Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT. karena atas taufik dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW di Madinah ini.
Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
SAW, keluarga,sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan Semoga kita termasuk dari
golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah Perjuangan
Dakwah Rasulullah SAW di Madinah ini. Harapan kami semoga makalah Perjuangan Dakwah
Rasulullah SAW di Madinah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman,
sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah Meneladani
Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW di Madinah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak Iepas dari banyaknya kekurangan, baik dari
aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni
didasarkan oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu. kami membutuhkan kritik
dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk Iebih meningkatkan
kualitas di kemudian hari.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
      B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
   A. Titik awal hijrah Rasulullah SAW di Madinah
B. Substansi Dakwah Nabi SAW di Madinah
1. Membina Persaudaraan antara Kaum Ansar dan Kaum Muhajirin
2. Membentuk Masyarakat yang Berlandaskan Ajaran Islam
C. Strategi Dakwah Nabi SAW di Madinah
1. Mendirikan rumah ibadah
2. Menciptakan persaudaraan baru
3. Perjanjian dengan masyarakat non muslim Madinah
4. Membangun pranata sosial dan pemerintahan
BAB Ill PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan yang baik semestinya menjadi tempat ideal bagi kaum muslimin untuk
dijadikan tempat tinggal. Lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pribadi
dan perilaku seseorang. Orang yang tinggal di lingkungan yang baik akan memiliki karakter
dan pribadi yang baik pula. Sementara orang yang hidup dan tinggal di lingkungan yang
buruk, maka lambat atau cepat akan terpengaruh perilaku buruk dari lingkungannya. Orang
yang baik adalah orang yang berada di lingkungan yang buruk, namun dia tidak begitu saja
akan terpengaruh oleh lingkungan yang buruk. Bahkan lebih dari itu, ia akan berupaya
mengubah lingkungan buruk tersebut menjadi lingkungan yang baik.
Demikian halnya dengan Rasulullah SAW, Ia hidup dan tinggal di dalam lingkungan yang
saat itu jauh dari peradaban. Lingkungan yang oleh para sejarawan disebut dengan
lingkungan jahiliah. Ia lahir di tengah-tengah masyarakat yang sangat jauh dari nilai-nilai
kesusilaan. Mabuk-mabukan, merampok, memperkosa, membunuh, berzina, dan bahkan
mereka menyembah benda yang sama sekali tidak memberikan kebaikan buat mereka
sendiri, yaitu berhala. Namun demikian, lingkungan yang buruk tersebut sama sekali tidak
menjadikan Nabi Muhammad SAW terpengaruh karenanya. la bahkan menjadi orang yang
sangat membenci perilaku jahiliah lingkungannya tersebut. Bahkan, tidak hanya
membencinya, Nabi Muhammad SAW pun, berupaya memberikan pemahaman kepada
masyarakat jahiliah agar meninggalkan perbuatan-perbuatan jahil tersebut.
Keteladan Rasulullah SAW dalam membina lingkungannya, mestilah menjadi perhatian
kaum muslimin sebagai umatnya. Rasulullah SAW mengajarkan bagaimana sikap yang harus
ditunjukkan oleh orang-orang yang beriman agar ia tidak ikut terbawa arus negatif
lingkungan sekitarya. Ia bahkan diwajibkan menjadi bagian perubahan positif bagt
lingkungan sekelilingnya. Tentu saja hal tersebut memerlukan usaha-usaha cerdas agar
mencapai hasil yang maksimal. Hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah sesungguhnya adalah
upaya cerdas beliau dalam membangun kekuatan dakwah yang lebih baik. Kekuatan dan
strategi yang beliau bangun atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. mampu
mengubah keadaan Mekah menjadi masyarakat yang hidup dalam kedamaian dan rahmat
Allah SWT.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Hijrah titik awal dakwah Rasulullah SAW di Madinah?
2. Bagaimana substansi dakwah Rasulullah SAW di Madinah?
3. Bagaimana strategi dakwah Rasulullah SAW di Madinah?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Titik Awal Dakwah Rasulullah saw. di Madinah
Wafatnya istri tercinta Siti Khadijah dan Pamannya Abu Talib, yang selalu menjadi pembela
utama dari ancaman para kafir Quraisy, beban Rasulullah saw. dalam berdakwah
menyebarkan ajaran Islam makin berat. Di sisi lain, kesediaan penduduk Madinah (Yasrib)
memikul tanggung jawab bagi keselamatan Rasulullah saw. merupakan tanda yang jelas bagi
kelanjutan dakwah Rasululllah. Beberapa faktor yang mendorong Rasulullah saw. hijrah ke
Madinah antara lain seperti berikut.
a. Pada tahun 621 M, telah datang 13 orang penduduk Madinah menemui Rasulullah saw. di
Bukit Aqaba. Mereka berikrar memeluk agama Islam.
b. Pada tahun berikutnya, 622 M datang lagi sebanyak 73 orang dari Madinah ke Mekah
yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj yang pada awalnya mereka datang untuk melakukan
ibadah haji, tetapi kemudian menjumpai Rasulullah saw. dan mengajak beliau agar hijrah ke
Madinah. Mereka berjanji akan membela dan mempertahankan Rasulullah saw. dan
pengikutnya serta melindungi keluarganya seperti mereka melindungi anak dan istri
mereka.
Faktor lain yang mendorong Rasulullah saw. untuk hijrah dari Kota Mekah adalah
pemboikotan yang dilakukan oleh kafir Quraisy kepada Rasulullah saw. dan para
pengikutnya (Bani Hasyim dan Bani Mutallib). Pemboikotan yang dilakukan oleh para kafir
Quraisy di antaranya adalah seperti berikut.
a. Melarang setiap perdagangan dan bisnis dengan pendukung Muhammad saw.
b.. Tidak seorang pun berhak mengadakan ikatan perkawinan dengan orang muslim.
c. Melarang keras bergaul dengan kaum muslim.
d. Musuh Muhammad saw. harus didukung dalam keadaan bagaimana pun.
Pemboikotan tersebut tertulis di atas kertas śahifah atau plakat yang digantungkan di
dinding Ka’bah dan tidak akan dicabut sebelum Nabi Muhammad saw. menghentikan
dakwahnya. Teks perjanjian tersebut disahkan oleh semua pemuka Quraisy dan
diberlakukan dengan sangat ketat. Blokade tersebut berlangsung selama tiga tahun dan
sangat dirasakan dampaknya oleh kaum Muslimin. Kaum muslimin merasakan derita dan
kepedihan atas blokade ekonomi tersebut. Namun, semua itu tidak menyurutkan kaum
muslim untuk tetap bertahan dan membela Rasulullah saw.
Setelah melalui pemikiran yang mendalam disertai perintah langsung dari Allah Swt. untuk
berhijrah ke Madinah, disusunlah rencana Rasulullah saw. dan seluruh kaum muslim untuk
hijrah ke Madinah. Peristiwa hijrah Rasulullah saw. dari Mekah ke Madinah dilakukan
dengan perencanaan yang sangat matang. Kaum muslimin diperintahkan untuk terlebih
dahulu menuju Madinah tanpa membawa harta benda yang selama ini menjadi milik
mereka. Sementara Rasulullah saw. dan beberapa sahabat merupakan orang terakhir yang
hijrah ke Madinah. Hal itu dilakukan mengingat begitu sulitnya beliau keluar dari pantauan
kaum kafir Quraisy.

B. Substansi Dakwah Rasulullah di Madinah


berikut substansi dakwah Rasulullah di Madinah:
1. Membina persaudaraan kaum Anshar dan Muhajirin
Kedatangan Nabi Muhammad dan Islam ke Madinah diterima dengan tangan terbuka.
Rasulullah mendapat dukungan dan sambutan dari kaum Anshar. Selain itu, para kaum
Muhajirin ikut aktif menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Madinah.
Melihat kondisi tersebut, Rasulullah akhirnya mempersaudarakan kaum Anshar dan
Muhajirin guna mengikat setiap pengikut Islam dari berbagai macam suku ke dalam suatu
ikatan masyarakat yang kuat, senasib, dan seperjuangan dengan semangat persaudaraan
Islam.
Mulanya, Rasulullah mempersaudarakan Abu Bakar dengan Kharijah Ibnu Zuhair Ja’far, Abi
Thalib dengan Mu’az bin Jabal, Umar bin Khattab dengan Ibnu bin Malik, dan Abi Thalib
dipilih menjadi saudara beliau sendiri.
Selanjutnya, setiap kaum Muhajirin dipersaudarakan dengan kaum Anshar dan
persaudaraan itu dianggap seperti saudara kandung sendiri.
Di sisi lain, demi menciptakan suasana yang nyaman dan tenteram di Kota Madinah,
Rasulullah membuat perjanjian dengan kaum Yahudi. Dalam perjanjian tersebut ditetapkan,
setiap golongan berhak memeluk dan menjalankan agamanya sendiri. Beberapa isi
perjanjian tersebut adalah:
•Kaum Yahudi hidup damai bersama kaum Muslimin.
• belah pihak bebas menjalankan agamanya masing-masing.
•Muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong-menolong melawan siapa pun yang memerangi
mereka
• Yahudi dan Muslimin saling mensihati.
2. Membentuk masyarakat yang berlandaskan ajaran Islam
Seperti yang dijelaskan dalam poin sebelumnya, Rasulullah menekankan bahwa masyarakat
Madinah harus diberikan kebebasan beragama. Tujuannya agar kaum Muslimin, Yahudi, dan
Nasrani dapat hidup berdampingan dengan damai dan tenteram.
Di samping itu, Rasulullah turut mengajarkan ilmu-ilmu dasar agama, seperti sholat, zakat,
dan puasa, serta prinsip-prinsip kemanusiaan. Mengenai prinsip kemanusiaan itu
disampaikan Rasulullah lewat khutbah-nya kala ia melaksanakan haji wada.
Khutbah itu antara lain berisi larangan menumpahkan darah kecuali dengan hak, larangan
mengambil hati orang lain dengan batil, larangan riba, larangan menganiaya, dan perintah
menjauhi dosa
C. Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah
Setelah hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW menerapkan sejumlah strategi dakwah
untuk menjadikan Madinah sebagai pusat pemerintahan Islam di kala itu. Apa saja strategi
dakwah Rasulullah di Madinah?
1. Mendirikan Rumah Ibadah
Setelah beberapa bulan Rasulullah sampai di Madinah, beliau memerintahkan umat Islam
untuk membangun masjid di tanah yang dibeli dari dua anak yatim, yaitu Sahal dan Suhail
asuhan Mu'adz bin Afra.
Masjid itu kelak dikenal sebagai Masjid Nabawi, sebagai pusat dakwah, selain untuk
melaksanakan ibadah, dan mengajarkan nilai-nilai persaudaraan.Tidak hanya itu, Masjid
Nabawi juga menjadi sarana penting untuk merundingkan masalah-masalah yang dihadapi
umat Islam
2. Menciptakan Persaudaraan Baru
Umat Islam yang meninggalkan Makkah ke Madinah dikenal sebagai golongan Muhajirin dan
orang-orang Madinah disebut kaum Anshar.
Ketika berhijrah ke Madinah, banyak kaum muslimin Makkah yang menderita kemiskinan
karena harta kekayaan mereka di Makkah.
Untuk mengatasi hal tersebut, Nabi Muhammad SAW mengikat persaudaraan baru antara
kaum Muhajirin dan Anshar. Sebagai misal, Abu Bakar dipersaudarakan dengan Kharijah bin
Zuhair, Ja'far ibnu Abi Thalib dengan Mu'az ibnu Jabal, dan lain sebagainya.
Persaudaraan yang dibangun atas ukhuwah agama dan disatukan sendiri oleh Nabi
Muhammad itu memiliki pertalian erat, serta kekuatan utuh dalam Islam.

3. Perjanjian dengan Masyarakat Non-Muslim Madinah


Selain mempunyai hubungan baik dengan kabilah-kabilah Arab di Madinah, Nabi
Muhammad kemudian membuat perjanjian damai dengan masyarakat Yahudi dan non-
muslim Madinah.
Perjanjian itu dikenal dengan sebutan Piagam Madinah yang berisi pernyataan bahwa para
warga muslim dan non-muslim di Yatsrib (Madinah) adalah satu bangsa, dan orang Yahudi
dan Nasrani, serta non-muslim lainnya akan dilindungi dari segala bentuk penistaan dan
gangguan.
Piagam Madinah yang berisi 47 pasal itu mengatur perpolitikan, keamanan, kebebasan
beragama, serta kesetaraan di muka hukum, perdamaian, dan pertahanan Madinah di masa
itu.

4. Membangun Pranata Sosial dan Pemerintahan


Nabi Muhammad SAW mendakwahkan Islam di Madinah bukan hanya dalam bentuk agama,
melainkan juga sistem politik, pemerintahan, militer, dan lain sebagainya.
Karena itu juga, ayat-ayat Al-Quran yang turun di di periode Madinah (ayat-ayat Madaniah)
sebagian besar berisi aturan muamalah dan pembinaan hukum.
Strategi dakwah Nabi Muhammad adalah strategi membentuk pratana sosial dan
pemerintahan dalam bentuk negara Islam, yang pusat pemerintahannya di Madinah.
Dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di Madinah memperoleh sambutan
beragam.
Ada yang menerimanya dengan tangan terbuka, ada yang menolaknya terang-terangan, dan
ada juga yang diam-diam tidak suka atas dakwah tersebut, namun tidak berani berterus-
terang karena umat Islam berjumlah mayoritas di Madinah
BAB Ill PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan makalah di atas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa dakwah Rasulullah
SAW periode Madinah itu merupakan dakwah lanjutan yang dilakukan Rasulullah SAW pada
saat beliau hijrah dari kota Mekah ke kota Madinah. Dimana dalam periode Madinah ini,
pengembangan Islam lebih ditekankan pada dasar-dasar pendidikan masyarakat Islam dan
pendidikan sosial kemasyarakatan.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari : http://kabelkreatif.blogspot.com/2016/07/memahami-perjuangan-dakwah-


nabi.html?m=1
Sumber dari: https://kumparan.com/berita-hari-ini/3-substansi-dakwah-rasulullah-di-
madinah-yang-penting-untuk-diketahui-1xkJPaVyTWf
Sumber dari :https://tirto.id/strategi-dakwah-rasulullah-di-madinah-dan-kisah-perjuangan-
muhammad-gguP
MAKALAH
PERJUANGAN DAKWAH RASULULLAH DI MADINAH

DI SUSUN
OLEH:
KELAS X IPA 4
KELOMPOK III
 ICHA MEISARI
 TASYA ARIANI
 ROSIANI
 REVA RAMADANI
 HARGITA
 NUR ALAM

SMA NEGERI 1 TIRAWUTA


TAHUN AJARAN 2021/2022

Anda mungkin juga menyukai