Anda di halaman 1dari 23

PERISTIWA HIJRAH NABI MUHAMMAD KE

MADINAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hadist

Dosen Pengampu:

Dr. H. Moh. Mahbub, S.Ag., M.Si.

Oleh:

Kelompok 7

Zulfa Aulia NIM: 236131054


Almira Sashih Aprillia Putri S NIM: 236131069
Yugha Syifa Kuncoro NIM: 236131070

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN BAHASA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID


SURAKARTA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas


limpahan rahmatnya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat waktu tanpa ada halangan yang semoga mudah dipahami oleh
teman-teman sekalian.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Dr. H.


Moh. Mahbub, S.Ag., M.Si. sebagai dosen pengampu mata kuliah
Hadist yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih


banyak kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan
makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Sukoharjo, 23 Oktober 2023

Kelompok 7

I
DAFTAR ISI

Hlm
COVER
KATA PENGANTAR.................................................................. I
DAFTAR ISI................................................................................. II
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG............................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................... 2
1.3 TUJUAN PENULISAN........................................................... 2
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH HIJRAH NABI KE MADINAH........................... 3
2.2 PENYEBAB HIJRAH NABI KE MADINAH........................ 4
2.3 DUKUNGAN KAUM ANSHAR KEPADA NABI 5
MUHAMMAD...............................................................................
2.4 KERJASAMA ANTARA KAUM MUHAJIRIN DAN 7
KAUM ANSHAR..........................................................................
2.5 PERJANJIAN MUSLIM DENGAN YAHUDI MELALUI 8
PIAGAM MADINAH....................................................................
BAB III: PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ....................................................................... 10
DAFTAR ISI................................................................................. 12

II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah adalah suatu aspek penting
dalam sejarah Islam yang memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan
agama Islam dan masyarakat Muslim. Peristiwa ini terjadi pada awal abad ke-7
Masehi, ketika Nabi Muhammad, yang saat itu mengalami persekusi dan tekanan
dari pihak musuh di Mekkah, memutuskan untuk hijrah atau berpindah ke
Madinah, sebuah kota yang relatif lebih aman dan ramah terhadap Islam.

Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah mencerminkan berbagai


permasalahan dan dinamika sosial dan politik yang melingkupi kehidupan umat
Islam pada masa itu. Penyebab Hijrah ini melibatkan konflik antara Nabi
Muhammad dan kaum Quraisy Mekkah, yang mencoba untuk menghentikan
penyebaran Islam. Selain itu, Hijrah ini juga menandai awal kerjasama antara
Muhajirin (pengikut Nabi yang hijrah dari Mekkah) dan Anshar (penduduk
Madinah yang mendukung Islam), yang menjadi landasan pembentukan negara
Islam di Madinah.

Selain itu, peristiwa Hijrah juga mencakup perjanjian Muslim dengan


Yahudi melalui Piagam Madinah, yang menetapkan prinsip-prinsip dasar
kerukunan antarumat beragama di Madinah.

Dalam konteks ini, pemahaman yang mendalam tentang latar belakang


peristiwa Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah adalah kunci untuk memahami
peristiwa tersebut dalam kerangka sejarah dan sekaligus untuk mengungkapkan
dampak pentingnya terhadap perkembangan Islam sebagai agama dan masyarakat
Muslim.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa penyebab utama Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, dan bagaimana


peristiwa ini mengubah perjalanan awal Islam?
2. Bagaimana dukungan yang diberikan oleh kaum Anshar kepada Nabi
Muhammad memengaruhi peristiwa Hijrah dan pembentukan masyarakat
Muslim di Madinah?
3. Bagaimana kerjasama antara Muhajirin (pengikut Nabi yang hijrah dari
Mekkah) dan Anshar berkontribusi terhadap keberhasilan Hijrah dan
pembentukan negara Islam di Madinah?
4. Bagaimana Piagam Madinah, yang mencakup perjanjian Muslim dengan
Yahudi, memengaruhi kerukunan antarumat beragama di Madinah dan
perkembangan awal komunitas Muslim?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk menjelaskan dan memahami secara menyeluruh peristiwa Hijrah


Nabi Muhammad ke Madinah, termasuk latar belakang, penyebab, dan
konsekuensinya.
2. Untuk menggali peran dan dukungan yang diberikan oleh kaum Anshar
dalam peristiwa Hijrah dan dalam pembentukan komunitas Muslim awal
di Madinah.
3. Untuk mengeksplorasi hubungan dan kerjasama antara Muhajirin dan
Anshar, dan bagaimana kerjasama ini memengaruhi peristiwa Hijrah serta
perkembangan Islam di Madinah.
4. Untuk menganalisis dampak Piagam Madinah dan perjanjian Muslim
dengan Yahudi terhadap kerukunan antarumat beragama di Madinah dan
pembentukan negara Islam awal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH HIJRAH NABI KE MADINAH


Sejarah Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah adalah salah satu peristiwa
yang paling penting dalam perkembangan awal Islam. Hijrah, atau perpindahan
Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah, terjadi pada tahun 622 Masehi dan
memiliki sejumlah penyebab yang signifikan. Terdapat 1 hadits yang menjadi
penyebab kuat Rasulullah memilih Madinah sebagai tempat hijrah berikutnya:

1
‫ات وَ ْخم بَ ْيهَ ََلبَحَي ِْه‬
َ ‫ْث َر‬ ُ ‫إِوِّي أ ُ ِس‬
ُ ‫يث دَا َس ِهجْ َشجِ ُك ْم َسأَي‬

“Aku diperlihatkan negeri hijrah kalian, yaitu satu negeri yang memiliki
pohon kurma di antara dua harrah” HR al-Bukhâri/al-Fath, 7/231.

Berikut penjelasan tentang sejarah Hijrah Nabi ke Madinah dan


penyebabnya:

Sejarah Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah:

Hijrah nya Nabi tidak hanya sekedar datang ke tempat baru dan
mendakwahkan agama Islam semata, tetapi terdapat proses yang akhirnya bisa
sampai dengan baik kepada masyarakat Yastrib yang saat ini disebut dengan kota
Madinah.

2
Proses itu di awali dengan datangnya penduduk Yastrib berhaji ke
Makkah, mereka dari suku Aus‟ dan Khazraj yang masuk Islam dalam beberapa
gelombang. Gelombang pertama terjadi pada tahun ke-10 kenabian. Pada saat itu

1
https://almanhaj.or.id/2563-hijrah-ke-madinah.html#_ftn7
2
Amirudin, M. F. (2018). Dakwah Nabi Muhammad Di Madinah (Analisis Keberhasilan Dakwah
Nabi Dalam Tinjauan Sosiologi). El-Ghiroh: Jurnal Studi Keislaman, 15(2), 1-16.

4
mereka datang dengan niat untuk melakukan ziarah ke Baitullah. Nabi
Muhammad menyambut mereka sekaligus memperkenalkan diri kepada mereka.
3
Mereka datang kepada Nabi dengan mengatakan ingin masuk Islam dan berjanji
untuk menyebarkan agama Islam di daerahnya. Lalu pada akhirnya Nabi
Muhammad membuat sebuah perjanjian yang disebut dengan Baiat Aqabah 1
dengan isi di dalamnya yaitu: tidak menyekutukan Allah SWT, setia kepada Nabi
Muhammad SAW, rela berkorban harta dan jiwa, bersedia ikut menyebarkan
agama Islam, pernyataan tidak saling membunuh, pernyataan tidak saling
melakukan kecurangan dan kebohongan. Baiat tersebut di ikuti sebanyak 10 orang
dari suku Khazraj dan 2 orang dari suku Aus‟. Baiat Aqaba 1 ini pula juga disebut
sebagai Baiat Wanita karena di antara orang-orang Madinah yang mendatangi
Nabi terdapat satu perempuan bernama Afra binti Ubaid Ibnu Tsa'labah. Setelah
Baiat Aqabah 1 tersebut selesai Rasulullah mengutus seseorang bernama Mus'ab
bin Umair, dia ditugaskan untuk membantu mereka untuk menyebarkan agama
Islam di Madinah.

4
Pada gelombang kedua yang terjadi pada tahun ke 13 kenabian (622 M).
Sebanyak 73 orang dari penduduk Yastrib datang kembali untuk menemui Nabi
Muhammad dengan maksud ingin agar Nabi hijrah ke Yatsrib. Perjanjian ini
dikenal dengan perjanjian Baiat Aqabah 2. Berikut adalah isi dari Baiat Aqabah 2:
pernyataan mematuhi Nabi Muhammad SAW, berinfak baik dalam keadaan susah
maupun lapang, menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, berjuang
karena Allah, mendukung dan menjaga Nabi beserta keluarganya.

Namun demikian ternyata kaum kafir Quraisy mengetahui perihal


perjanjian tersebut dan akhirnya mereka semakin gencar mengintimidasi kaum
Muslim. Hal ini yang membuat Rasulullah memutuskan agar para sahabat yang
ada di Makkah segera berhijrah ke Yatsrib. dalam kurun waktu kurang dari 2

3
Lukman Hadi Subroto, “Baiat Aqabah I dan II”, Kompas.com, 10 Maret 2022,
https://www.kompas.com/stori/read/2022/03/10/100000779/baiat-aqabah-i-dan-
ii?page=all#:~:text=Baiat%20Aqabah%20atau%20Perjanjian%20Aqabah,sekitar%205%20kilomete
r%20dari%20Mekkah.
4
Amirudin, M. F. (2018). Dakwah Nabi Muhammad Di Madinah (Analisis Keberhasilan Dakwah
Nabi Dalam Tinjauan Sosiologi). El-Ghiroh: Jurnal Studi Keislaman, 15(2), 1-16.

2
bulan sebanyak kurang lebih 150 kaum Muslim berhasil meninggalkan kota
Makkah. Tersisa Abu Bakar dan Ali yang masih setia menunggu Nabi di Makkah
dan sampai berhijrah ke Yatsrib. Sebelum memasuki Yatsrib, Nabi Muhammad
SAW singgah di Quba. Ali bin Abi Thalib menyusul Nabi ke Quba setelah
menyelesaikan urusannya yang ada di Makkah. Akhirnya Nabi SAW pun
bersama para rombongannya melanjutkan perjalanannya ke Yatsrib. Rombongan
Nabi SAW sampai di Madinah pada tanggal 12 Rabi‟ul Awwal (622 M).

2.2 PENYEBAB HIJRAH NABI KE MADINAH

Penyebab Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah:

1. Persekusi di Mekkah: Salah satu penyebab utama Hijrah adalah persekusi dan
tekanan yang dialami oleh Nabi Muhammad dan para pengikutnya di Mekkah.
Suku Quraisy, yang merupakan kelompok dominan di Mekkah, berusaha untuk
menghentikan penyebaran Islam dan melarang orang-orang untuk masuk agama
tersebut.

Salah satu bentuk Persekusi ini adalah boikot yang berlangsung sekitar 3 tahun,
dimana Muhammad dan para pengikutnya terisolasi secara sosial dan ekonomi.
Mereka membuat kebjakan-kebijakan kejam yang berisisan tentang larangan
menikahi kedua suku Bani Hasyim dan Bani Muthalib, mereka tidak akan
menerima perdamaian bani Hasyim dan tidak akan berbelas kasih terhadap
mereka, kecuali Bani Hasyim bersedia menyerahkan Rasulullah untuk dibunuh.
Selama Pemboikotan seluruh Bani Hasyim dan Bani Muthalib dikucilkan dan
tidak ada makanan yang bisa mereka makan sama sekali. Bahkan mereka sampai
terpaksa memakan dedaunan dan kulit-kulit. 5

5
Muhammad Abror, “Kisah Kepedihan Bani Hasyim dan Bani Muthalib saat Diboikot Kafir
Quraisy”, NuOnline.id, 17 Juni 2021, https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/kisah-kepedihan-
bani-hasyim-dan-bani-muthalib-saat-diboikot-kafir-quraisy-Meb8T

2
2. Percobaan Pembunuhan Nabi Muhammad: Suku Quraisy tidak hanya
membatasi diri pada tekanan sosial dan ekonomi. Mereka juga mencoba
membunuh Nabi Muhammad sebagai upaya terakhir untuk mengakhiri
penyebaran Islam. Inisiatif ini membuat hijrah menjadi opsi mendesak.

Disini suku Quraisy memunculkan kesepakatan untuk mengumpulkan orang-


orang terkuat dari seriap kabilah Quraisy, Masing-masing diberi pedang dan
bersama-sama membunuh Muhammad. Setelah penentuan hari eksekusi
keputusan untuk membunuh nabi, malaikat Jibril menghimbau Nabi untuk
berhijrah dan melarangnya untuk tidur di tempat tidurnya malam. Pada malam
Hijrah Nabi, orang –orang musyrik telah menunggu dipintu Rasulullah. Tetapi
Rasulullah lewat dihadapan mereka dengan selamat, karena Allah mendatangkan
rasa kantuk pada mereka. Sementara tempat tidur rasulullah digantikan oleh Ali
bin Abi Thalib yang tenang tidur di ditempat tidur Rasulullah setelah
mendapatkan jaminan dari beliau bahwa mereka tidak akan berbuat jahat
terhadapnya.6

3. Dukungan dari Penduduk Madinah: Penduduk Madinah, yang sebagian besar


adalah suku-suku Aus dan Khazraj, mendengar pesan Islam dan telah mendengar
kabar tentang Nabi Muhammad. Mereka tertarik untuk menjadikan Madinah
sebagai tempat perlindungan bagi Nabi dan para pengikutnya, dan mereka
menawarkan bantuan mereka dalam menerima pengungsi Muhajirin. Persediaan
Penduduk Madinah menerima Nabi sangat mendorong Nabi hijrah kesana.
Penduduk Madinah sangat berharap Nabi dapat membantu mereka menyelesaikan
konflik antara orang Arab dan Yahudi, juga diantara orang Arab sendiri
khususnya antara Aus dan Khazraj. 7

Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah adalah tonggak sejarah yang penting


dalam perkembangan Islam. Peristiwa ini tidak hanya memberikan perlindungan

6
Muhammad Taufik Ismail dan Zaenal Abidin. (2017). Kontekstualisasi Hijra sebagai Titik Tolak
Pembaharuan Pendidikan. Jurnal Suhuf, vol. 29, No. 1, 52-53
7
Hazryle, “Kesan-kesan Penghijrahan Nabi Muhammad saw dari Makkah ke Madinah”,
Scribd.com, 11 Septeber 2011, https://www.scribd.com/doc/64618139/kesan-kesan-
Penghijrahan-Nabi-Muhammad-S-a-W-Dari-Makkah-Ke-Madinah

2
kepada Nabi Muhammad dan para pengikutnya, tetapi juga membantu
membangun pondasi bagi negara Islam awal di Madinah dan meluaskan
penyebaran agama Islam ke seluruh Arab.

2.3 DUKUNGAN KAUM ANSHAR KEPADA NABI


MUHAMMAD

Dukungan yang diberikan oleh kaum Anshar (penduduk Madinah) kepada


Nabi Muhammad saat Hijrah ke Madinah adalah salah satu momen penting dalam
sejarah awal Islam. Kaum Anshar memberikan dukungan nyata dan tulus kepada
Nabi Muhammad dan pengikutnya (Muhajirin) pada saat mereka tiba di Madinah.
Berikut penjelasan tentang dukungan Kaum Anshar:

1. Penyambutan Hangat: 8Pada saat kedatangan Nabi Muhammad ke kota


Madinah para penduduk menyambutnya dengan sangat gembira dan bahagia atas
kedatangan Nabi di kota mereka. Penduduk Madinah menyambut Nabi
Muhammad dengan melantunkan 9shalawat Tala' al-Badru Alayna ( shalawat
yang dilantunkan pada saat kedatangan Nabi Muhammad dan kaum Muhajirin).
Menurut sebuah riwayat yang dituliskan dalam buku Seleksi Sirah Nabawiyah
oleh Akram Dhiya' Al-Umuri, kedatangan Nabi Muhammad SAW dijemput oleh
kaum Anshar sebanyak 500 orang dan mereka mengerumuni Nabi serta Abu
Bakar yang sedang menaiki unta. Ketika rombongan memasuki kota Madinah
disitulah terdengar penduduk Madinah bersorak mengatakan "Nabi Allah telah
datang, Nabi Allah telah datang." Baik laki-laki maupun perempuan hingga anak-
anak (penduduk Madinah) terlihat kegirangan hingga menaiki atap rumah mereka

8
Berliana Intan Maharani, “Bagaimana Penduduk Madinah Menyambut Kedatangan Nabi
Muhammad SAW?”, DetikHikmah, 6 Maret 2023, https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-
6603283/bagaimana-penduduk-madinah-menyambut-kedatangan-nabi-muhammad-saw
9
Afkar Aristoteles Mukhaer, “Thala' al-Badru 'Alayna, Nyanyian Tertua Islam Penyambut Nabi”,
nationalgeographic, 15 April 2021, https://nationalgeographic.grid.id/read/132646412/thala-al-
badru-alayna-nyanyian-tertua-islam-penyambut-nabi?page=all

2
dan mengatakan "Wahai Muhammad Rasulullah, wahai Muhammad Rasulullah."
Hingga seorang sahabat Nabi yang menyaksikan hal tersebut bernama Al-Barra'
bin Azib berkata "Aku tidak pernah melihat penduduk Madinah begitu gembira
seperti kegembiraan mereka ketika menyambut kedatangan Rasulullah SAW."

Pada saat itu banyak sekali dari setiap orang kaum Muslimin Madinah yang
menawarkan tumpangan tempat tinggal kepada Nabi Muhammad tetapi Nabi
Muhammad menjawabnya "biarlah unta ini yang memilih!". Pada akhirnya unta
itu akhirnya berhenti dan berlutut di depan rumah Abu Ayyub al Anshari. Selama
di rumah Abu Ayyub al Anshari lah Rasulullah SAW merencanakan untuk
membangun masyarakat yang berdaulat, merdeka, serta bebas dari ancaman dan
tekanan. Kedatangan Rasulullah juga menjadikan terlihat pada nama kota yang
sebelumnya bernama Yatsrib menjadi Madinatunnabi yang artinya Kota Nabi atau
Kota Madinah. Pada masa itu, kota Madinah juga disebut sebagai Madinah
Munawwarah yang berarti kota yang bersinar.

2. Pembagian Kekeluargaan (Ukhuwah): Untuk memperkuat ikatan antara


Muhajirin dan Anshar, Nabi Muhammad mengusulkan "ukhuwah" atau
pembagian kekeluargaan. Ini berarti setiap Muhajir dihubungkan dengan seorang
Anshar sebagai saudara atau saudari seiman. Dalam ikatan ini, mereka berbagi
tanggung jawab dan perlindungan.

10
Imam Bukhari mencatat dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu „anhu, saat para
Muhajirin baru saja tiba di Madinah, mereka dapat menerima warisan dari para
Anshar melalui ikatan persaudaraan yang dibentuk oleh Rasulullah shallallahu
„alaihi wasallam. Sementara itu, kerabat yang bukan ahli waris (dzawil-arham)
tidak memiliki hak tersebut.

10
USTADZ KHOLID SYAMHUDI, LC., “Terjalinnya Persaudaraan Antara Kaum Muhajirin dengan
Kaum Anshar”, kisahmuslim.com, 5 Agustus 2022, https://kisahmuslim.com/6911-terjalinnya-
persaudaraan-antara-kaum-muhajirin-dengan-kaum-anshar.html

2
Salah satu contoh nyata dari hubungan persaudaraan yang dilakukan Rasulullah
shallallahu „alaihi wasallam tergambar dalam kisah antara „Abdurrahman bin „Auf
radhiyallahu „anhu dan Sa‟ad bin Rabi‟ radhiyallahu „anhu. Sa‟ad radhiyallahu
„anhu menawarkan separuh hartanya kepada „Abdurrahman radhiyallahu „anhu,
menyatakan bahwa ia siap membagi harta dan bahkan menawarkan untuk
menceraikan salah satu dari istri-istrinya agar „Abdurrahman radhiyallahu „anhu
bisa menikahinya setelah selesai masa „iddah.

Namun, „Abdurrahman radhiyallahu „anhu dengan tegas menolak tawaran


tersebut, menyatakan bahwa ia tidak memerlukan bantuan semacam itu. Sebagai
gantinya, ia bertanya tentang adanya pasar di sekitar sana untuk berdagang. Sa‟ad
radhiyallahu „anhu kemudian menunjukkan pasar Qainuqa'. Sejak saat itu,
„Abdurrahman radhiyallahu „anhu sering pergi ke pasar untuk berdagang,
akhirnya mencapai kecukupan sendiri tanpa harus bergantung pada bantuan
saudaranya. (Hadis ini dapat ditemukan dalam Shahih al-Bukhari, al-Fath, 9/133-
134, no. 2048).

3. Berkongsi Sumber Daya: Kaum Anshar secara sukarela berbagi sumber daya
dan harta mereka dengan Muhajirin yang baru tiba. Mereka membagikan rumah
mereka, makanan, dan harta benda mereka sebagai tanda solidaritas dan dukungan
mereka kepada pengungsi tersebut.

Abu Hurairah radhiyallahu „anhu menceritakan:

11
‫ث إِنَى وِ َسبئِ ِه فَمُ ْههَ َمب َم َعىَب إَِل ْان َمب ُء‬
َ ‫صهى للاُ َعهَ ْي ِه َو َسهّ َم فَبَ َع‬ َ ‫أَن َسج ًُل أَجَى انىبِي‬
‫يف هَ َزا فَمَب َل َسجُم ِم ْه‬ ُ ‫ض‬ ِ ُ‫صهى للاُ َعهَ ْي ِه َو َسهّ َم َم ْه يَضُم أَوْ ي‬ َ ِ‫فَمَب َل َسسُى ُل للا‬
‫صهى للاُ َعهَ ْي ِه‬ َ ِ‫ض ْيفَ َسسُى ِل للا‬ َ ‫ك بِ ِه إِنَى ا ْم َشأَجِ ِه فَمَب َل أَ ْك ِش ِمي‬
َ َ‫بس أَوَب فَب ْوطَه‬
ِ ‫ص‬َ ‫ْاْلَ ْو‬

11
USTADZ KHOLID SYAMHUDI, LC., “Terjalinnya Persaudaraan Antara Kaum Muhajirin dengan
Kaum Anshar”, kisahmuslim.com, 5 Agustus 2022, https://kisahmuslim.com/6911-terjalinnya-
persaudaraan-antara-kaum-muhajirin-dengan-kaum-anshar.html

2
‫ك‬ِ ‫اج‬َ ‫ص ْبيَب ِوي فَمَب َل َهيِّ ِئي طَ َعب َم ِك َوأَصْ ِب ِحي ِس َش‬ ِ ‫ىت‬ ُ ُ‫ث َمب ِع ْى َذوَب إَِل ل‬ ْ َ‫َو َسهّ َم فَمَبن‬
‫ث‬ْ ‫ث ِس َشا َجهَب َووَى َم‬ ْ ‫ط َعب َمهَب َوأَصْ بَ َح‬ َ ‫ت‬ ْ َ ‫ص ْبيَبوَ ِك إِ َرا أَ َسا ُدوا َع َشب ًء فَهَيأ‬ِ ‫َووَ ِّى ِمي‬
‫طفَأ َ ْجهُ فَ َج َع َل ي ُِشيَبوِ ِه أَوهُ َمب يَأْ ُك َل ِن فَبَبجَب‬
ْ َ ‫ث َكأَوهَب جُصْ هِ ُح ِس َشا َجهَب فَأ‬ ْ ‫ص ْبيَبوَهَب ثُم لَب َم‬ ِ
َ‫ك للاُ انه ْيهَة‬ َ ‫ض ِح‬ َ ‫صهى للاُ َعهَ ْي ِه َو َسهّ َم فَمَب َل‬ َ ِ‫بو َي ْي ِه فَهَمب أَصْ بَ َح َغذَا إِنَى َسسُى ِل للا‬ ِ َ‫ط‬
‫صة َو َم ْه‬ َ ‫صب‬ َ ‫ب ِم ْه فَ َعبنِ ُك َمب فَأ َ ْو َز َل للاُ َوي ُْؤثِشُونَ َعهَى أَ ْوفُ ِس ِه ْم َونَىْ َكبنَ بِ ِه ْم َخ‬ َ ‫أَوْ َع ِج‬
َ‫ق ُشح وَ ْف ِس ِه فَأُونَئِكَ هُ ْم ْان ُم ْفهِحُىن‬ َ ‫يُى‬
“Ada seseorang yang mendatangi Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam (dalam
keadaan lapar), lalu beliau shallallahu „alaihi wasallam mengirim utusan ke para
istri beliau shallallahu „alaihi wasallam. Para istri Rasulullah shallallahu „alaihi
wasallam menjawab: “Kami tidak memiliki apapun kecuali air.” Rasulullah
shallallahu „alaihi wasallam bersabda: “Siapakah di antara kalian yang ingin
menjamu orang ini?” Salah seorang kaum Anshar berseru: “Saya,” lalu orang
Anshar ini membawa lelaki tadi ke rumah istrinya, (dan) ia berkata: “Muliakanlah
tamu Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam!” istrinya menjawab: “Kami tidak
memiliki apapun kecuali jatah makanan untuk anak-anak.” Orang Anshar itu
berkata: “Siapkanlah makananmu itu! Nyalakanlah lampu, dan tidurkanlah anak-
anak kalau mereka minta makan malam!” Kemudian, wanita itu pun menyiapkan
makanan, menyalakan lampu, dan menidurkan anak-anaknya. Dia lalu bangkit,
seakan hendak memperbaiki lampu dan memadamkannya. Kedua suami-istri ini
memperlihatkan seakan mereka sedang makan. Setelah itu mereka tidur dalam
keadaan lapar. Keesokan harinya, sang suami datang menghadap Rasulullah
shallallahu „alaihi wasallam, Beliau shallallahu „alaihi wasallam bersabda:
“Malam ini Allah tertawa atau ta‟ajjub dengan perilaku kalian berdua. Lalu Allah
ta‟alaa menurunkan ayat-Nya, (yang artinya): dan mereka mengutamakan (orang-
orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan (apa
yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya,
mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. al-Hasyr/59 ayat 9) (HR.
Bukhari 3798)

2
4. Perlindungan dan Keamanan: Kaum Anshar menawarkan perlindungan kepada
Nabi Muhammad dan pengikutnya, memberikan mereka keamanan dari ancaman
musuh. Ini adalah aspek penting karena Nabi Muhammad dan pengikutnya datang
ke Madinah setelah mengalami persekusi dan ancaman di Mekkah.

12
An-Nu‟man ibn Ajlan Al-Anshari menyatakan, "Ketika kaum Muhajirin tiba,
kami menyambut mereka dengan ucapan, 'Selamat datang dan tinggal bersama
kami. Kalian akan terhindar dari kefakiran karena kami bersedia membagi harta
dan rumah kami untuk kalian.'"

Inilah yang terjadi. Kaum Anshar memberikan jaminan tempat tinggal bagi kaum
Muhajirin, dengan tulus menyediakan rumah-rumah mereka. Beberapa di antara
mereka bahkan menawarkan tempat tinggal di rumah mereka secara bergantian.
Mereka bersaing untuk memberikan bantuan tanpa ingin melewatkan kesempatan
untuk mendapatkan pahala. Bahkan, mereka mengorganisir undian untuk
memastikan distribusi bantuan dilakukan dengan adil.

Ummu Ala‟, seorang wanita Anshar yang telah berbai‟at kepada Rasulullah saw.,
memberitahu Kharijah ibn Zaid ibn Tsabit bahwa Utsman ibn Mazh‟un tinggal
secara bergantian di rumah-rumah kaum Anshar. Bahkan, mereka mengadakan
undian untuk menentukan siapa yang harus menyediakan tempat tinggal bagi
kaum Muhajirin.

Dukungan Kaum Anshar ini sangat penting dalam menjaga kesatuan dan
kestabilan masyarakat Muslim di Madinah, serta dalam memungkinkan
penyebaran dan perkembangan Islam di masa mendatang. Keberhasilan kerjasama
antara Muhajirin dan Anshar merupakan contoh nyata tentang bagaiman kesatuan
dan kerjasama dapat mengatasi tantangan dan perbedaan untuk mencapai tujuan
yang lebih besar dalam sejarah Islam.

12
Admin, “Kedermawanan Kaum Anshar”, alhikmah.ac.id, 24 April 2011,
https://alhikmah.ac.id/kedermawanan-kaum-
anshar/#:~:text=Kaum%20Anshar%20menjamin%20tempat%20tinggal,berebut%20tidak%20mau
%20kehilangan%20pahala.

2
2.4 KERJASAMA ANTARA KAUM MUHAJIRIN DAN KAUM
ANSHAR

Kerjasama antara kaum Muhajirin (pengikut Nabi Muhammad yang hijrah


dari Mekkah) dan kaum Anshar (penduduk Madinah yang mendukung Islam) saat
Nabi Muhammad hijrah ke Madinah adalah landasan utama dalam pembentukan
masyarakat Muslim di Madinah. Ini adalah contoh kerjasama yang kuat yang
mengatasi perbedaan suku dan latar belakang, dan memungkinkan perkembangan
awal Islam. Berikut penjelasan tentang kerjasama ini:

1. Ukhuwah (Kekeluargaan): Nabi Muhammad membangun ikatan kekeluargaan


(ukhuwah) antara Muhajirin dan Anshar. Setiap Muhajir dihubungkan dengan
seorang Anshar sebagai "saudara seiman." Ini adalah langkah penting untuk
menciptakan hubungan yang erat dan saling mendukung antara dua kelompok.

Dianntara contoh praktis buah dari persaudaraan yang dilakukan Rasulullah saw
yaitu kisah Abdurrahman bin Auf dari kaum Muhajirin dengan Saad bin Rabi‟dari
kaum anshar. Dimana Saad bin Rabi‟ adalah orang yang paling banyak harta
dikalangan Anshar sehingga dia ingin membagikan setengah hartanya kepada
Abdurrahman dan Saad juga menawarkan untuk memilih sahsatu istrinya kepada
Abdurrahman dengan menceraikan istrinya untuk Abdurrahman bin Auf. Tetapi
disitu Abdurrahman menolak semua tawaran Saad dan memilih menanyaakan
sebuah pasar disekitar situ untuk berjual beli. Kemudian Saad menunjyukan Pasar
Qainuqa‟ dan mulai saat itulah Abdurrahman sering pergi kepasar untuk berniaga
sehingga tidak memerlukan bantuan lagi dari saudaranya13. Persaudaraan yang
dijalin rasulullah terus berlanjut. Ketika Kaum Muhajirin sudah terbiasa, tidak
asing lagi dan sudah mengetahui cara mencari nafkah, Maka Allah menggugurkan
syariat waris mewarisi dengan sebab tali persaudaraan seperti ini, Namun tetap
melanggengkan persaudaraan kaum Mukminin. Diantara bukti yang menunjukan

13
Shahih al-Bukhari, al-Fath, 9/133-134, no. 2048.

2
persaudaraan ini terus berlanjut namun tidak saling mewarisi, yaitu Rasulullah
saw mempersaudarakan Salman Al Farisi dengan Abu Darda, Muawiyyah bin
Abu Sufyan dengan Al Hattat at Tamimi, jugaJa‟far bin Abi Thalib dengan Mu‟ad
bin Jabar.

2. Pembagian Tanggung Jawab : Tanggung Jawab Anshar dan Muhajirin di


masyarakat Madinah saling terkait dan dibagi. Anshar bertanggung Jawab
memberikan dukungan moral dan material kepada Muhajirin, yang merupkan
migran dari Mekkah tanpa harta benda atau tempat tinggal. Anshar membantu
muhajirin dengan menyediakan tempat tinggal, makanan, dan kesempatan kerja.
Sebaliknya, Kaum Muhajirin bertanggung jawab memberikan kontribusi kepada
masyarakat dengan bekerja dan mencari nafkah. nabi Muhammad saw menjalin
persaudaraan antra Anshar dengan Muhajirin yang dianggap seperti hubungan
darah. Anshar dan Muhajirin bekerjasama untuk menjamin keselamatan dan
keamanan Madinah, Sebagaimana tercantum dalam Konstitusi Madinah. Oleh
karena itu Tanggung jawab Anshar dan Muhajirin dibagi, dan mereka bekerja
sama membngun komunitas yang kuat dan sejahtera di Madinah.14

3. Partisipasi dalam Pertempuran: Kaum Muhajirin dan Anshar sama-sama


berpartisipasi dalam pertempuran untuk mempertahankan Islam dan melindungi
Madinah dari ancaman luar. Mereka bekerja bersama dalam medan perang,
menunjukkan kesatuan dan semangat perjuangan.

Seperti halnya dalam perang Badar, Kaum Muhajirin dan Anshar bersama untuk
menghadapi pasukan Quraisy. Diamana Tentara kaum Muslimin dalam perang
Badr berjumlah 313 orang yang terdiri daroi 77 Muhajirin dan 236 Anshar dan
juga yang memegang bendera dalam pasukan Muhajirin adalah Ali bin Abi
Thalib, sedang Pasukan Anshar dipegang oleh Saad bin Ubadah. kemudian
sebelum mengahdapi perang Badr rasulullah bermusyawarah dengan kaum
muhajirin dan Anshar . ketika menghadapi perang Badr, Rasulullah
bermusyawarah dengan kaum muhajirin dan anshar, setelah sepakat barulah
14
Dok Rep Tommy, “Ragam Pekerjaan Kaum Muhajirin”, Republika.id, 19 Juli 2023,
https://www.republika.id/posts/43317/ragam-pekerjaan-kaum-muhajirin

2
beliau dan kaum muslimim menuju kemedan perang. Selanjutnya saat Nabi dan
para sahabatnya melaksanakan perjalanan ke medan perang, beberapa dari
kalangan Muhajirin membeikan daran dan musyawarah dengan semua sahabat
dalam menghadapi situasi terkini. 15

Dalam konteks ini, Kerjasama antara kaum muhajirin dan kaum anshar sangat
diperlukan untuk menghadapi tantangan dan mencapai tujuan pembangunan
masyarakat Islam yang ditegakkan oleh Rasulullah saw.

4. Kontribusi dalam Pembentukan Hukum: Muhajirin dan Anshar berpartisipasi


dalam perumusan hukum dan perjanjian yang mengatur kehidupan masyarakat
Muslim di Madinah, seperti Piagam Madinah. Mereka bersama-sama membangun
dasar hukum dan tata kelola yang mencerminkan prinsip-prinsip Islam.

Dalam konteks ini Kaum Anshar dan Muhajirin berpartisipasi dalam


pembentukan Piagam Madinah. Piagam madinah ini disebut sebagai konstitusi
atau undang undang, karena didalamnya terdapat prinsip-prinsip yang bekerja
untuk mengatur kepentingan umum dan dasar dasar sosial politik yang bekerja
untuk membentuk suatu masyarakat dan pemerintah sebagai wadah persatuan
penduduk Madinah yang majemuk.16

15
Muhammad Husni Tamami, “Sejarah Perang Badar, Pertempuran Besar Pertama Umat Islam
dan Hikmah di Baliknya”, liputan6com, 9 Maret 2023,
https://www.liputan6.com/islami/read/5152013/sejarah-perang-badar-pertempuran-besar-
pertama-umat-islam-dan-hikmah-di-baliknya
16
M. Mukhlis Fahruddin. (2011). Muatan Nilai Dan Prinsip Piagam Nadinah Dan Pancasila. Jurnal
Ulul Ahbab. Vol. 12, No. 1

2
2.5 PERJANJIAN MUSLIM DENGAN YAHUDI MELALUI
PIAGAM MADINAH

Perjanjian Muslim dengan Yahudi melalui Piagam Madinah adalah sebuah


perjanjian yang ditetapkan setelah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah pada
tahun 622 Masehi.

Piagam Madinah adalah dokumen konstitusi awal yang menetapkan


kerangka hukum dan kerukunan antara berbagai kelompok di Madinah, termasuk
Muslim, Yahudi, dan suku-suku Arab lainnya.

Piagam Madinah memainkan peran penting dalam menciptakan kerukunan


sosial dan politik di kota tersebut. Berikut adalah penjelasan singkat tentang
Piagam Madinah:

Piagam Madinah, juga dikenal sebagai "Mithaq al-Madinah" dalam bahasa


Arab, ditandatangani oleh Nabi Muhammad, kaum Muslim Muhajirin, kaum
Muslim Anshar, dan beberapa perwakilan dari suku-suku Arab, serta beberapa
komunitas Yahudi di Madinah. Dokumen ini memiliki beberapa poin utama:

1. Perlindungan Agama: Piagam Madinah menjamin kebebasan beragama dan


perlindungan terhadap semua komunitas agama di Madinah, termasuk Muslim
dan Yahudi. Semua komunitas diizinkan untuk menjalankan agama mereka tanpa
campur tangan atau tekanan dari pihak lain.

2. Kebebasan Suku: Piagam Madinah mengakui hak-hak suku-suku Arab yang


berbeda untuk mempertahankan otonomi dan melaksanakan hukum mereka
sendiri. Masing-masing suku di Madinah memiliki hak dan kewajiban tertentu.

3. Kebersamaan dalam Pertahanan: Perjanjian ini menetapkan bahwa semua pihak


akan bekerja sama untuk melindungi Madinah dari ancaman luar, dan dalam hal
terjadi serangan atau konflik, semua pihak akan bersatu untuk mempertahankan
kota tersebut.

2
4. Penyelesaian Sengketa: Piagam Madinah juga mengatur mekanisme
penyelesaian sengketa antara berbagai kelompok. Jika ada konflik, konflik akan
diselesaikan melalui musyawarah atau perundingan.

5. Perlindungan Terhadap Yahudi: Piagam Madinah memberikan perlindungan


khusus terhadap komunitas Yahudi di Madinah dan mengakui mereka sebagai
komunitas yang setara. Mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama seperti
komunitas lainnya.

Piagam Madinah memainkan peran penting dalam menciptakan kerukunan


sosial dan politik di Madinah, yang merupakan landasan bagi perkembangan
Islam awal dan kerukunan antarumat beragama di kota tersebut. Piagam Madinah
juga memberikan contoh awal tentang bagaimana Islam mempromosikan
toleransi, pluralisme, dan kerjasama antaragama.

2
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah adalah salah satu peristiwa
paling bersejarah dalam sejarah Islam. Hijrah ini membawa perubahan besar
dalam hidup Nabi Muhammad dan pengikutnya serta memengaruhi
perkembangan agama Islam secara signifikan.

Penyebab Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah adalah persekusi dan


tekanan yang dialami oleh Nabi dan pengikutnya di Mekkah. Ketidakpuasan dan
ancaman terhadap mereka mencapai tingkat yang sangat tinggi, sehingga Hijrah
menjadi solusi untuk mencari perlindungan dan menyebarkan Islam dengan
damai.

Dukungan yang diberikan oleh kaum Anshar kepada Nabi Muhammad


setelah Hijrah sangat penting dalam memfasilitasi perkembangan Islam awal.
Mereka menyambut pengungsi Muhajirin dengan tulus, memberikan
perlindungan, dan berbagi sumber daya dengan mereka.

Kerjasama antara Muhajirin dan Anshar menjadi landasan dalam


membentuk masyarakat Muslim di Madinah. Pembagian kekeluargaan dan
tanggung jawab antara mereka menciptakan kerukunan dan kesatuan yang kuat.

Piagam Madinah adalah perjanjian konstitusi yang mengatur hubungan


antara berbagai komunitas di Madinah, termasuk Muslim dan Yahudi. Piagam ini
menjamin kebebasan beragama, kebebasan suku, dan perlindungan bagi semua
komunitas.

Dalam keseluruhan, peristiwa Hijrah dan segala aspek yang menyertainya


menunjukkan bagaimana kerjasama, inklusi, dan kerukunan dapat menjadi
pondasi bagi perkembangan dan penyebaran Islam di masa awal. Peristiwa ini

2
juga mengilustrasikan pentingnya nilai-nilai seperti keadilan, toleransi, dan
persaudaraan dalam sejarah Islam yang terus memengaruhi dunia hingga saat ini.

2
DAFTAR PUSTAKA

Anas, A., & Adinugraha, H. H. (2017). Dakwah Nabi Muhammad terhadap


masyarakat Madinah perspektif komunikasi antarbudaya. Ilmu Dakwah:
Academic Journal for Homiletic Studies, 11(1), 53-72.

Shomad, B. A. (2013). Piagam Madinah dan Resolusi Konflik. Al-Adyan: Jurnal


Studi Lintas Agama, 8(2), 53-66.

Ahyuni, A. (2019). Konteks Hijrah Nabi Muhammad Saw Dari Mekkah Ke


Madinah Melalui Dakwah Individual Ke Penguatan Masyarakat. Mamba'ul'Ulum,
163-168.

https://almanhaj.or.id/2563-hijrah-ke-madinah.html#_ftn7

Amirudin, M. F. (2018). Dakwah Nabi Muhammad Di Madinah (Analisis


Keberhasilan Dakwah Nabi Dalam Tinjauan Sosiologi). El-Ghiroh: Jurnal Studi
Keislaman.

Subroto, Lukman Hadi. (2002). Baiat Aqabah I dan II. Kompas.com. Diakses 09
November 2023.
https://www.kompas.com/stori/read/2022/03/10/100000779/baiat-aqabah
danii?page=all#:~:text=Baiat%20Aqabah%20atau%20Perjanjian%20Aqabah,seki
tar%205%20kilometer%20dari%20Mekkah.

Abror, Muhammad. (2021). Kisah Kepedihan Bani Hasyim dan Bani Muthalib
saat Diboikot Kafir Quraisy. NuOnline.id. Diakses pada 10 November 2023.
https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/kisah-kepedihan-bani-hasyim-dan-bani-
muthalib-saat-diboikot-kafir-quraisy-Meb8T

Muhammad Taufik Ismail dan Zaenal Abidin. (2017). Kontekstualisasi Hijra


sebagai Titik Tolak Pembaharuan Pendidikan. Jurnal Suhuf.

Hazryle. (2011). Kesan-kesan Penghijrahan Nabi Muhammad saw dari Makkah


ke Madinah. Scribd.com. Diakses pada 10 November 2023.

2
https://www.scribd.com/doc/64618139/kesan-kesan-Penghijrahan-Nabi-
Muhammad-S-a-W-Dari-Makkah-Ke-Madinah

Maharani, Berliana Intan. (2023). Bagaimana Penduduk Madinah Menyambut


Kedatangan Nabi Muhammad SAW?. DetikHikmah. Diakses pada 11 November
2023. https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-6603283/bagaimana-penduduk-
madinah-menyambut-kedatangan-nabi-muhammad-saw

Mukhaer, Afkar Aristoteles. (2021). Thala' al-Badru 'Alayna, Nyanyian Tertua


Islam Penyambut Nabi. Nationalgeographic. Diakes pada 10 November 2023
https://nationalgeographic.grid.id/read/132646412/thala-al-badru-alayna-
nyanyian-tertua-islam-penyambut-nabi?page=all

Syamsudi, Kholid. (2022). Terjalinnya Persaudaraan Antara Kaum Muhajirin


dengan Kaum Anshar. kisahmuslim.com. Diakses pada 10 November 2023.
https://kisahmuslim.com/6911-terjalinnya-persaudaraan-antara-kaum-muhajirin-
dengan-kaum-anshar.html

Admin. (2011). Kedermawanan Kaum Anshar. alhikmah.ac.id. Diakses 11


November 2023. https://alhikmah.ac.id/kedermawanan-kaum-
anshar/#:~:text=Kaum%20Anshar%20menjamin%20tempat%20tinggal,berebut%
20tidak%20mau%20kehilangan%20pahala

Tommy, Dok Rep. (2023). Ragam Pekerjaan Kaum Muhajirin, Republika.id.


Diakses 11 November 2023. https://www.republika.id/posts/43317/ragam-
pekerjaan-kaum-muhajirin

Tamami, Muhammad Husni. (2023). Sejarah Perang Badar, Pertempuran Besar


Pertama Umat Islam dan Hikmah di Baliknya. liputan6com. Diakses 11
November 2023. https://www.liputan6.com/islami/read/5152013/sejarah-perang-
badar-pertempuran-besar-pertama-umat-islam-dan-hikmah-di-baliknya

M. Mukhlis Fahruddin. (2011). Muatan Nilai Dan Prinsip Piagam Nadinah Dan
Pancasila. Jurnal Ulul Ahbab.

Anda mungkin juga menyukai