MADINAH
Dosen Pengampu:
Oleh:
Kelompok 7
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Kelompok 7
I
DAFTAR ISI
Hlm
COVER
KATA PENGANTAR.................................................................. I
DAFTAR ISI................................................................................. II
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG............................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................... 2
1.3 TUJUAN PENULISAN........................................................... 2
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH HIJRAH NABI KE MADINAH........................... 3
2.2 PENYEBAB HIJRAH NABI KE MADINAH........................ 4
2.3 DUKUNGAN KAUM ANSHAR KEPADA NABI 5
MUHAMMAD...............................................................................
2.4 KERJASAMA ANTARA KAUM MUHAJIRIN DAN 7
KAUM ANSHAR..........................................................................
2.5 PERJANJIAN MUSLIM DENGAN YAHUDI MELALUI 8
PIAGAM MADINAH....................................................................
BAB III: PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ....................................................................... 10
DAFTAR ISI................................................................................. 12
II
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
ات وَ ْخم بَ ْيهَ ََلبَحَي ِْه
َ ْث َر ُ إِوِّي أ ُ ِس
ُ يث دَا َس ِهجْ َشجِ ُك ْم َسأَي
“Aku diperlihatkan negeri hijrah kalian, yaitu satu negeri yang memiliki
pohon kurma di antara dua harrah” HR al-Bukhâri/al-Fath, 7/231.
Hijrah nya Nabi tidak hanya sekedar datang ke tempat baru dan
mendakwahkan agama Islam semata, tetapi terdapat proses yang akhirnya bisa
sampai dengan baik kepada masyarakat Yastrib yang saat ini disebut dengan kota
Madinah.
2
Proses itu di awali dengan datangnya penduduk Yastrib berhaji ke
Makkah, mereka dari suku Aus‟ dan Khazraj yang masuk Islam dalam beberapa
gelombang. Gelombang pertama terjadi pada tahun ke-10 kenabian. Pada saat itu
1
https://almanhaj.or.id/2563-hijrah-ke-madinah.html#_ftn7
2
Amirudin, M. F. (2018). Dakwah Nabi Muhammad Di Madinah (Analisis Keberhasilan Dakwah
Nabi Dalam Tinjauan Sosiologi). El-Ghiroh: Jurnal Studi Keislaman, 15(2), 1-16.
4
mereka datang dengan niat untuk melakukan ziarah ke Baitullah. Nabi
Muhammad menyambut mereka sekaligus memperkenalkan diri kepada mereka.
3
Mereka datang kepada Nabi dengan mengatakan ingin masuk Islam dan berjanji
untuk menyebarkan agama Islam di daerahnya. Lalu pada akhirnya Nabi
Muhammad membuat sebuah perjanjian yang disebut dengan Baiat Aqabah 1
dengan isi di dalamnya yaitu: tidak menyekutukan Allah SWT, setia kepada Nabi
Muhammad SAW, rela berkorban harta dan jiwa, bersedia ikut menyebarkan
agama Islam, pernyataan tidak saling membunuh, pernyataan tidak saling
melakukan kecurangan dan kebohongan. Baiat tersebut di ikuti sebanyak 10 orang
dari suku Khazraj dan 2 orang dari suku Aus‟. Baiat Aqaba 1 ini pula juga disebut
sebagai Baiat Wanita karena di antara orang-orang Madinah yang mendatangi
Nabi terdapat satu perempuan bernama Afra binti Ubaid Ibnu Tsa'labah. Setelah
Baiat Aqabah 1 tersebut selesai Rasulullah mengutus seseorang bernama Mus'ab
bin Umair, dia ditugaskan untuk membantu mereka untuk menyebarkan agama
Islam di Madinah.
4
Pada gelombang kedua yang terjadi pada tahun ke 13 kenabian (622 M).
Sebanyak 73 orang dari penduduk Yastrib datang kembali untuk menemui Nabi
Muhammad dengan maksud ingin agar Nabi hijrah ke Yatsrib. Perjanjian ini
dikenal dengan perjanjian Baiat Aqabah 2. Berikut adalah isi dari Baiat Aqabah 2:
pernyataan mematuhi Nabi Muhammad SAW, berinfak baik dalam keadaan susah
maupun lapang, menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, berjuang
karena Allah, mendukung dan menjaga Nabi beserta keluarganya.
3
Lukman Hadi Subroto, “Baiat Aqabah I dan II”, Kompas.com, 10 Maret 2022,
https://www.kompas.com/stori/read/2022/03/10/100000779/baiat-aqabah-i-dan-
ii?page=all#:~:text=Baiat%20Aqabah%20atau%20Perjanjian%20Aqabah,sekitar%205%20kilomete
r%20dari%20Mekkah.
4
Amirudin, M. F. (2018). Dakwah Nabi Muhammad Di Madinah (Analisis Keberhasilan Dakwah
Nabi Dalam Tinjauan Sosiologi). El-Ghiroh: Jurnal Studi Keislaman, 15(2), 1-16.
2
bulan sebanyak kurang lebih 150 kaum Muslim berhasil meninggalkan kota
Makkah. Tersisa Abu Bakar dan Ali yang masih setia menunggu Nabi di Makkah
dan sampai berhijrah ke Yatsrib. Sebelum memasuki Yatsrib, Nabi Muhammad
SAW singgah di Quba. Ali bin Abi Thalib menyusul Nabi ke Quba setelah
menyelesaikan urusannya yang ada di Makkah. Akhirnya Nabi SAW pun
bersama para rombongannya melanjutkan perjalanannya ke Yatsrib. Rombongan
Nabi SAW sampai di Madinah pada tanggal 12 Rabi‟ul Awwal (622 M).
1. Persekusi di Mekkah: Salah satu penyebab utama Hijrah adalah persekusi dan
tekanan yang dialami oleh Nabi Muhammad dan para pengikutnya di Mekkah.
Suku Quraisy, yang merupakan kelompok dominan di Mekkah, berusaha untuk
menghentikan penyebaran Islam dan melarang orang-orang untuk masuk agama
tersebut.
Salah satu bentuk Persekusi ini adalah boikot yang berlangsung sekitar 3 tahun,
dimana Muhammad dan para pengikutnya terisolasi secara sosial dan ekonomi.
Mereka membuat kebjakan-kebijakan kejam yang berisisan tentang larangan
menikahi kedua suku Bani Hasyim dan Bani Muthalib, mereka tidak akan
menerima perdamaian bani Hasyim dan tidak akan berbelas kasih terhadap
mereka, kecuali Bani Hasyim bersedia menyerahkan Rasulullah untuk dibunuh.
Selama Pemboikotan seluruh Bani Hasyim dan Bani Muthalib dikucilkan dan
tidak ada makanan yang bisa mereka makan sama sekali. Bahkan mereka sampai
terpaksa memakan dedaunan dan kulit-kulit. 5
5
Muhammad Abror, “Kisah Kepedihan Bani Hasyim dan Bani Muthalib saat Diboikot Kafir
Quraisy”, NuOnline.id, 17 Juni 2021, https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/kisah-kepedihan-
bani-hasyim-dan-bani-muthalib-saat-diboikot-kafir-quraisy-Meb8T
2
2. Percobaan Pembunuhan Nabi Muhammad: Suku Quraisy tidak hanya
membatasi diri pada tekanan sosial dan ekonomi. Mereka juga mencoba
membunuh Nabi Muhammad sebagai upaya terakhir untuk mengakhiri
penyebaran Islam. Inisiatif ini membuat hijrah menjadi opsi mendesak.
6
Muhammad Taufik Ismail dan Zaenal Abidin. (2017). Kontekstualisasi Hijra sebagai Titik Tolak
Pembaharuan Pendidikan. Jurnal Suhuf, vol. 29, No. 1, 52-53
7
Hazryle, “Kesan-kesan Penghijrahan Nabi Muhammad saw dari Makkah ke Madinah”,
Scribd.com, 11 Septeber 2011, https://www.scribd.com/doc/64618139/kesan-kesan-
Penghijrahan-Nabi-Muhammad-S-a-W-Dari-Makkah-Ke-Madinah
2
kepada Nabi Muhammad dan para pengikutnya, tetapi juga membantu
membangun pondasi bagi negara Islam awal di Madinah dan meluaskan
penyebaran agama Islam ke seluruh Arab.
8
Berliana Intan Maharani, “Bagaimana Penduduk Madinah Menyambut Kedatangan Nabi
Muhammad SAW?”, DetikHikmah, 6 Maret 2023, https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-
6603283/bagaimana-penduduk-madinah-menyambut-kedatangan-nabi-muhammad-saw
9
Afkar Aristoteles Mukhaer, “Thala' al-Badru 'Alayna, Nyanyian Tertua Islam Penyambut Nabi”,
nationalgeographic, 15 April 2021, https://nationalgeographic.grid.id/read/132646412/thala-al-
badru-alayna-nyanyian-tertua-islam-penyambut-nabi?page=all
2
dan mengatakan "Wahai Muhammad Rasulullah, wahai Muhammad Rasulullah."
Hingga seorang sahabat Nabi yang menyaksikan hal tersebut bernama Al-Barra'
bin Azib berkata "Aku tidak pernah melihat penduduk Madinah begitu gembira
seperti kegembiraan mereka ketika menyambut kedatangan Rasulullah SAW."
Pada saat itu banyak sekali dari setiap orang kaum Muslimin Madinah yang
menawarkan tumpangan tempat tinggal kepada Nabi Muhammad tetapi Nabi
Muhammad menjawabnya "biarlah unta ini yang memilih!". Pada akhirnya unta
itu akhirnya berhenti dan berlutut di depan rumah Abu Ayyub al Anshari. Selama
di rumah Abu Ayyub al Anshari lah Rasulullah SAW merencanakan untuk
membangun masyarakat yang berdaulat, merdeka, serta bebas dari ancaman dan
tekanan. Kedatangan Rasulullah juga menjadikan terlihat pada nama kota yang
sebelumnya bernama Yatsrib menjadi Madinatunnabi yang artinya Kota Nabi atau
Kota Madinah. Pada masa itu, kota Madinah juga disebut sebagai Madinah
Munawwarah yang berarti kota yang bersinar.
10
Imam Bukhari mencatat dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu „anhu, saat para
Muhajirin baru saja tiba di Madinah, mereka dapat menerima warisan dari para
Anshar melalui ikatan persaudaraan yang dibentuk oleh Rasulullah shallallahu
„alaihi wasallam. Sementara itu, kerabat yang bukan ahli waris (dzawil-arham)
tidak memiliki hak tersebut.
10
USTADZ KHOLID SYAMHUDI, LC., “Terjalinnya Persaudaraan Antara Kaum Muhajirin dengan
Kaum Anshar”, kisahmuslim.com, 5 Agustus 2022, https://kisahmuslim.com/6911-terjalinnya-
persaudaraan-antara-kaum-muhajirin-dengan-kaum-anshar.html
2
Salah satu contoh nyata dari hubungan persaudaraan yang dilakukan Rasulullah
shallallahu „alaihi wasallam tergambar dalam kisah antara „Abdurrahman bin „Auf
radhiyallahu „anhu dan Sa‟ad bin Rabi‟ radhiyallahu „anhu. Sa‟ad radhiyallahu
„anhu menawarkan separuh hartanya kepada „Abdurrahman radhiyallahu „anhu,
menyatakan bahwa ia siap membagi harta dan bahkan menawarkan untuk
menceraikan salah satu dari istri-istrinya agar „Abdurrahman radhiyallahu „anhu
bisa menikahinya setelah selesai masa „iddah.
3. Berkongsi Sumber Daya: Kaum Anshar secara sukarela berbagi sumber daya
dan harta mereka dengan Muhajirin yang baru tiba. Mereka membagikan rumah
mereka, makanan, dan harta benda mereka sebagai tanda solidaritas dan dukungan
mereka kepada pengungsi tersebut.
11
ث إِنَى وِ َسبئِ ِه فَمُ ْههَ َمب َم َعىَب إَِل ْان َمب ُء
َ صهى للاُ َعهَ ْي ِه َو َسهّ َم فَبَ َع َ أَن َسج ًُل أَجَى انىبِي
يف هَ َزا فَمَب َل َسجُم ِم ْه ُ ض ِ ُصهى للاُ َعهَ ْي ِه َو َسهّ َم َم ْه يَضُم أَوْ ي َ ِفَمَب َل َسسُى ُل للا
صهى للاُ َعهَ ْي ِه َ ِض ْيفَ َسسُى ِل للا َ ك بِ ِه إِنَى ا ْم َشأَجِ ِه فَمَب َل أَ ْك ِش ِمي
َ َبس أَوَب فَب ْوطَه
ِ صَ ْاْلَ ْو
11
USTADZ KHOLID SYAMHUDI, LC., “Terjalinnya Persaudaraan Antara Kaum Muhajirin dengan
Kaum Anshar”, kisahmuslim.com, 5 Agustus 2022, https://kisahmuslim.com/6911-terjalinnya-
persaudaraan-antara-kaum-muhajirin-dengan-kaum-anshar.html
2
كِ اجَ ص ْبيَب ِوي فَمَب َل َهيِّ ِئي طَ َعب َم ِك َوأَصْ ِب ِحي ِس َش ِ ىت ُ ُث َمب ِع ْى َذوَب إَِل ل ْ ََو َسهّ َم فَمَبن
ثْ ث ِس َشا َجهَب َووَى َم ْ ط َعب َمهَب َوأَصْ بَ َح َ ت ْ َ ص ْبيَبوَ ِك إِ َرا أَ َسا ُدوا َع َشب ًء فَهَيأِ َووَ ِّى ِمي
طفَأ َ ْجهُ فَ َج َع َل ي ُِشيَبوِ ِه أَوهُ َمب يَأْ ُك َل ِن فَبَبجَب
ْ َ ث َكأَوهَب جُصْ هِ ُح ِس َشا َجهَب فَأ ْ ص ْبيَبوَهَب ثُم لَب َم ِ
َك للاُ انه ْيهَة َ ض ِح َ صهى للاُ َعهَ ْي ِه َو َسهّ َم فَمَب َل َ ِبو َي ْي ِه فَهَمب أَصْ بَ َح َغذَا إِنَى َسسُى ِل للا ِ َط
صة َو َم ْه َ صب َ ب ِم ْه فَ َعبنِ ُك َمب فَأ َ ْو َز َل للاُ َوي ُْؤثِشُونَ َعهَى أَ ْوفُ ِس ِه ْم َونَىْ َكبنَ بِ ِه ْم َخ َ أَوْ َع ِج
َق ُشح وَ ْف ِس ِه فَأُونَئِكَ هُ ْم ْان ُم ْفهِحُىن َ يُى
“Ada seseorang yang mendatangi Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam (dalam
keadaan lapar), lalu beliau shallallahu „alaihi wasallam mengirim utusan ke para
istri beliau shallallahu „alaihi wasallam. Para istri Rasulullah shallallahu „alaihi
wasallam menjawab: “Kami tidak memiliki apapun kecuali air.” Rasulullah
shallallahu „alaihi wasallam bersabda: “Siapakah di antara kalian yang ingin
menjamu orang ini?” Salah seorang kaum Anshar berseru: “Saya,” lalu orang
Anshar ini membawa lelaki tadi ke rumah istrinya, (dan) ia berkata: “Muliakanlah
tamu Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam!” istrinya menjawab: “Kami tidak
memiliki apapun kecuali jatah makanan untuk anak-anak.” Orang Anshar itu
berkata: “Siapkanlah makananmu itu! Nyalakanlah lampu, dan tidurkanlah anak-
anak kalau mereka minta makan malam!” Kemudian, wanita itu pun menyiapkan
makanan, menyalakan lampu, dan menidurkan anak-anaknya. Dia lalu bangkit,
seakan hendak memperbaiki lampu dan memadamkannya. Kedua suami-istri ini
memperlihatkan seakan mereka sedang makan. Setelah itu mereka tidur dalam
keadaan lapar. Keesokan harinya, sang suami datang menghadap Rasulullah
shallallahu „alaihi wasallam, Beliau shallallahu „alaihi wasallam bersabda:
“Malam ini Allah tertawa atau ta‟ajjub dengan perilaku kalian berdua. Lalu Allah
ta‟alaa menurunkan ayat-Nya, (yang artinya): dan mereka mengutamakan (orang-
orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan (apa
yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya,
mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. al-Hasyr/59 ayat 9) (HR.
Bukhari 3798)
2
4. Perlindungan dan Keamanan: Kaum Anshar menawarkan perlindungan kepada
Nabi Muhammad dan pengikutnya, memberikan mereka keamanan dari ancaman
musuh. Ini adalah aspek penting karena Nabi Muhammad dan pengikutnya datang
ke Madinah setelah mengalami persekusi dan ancaman di Mekkah.
12
An-Nu‟man ibn Ajlan Al-Anshari menyatakan, "Ketika kaum Muhajirin tiba,
kami menyambut mereka dengan ucapan, 'Selamat datang dan tinggal bersama
kami. Kalian akan terhindar dari kefakiran karena kami bersedia membagi harta
dan rumah kami untuk kalian.'"
Inilah yang terjadi. Kaum Anshar memberikan jaminan tempat tinggal bagi kaum
Muhajirin, dengan tulus menyediakan rumah-rumah mereka. Beberapa di antara
mereka bahkan menawarkan tempat tinggal di rumah mereka secara bergantian.
Mereka bersaing untuk memberikan bantuan tanpa ingin melewatkan kesempatan
untuk mendapatkan pahala. Bahkan, mereka mengorganisir undian untuk
memastikan distribusi bantuan dilakukan dengan adil.
Ummu Ala‟, seorang wanita Anshar yang telah berbai‟at kepada Rasulullah saw.,
memberitahu Kharijah ibn Zaid ibn Tsabit bahwa Utsman ibn Mazh‟un tinggal
secara bergantian di rumah-rumah kaum Anshar. Bahkan, mereka mengadakan
undian untuk menentukan siapa yang harus menyediakan tempat tinggal bagi
kaum Muhajirin.
Dukungan Kaum Anshar ini sangat penting dalam menjaga kesatuan dan
kestabilan masyarakat Muslim di Madinah, serta dalam memungkinkan
penyebaran dan perkembangan Islam di masa mendatang. Keberhasilan kerjasama
antara Muhajirin dan Anshar merupakan contoh nyata tentang bagaiman kesatuan
dan kerjasama dapat mengatasi tantangan dan perbedaan untuk mencapai tujuan
yang lebih besar dalam sejarah Islam.
12
Admin, “Kedermawanan Kaum Anshar”, alhikmah.ac.id, 24 April 2011,
https://alhikmah.ac.id/kedermawanan-kaum-
anshar/#:~:text=Kaum%20Anshar%20menjamin%20tempat%20tinggal,berebut%20tidak%20mau
%20kehilangan%20pahala.
2
2.4 KERJASAMA ANTARA KAUM MUHAJIRIN DAN KAUM
ANSHAR
Dianntara contoh praktis buah dari persaudaraan yang dilakukan Rasulullah saw
yaitu kisah Abdurrahman bin Auf dari kaum Muhajirin dengan Saad bin Rabi‟dari
kaum anshar. Dimana Saad bin Rabi‟ adalah orang yang paling banyak harta
dikalangan Anshar sehingga dia ingin membagikan setengah hartanya kepada
Abdurrahman dan Saad juga menawarkan untuk memilih sahsatu istrinya kepada
Abdurrahman dengan menceraikan istrinya untuk Abdurrahman bin Auf. Tetapi
disitu Abdurrahman menolak semua tawaran Saad dan memilih menanyaakan
sebuah pasar disekitar situ untuk berjual beli. Kemudian Saad menunjyukan Pasar
Qainuqa‟ dan mulai saat itulah Abdurrahman sering pergi kepasar untuk berniaga
sehingga tidak memerlukan bantuan lagi dari saudaranya13. Persaudaraan yang
dijalin rasulullah terus berlanjut. Ketika Kaum Muhajirin sudah terbiasa, tidak
asing lagi dan sudah mengetahui cara mencari nafkah, Maka Allah menggugurkan
syariat waris mewarisi dengan sebab tali persaudaraan seperti ini, Namun tetap
melanggengkan persaudaraan kaum Mukminin. Diantara bukti yang menunjukan
13
Shahih al-Bukhari, al-Fath, 9/133-134, no. 2048.
2
persaudaraan ini terus berlanjut namun tidak saling mewarisi, yaitu Rasulullah
saw mempersaudarakan Salman Al Farisi dengan Abu Darda, Muawiyyah bin
Abu Sufyan dengan Al Hattat at Tamimi, jugaJa‟far bin Abi Thalib dengan Mu‟ad
bin Jabar.
Seperti halnya dalam perang Badar, Kaum Muhajirin dan Anshar bersama untuk
menghadapi pasukan Quraisy. Diamana Tentara kaum Muslimin dalam perang
Badr berjumlah 313 orang yang terdiri daroi 77 Muhajirin dan 236 Anshar dan
juga yang memegang bendera dalam pasukan Muhajirin adalah Ali bin Abi
Thalib, sedang Pasukan Anshar dipegang oleh Saad bin Ubadah. kemudian
sebelum mengahdapi perang Badr rasulullah bermusyawarah dengan kaum
muhajirin dan Anshar . ketika menghadapi perang Badr, Rasulullah
bermusyawarah dengan kaum muhajirin dan anshar, setelah sepakat barulah
14
Dok Rep Tommy, “Ragam Pekerjaan Kaum Muhajirin”, Republika.id, 19 Juli 2023,
https://www.republika.id/posts/43317/ragam-pekerjaan-kaum-muhajirin
2
beliau dan kaum muslimim menuju kemedan perang. Selanjutnya saat Nabi dan
para sahabatnya melaksanakan perjalanan ke medan perang, beberapa dari
kalangan Muhajirin membeikan daran dan musyawarah dengan semua sahabat
dalam menghadapi situasi terkini. 15
Dalam konteks ini, Kerjasama antara kaum muhajirin dan kaum anshar sangat
diperlukan untuk menghadapi tantangan dan mencapai tujuan pembangunan
masyarakat Islam yang ditegakkan oleh Rasulullah saw.
15
Muhammad Husni Tamami, “Sejarah Perang Badar, Pertempuran Besar Pertama Umat Islam
dan Hikmah di Baliknya”, liputan6com, 9 Maret 2023,
https://www.liputan6.com/islami/read/5152013/sejarah-perang-badar-pertempuran-besar-
pertama-umat-islam-dan-hikmah-di-baliknya
16
M. Mukhlis Fahruddin. (2011). Muatan Nilai Dan Prinsip Piagam Nadinah Dan Pancasila. Jurnal
Ulul Ahbab. Vol. 12, No. 1
2
2.5 PERJANJIAN MUSLIM DENGAN YAHUDI MELALUI
PIAGAM MADINAH
2
4. Penyelesaian Sengketa: Piagam Madinah juga mengatur mekanisme
penyelesaian sengketa antara berbagai kelompok. Jika ada konflik, konflik akan
diselesaikan melalui musyawarah atau perundingan.
2
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah adalah salah satu peristiwa
paling bersejarah dalam sejarah Islam. Hijrah ini membawa perubahan besar
dalam hidup Nabi Muhammad dan pengikutnya serta memengaruhi
perkembangan agama Islam secara signifikan.
2
juga mengilustrasikan pentingnya nilai-nilai seperti keadilan, toleransi, dan
persaudaraan dalam sejarah Islam yang terus memengaruhi dunia hingga saat ini.
2
DAFTAR PUSTAKA
https://almanhaj.or.id/2563-hijrah-ke-madinah.html#_ftn7
Subroto, Lukman Hadi. (2002). Baiat Aqabah I dan II. Kompas.com. Diakses 09
November 2023.
https://www.kompas.com/stori/read/2022/03/10/100000779/baiat-aqabah
danii?page=all#:~:text=Baiat%20Aqabah%20atau%20Perjanjian%20Aqabah,seki
tar%205%20kilometer%20dari%20Mekkah.
Abror, Muhammad. (2021). Kisah Kepedihan Bani Hasyim dan Bani Muthalib
saat Diboikot Kafir Quraisy. NuOnline.id. Diakses pada 10 November 2023.
https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/kisah-kepedihan-bani-hasyim-dan-bani-
muthalib-saat-diboikot-kafir-quraisy-Meb8T
2
https://www.scribd.com/doc/64618139/kesan-kesan-Penghijrahan-Nabi-
Muhammad-S-a-W-Dari-Makkah-Ke-Madinah
M. Mukhlis Fahruddin. (2011). Muatan Nilai Dan Prinsip Piagam Nadinah Dan
Pancasila. Jurnal Ulul Ahbab.