Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SEJARAH MASA NABI

DI
S
U
S
U
N
OLEH:
MAWADDAH
HUMAIDA TUT ULAA

PRODI : HUKUM EKONOMI SYARI’AH

PEMBIMBING : BONITA, MA

SEKOLAH TINGGI ILMU SYARI’AH


AL-HILAL SIGLI
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak
memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam semoga
tetap tercurahkan kepada junjungan kita, pemimpin akhir jaman yang sangat dipanuti
oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah yang berjudul “FASE MAKKAH DAN FASE MADINAH” ini sengaja
dibahas karena sangat penting untuk kita yang tinggal di jaman yang sangat maju ini
untuk bisa membandingkan terhadap perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam
mensyiarkan agama islam. Baik pensyiarannya itu di Makkah maupun di Madinnah.
Selanjutnya, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa juga kepada Ibu Bonita, MA Dosen mata
kuliah untuk memberikan kritikan dan sarannya kepada kelompok kami agar dalam
penyusunan makalah ini lebih baik.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun umumnya
kepada semua pihak yang membaca makalah ini.

Sigli, 21 September 2022


penyususn

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang............................................................................................. 1
B.  Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C.  Tujuan Pembahasan..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A.  Peradaban Masyarakat Arab Pra Islam........................................................ 3
B.  Fase Makkah................................................................................................ 4
1.    Sistem Dakwah Rosululloh..................................................................... 4
2.    Pendidikan Islam di Makkah.................................................................. 5
C.  Fase Madinnah............................................................................................. 7
1.    Pembentukan Sistem Sosial, Politik dan Ekonomi................................. 7
2.    Sistem Militer......................................................................................... 9
3.    Sumber Keuangan Negara...................................................................... 10

BAB III PENUTUP


A.  Kesimpulan.................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Sejak awal perkembangan islam tumbuh dalam pergumulan dengan pemikiran

dan peradaban umat manusia yang dilewatinya, karena terlibat dalam proses

drasetika yang didalamnya terjadi pengambilan dan pemberian cikal bakal

pertumbuhan dan pembentukan peradaban islam dibangun dengan menjadikan agama

islam sebagai dasar pembentukannya.

Persoalan yang tak kalah seriusnya yaitu moral masyarakat jahiliyah yang pada

saat itu masih buta akan sebuah kebenaran. Melihat realitas peradaban Islam

sebelumnya sudah mengenal kehidupan politik, sosial, ekonomi, bahasa, dan seni

tapi semua itu masih sangat sederhana dan sangat ironis. Akan tetapi setelah Islam

datang yang merupakan Rohmatal lil ‘Alamin (Rohmat bagi seluruh alam). Dan

kehidupan umat pun makin terarah.

B.  Rumusan Masalah

1.    Bagaimana kondisi masyarakat arab makkah sebelum datangnya islam?

2.    Bagaimana tata cara atau sistem dakwah Rasulullah pada fase makkah?

3.    Bagaimana tata cara atau sistem dakwah Rasulullah pada fase madinah?

C.  Tujuan Pembahasan

1. Mampu memahami tentang peradaban masyarakat arab sebelum islam datang.

2. Mampu mengetahui tentang tata cara atau sistem dakwah Rasulullah pada fase

makkah.

1
3. Mampu mengetahui tentang tata cara atau sistem dakwah Rasulullah pada fase

madinah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.  Peradaban Masyarakat Makkah Pra Islam

Sebelum datangnya Islam, Mekkah adalah seperti wilayah Arabia lainnya yaitu

kota dengan penduduk dengan masyarakat pastoral (pengembala). Beberapa faktor

membawa beberapa perubahan sosial, seperti jumlah berhala yang ada di Mekkah

dan persiapan menuju agama monotheisme.1

Bangsa Arab berpindah-pindah, nomad, karena tanahnya terdiri atas gurun pasir

yang kering dan sangat sedikit turun hujan. Perpindahan mereka dari satu tempat ke

tempat lain mengikuti tumbuhnya stepa atau padang rumput yang tumbuh secara

sporadis di tanah Arab di sekitar oasis atau genangan air setelah turn hujan.2

Mekkah adalah kota yang memikat bagi para pedagang dari banyak penjuru

Arabia maupun luar Arabia. Masyarakat Mekkah diakui sebagai pedagang eceran

yang handal dibandingkan dengan masyarakat lain kala itu. Perdagangan menjadi

sangat esensial dan diberi apresiasi lebih oleh masyarakatnya. Tampaknya apresiasi

orang Arab ini tidak bisa disingkirkan oleh agama Islam. Ada banyak kata-kata

dalam Alquran al-Karim yang diambil dari imajinasi perdagangan, seperti ajr,

tsawab dan lain sebagainya. Begitu juga dengan aturan-aturan yang diberikan oleh

Islam, perdagangan merupakan salah satu hal yang bayak diatur di dalam Al-Quran.3

1
Dedi Supriyadi. Sejarah Peradaban Islam. hlm. 47
2
Ibid.
3
Ibid. hlm. 48

3
B. Fase Makkah

1. Sistem Dakwah Rosululloh

Rasulullah saw. lahir dan berkembang di Mekkah yang masyarakatnya sedang

mengalami masa transisi yang hebat dalam berbagai bidang, seperti sosial, agama

dan politik. Ajaran Islam yang dibawa oleh Muhammad pada umumnya merupakan

keinginan untuk memperbaiki dan menyelamatkan masyarakat Mekkah dalam

menjalani masa transisi ini.4

Dalam faktanya, Muhammad saw. tidak bisa menjalankan dakwahnya secara

efektif yang membuahkan hasil yang memuaskan. Beberapa kondisi ikut melatari

ketidak efektifan dakwah Muhammad di Mekkah. Penganut yang berhasil

dipengaruhi oleh Muhammadpun tidak seberapa jumlahnya karena memang beliau

tidak bisa melaksanakan dakwahnya secara terang-terangan. Ahirnya Nabi pun

dakwah secara sembunyi-sembunyi, hal ini telah di ketahui oleh quraisy, akan tetapi

dalam fase seruan dengan cara sembunyi ini quraisy tidak memperdulikannya, karena

mereka sungguh tiada mengira bahwa seruan itu akan hidup dan kuat, dan akan di

anut oleh orang yang banyak.5

Ada beberapa fase yang dijalani oleh nabi Muhammad dalam memulai dan

mengembangkan ajaran yang beliau bawa.

a. Fase dakwah sembunyi-sembunyi

Pada fase ini Rasul hanya mengajak kerabat-kerabatnya untuk ikut memelukm

agama Islam yang beliau bawa. Mereka diseru untuk meyakini ajaran-ajaran pokok

yang terkandung dalam wahyu yang ia terima.6

4
A.Syalabi. Sejarah dan Kebudayaan Islam. hlm. 85.
5
Ibid.
6
Ibid. hlm. 86.

4
Pada fase ini, beliau berhasil mengajak beberapa orang untuk memeluk agama

Islam, seperti Istrinya, Ali bin Abi Thalib, Zaid, Abu Bakar. Tidak lama setelah

mereka menganut agama Islam, barulah kemudian beberapa orang dengan jumlah

yang lebih banyak mau menerima ajakan Muhammad untuk memeluk agama Islam.7

b. Fase Dakwah Terang-Terangan

Ada dua fase yang dijalani oleh Rasulullah pada saat itu, yang pertama adalah

menjalankan dakwah dengan mengajak kerabatnya dengan terang-terangan. Setelah

menerima perintah untuk berdakwah secara terang-terangan kepada kerabatnya,

maka Rasulpun lalu menyeru mereka di bukit Shafa.8

Fase selanjutnya adalah menyeru tidak hanya kerabatnya akan tetapi semua

orang. Fase ini dimulai dengan turunnya ayat Al-Quran surah Al-Hijr : 94. Setelah

turunnya ayat ini, mulailah Rasulullah saw. menyerukan agama islam kepada semua

orang, hingga penduduk luar Mekkah yang datang untuk mengunjungi Ka’bah.9

Kemudian sesudah Rasulallah mulai menyeru dengan terang-terangan, maka

kaum quraisy menyatakan tantangannya terhadap agama baru itu. Dan mereka coba

hendak memebunuh agama ini dengan cara apapun.10

2. Pendidikan Islam Di Makkah

a. Pendidikan tauhid dalam teori dan praktek

Intisari pendidikan islam pada periode Makkah adalah ajaran tauhid.

Pendidikan tauhid merupakan perhatian utama Rasulallah ketika di Makkah. Pada

saat itu masyarakat jahiliyah sudah banyak yang menyimpang pada ajaran tauhid

7
Ibid.
8
Ibid. hlm. 87.
9
Ibid.
10
A. Syalabi. Sejarah dan Kebudayaan Islam. hlm. 21.

5
yang telah di bawa oleh nabi ibrahim. Karena tauhid merupakan pondasi yang paling

dasar, maka harus di tata dulu dengan kuta.11

Pokok-pokok ajaran ini sebagaimana tercermin dalam surat Al-Fatihah, yang

pokok-pokoknya sebagai berikut :12

1) Bahwa Allah adalah pencipta alam semesta yang sebenarnya. Itulah

sebabnya, maka beliaulah yang berhak mendapatkan segala pujian.

2) Bahwa Allah telah memberikan nikmat, memberikan segala keperluan

kepada makhluknya dan khusus bagi manusia di tambah dengan petunjuk

dan bimbingan agar mendapat kebahagiaan di dunia dan di akherat.

3) Bahwa Allah adalah raja di kemudian hari yang akan memperhitungkan amal

perbuatan manusia di bumi ini.

4) Bahwa Allah adalah sesembahan yang sebenarnya dan yang satu-satunya.

hanya kepada Allah segala bentuk pengabdian di tunjukan.

5) Bahwa Allah adalah penolong yang sebenarnya, dan oleh karena itu hanya

kepadanyalah manusia meminta pertolongan.

6) Bahwa Allah lah yang sebenarnya membimbing dan memberi petunjuk

kepada manusia dalam mengarungi kehidupan manusia yang penuh

rintangan,tantangan dan godaan.

b. Pengajaran Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan intisari dan ajaran pokok dari ajaran islam yang di

sampaikan Nabi Muhammad Saw kepada umat. Tugas Muhammad di samping

mengajarkan Tauhid juga mengajarkan Al-Qur’an kepada umatnya agar secara utuh

11
Abdul Mun’im Majid. Sejarah Kebudayaan Islam. hlm. 33
12
QS. Al-Fatihah. hlm. 1

6
dan sempurna menjadi milik umatnya yang selanjutnya akan menjadi warisan secara

turun menurun dan menjadi pegangan serta pedoman hidup bagi kaum muslimin

sepanjang zaman.13

Rasulallah bersabda “aku tinggalkan dua perkara,apabila kamu berpegang

teguh kepadanya, maka kamu tidak akan tersesat, yaitu Al-Qur’an dan sunnah”.

Semua yang di sampaikan oleh Rasulallah kepada umatnya adalah berdasarkan Al-

Qur’an. Bahkan di katakan dalam sebuah hadits, bahwa akhlak Rosul adalah Al-

Qur’an. Apa yang di contohkan Rasul adalah cermin isi Al-Qur’an. Sehingga kalau

umat islam mau berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Khadits Nabi, maka di jamin

mereka tidak akan tersesat.14

C. Fase Madinnah

Setelah peristiwa isra’ dan mi’raj, ada suatu perkembangan besar bagi kemajuan

dakwah islam. Perkembangan mana datang dari jumlah penduduk yatsrib yang

berhaji ke mekkah. Tatkala gejala-gejala kemenangan di yatsrib (madinnah) Nabi

menyuruh para sahabatnya untuk pindah kesana dalam waktu dua bulan hampir

semua kaum muslimin kurang lebih 150 orang, telah meninggalkan kota mekah

untuk mencari perlindungan kepada kaum muslimin yang baru masuk ke yatsrib.

Dalam perjalanannya mengemban wahyu allah, Nabi memerlukan suatu strategi

yang berbeda dimana pada waktu di mekah Nabi lebih menonjolkan dari segi tauhid

dan perbaikan akhlak, tetapi ketika di madinnah Nabi lebih banyak berkecimpung

dalam pembinaan atau pendidikan sosial masyarakat karena disana beliau di angkat

sebagai Nabi sekaligus sebagai kepala negara.


13
Syalabi. Sejarah dan Kebudayaan Islam. hlm. 13.
14
Ibid.

7
Persoalan yang di hadapi oleh Nabi ketika di madinnah jauh lebih kompleks di

banding ketika di mekah. Di sini umat islam sudah berkembang pesat dan harus

hidup berdampingan dengan sesama pemeluk agama yang lain, seperti yahudi dan

nasrani. Oleh karena itu pendidikan yang di berikan oleh Nabi juga mencangkup

urusan-urusan muamalah atau tentang kehidupan masyarakat dan politik.

Setelah nabi berhijrah ke madinnah, dan manusia telah berbondong-bondong

masuk ke agama islam, mulailah Nabi membentuk suatu masyarakat baru, dan

meletakan dasar-dasar untuk suatu masyarakat yang besar yang sedang di tunggu-

tunggu oleh sejarah.

1. Pembentukan Sistem Sosial, Politik dan Ekonomi

Islam adalah agama dan sudah sepantasnya jika dalam negara di letakan dasar-

dasar islam maka turunlah ayat-ayat Al-Qur’an pada periode ini untuk membangun

legalitas dari sisi-sisi tersebut sebagaimana di jelaskan oleh Rasulallah dengan

perkataan dan tindakannya hiduplah kota madinnah dalam sebuah kehidupan yang

mulia dan penuh dengan nilai-nilai utama. Terjadi sebuah persaudaraan yang jujur

dan kokoh, ada solideritas yang erat di antara anggota masyarakatnya. Dengan

demikian berarti bahwa inilah masyarakat islam pertama yang di bangun Rasulallah

dengan asas-asasnya yang abadi.15

Rasulullah membangun tempat-tempat ibadah yang selain di dalamnya bertujuan

untuk ibadah tetapi juga untuk mempersatukan kaum muslimin dengan musyawarah

dalam merundingkan masalah-masalah yang di hadapi. Selain itu menjadi pusat

pemerintahan yang mempersaudarakan kaum muhajirin dan anshar. Persaudaraan di

harapkan dapat mengikat kaum muslimin dalam persaudaraan dan kekeluargaan.


15
Dedi supriyadi. Op. Cit. hlm. 64

8
Rasulallah juga membentuk persaudaraan yang baru yaitu persaudaraan seagama, di

samping persaudaraan yang sudah ada sebelumnya, yaitu bentuk persaudaraan

berdasarkan darah. Dan membentuk persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak

beragama islam serta membentuk pasukan tentara untuk mengantisipasi gangguan-

gangguan yang di lakukan oleh musuh.16

Mengomentari tentang perubahan nama yatsrib menjadi madinnah, dalam

pandangan nurkholis madjid, bahwa agenda-agenda politik kerasulan telah di letakan

dan beliau bertindak sebagai utusan Allah, kepala negara, komandan tentara dan

pemimpin kemasyarakatan. Semua yang di lakukan oleh Nabi Muhammad Saw di

kota hijrah itu merupakan refleksi dari ide yang terkandung dalam perkataan Arab

madinnnah dalam arti itu sama  dengan hadharah dan tsaqarah, yang masing-masing

sering di terjemahkan, berturut-turut peradaban dan kebudayaan, tetapi secara

etimologis mempunyai arti pola kehidupan menetap sebagai lawan badawah yang

berarti ”pola kehidupan mengembara”, nomad. Oleh karena itu perkataan madinnah

dalam peristilahan moderen menunjuk pada semangat dan pengertian civil society,

suatu istilah inggris yang berarti “masyarakat sopan, beradab, dan teratur” dalam

bentuk negara yang baik. Dalam arti inilah harus di pahami kata-kata hikmah dalam

bahasa Arab, (Al insanu madniy-un bi ath thab’i)”manusia menurut naturnya adalah

bermasyarakat budaya” .17

2. Sistem Militer

Muhammad tidak mempunyai sengketa dengan siapapun, baik orang quraisy,

yahudi atau suku lain di negeri Arab. Beliau adalah seorang yang penuh kebajikan

16
Ibid.
17
Ibid. hlm. 65.

9
yang mengajak mereka untuk kembali kejalan Allah, jalan ketakwaan, kebajikan dan

keadilan.18

Suku quraisy menentangnya dan menimbulkan kesulitan yang hebat atas dirinya

dan diri para pengikutnya. Sampai mereka terpaksa meninggalkan kota kediamannya

dab mencari perlindungan di Madinnah. Tetapi mereka tidak membiarkannya untuk

hidup damai di sana dan menyerang mereka dengan bantuan suku arab lainnya dalam

rangka memusnahkan mereka dan kepercayaannya.dalam keadaan demikian kalau

tidak ada alternatif lain kecuali mati atau perlawanan teratur untuk mempertahankan

kepercayaannya. Maka Muhammad memilih yang terakhir. Tujuannya bukanlah

untuk membunuh, tetapi untuk mengajak menusian ke jalan kehidupan yang benar.

Dan dasar dari kebijaksanaan perangnya adalah untuk melemahkan musuh sehingga

mereka dapat mengakhiri perlawanan, penolakannya, permusuhannya terhadap tugas

nabi dan bekerja sama dan hidup dalam damai.19

3. Sumber Keuangan Negara

Dalam Al-Qur’an dan hukum islam di kemukakan bahwa sumber keuangan umat

islam yang utama adalah zakat dan shadaqoh, yang di ambil dari kaum muslimin

sendiri dan di daya gunakan untuk berbagai hal, khususnya untuk kaum miskin dan

perjuangan di jalan Allah.20

Namun dengan semakin luasnya kawasan dunia islam, sumber keuangan

khalifah menjadi berbeda. Para khalifah tidak lagi mendasarkan diri pada zakat dan

shadaqoh, yang pernah menjadi pemicu kemurtadan sekelompok orang dan hampir

memecah belah kesatuan umat islam yang baru tumbuh. Sumber khalifah kini di gali
18
Afzalur Rahman. Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimipin Militer. hlm.  37.
19
Ibid.
20
Muhammad Quthb. Perlukah Menulis Ulang Sejarah Islam. hlm. 86.

10
dengan di dasarkan pada sistem keuangan byzantium dan lain-lainnya. Sehingga, di

tangan kaum muslimin waktu itu, sistem keungan dan sumber pendapatan negara

mengalami perkembangan besar.21

Pendapatan khilafah islam, pertama-tama di dasarkan pada sistem perpajakan

yang berasal dari yunani dan di kenal oleh kaum muslimin dengan sebutan Al-

kharraj. Pajak ini di kenakan terhadap bumi dan lahan pertanian kawasan-kawasan

baru milik orang-orang byzantium dan persia. Bumi dan barang-barang tersebut tetap

menjadi hak milik mereka sesuai debgan ketentuan akidah islam yang menghormati

hak milik pribadi.22

Ketika dinasti abasyiah muncul, sistem tersebut mengalami perubahan. Bumi

pada masa ini berubah menjadi milik negara, bukan milik umat islam lagi. Negara

pun menjadi berhak sepenuhnya atas bumi.akan tetapi sistem ini tidak membuat para

petani menjadi budak dan tidak membatasi kegiatan mereka seperti halnya yang

terjadi di eropa.23

Dalam kaitannya dengan urusan keuangan silam, perlu di kemukakan pula

sistem keuangan islam. Pada mulanya mata uang yang di pakai bukan berasal dari

kawasan dunia islam, sebab ketika kaum muslimin baru melebarkan sayapnya,

mereka belum lagi mengenal industri mata uang islam. Karenanya pada mulanya

mereka tetap memakai mata uang yang di pakai sebelumnya di kawasan-kawasan

baru yang mereka kuasai.24

21
Ibid.
22
Ibid.
23
Ibid. hlm. 87.
24
Ibid.

11
Mata uang yang benar-benar bercorak islami barulah dibuat pada masa khalifah

Abdul Malik Bin Marwan. Pembuatan mata uang masa itu di dasarkan pemikiran

bahwa mata uang selain memiliki nilai ekonomis juga sebagai pernyataan kedaulatan

dinasti islam.25

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1.Mekkah adalah seperti wilayah Arabia lainnya yaitu kota dengan penduduk

dengan masyarakat pastoral (pengembala). Selain itu banyak pedagang-pedagang

diantaranya pedagang eceran.

25
Ibid. hlm. 88.

12
2.Sistem dakwah pada fase mekkah yang dilakukan Rosululloh saw yaitu dengan

cara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan nabi Muhammad juga belajar

Pendidikan islam di makkah yang dipelajarinya yaitu tentang tauhid dalam teori dan

praktek juga memperdalam tentang pengajaran Al-Qur’an.Rasulallah membangun

tempat-tempat ibadah yang selain di dalamnya bertujuan untuk ibadah tetapi juga

untuk mempersatukan kaum muslimin. Terjadi sebuah persaudaraan yang jujur dan

kokoh, ada solideritas yang erat di antara anggota masyarakatnya.

3.Setelah nabi berhijrah ke madinnah, dan manusia telah berbondong-bondong

masuk ke agama islam, mulailah Nabi membentuk suatu masyarakat baru, dan

meletakan dasar-dasar untuk suatu masyarakat yang besar yang sedang di tunggu-

tunggu oleh sejarah.Sistem militer yang dilakukan Rosululloh dengan cara perang

dengan tujuan untuk melemahkan musuh sehingga mereka dapat mengakhiri

perlawanan, penolakannya, permusuhannya terhadap tugas nabi dan bekerja sama

dan hidup dalam damai.Sumber keuangan umat islam yang utama adalah zakat dan

shadaqoh, yang di ambil dari kaum muslimin sendiri dan di daya gunakan untuk

berbagai hal, khususnya untuk kaum miskin dan perjuangan di jalan Allah.

DAFTAR PUSTAKA

Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.


Syalabi, A. 1990. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Bandung: Pustaka Al Husna.
Rahman, Afzalur. 1991. Nabi Muhammad sebagai Pemimpin Militer. Jakarta: Bumi
Aksara.
Quthb, Muhammad. 1998. Perlukah Menulis Ulang Sejarah Islam. Jakarta: Bumi
Aksara.

13
Majid, Abdul Mun’im. 2002. Sejarah Kebudayaan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
QS. Al-Fatihah.

14

Anda mungkin juga menyukai