Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AGAMA

PERJUANGAN RASULULLAH
MENGEMBANGKAN AGAMA ISLAM DI
KOTA MADINAH

OLEH : Kelompok 1

X MIPA 5

1. Jihan Faza Safitri

2. Laudya Adellouisha

3. Nisa Adilah

4. Nur Fatimah Erla

5. Putri Zahra

6. Talitah Kinasih Sawity

7. Zahwa Salsabila

SMA NEGERI 1 TUALANG

2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur Atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang perjuangan Rasulullah mengembangkan
agama Islam di kota Madinah.

Kami menyadari bahwa dalam didalam pembuatan makalah ini berkat


bantuan dan tuntutan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini kami menghanturkan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kami kepada semua pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaik makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang perjuangan Rasulullah


mengembangkan agama Islam di kota Madinah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Perawang, 11 Januari 2022

Penyusun
Perjuangan Rasulullah mengembangkan Agama Islam di
Madinah
Madinah menjadi sebuah ruang dakwah baru bagi Rasulullah Saw, setelah
dakwah di Mekah terasa sempit bagi dakwah Rasulullah Saw dan umat Islam
pada waktu itu. Berawal dari respon orang-orang Yatsrib (Madinah) yang
datang ke Mekah pada bulan haji, atau yang kemudian dikenal dengan
Perjanjian Aqabah. Di sisi lain hal tersebut juga tidak bisa lepas dari pribadi
Nabi Muhammad Saw yang jujur.

Keberhasilan dakwah
Rasulullah Saw pada waktu itu,
bisa dilihat dari orang-orang
Yatsrib baik ketika Perjanjian
Aqabah satu maupun dua. Di
mana mereka mau mengubah
sikap dan perilaku mereka,
bahkan bersedia menjadi
pelindung Rasulullah Saw.
Karena pada hakekatnya,
dakwah merupakan suatu media atau sarana seorang diri untuk mengubah
masyarakat dari negative menjadi positif atau berakhlak mulia, dari yang
tertinggal menjadi maju.

Sejak hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat selalu
berdakwah kepada penduduk Madinah tanpa mengenal lelah dan putus asa.
Dakwah Rasulullah SAW ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk
Islam (umat Islam) dan orang-orang yang belum masuk Islam. Dakwah kepada
umat Islam bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik yang
diturunkan di Mekah ataupun yang diturunkan di Madinah, kemudian
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul
menjadi umat yang bertakwa.

Selain itu, Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya melakukan usaha-
usaha nyata agar terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan terbentuk
masyarakat madani di Madinah. Sedangkan dakwah yang ditujukan kepada
orang-orang yang belum masuk Islam bertujuan agar mereka bersedia menerima
Islam sebagai agamanya, mempelajari ajaran-ajarannya dan mengamalkannya,
sehingga mereka menjadi umat Islam yang senantiasa beriman dan beramal
saleh, yang berbahagia di dunia serta sejahtera di akhirat.

Ada pun Strategi yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat
dalam dakwah menyebarkan agama islam antara lain :

• Membangun Aturan Baru


Untuk membentuk dan membangun sebuah masyarakat baru di Yatsrib,
dengan ragam suku dan kultur masyarakat yang beragam. Rasulullah Saw
mempunyai berbagai langkah dan strategi dalam mewujudkan hal tersebut.
Diantaranya adalah dengan membangun masjid, menciptakan persaudaraan
baru, membangun pranata social dan pemerintahan, mengadakan perjanjian
dengan masyarakat Yahudi di Madinah.

Waktu Rasulullah Saw hijrah ke Madinah, sudah banyak penduduk


Madinah yang memeluk Islam atau yang kemudian dikenal dengan Kaum
Anshar. Setelah beberapa bulan berada di Madinah, Rasulullah Saw kemudian
membangun Masjid Nabawi. Pembangunan masjid tersebut selain berfungsi
sebagai tempat ibadah juga berfungsi sebagai pusat kegiatan dakwah,
pemerintahan, bermusyawarah dan lain sebagainya. pembangunan masjid yang
saling bahu-membahu tersebut, telah mengajarkan arti sebuah persaudaraan dan
semangat persamaan antar umat manusia.

Strategi kedua Rasululllah Saw dalam membangun sebuah peradaban baru


adalah dengan menciptakan sebuah persaudaraan. Sebagaimana kita ketahui,
ketika Kaum Muhajirin atau pengikut Rasulullah Saw yang hijrah dari Mekah
ke Madinah, banyak yang menderita kemiskinan karena harta benda mereka
semuanya ditinggal di Mekah.

Pada momen ini lah, Rasulullah Saw menciptakan persaudaraan baru antara
Kaum Anshar dan Muhajirin. Rasulullah Saw kemudian menjadikan Ali bin Abi
Thalib sebagai saudara Nabi Saw sendiri, lalu Abu Bakar Rasulullah Saw
disaudarakan dengan Kharijah Ibnu Zuhair, Ja’far Ibnu Abi Thalib dengan
Mu’adz bin Jabal.

Dengan hal tersebut, Rasulullah Saw telah mempertalikan keluarga-


keluarga Islam. Di mana masing-masing keluarga mempunyai talian erat dengan
keluarga yang lainnya, sehingga persaudaraan tersebut membentuk sebuah
kekuatan baru yang kemudian membantu dakwah Rasulullah Saw.
•Piagam Madinah
Setelah melakukan kedua hal di atas, Rasulullah Saw kemudian
mengadakan perjanjian dengan orang-orang Yahudi di Madinah dan berbagai
elemen penting yang ada di Madinah. Hal ini juga merupakan salah satu strategi
yang dilakukan oleh Rasulullah Saw, ketika berdakwah di Madinah. Yang
kemudian perjanjian tersebut dikenal dengan Piagam Madinah, yang ditulis
pada tahun 623 M atau tahun ke-2 H.

Di mana dalam Piagam Madinah tersebut terdapat beberapa point penting,


diantaranya yaitu; Kaum Muslimin dan Kaum Yahudi hidup secara damai,
bebas memeluk dan menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Apabila
salah satu pihak diperangi musuh, maka mereka wajib membantu pihak yang
diserang. Di antara mereka saling mengingatkan, dan saling berbuat kebaikan,
serta tidak akan salingberbuat kejahatan. Kaum muslimin dan Yahudi wajib
saling menolong dalam melaksanakan kewajiban untuk kepentingan bersama.
Nabi Muhammad Saw adalah pemimpin umum untuk seluruh penduduk
Madinah. Bila terjadi perselisihan di antara kaum muslimin dengan kaum
Yahudi, maka penyelesaiannya dikembalikan kepada Nabi sebagai pemimpin
tertinggi di Madinah.

Piagam Madinah
• Membangun Pranata Sosial
Setelah berhasil mengikat masyarakat Madinah yang beragam tersebut
dalam satu ikatan, dengan Piagam Madinah. Kemudian Rasulullah Saw
membangun pranata sosial dan pemerintahan. Yang juga termaktub dalam
Piagam Madinah, sehingga ketika Rasulullah Saw berdakwah di Madinah beliau
bukan hanya sebagai penyampai risalah wahyu dari Allah Swt, tetapi juga
sebagai pemimpin negara. Sebagaimana diungkapkan oleh Bernard lewis dalam
The Middle East, bahwa Nabi Saw di Madinah juga sebagai seorang penguasa
yang menjalankan kekuasaan politik dan militer, sekaligus pemimpin
keagamaan.

•Mendirikan Rumah Ibadah


Setelah beberapa bulan Rasulullah sampai di Madinah, beliau
memerintahkan umat Islam untuk membangun masjid di tanah yang dibeli dari
dua anak yatim, yaitu Sahal dan Suhail asuhan Mu'adz bin Afra. Masjid itu
kelak dikenal sebagai Masjid Nabawi, sebagai pusat dakwah, selain untuk
melaksanakan ibadah, dan mengajarkan nilai-nilai persaudaraan. Tidak hanya
itu, Masjid Nabawi juga menjadi sarana penting untuk merundingkan masalah-
masalah yang dihadapi umat Islam.

•Menciptakan Persaudaraan Baru


Umat Islam yang meninggalkan Makkah ke Madinah dikenal sebagai
golongan Muhajirin dan orang-orang Madinah disebut kaum Anshar. Ketika
berhijrah ke Madinah, banyak kaum muslimin Makkah yang menderita
kemiskinan karena meninggalkan harta kekayaan mereka di Makkah. Untuk
mengatasi hal tersebut, Nabi Muhammad SAW mengikat persaudaraan baru
antara kaum Muhajirin dan Anshar. Sebagai misal, Abu Bakar dipersaudarakan
dengan Kharijah bin Zuhair, Ja'far ibnu Abi Thalib dengan Mu'az ibnu Jabal,
dan lain sebagainya. Persaudaraan yang dibangun atas ukhuwah agama dan
disatukan sendiri oleh Nabi Muhammad itu memiliki pertalian erat, serta
kekuatan utuh dalam Islam.

Anda mungkin juga menyukai