialPharabius
dan putra seorang jendral. Dia menyelesaikan pendidikan pertamanya di Farab dan
Bukhara kemudian melanjutkan pendidikannya ke Baghdad. Di Baghdad dia belajar
sambil bekerja dari tahun 901M sampai tahun 942 M. Selama Periode tersebut dia diakui
sebagai ahli dalam berbagai bahasa dan berbagai cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Al-Farabihidup pada masa kekuasaan Khalifah Abasid. Sebagai seorang ahli filosof
danilmuan, dia diakui mempunyai kemampuan yang hebat di berbagai bidang ilmudan
dicatat sebagai seorang yang mempunyai keahlian dalam menguasai berbagai bahasa.

12
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid 2,(Jakarta: Pustaka, 1983)

14
2.6.2 Periode Pertengahan
Nama beliau adalah Muslim Abu Bakr Muhammad atau Rhazes (dalam bahasa Latin),
seorang polymath brilian, yang berkontribusi pada kedokteran, filsafat, matematika dan
musik. Mengutip F. H. Garrison, “Rhazes, seorang klinisi hebat, sejajar dengan
Hippocrates, Areteaus, dan Sydenham”. Risalahnya tentang cacar dan campak adalah
catatan otentik pertama dari penyakit ini, tetap dicetak sampai pertengahan abad ke-19.
Karyanya tetap populer dan sangat diminati selama lebih dari satu milenium, dan juga
berulang kali diterjemahkan ke dalam banyak bahasa untuk institusi pendidikan tinggi
Erop dan berdampak besar pada pengobatan Barat selama Abad Pertengahan dan
Renaisans.

Ia merupakan seorang dokter yang luar biasa yang menggabungkan teori, pengetahuan
tentang sumber-sumber kuno dan kontemporer dari peradaban yang berbeda dengan
praktik langsung (eksperimen), pengamatan klinis dan pengalamannya sendiri dalam
banyak aspek kedokteran.

Di awal hidupnya, ia tertarik pada musik dan seni. Kemudian, ia menjadi tertarik pada
filsafat, matematika, astronomi, dan kimia. Dia belajar kedokteran di usia 30-an atau 40an
dan menyelesaikan pelatihan medisnya di Rumah Sakit Muqtadiri (rumah sakit utama
Baghdad), terutama di bawah Ali Ibn Rabane (meninggal 933 M). Dia juga belajar di
bawah pengawasan seorang mahasiswa Ibn Ishak, seorang dokter yang fasih dalam sistem
medis Persia, Yunani, dan India. Ia dianggap sebagai salah satu dari dua dokter terbesar
dalam pengobatan abad pertengahan. Sementara yang lain, Abu-'Ali alHusain ibn-'Abd-
Allah ibn-Sina (Avicenna), berkontribusi pada teori kedokteran, ArRazi berkontribusi
pada praktik kedokteran Al-Razi menyusun lebih dari dua ratus buku yang berhubungan
dengan kedokteran, farmasi, filsafat, musik dan banyak ilmu lainnya. Dan dia dianggap
sebagai orang pertama yang mendirikan ilmu eksperimental terutama di bidang
kedokteran dan kimia, mengingat minatnya yang besar pada metodologi eksperimental
dalam berbagai ilmu alam. Ia Al-Razi adalah "seorang penulis dengan produktivitas yang
langka dan luar biasa serta dokter Islam terbesar. Dalam rekaman tulisan al-Razi, Fihris
Ibn Al-Nadim, otoritas tertua, menyebutkan 113 karya besar dan 28 karya kecilnya. karya

15
monumental dan terpentingnya Kitab Al Hawi Fi Al-Tibb, juga dikenal sebagai Liber
Continens, sebuah ensiklopedia medis 25 jilid. (Zaimeche, 2005) Ia pun dikenal sebagai
sorang muslim yang sangat baik karena pelayanannya kepada umat manusia

2.7 Karakteristik Sejarah Peradaban Islam


Peradaban Islam sendiri mempunyai kekhususan dan keistimewaan yang menjadi
pembeda dari peradaban sebelumnya. Dengan berlandaskan semangat Al Qur’an, Sunnah
Nabawiyah, Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniyah peradaban Islam mempunyai
ciri khas yang sempurna. Adapun keunggulan dan keistimewaan peradaban Islam bisa
diuraikan sebagai berikut:

2.7.1 Universalitas
Peradaban Islam dikenal dengan ciri toleran ajaran dan risalahnya yang universal,
universal dalam cakrawala yang tinggi dan luas, yang tidak terikat dengan iklim, geografi,
dan tidak terikat dengan jenis manusia, karena Peradaban Islam menaungi seluruh umat
manusia. Sebagaimana yang dijelaskan dengan firman Allah Qs. Al Hujurat ayat 13, “Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersukusuku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal” 13 . Allah juga menegaskan dalam ayat lain yang
ditujukan kepada Rasul-Nya,

١٠٧ َ‫س ۡل َٰنَكَ ََ إ ا ِِّلََ َر ۡح َم ٗة ِل ۡل َعََ ََٰ ِلمََ ين‬


َ ََ‫َو َما ٓ ۡأر‬

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam”14

13
QS. Al-Hujurat [49]: 13
14
QS. Al-Anbiya [21]: 107

16
Dilanjutkan juga dengan firman Allah

٢٨ َ‫ٱلنااس َّلََ يَعۡ لَ ُمون‬ َٰ ٗ ‫بشََ ٗيرا ونَذ‬ ‫س ۡل َٰنَكَ ََ إا ِِّلََ كَا ٓفا ٗة ِل‬
ِ َ َۡ َ‫ِيرا َولَكِ ََ ان أك‬
ََ‫ثر‬ َ ِ ‫لنااس‬
ِ َ ََ‫َو َما ٓ ۡأر‬

“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia
tiada mengetahui”15

Pandangan Al Qur’an tersebut diperjelas oleh Hadits Rasul, “Aku diberi lima perkara
yang tidak diberikan kepada salah seorang Nabi sebelumku: setiap Nabi diutus hanya
kepada masing-masing kaumnya saja, sedangkan aku diutus kepada seluruh manusia
berkulit merah atau hitam. Ini merupakan karakteristik pertama diantara beberapa
karakteristik yang menjadi keunggulan dan keistimewaan peradaban Islam.

2.7.2 Tauhid
Di antara keunggulan yang membedakan peradaban Islam adalah tegaknya peradaban
atas dasar tauhid secara mutlak kepada Allah, menurut Ali A Alawi inti peradaban yaitu
sikap berserah diri kepada realitas ilahiah, karena peradaban Islam harus mengakui peran
16
yang transende. Dari sini, peradaban yang berlandaskan pada ketauhidan ini
mempunyai pengaruh yang jelas dalam mengubah semua bentuk keagungan pada
peradaban dan memberikan sumbangsih dalam perjalanan kemanusiaan. Dasar-dasar
peradaban yang berlandaskan ketauhidan sebagai berikut:

a) Tidak menuhankan seorang hakim


Hakim itu manusia biasa yang bisa saja salah atau kurang, yang menjadi hakim
mutlak hanyalah Tuhan yang memberikan jalan kepada manusia berupa
syariatsyariat dan undang-undang. Kepada para makhluk supaya berjalan mengikuti
perintah-perintah yang Mahasuci dan melaksanakan syariat yang diturunkan.
Dengan inilah manusia merasa mulia dengan sisi kemanusiaannya.

15
QS. Saba’ [34]: 28
16
Gazalba, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, (Jakarta: Bhratara Karya,1981)

17
b) Persamaan derajat antar sesama manusia
Semua manusia diciptakan oleh Tuhan yang satu, menyembah Tuhan yang merajai
alam semesta. Tidak ada yang paling mulia dan paling rendah antar sesama manusia
kecuali yang menjadi pembeda adalah ketakwaan yang mengangkat ketinggian
kedudukan manusia.
c) Meniadakan sekutu selain Allah
Islam membersihkan dari setiap bentuk penyembahan berhala, baik dalam bentuk
berhala patung maupun berhala selain itu yang berkembang dizaman sekarang,
misalnya harta, kecantikan, dan lain sebagainya silakan sebutkan sendiri.
d) Pengembaraan yang benar tentang sang pencipta dan alam semesta serta hari hisab
Manusia hidup di dunia, memakmurkan alam semesta ini, dan memandang akhirat
dan tempat hisab dan balasannya. Demikianlah ketauhidan merupakan ciri khas
peradaban Islam, yang turut memberikan sumbangsihnya dalam kesamaan derajat
manusia dan memerdekaannya dari para tirani, dan menghadapkan pandangannya
hanya kepada Allah yang menciptakan alam semesta.
2.7.3 Adil dan Moderat
Keadilan dan moderat (wasathan) merupakan karakteristik yang unggul dalam
peradaban Islam, yakni moderat dan adil antara dua sudut yang saling berhadapan atau
saling bertentangan. Peradaban Islam terhimpun antara ruh dan jasad, yang
mengumpulkan antara ilmu syariat dan ilmu hayat. Mementingkan dunia sebagaimana
mementingkan akhirat, mengumpulkan antara perumpamaan dan kenyataan, kemudian
menyeimbangkan antara hak dan kewajiban. Sebagaimana diisyaratkan Kitabullah
melalui firman-Nya:

“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan), Supaya
kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu, Dan tegakkanlah timbangan itu
dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.”17

17
QS. Ar-Rahman [55]: 7

18
Jika kedua sisi ruh dan jasad tidak berjalan seiring dan dipisah secara tersendiri, tidaklah
akan membawa kemashlahatan menuju jalan kebahagiaan manusia. Peradaban Islam
yang kekal datang untuk memadukan dan menyeimbangkan antara tuntunan ruh dan
jasad, sehingga menjadikan ruhaniyah yang suci sebagai dasar bagi jasad yang bersih.
Jika keduanya bersih, maka manusia bisa memperoleh kebahagiaan dengan kehendak dan
kebebasan serta berpikir dan membuahkan kesungguhan kerja keras dalam ruang lingkup
keimanan, akhlak yang berdiri lurus dengan keadilan, keamanan, kesejahteraan, rahmat
dan kasih sayang. Tujuan dari keseimbangan tersebut adalah untuk memenuhi
harmonisasi antara fitrah kemanusiaan dan tujuan akal, serta untuk memenuhi keselarasan
universal dalam pemikiran manusia angan-angannya, keinginan dan niat tujuannya.
Menggabungkan antara ilmu syariat dan ilmu umum secara luas, menjadikan peradaban
Islam menjadi peradaban yang tinggi, peradaban yang berlandaskan pada metode
keilmuan, pengetahuan dan akal yang kokoh. Islam adalah agama teori, tapi pada saat
bersamaan juga agama yang realistis. Islam juga menuntut untuk memahami sebab-sebab
yang akan membawanya dalam peradaban yang tinggi dengan usaha melalui pintu-pintu
yang telah ditentukan. Dengan demikian menjadikan peradaban Islam yang gemilang
dengan karakter seimbang dan moderat.

2.7.4 Sentuhan Akhlak


Akhlak dalam peradaban Islam merupakan pagar yang membatasi, serta dasar yang
tegak di atas kejayaan Islam. Sumber akhlak dalam peradaban Islam adalah wahyu,
sedangkan sumber wajib dalam akhlak Islam adalah hadirnya perasaan manusia terhadap
pengawasan Allah. Sentuhan akhlak ini menyebabkan terwujudnya rasa aman yang
menjamin kesinambungan peradaban yang langgeng, dalam waktu yang bersamaan
mencegah penyimpangan. Peradaban Islam mempunyai keistimewaan secara esensi (isi),
yaitu peradaban yang universal, ia ditegakkan atas dasar ketauhidan mutlak kepada Allah,
Tuhan semesta alam. Ia membawa sifat keseimbangan dan pertengahan, sebagaimana
membawa sentuhan akhlak yang bernilai. Semua itu menunjukkan bahwa peradaban
Islam bukanlah peradaban sempit, peradaban masyarakat tertentu, dan tidak pula
menentang fitrah kemanusiaan.

19
2.8 Peran dan Fungsi Sejarah Peradaban Islam
1. Membantu peningkatan iman dalam rangka pembentukan pribadi muslim,
disamping memupuk rasa kecintaan dan kekaguman terhadap Islam dan
kebudayaannya.
2. Memberi bekal kepada seseorang dalam rangka melanjutkan pendidikannya
ketingkat yang lebih tinggi atau bekal untuk menjalani kehidupan pribadi mereka,
bila mereka putus sekolah.
3. Mendukung perkembangan Islam masa kini dan mendatang, disamping
meluaskan cakrawala pandangannya terhadap makna Islam bagi kepentingan
kebudayaan umat manusia.
4. Membangun kesadaran seseorang tentang pentingnya mempelajari landasan
ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah
SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
5. Membangun kesadaran seseorang tentang pentingnya waktu dan tempat yang
merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.
6. Melatih daya kritis seseorang untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan
didasarkan pada pendekatan kebudayaan Islam.
7. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan seseorang terhadap peninggalan
sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam dimasa lampau.
8. Mengembangkan kemampuan seseorang dalam mengambil ibrah dari
peristiwaperistiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan
mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni
dan lain-lain untuk mengembangkan Kebudayaan dan peradaban Islam.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara garis besar kata sejarah berasal dari bahasa Arab “Syajaratun”, artinya pohon.
Apabila digambarkan secara sistematis, sejarah hampir sama dengan pohon, memiliki
cabang dan ranting, bermula dari sebuah bibit, kemudian tumbuh dan berkembang, lalu
layu dan tumbang. Demikian juga dengan peristiwa-peristiwa yang sering disebut dengan
sejarah, mengalami masa pertumbuhan, perkembangan dan kehancuran. Sejarah
mengelompokkan islam menjadi tiga periode besar. Pertama, periode klasik. Periode
klasik merupakan masa kemajuan, keemasan, dan kejayaan Islam dan dibagi ke dalam
dua fase yaitu fase ekspansi, integrasi, pusat kemajuan (650 – 1000 M) dan fase
disintegrasi (1000 – 1250 M). kedua, Periode pertengahan. Periode ini juga dibagi ke
dalam dua fase. Pertama, fase kemunduran (1250 – 1500 M), yaitu fase desentralisasi dan
disintegrasi bertambah meningkat. Kedua, fase tiga kerajaan besar (1500 – 1700 M) dan
masa kemunduran (1700 – 1800 M). Tiga kerajaan besar tersebut adalah kerajaan Usmani
di Turki, kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India. Ketiga, fase modern.
Periode modern (1800 – sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat Islam.

Ruang lingkup sejarah dalam islam akan berfokus kepada objek dari sejarah itu sendiri,
dimana menekankan kepada ilmu sosial, seperti mengenai sifat-sifat yang dimilikinya.
Dengan kata lain, bersifat menjadi sejarah serba subjek. Hal inilah yang menjadikan
sejarah sebagai ilmu yang harus dipelajari dalam islam. Belajar sejarah islam bukan
semata-mata hanya mengetahui hari, bulan, dan tahun besar dalam islam. Namun
mengetahui secara realistis dari sejarah peradaban islam. Dengan demikian, sifat sejarah
sebagai subjek akan menghasilkan perspektif yang menjadikan sebuah solusi untuk islam
di masa selanjutnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Amin, S. M. (2015). Sejarah Peradan Islam. Jakarta: Amzah.

Cholil, H. M. (1969). Kelengkapan Tarikh Nabi SAW. Jakarta: Bulan Bintang.

Edward W, S. (1981). Penjungkirbalikan Dunia Islam. Bandung: Pustaka.

Gazalba, S. (1981). Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta: Bhratara Karya.

Harun, N. (2006). Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek. Jakarta: UII-Pres.

Hasan, H. I. (2006). Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Kalam.

Hasjmy, A. (1984). Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Bukit Bintang.

Ismaun. (1993). Modul Ilmu pengetahuan Sosial 9. Pengantar Ilmu Sejarah., 282-283.

Koentjaraningrat, P. (1985). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Mansur. (2004). Sejarah Islam dan Pendidikan Bangsa. Yogyakarta: Pustaka Utama.

Nouruzzaman, S. (1981). Penghantar Studi Islam. Yogyakarta: Cakra Donya.

Shafwan, H. (2019). Intisari Sejarah Peradaban Islam. Sukoharjo: CV Pustaka Arafah.

Siti Maryam, d. (2009). Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: LESFI.

Supriyadi, E. (2006). Sosialisme Islam, Pemikiran Ali Syariati. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Syalabi, A. (1983). Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid 2. Jakarta: Pustaka.

Zakariya, M. (2018). Sejarah Peradaban Islam Perkenabian Hingga Islam di Indonesia.


Malang: CV Intrans Publishing.

Zubaidah, S. (2016). Sejarah Peradaban Islam. Medan: Perdana Mulya Sarana.

22

Anda mungkin juga menyukai