Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH QURAN HADIS

"SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM"

DISUSUN OLEH
KELOMPOK = 2
KELAS = X5-E

Nama Kelompok
1. DIMAS AJI WIBOWO 5.NAZLA AMALIA
2.KUARSANTI NUR ANNISA 6.RAUDATUL ASLAMIAH
3.M.ARMAN SAUQI 7.SHAFA ALVINA RAUDAH
4.NAILA ALFIANI

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


MADRASAH ALIYAH NEGERI 4 BANJAR
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh. Puji syukur atas kehadiratallah swt.atas


rahmat dan hidayah-Nya, karena kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Adapun
dalam penulisan makalah ini materi yang akan dibahas adalah "SEJARAH PERKEMBANGAN
HADIS"
Kami telah berusaha menghasilkan makalah ini secara lengkap. Namun, kami selaku
penulis tentunya menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita dan dapat menambah
wawasan kita dalam mempelajari SEJARAH PERKEMBANGAN HADIS serta dapat digunakan
sebagaimana mestinya.

Martapura, januari
2023
KELOMPOK 2

1
DAFTAR ISI

HALAMAN
i
SAMPUL………………………………………………………..........................................
KATA PENGANTAR
ii
…………………………………………………………………….........................
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………….........................
iii
...

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
A. 1
…………………………………………………………………….......................
Rumusan Masalah
B. 2
…………………………………………………………….....................…..
Tujuan Penulisan
C. 2
……………………………………………………………….....................…..

BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan hadis pada masa Rasulullah SAW....................................... 3
B. Perkembangan hadis pada masa khulafa'Ar-Rasyidin................................ 4
C. Perkembangan hadis pada masa sahabat Tabi'in......................................... 6
D. Pengumpulan dan penyaringan hadis abad ke 2.......................................... 7
E. Periode kodifikasi dan mengisnadkan hadis abad ke 4............................... 8
F. Periode sistemasi penyusunan kitab hadis.................................................... 8
10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
A. …………………………………………………………………………....................... 11
.
Saran
B. …………………………………………………………………………………........... 11
................

2
DAFTAR PUSTAKA
12
……………………………………………………………………............................

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Pada era globalisasi telah banyak kemajuan kemajuan di berbagai bidang ,
pola pikir Manusia, dan keilmuan. Pada saat ini telah banyak muncul disiplin ilmu
salah satunya yaitu Ulumul hadits.
Menurut ulama hadits mendefinisikan sunnah sebagai sesuatu yang
dihubungkan kepada NABI S.A.W tapi menurut sebagian ahli hadits,sunnah itu
termasuk sesuatu yang dihubungkan kepada sahabat atau tabi'in ,baik berupa
perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifat sifatnya.
Untuk lebih memahami ilmu hadis hendaknya perlu pengenalan sejarah
hadits itu sendiri. Sehingga kami menyusun makalah berjudul "sejarah
perkembangan hadits" yang diharapkan dapat membantu dalam mempelajari ilmu
hadits.

3
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang di atas, beberapa rumusan masalah dari makalah ini
dijabarkan sebagai berikut:
1.bagaimana sejarah perkembangan hadis pada masa rasulullah SAW?
2.bagaimana sejarah perkembangan hadis pada masa
Khulafa'ArRasyidin ?
3.bagaimana sejarah perkembangan hadis pada masa sahabat
Dan Tabi'in?
4.bagaimana fase pengumpulan dan penulisan hadis ?

4
C.Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas , maka tujuan makalah ini adalah sebagai
Berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan hadis pada masa
Rasulullah saw, khulafa'arRasyidin dan sahabat Tabi'in.
2. Untuk mengetahui pengumpulan tadwin dan penyaringan hadis
Abad ke 2.
3.untuk mengetahui kodifikasi dan sistemasi penyusunan kitab hadis
Abad ke 4 sampai sekarang.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Periode Pertama: Perkembangan Hadis Pada Masa Rasulullah saw.

Periode ini adalah periode ini lahirnya hadis yang merupakan penjelasan Nabi
Muhammad saw. tentang wahyu dari Allah Swt. yang diturunkan kepada beliau.
Periode ini disebut juga Ashr Al-Wahyi wa At-Tahwin yang artinya masa turunnya
wahyu dan pembentukan masyarakat islam.

Rasulullah menjelaskan hadis melalui perkataan, perbuatan dan taqrirnya setelah


itu beliau memerintahkan kepada para sahabatnya untuk menghafal,
menyampaikan dan menyebar-luaskannya. Hadis pada masa ini pada umumnya
hanya diingat dan dihafalkan oleh para sahabat, tidak ditulis seperti Alquran ketika

5
disampaikan nabi karena dikhawatirkan akan bercampur dengan catatan ayat-ayat
Al-Qur'an.

B. Periode Kedua: Perkembangan Hadis Pada Masa Khulafa' Ar-Rasyidin (11 H-


40 H)

Nabi Muhammad SAW wafat pada tahun 11 H. Kepada umatnya, beliau


meninggalkan dua pegangan sebagai dasar bagi pedoman hidup, yaitu Al-Qur'an
dan Hadis yang harus dipegangi dalam seluruh aspek kehidupan umat. Periode ini
disebut ‘Ashr-At-Tatsabbut wa Al-Iqlal min Al-Riwayah yang artinya masa
membatasi dan menyedikitkan riwayat.

Pada masa Khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab, periwayatan hadis
tersebar secara terbatas. Penulisan hadispun masih terbatas dan belum dilakukan
secara resmi. Bahkan, pada masa itu, Umar melarang para sahabat untuk
memperbanyak meriwayatkan hadis, dan sebaliknya, Umar menekankan agar para
sahabat mengerahkan perhatiannya untuk menyebarluaskan Al-Qur'an. Pada masa
Khalifah Ali bin Abi Thalib, ia tak menerima riwayat hadis sebelum orang tersebut
mendatangkan saksi dan bersumpah atas kebenaran hadis tersebut.
6
C. Periode Ketiga: Perkembangan Hadis Pada Masa Sahabat dan Tabi'in

Periode ini disebut ‘Ashr Intisyar al-Riwayah ila Al-Amshar yang artinya masa
berkembang dan meluasnya periwayatan hadis. Pada masa ini, daerah islam sudah
meluas; yakni ke negeri Syam, Irak, Mesir, Samarkand hingga Spanyol.
Periwayatan hadis pada masa ini ada yang langsung bersumber dari Nabi
saw. dan ada pula yang dari sahabat atau tabi'in lainnya.

Adapun para tokoh Hadits dikalangan tabi’in antara lain:


a. Di Madinah : Sa’id bin al-Musyyab, Urwah bin Zubair dll.
b. Di Makkah : Ikrimah Maula Ibnu Abbas, Mujahid bin Jabr dll.
c. Di Kufah : Abdul Malik bin Umair, Ibrahim al-Nakha’I dll.
d. Di Syiria (Syam) : Abu Sulaiman al-Darani, Abu Idris al-Khulani dll.
e. Di Mesir : Umar bin al-Harits, Abdullah bin Sulaiman dll.
f. Di Yaman : Hammam bin Munabbih, Ma’mar bin Rasyid dll.

7
Pada periode ketiga ini mulai muncul usaha pemalsuan oleh orang-orang
yang tidak bertanggung jawab. Hal ini terjadi setelah wafatnya Ali bin Abi Thalib
Pada masa ini, umat islam mulai terpecah-pecah menjadi beberapa golongan:
Pertama, golongan ‘Ali bin Abi Thalib, yang kemudian dinamakan golongan
Syi’ah. Kedua, golongan khawarij, yang menentang ‘Ali, dan golongan Mu’awiyah
dan ketiga golongan jumhur (golongan Pemerintah pada masa itu).

Terpecahnya umat islam tersebut, memacu orang-orang yang tidak bertanggung


jawab untuk mendatangkan keterangan-keterangan yang berasal dari Rasulullah
SAW. untuk mendukung golongan mereka. oleh sebab itulah, mereka membuat
hadis palsu dan menyebarkannya kepada masyarakat.

8
D. Periode Keempat: Periode Pengumpulan (Tadwin) Hadis dan Penyaringan Hadis
(Abad ke-2)

Periode ini disebut Ashr Al-Kitabah wa Al-Tadwin artinya masa penulisan dan
pembukuan. Masa pembukuan secara resmi dimulai pada awal abad ke-2 H, yakni
pada masa pemerintahan Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz.

Pada masa pemerintahan Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz,


beliau sadar bahwa para perawi yang menghimpun hadis dalam hafalannya
semakin banyak yang meninggal. Dan beliau khawatir apabila tidak membukukan
dan mengumpulkan dalam buku-buku hadis dari para perawinya, ada kemungkinan
hadis-hadis tersebut akan lenyap dari permukaan bumi bersama dengan kepergian
para penghafalnya ke alam barzakh.

Untuk mewujudkan maksud mulia itu, pada tahun 100 H. Khalifah Umar
bin Abdul Aziz meminta kepada gubernur Madinah, Abu Bakr Ibn Muhammad
supaya membukukan hadis Rasul yang terdapat pada penghafal wanita yang
terkenal, yaitu Amrah binti Abdir Rahman dan hadis-hadis yang ada pada Al-
Qasim Ibn Muhammad Ibn Abi Bakr Ash-Shiddieq (107 H/725 M), seorang

9
pemuka tabiin dan salah seorang fuqaha tujuan Madinah. Dan juga Khalifah Umar
bin Abdul Aziz mengirimkan surat-surat kepada gubernur yang ada di bawah
kekuasaannya untuk membukukan hadis yang ada pada ulama yang tinggal di
wilayah mereka masing-masing.

E. Periode Kelima: Periode Kodifikasi dan Mengisnadkan Hadis (Abad ke-4 H)

Pada awalnya, ulama hanya mengumpulkan hadis-hadis yang terdapat di kotanya


masing-masing. Hanya sebagian kecil di antara mereka yang pergi ke kota lain
untuk kepentingan pengumpulan hadis. Keadaan ini diubah oleh Al-Bhukari.
Beliaulah yang mula-mula meluaskan daerah-daerah yang dikunjungi untuk
mencari hadis. Beliau pergi ke Maru, naisabur, rei, Baghdad, Bashrah, Kufah,
Mekah, Madinah, Mesir, Damsyik, Qusariyah, ‘Asqalani, dan Himsh.

Imam Bukhari membuat terobosan dengan mengumpulkan hadis yang tersebar di


berbagai daerah. Enam tahun lamanya Al-Bukhari terus menjelajah untuk
menyiapkan kitab Shahih-nya. Para ulama pada mulanya menerima hadis dari para
perawinya lalu menulis ke dalam kitabnya, tanpa mengadakan syarat-syarat
menerimanya dan tidak memperhatikan sahih tidaknya. Namun setelah terjadinya
pemalsuan hadis dan adanya upaya dari orang-orang zindiq untuk mengacaukan
hadis, para ulama pun melakukan hal-hal berikut :
a. Membahas keadaan perawi-perawi dari berbagai segi, yakni keadilan, tempat
kediaman, masa, dan lain-lain.

10
b. Memisahkan hadis-hadis yang sahih dari hadis yang dha’if yakni dengan
mentashihkan hadis.

Ulama hadis yang mula-mula menyaring dan membedakan hadis-hadis yang


sahih dari yang palsu dan yang lemah adalah Ishaq Ibn Rahawih, seorang imam
hadis yang sangat termasyhur. Pekerjaan yang mulia inikemudian diselenggarakan
dengan sempurna oleh Al Imam Al Bukhari. Al-Bukhari menyusun kitab-kitabnya
yang terkenal dengan nama Al-Jami’ Ash-Shahih. Di dalam kitabnya, ia hanya
membukukan hadis-hadis yang dianggap sahih. Kemudian, usaha Al-Bukhari ini
diikuti oleh muridnya yang sangat alim, yaitu Imam Muslim.

Sesudah Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, bermunculan imam lain yang
mengikuti jejak Bukhari dan Muslim, diantaranya Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan
An-Nasa’i. Mereka menyusun kitab-kitab hadis yang dikenal dengan Shahih Al-
Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan At-Tirmidzi, dan Sunan An-
Nasa’i. Kitab-kitab itu kemudian dikenal di kalangan masyarakat dengan judul Al-
Ushul Al-Khamsyah.

11
F. Periode Keenam: Periode Sistematis Penyusunan Kitab Hadis (Pembukuan Abad
ke-4 sampai sekarang)

Pada abad ini lebih dikenal sebagai abad pemisah antara ulama mataqaddimin
dan ulama muta'akhirin. Ulama mutaqaddimin lebih berorientasi mengumpulkan
hadis sebanyak-banyaknya untuk dikumpulkan. Sementara itu, ulama muta'akhirin
cenderung mengembangkan hadis hadis yang telah dikumpulkan oleh ulama
mutaqaddimin sehingga terjadi proses penyaringan hadis dan hanya sedikit
pengumpulan hadis dari penghafalnya.

Pada periode ini, ulama hadis berusaha untuk mengatur kitab-kitab hadis pada
sistematika yang lebih baik dalam penyusunan dan pembukuan hadis. Usaha para
ulama dapat disebut sebagai usaha mengembangkan beberapa variasi pentadwinan
terhadap kitab-kitab yang sudah ada. Kemudian, diklasifikasikan menjadi suatu
karya atau menyusun kitab-kitab jawami' (mengumpulkan kitab-kitab hadis
menjadi satu karya).

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari segi bahasa ilmu hadis terdiri dari dua kata, yaitu ilmu dan hadis. Secara
sederhana ilmu artinya pengetahuan, knowledge,dan science. Atau ilmu hadis adalah ilmu
yang mempelajari tentang keterangan suatu hal yang dengan hal itu kita dapat mengetahui
bahwa hadis itu diterima atau tidak.
Pada dasarnya, penulisan ilmu hadis baru dimulai sejak abad ke 2 Hijriyah.
Sejarah perkembangan dari masa Nabi Muhammad telah ada dasar-dasar ilmu hadis
serta pada masa Nabi masih hidup penulisan hadis dilarang keras oleh Nabi, karena
khawatir akan bercampur dengan Al-Quran dengan hadis.
Pada masa sahabat para sahabat sangat berhati-hati dalam meriwayatkan hadis.karena
konsentrasi mereka kepada Alquran yang baru dikodifikasi pada masa Abu Bakar tahap awal
dan masa Utsman tahap kedua, pada masa sahabat ilmu hadis timbul secara lisan atau secara
eksplisit. Pada masa Tabi’in (abad ke-4 H) telah timbul secara tertulis, tetapi belum terpisah
dengan ilmu lain. Pada masa Tabi’Tabi’in, ilmu hadis telah timbul secara terpisah dari ilmu-
ilmu lain, tetapi belum menyatu.Sedangkan, pada masa setelah Tabi’ Tabi’in ilmu hadis
berdiri sendiri
sebagai ilmu hadis.

B. Saran
Sebagai umat islam hendaknya kita menjadikan hadis sebagai sunah rasulullah SAW
yang Harus kita jadikan landasan dan sumber ajaran agama islam setelah al Quran , selain itu
kitapun Harus mengetahui asal muasal pertumbuhan dan perkembangan hadis dari zaman
rasulullah SAW sampai munculnya ilmu hadis.agar kita juga dapat mengetahui bagaimana
proses lahir dan tumbuhnya hadis ini , dari zaman RASULULLAH SAW sampai saat ini
seperti yang dibahas .

13
DAFTAR PUSTAKA

-https://www.academia.edu/41546827/Makalah_Hadis_Sejarah_Perkembangan_Hadis

-https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Shautul-
Arabiyah/article/download/1222/1186/

https://www.researchgate.net/publication/329209217_SEJARAH_PERKEMBANGAN_HADIS

-//https://www.gramedia.com/literasi/contoh-saran-dalam-makalah-dan-karya-ilmiah/
#:~:text=Saran%20dalam%20makalah%20dan%20karya%20ilmiah%20berisi%20tentang
%20pendapat%20yang,suatu%20persoalan%20penelitian%20yang%20diperbincangkan.Written
by Fandy

14
15

Anda mungkin juga menyukai