Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEHIDUPAN NABI PERIODE MADINAH


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah SKI di Madrasah
Dosen Pengampu: Drs.Imam Taulabi, M.Pd.I

Disusun Oleh:

1.Diana Nur Fitriyah (23201159)


2.Mita Zahrotul Ilmi (23201175)
3.Habib Nur A. (23201178)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2023/20
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan taufik serta
hidayah-Nya sehingga kita bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.Sholawat serta salam tetap kami haturkan kepada Nabi kita Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan,dan yang selalu kita nantikan syafaatnya di akhirat kelak.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak dosen Drs.Imam
Taulabi,M.Pd.I yang telah membimbing kita pada mata kuliah Sejarah Kebudayaan
Islam di Madrasah ini dengan penuh keikhlasan .Terima kasih juga kami ucapkan
kepada teman-teman yang telah membaca makalah ini,semoga bisa menambah
pengetahuan dan memperluas wawasan kita semua.

Kami sebagai penyusun sangat menyadari banyaknya kesalahan dan


kekurangan dalam makalah ini,untuk itu saran yang mendukung sangat kami
harapkan.

Kediri,29 Maret 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

A.Latar Belakang...............................................................................................1

B.Rumusan Masalah..........................................................................................1

C.Tujuan Penelitian............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

A.Kehidupan Nabi Muhammad SAW di Madinah............................................2

B. Peristiwa Penting dalam Kehidupan Nabi Muhammad SAW di Madinah...3

C Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah...................................9

BAB III PENUTUP...............................................................................................12

A.Kesimpulan........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kota Madinatul Munawarah merupakan kota yang dipilih oleh Allah SWT
sebagai tujuan hijrah Rasulullah SAW dan sebagai dakwah Islam. Oleh karena itu
kota Madinah dikenal dengan sebutan daarul hijrah (negeri hijrah) dan
markazudda’wah (pusat dakwah). Selain kehendak Allah SWT untuk memuliakan
penduduknya dan rahasia-rahasia yang tidak diketahui oleh siapa pun selain Allah
SWT, kota Madinah juga mempunyai keistimewaan yaitu letaknya yang strategis.

Kota Madinah berbeda dengan Makkah, dari sisi budaya dan kebiasaan
masyarakatnya. Rasulullah SAW menghadapi masyarakat yang berbeda dengan
masyarakat Makkah. Dan ini menjadi tantangan sekaligus peluang tersendiri bagi
Rasulullah SAW dalam menyampaikan risalah kerasulannya. Masyarakat Madinah
adalah masyarakat yang plural, baik agama, suku, budaya, dan ekonomi.

B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana kehidupan Nabi Muhammad SAW di Madinah?
2. Apa saja peristiwa penting dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW di
Madinah?
3. Apa saja strategi dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah?

C.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kehidupan Nabi Muhammad SAW selama periode
di Madinah.
2. Untuk mengetahui peristiwa penting yang terjadi dalam kehidupan
Nabi Muhammad SAW saat di Madinah.
3. Untuk Mengetahui strategi apa saja yang digunakan Nabi
Muhammad SAW dalam berdakwah selama periode di Madinah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.Kehidupan Nabi Muhammad SAW di Madinah


Pada periode Madinah, Nabi Muhammad SAW menghadapi masyarakat
yang berbeda dengan masyarakat Makkah. Masyarakat Madinah adalah masyarakat
yang plural, baik agama, suku, budaya, dan ekonomi. Sebelum kedatangan
Rasulullah SAW, masyarakat Madinah selalu diliputi konflik antar sesama suku,
dan masyarakat Madinah telah lama mengalami perang saudara. Puncaknya terjadi
pada peperangan Bu’ats pada tahun 618 M di mana hampir semua suku-suku Arab
di Madinah terlibat di dalamnya, demikian juga suku-suku Yahudi, semuanya
bersekutu dengan kelompoknya masing-masing. Maka sangat menakjubkan sekali
jika Rasulullah SAW telah berhasil mengubah kota Madinah sebagai awal mula
terbentuknya negara muslim. Mengingat Madinah tidak hanya terdiri dari beberapa
kepercayaan, namun dari beberapa kepercayaan itu terbagi atas beberapa suku.

Perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam melakukan dakwahnya untuk


merubah masyarakat menjadi pemeluk agama Islam rahmatan lil’alamin,
khususnya di Madinah tidak lepas dari penerapan metode dakwah yang digunakan.
Suku bangsa Arab yang terkemuka adalah suku Aus dan suku Khazraj yang
merupakan migrasi dari Arabia Selatan. Bangsa Yahudi terdiri dari tiga suku utama
Bani Quraizah, Bani Nadhir, dan Bani Qainuqa’.

Peristiwa awal hijrah Nabi Muhammad SAW mengisahkan permulaan yang


sangat baik. Penduduk Yastrib setelah mengetahui bahwa Rasulullah SAW telah
berangkat menuju negeri mereka, mereka menunggu kedatangan beliau. Setelah
Rasulullah SAW tiba di Madinah, dan manusia telah berbondong bondong masuk
agama Islam, mulailah Rasulullah SAW membentuk suatu masyarakat baru, dan
meletakkan dasar-dasar untuk suatu masyarakat yang besar yang sedang ditunggu-
tunggu oleh sejarah.1

1
A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid -1, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1994, hlm. 116.

2
Yatsrib (Madinah) adalah negara yang baru terbentuk dan tidak memiliki
harta warisan sedikitpun. Hal ini diperparah dengan banyaknya ancaman dari pihak
luar yang terus mendatangi kaum muslimin setelah hijrah ke Madinah. Banyak
cobaan dan rintangan yang muncul sehingga hijrahnya kaum muslimin dari Mekkah
bukan hanya diartikan sebagai melepaskan diri dari cobaan pihak Quraisy, tetapi
juga sebagai batu loncatan untuk mendirikan sebuah masyarakat baru di negeri yang
aman. Oleh karena itu, setiap muslim pada saat itu wajib ikut andil dalam
mendirikan Madinah, harus mengerahkan segala kemampuannya untuk menjaga
dan menegakkannya.

Pemerintahan awal Rasulullah SAW di Madinah tergolong sederhana, tetapi


telah menunjukkan prinsip dasar pengelolaan ekonomi. Karena landasan
perekonomian adalah Al-Quran, karakter perekonomian saat itu adalah
komitmennya yang tinggi terhadap etika dan norma, serta perhatiannya terhadap
keadilan dan pemerataan kerakyatan. Setiap kegiatan harus mencakup konsep
maslahat yang bermuara pada ukhuwah Islamiyah. 2

B.Peristiwa Penting dalam Kehidupan Nabi Muhammad SAW di Madinah

Ketika Nabi Muhammad SAW sampai di Madinah, Islam benar-benar mendapat


respon positif.Dakwah Islam di Madinah selama kurang lebih 10 tahun membawa
kemajuan yang sangat pesat. Berikut ini beberapa peristiwa penting dalam dakwah
Rasulullah Saw periode Madinah :

1. Piagam Madinah (Mitsaq Madinah)

Lahirnya Piagam Madinah yang diperkirakan kurang dari dua tahun Rasulullah
Saw tinggal di Madinah membuktikan bahwa Rasulullah Saw dalam dakwahnya
berhasil mengadakan konsolidasi dan negosiasi dengan berbagai kelompok
kepentingan di Madinah, selanjutnya tampil sebagai pemimpin serta menata

2
Safi-ur-Rahman al-Mubarkpuri, Ar-Rahiqukul-Makhtum, Qisthi Press. 2015, hlm. 208-209

3
kehidupan sosial politik di sana. Piagam Madinah ini secara tidak langsung
menandai berdirinya sebuah Negara.

Para sejarawan menyebut bahwa Piagam Madinah sebagai konstitusi tertua di


dunia sepanjang sejarah. Piagam tersebut menjamin kebebasan beragama kaum
Yahudi, menekankan kerjasama sedekat mungkin di kalangan Islam (Muhajirin dan
Anshar), menyerukan kepada kaum Yahudi dan orang-orang Islam bekerjasama
untuk perdamaian berdasarkan peraturan umum, serta menetapkan kewenangan
mutlak kepada Rasulullah Saw untuk menyelesaikan dan menegakkan perselisihan
di antara mereka.

Naskah Piagam Madinah terdiri dari 47 pasal yang dibuat dalam dua waktu yang
berbeda. Pertama kesepakatan yang terjadi sebelum berlangsungnya perang Badar
dan berisi 24 pasal yang membicarakan tentang hubungan antara umat Islam dengan
umat-umat lainnya termasuk dengan kaum Yahudi. Kedua, kesepakatan yang
terjadi setelah berlangsungnya perang Badar dan berisi 23 pasal yang memuat
tentang hubungan antara umat Islam yaitu kaum Muhajirin dan Anshar.

Inti dari Piagam Madinah adalah sebagai berikut:

a. Kaum Yahudi beserta kaum muslim wajib turut serta dalam peperangan.

b. Kaum Yahudi dari Bani Auf diperlakukan sama dengan kaum muslimin.

c. Kaum Yahudi tetap dengan agama Yahudi mereka, dan demikian pula dengan
kaum muslimin.

d. Semua kaum Yahudi dari semua suku dan kabilah di Madinah diperlakukan sama
dengan kaum Yahudi bani Auf.

e. Kaum Yahudi dan muslimin harus tolong menolong dalam memerangi atau
menghadapi musuh.

f. Kaum Yahudi dan muslimin harus senantiasa saling berbuat kebajikan dan saling
mengingatkan ketika terjadi penganiayaan atau kedzaliman.

4
g. Kota Madinah dipertahankan bersama dari serangan pihak luar.

h. Semua penduduk Madinah dijamin keselamatannya kecuali bagi yang berbuat


jahat.

i. Muhammad Rasulullah Saw adalah pemimpin umum untuk seluruh penduduk


Madinah.3

2. Perang Badar,Uhud,dan Ahzab

a.Perang Badar

Peristiwa Badar adalah perang pertama kali dalam sejarah Islam, terjadi pada
tahun 2 H atau tahun 625 M di lembah Badar. Pasukan Muslimin kala itu berjumlah
313 oarang dengan pasukan kafir Quraisy berjumlah 1000 orang. Ada sebuah
peristiwa menarik dalam perah Badar yang menandakan pertolongan dan janji
Allah Swt itu nyata, yaitu ketika pada salah satu malam terjadi peperangan, Allah
Swt menurunkan sebuah hujan. Hujan ini bagi kaum musyrikin terasa sangat lebat,
sehingga mencegah mereka untuk maju, sementara bagi kaum Muslimin hujan ini
terasa bagaikan gerimis yang dapat menyucikan mereka, menghilangkan gangguan
syaitan dari diri mereka, mudah untuk menapaki bumi, mengeraskan pepasiran,
memantapkan langkah menyiapkan posisi dan memantapkan hati mereka. Sungguh
sebuah pertolongan yang nyata dari Allah Swt bagi kaum muslimin waktu itu.
Dalam peperangan Badar ini umat Islam memperoleh kemenangan.

b.Perang Uhud

Kekalahan dalam perang Badar membuat kaum kafir Quraisy berusaha untuk
menghimpun kekuatan. Genap satu tahun dari peristiwa perang Badar, berangkatlah
pasukan kafir Quraisy menuju Madinah. Pasukan Quraisy Makkah berhenti di dekat
Gunung Uhud di sebuah tempat bernama Ainun di tanah tandus utara Madinah di
samping gunung Uhud. Rasulullah Saw beserta pasukan Muslimin Madinah keluar

3
Ainul Mardiati,SKI KELAS X

5
dari kota Madinah. Tepat disebuah tempat bernama Syauth beliau melaksanakan
sholat subuh. Pada waktu itu Rasulullah Saw sudah sangat dekat dengan musuh,
disinilah Abdullah bin Ubay beserta 300 pasukan kembali ke Madinah. Rasulullah
Saw sangat yakin dengan pertolongan Allah, beliau tidak gentar sedikitpun ketika
jumlah pasukannya berkurang. Disinilah Allah menurunkan bantuannya dengan
memberikan keyakinan kepada pasukan yang masih setia dengan Rasulullah Saw.

Perang Uhud telah menorehkan kesedihan dalam hati Rasulullah Saw karena
paman beliau, Hamzah bin Abdul Mutholib wafat di tangan Wahsy bin Harb yang
merupakan suruhan dari Hindun istri Abu Sufyan. Ketika kaum muslimin sudah
mendapatkan kemenangan, tiba-tiba pasukan muslimin yang berada di bukit Uhud
tergiur harta rampasan perang (ghanimah) sehingga pasukan pemanah itu menuruni
bukit dan akhirnya berhasil diserang kembali oleh kaum kafir Quraisy. Perintah
Rasulullah Saw untuk tidak meninggalkan bukit Uhud tidak lagi dihiraukan.
Akibatnya kaum muslimin mengalami kekalahan. Disini bisa kita lihat bahwa
ketaatan kepada pimpinan sangat diutamakan demi tercapainya tujuan bersama.

c.Perang Ahzab

Peristiwa Ahzab atau perang Khandak terjadi pada bulan Syawal tahun ke 5
Hijriyah disekitar kota Madinah bagian utara. Rasulullah Saw bermusyawarah
dengan para sahabat tentang strategi dan taktik yang digunakan. Salah seorang
sahabat bernama Salman Al-Farisi berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya dulu
ketika kami di Negeri Persia, apabila kami dikepung (musuh), maka kami membuat
parit di sekitar kami” (dan itu merupakan strategi yang sangat jitu dan belum
dikenal oleh bangsa Arab sebelumnya). Maka bersegeralah Rasulullah Saw
melaksanakan rencana tersebut dan beliau mempercayakan kepada setiap sepuluh
orang untuk mengambil parit seluas empat puluh hasta. Peristiwa ini menandakan
keluhuran budi Rasulullah Saw, yang mau menerima usulan dari orang lain dan
ketaatan dari para sahabat terhadap apa yang diperintahkan oleh seorang pimpinan
kepadanya. Rasulullah Saw ikut serta dalam penggalian parit seraya terus
mempompakan semangat kepada mereka. Keadaan yang serba kekurangan dan

6
kelaparan tidak melemahkan semangat mereka. Dalam keadaan seperti ini banyak
sekali muncul tanda-tanda kenabian dalam diri Rasulullah Saw, satu diantaranya
ketika seorang sahabat Jabir bin Abdullah melihat Rasulullah Saw dalam keadaan
lapar, beliau secara diam-diam mengundang Rasulullah Saw untuk menikmati
hidangan di rumahnya dengan beberapa orang sahabat saja, Jabir melakukan secara
diam-diam karena khawatir makanan yang dihidangkan tidak mencukupi jika dia
mengundang secara terbuka.

Namun Rasulullah Saw memanggil seluruh penggali parit yang jumlahnya


mencapai seribu orang, mereka makan sepuasnya hingga kenyang, dan anehnya
masih tersisa sepanci daging dalam keadaan tertutup seperti belum dimakan,
demikian juga dengan hidangan yang lainnya, roti dan kurma masih utuh bahkan
sampai kurma berjatuhan dari ujung baju mereka ketika mereka mengambil untuk
bekal. Kaum muslimin meneruskan penggalian parit itu sepanjang hari, dan pulang
ke rumah masing-masing pada sore harinya, sehingga penggalian parit dapat selesai
sesuai dengan yang direncanakan.

Ketika kaum kafir Quraisy akan menyerang kaum Muslimin dan memasuki
Madinah, mereka terhalang oleh parit-parit itu. Akhirnya kafir Quraisy hanya bisa
mengelilingi parit sambil mencari titik lemah untuk dijadikan pintu masuk ke
Madinah. Selama beberapa hari kaum kafir Quraisy mengepung kota Madinah
hingga pada akhirnya Allah Swt memberikan pertolongannya dengan turunnya
hujan badai yang memporak porandakan perkemahan kaum kafir Quraisy.
Demikianlah pada akhirnya kaum Muslimin mengalami kemenangan pada
peristiwa perang Ahzab.

3. Perjanjian Hudaibiyah

Rasulullah saw dan kaum muslimin sudah merindukan untuk menunaikan


ibadah haji. Pada tahun 6 H Rasulullah saw dan kaum muslimin berangkat ke
Makkah. Jumlah mereka sebanyak 1.000 orang. Untuk menghilangkan praduga
jelek dari kaum kafir Quraisy, umat Islam berpakaian ihram dan menuntun ternak

7
untuk disembelih pada hari Tasyrik di Mina. Untuk sekedar menjaga diri, mereka
membawa pedang yang disarungkan.

Ketika sampai di suatu tempat yang bernama Hudaibiyah, Rasulullah saw


berhenti. Beliau mengutus Usman bin Affan untuk menjelaskan kepada kaum kafir
Quraisy tujuan kaum muslimin ke Makkah, yaitu untuk beribadah haji dan
menengok saudara-saudaranya. Namun, Usman ditahan kaum kafir Quraisy dan
terdengar berita bahwa beliau dibunuh. Ternyata, berita tersebut tidak benar, Usman
telah datang dan berhasil memberi penjelasan kepada kaum kafir Quraisy.

Tidak lama kemudian, utusan kaum kafir Quraisy bernama Suhail bin Amr
datang. Dalam pertemuan itu disepakati perjanjian antara kaum kafir Quraisy dan
kaum muslimin. Perjanjian ini disebut Perjanjian Hudaibiyah. Adapun isinya
sebagai berikut:

a. Umat Islam tidak boleh menjalankan ibadah umrah tahun ini. Tahun depan baru
diperbolehkan dan tidak boleh berada di Makkah lebih dari tiga hari.

b. Keduanya tidak saling menyerang selama 10 tahun.

c. Orang Islam yang lari ke Makkah (murtad) diperbolehkan, sedangkan orang kafir
(Makkah) yang lari ke Madinah (masuk Islam) harus ditolak.

d. Suku Arab yang lain, bebas memilih bergabung dengan Rasulullah ke Madinah
atau mengikuti kafir Quraisy ke Makkah.

e. Kaum muslimin tidak jadi melaksanakan ibadah Umrah tahun ini, tetapi
ditangguhkan sampai tahun depan.4

4
Ainul Mardiati,SKI KELAS X

8
C.Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah

1. Mempersaudarakan antara Muhajirin dengan Anshar

Nabi Muhammad Saw. senantiasa menganjurkan persaudaraan antara kedua


sahabat, dan melarang semangat kesukuan, sehingga bersatu menjadi kokoh dan
kuat. Dengan mempersatukan kedua sahabat atas dasar suatu agama, berarti
merupakan satu kekuatan yang kokoh.

2. Meletakkan dasar-dasar politik dan tatanan sosial masyarakat

Nabi juga mempersatukan antara golongan Yahudi dari Bani Qoinuqo, Bani
Nadhir dan Bani Quraidah. Terhadap golongan Yahudi, Nabi membentuk suatu
perjanjian yang melindungi hak-hak azasi manusia, yang dikenal dengan piagam
Madinah.

Adapun di antara inti perjanjian Madinah adalah:

a. Kaum Yahudi bersama kaum muslimin wajib turut serta dalam peperangan.

b. Kaum Yahudi dari Bani Auf diperlakukan sama seperti kaum muslimin.

c. Kaum Yahudi tetap dengan agama Yahudi mereka, dan demikian pula dengan
kaum muslimin.

d. Semua Kaum Yahudi dari semua suku dan kabilah di Madinah diberlakukan
sama dengan kaum Yahudi Bani Auf

e. Kaum Yahudi dan muslimin harus saling tolong menolong dalam memerangi
atau menghadapi musuh

f. Kaum Yahudi dan muslimin harus senantiasa saling berbuat kebajikan dan
saling mengingatkan ketika terjadi penganiayaan atau kedhaliman.

g. Kota Madinah dipertahankan bersama dari serangan pihak luar.

h. Semua penduduk Madinah dijamin keselamatannya kecuali bagi yang berbuat


jahat.

9
3.Mendirikan Masjid

Tanah tempat penjemuran kurma milik Sahal dan Suhail bin Amr dua orang
anak yatim yang semula bermaksud menghibahkan dibeli oleh Rasulullah Saw.
untuk dibangun masjid. Tujuan membangun masjid adalah sebagai tempat ibadah,
belajar, pertemuan, memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan
masyarakat dan membicarakan strategi dakwah. Masjid itu sekarang bernama
masjid Nabawi. Tanah tersebut dibeli dengan harga yang pantas sebagai contoh
bahwa harta anak yatim harus dipelihara oleh umat Islam bukan untuk
dipermainkan setelah berada di Madinah, Nabi ikut mengangkat batu-bangunan
sendiri.

4. Menciptakan kesejahteraan umum

Nabi Muhammad Saw selalu menganjurkan kepada pengikutnya bekerja


dengan tekun untuk meningkatkan taraf hidupnya yang lebih sejahtera. Di bidang
sosial Nabi Muhammad Saw. mewajibkan orang kaya agar mengeluarkan zakat
untuk diberikan kepada fakir miskin, agar kaum muslimin saling menolong dan
membantu.

5. Mengembangkan pendidikan dan dakwah


Dalam melaksanakan syiar Islam dibutuhkan orang-orang yang pandai
membaca dan menulis. Oleh karena itu Nabi Muhammad Saw. sangat
memperhatikan masalah pendidikan.5Yang menjadi faktor pendorong
berkembangnya pendidikan di zaman Rasulullah Saw adalah:

a. Penyebaran agama Islam membutuhkan orang-orang yang pandai membaca dan


menulis, karena ayat-ayat Al-Qur’an harus ditulis kemudian dibaca oleh kaum
muslimin.

b. Islam menyebarkan berbagai ajaran seperti sejarah, hukum, politik, ekonomi dan
sosial kemasyarakat.

5
Kementerian Agama,SKI MA KELAS X.Jakarta,2014.Halaman 47-49

10
c. Ayat-ayat Al-Qur’an banyak yang menerangkan keharusan umat manusia
berfikir tantang alam semesta, seperti dalam firman Allah Swt :QS Al Imran ayat
190

‫ب‬ ٍ ‫ار َ ْٰل ٰي‬


ِ ‫ت ِِْلُو ِلى ْاْلَ ْلبَا‬ ِ ‫ف الَّ ْي ِل َوالنَّ َه‬
ِ ‫اختِ ََل‬ ِ ‫ت َو ْاْلَ ْر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫ي خ َْل‬
ِ ‫ق السَّمٰ ٰو‬ ْ ِ‫ا َِّن ف‬
Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,”
Dalam menyampaikan ajarannya Nabi Muhammad Saw lebih pada
pemberian contoh dengan tingkah laku dan perbuatannya sehari-hari. Hidupnya
sederhana, tutur katanya lembut serta mencintai masyarakatnya. Seruan atau
dakwah yang disampaikan Rasulullah Saw. kepada umut manusia dilakukan
dengan cara damai, tanpa kekerasan. Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an Surat An-
Nahl ayat 125:

َ ْ‫ي اَح‬
ُ‫سن‬ ْ ِ‫سنَ ِة َو َجاد ِْل ُه ْم ِبالَّت‬
َ ‫ي ِه‬ َ ‫ظ ِة ْال َح‬ َ ‫اُدْعُ ا ِٰلى‬
َ ‫س ِب ْي ِل َربِكَ ِب ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِع‬
َ‫س ِب ْي ِل ٖه َوه َُو ا َ ْعلَ ُم ِب ْال ُم ْهت َ ِديْن‬
َ ‫ع ْن‬
َ ‫ض َّل‬ َ ‫ا َِّن َربَّكَ ه َُو ا َ ْعلَ ُم ِب َم ْن‬
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

11
BAB III

PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Di awal kehidupannya di Madinah, Rasulullah SAW melakukan beberapa hal,
diantaranya: mendirikan masjid Rasulullah SAW menjadikan mesjid sebagai
tempat sentral seluruh kegiatan kaum muslimin di Madinah, termasuk dalam hal
menyususn strategi perang. Rasulullah SAW telah berhasil menyatukan
persaudaraan muslim yaitu muhajirin dan anshar yang berbeda latar belakang
budaya, kebiasaan, dan lain-lain dalam suatu persaudaraan Islamiyah yang kokoh
berdasarkan tauhidullah.

2.Peristiwa penting dalam kehidupan Nabi Muhammad Saw selama Periode


Madinah:

a) Piagam Madinah (Mitsaq Madinah)

b) Perang Badar,Uhud,dan Ahzab

c) Perjanjian Hudaibiyah

3.Strategi dakwah Nabi Muhammad Saw di Madianh :

a) Mempersaudarakan antara Muhajirin dengan Anshar


b) Meletakkan dasar-dasar politik dan tatanan sosial masyarakat

c) Mendirikan Masjid

d) Menciptakan kesejahteraan umum

e) Mengembangkan pendidikan dan dakwah

12
DAFTAR PUSTAKA

Ainul Mardiati,SKI KELAS X

fi-ur-Rahman al-Mubarkpuri, Ar-Rahiqukul-Makhtum, Qisthi Press. 2015

Kementerian Agama.(2014)SKI MA KELAS X.Jakarta

Syalabi, A. (1983). Sejarah dan Kebudayaan Islam, jilid I. Jakarta: Pustaka Al-
Husna, translated by Muchtar Yahya.

13

Anda mungkin juga menyukai