Di susun oleh :
M. Tangguh Haidar Alig
Ihyakulumuddin
Isa Khowatul ighnia
Kurnia nur fitri
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ilmiah ini.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini yang berjudul “ Peradaban
Islam Rasulullah Periode Madinah “
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Halaman
Kata Pengantar …………………………………….……………… i
Daftar Isi …..………………………………………….………… ii
BAB I Pembahasan
1. Arti Hijrah Nabi Ke Madinah
2. Dasat berpolitik negeri Madinah
3. Piagam Madinah
A. Darussalam
B. Darul Islam
BAB II Penutup
Kesimpulan
Daftar Pustaka ………………………………………………………
BAB I
PEMBAHASAN
Kata hijrah ( )هِجْ َرةberasal dari akar kata hajara ( )هَ َج َرyang berarti
berpindah (tempat, keadaan, atau sifat), atau memutuskan, yakni memutuskan
hubungan antara dirinya dengan pihak lain, atau panas menyengat, yang
memaksa pekerja meninggalkan pekerjaannya. Dalam pengertian syar’iy,
hijrah berarti, “perpindahan Rasulullah saw. Bersama sahabat-sahabatnya
dari Mekkah menuju Madinah, kira-kira tahun ke-13 dari masa kenabiannya”.
Atau “perpindahan dalam rangka meninggalkan kampung kemusyrikan
menuju suatu kampung keimanan, dalam rangka melakukan pembinaan dan
pendirian masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Atau meninggalkan
tempat, keadaan, atau sifat yang tidak baik, menuju yang baik di sisi Allah
dan Rasul-Nya (kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah Nabi saw.).
3. Piagam Madinah
Untuk kaum Muhajirin dan Anshar sudah ada solidaritas sebagai sesama
muslim. Namun untuk golongan Aus dan Khazraj ini sangat rentan sekali terjadi
konflik. Maka untuk menghentikan potensi konflik antar Bani Aus dan Bani
Khazraj, juga dengan golongan lain, Nabi Muhammad SAW setelah berdiskusi
dengan Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab dan sejumlah sahabat
membuat sebuah dokumen perjanjian tertulis. Dalam dokumen yang kemudian
dikenal dengan Piagam Madinah itu ditetapkan sejumlah hak dan kewajiban
kewajiban bagi kaum Muslim, kaum Yahudi, dan komunitas komunitas lain di
Madinah.
Isi piagam Madinah Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Surat Perjanjian ini dari Muhammad-Nabi, antara orang=orang
beriman dan kaum muslimin dari kalangan Quraisy dan Yatsrib (Madinah) serta
mengikut mereka dan menyusul mereka dan berjuang bersama-sama mereka
bahwa: mereka adalah satu umat, di luar golongan orang lain
.
BAB II
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA