Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

STRATEGI NABI MUHAMMAD DI MADINAH

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Literasi Informasi

Dosen Pengampu: Marwiyah, S.Ag., S.S., M.LIS.

Disusun Oleh :

Dihyal Subakti (21101020033)

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di antara salah satu sifat negatif bangsa Arab sebelum kedatangan Islam
adalah taasub yang berlebihan terhadap kabilah dan keturunan mereka. Sifat
taasub terlihat pada prinsip mereka yang memegang teguh tribalisme serta
primordialisme kesukuan. Sebuah sikap yang menganggap bahwa kabilah
atau suku merekalah yang paling unggul, mulia dari pada suku-suka lainnya.
Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi Rasulullah SAW dalam rangka
menyampaikan risalahnya dan menyatukan bangsa Arab tersebut. Sebab,
menyatukan mereka di bawah satu panji kepemimpinan tidaklah mudah.
Kondisi bermusuhan dan taasub kesukuan tersebut itu berubah setelah
Rasulullah berhijrah. Dimana beliau sebagai utusan Allah yang tajam visi dan
misinya, mampu mengatur strategi dalam melenyapkan paham
primordialisme kesukuan antar mereka. Sehingga beliau mampu membentuk
negara Islam Madinah di tengah paham primordialisme kesukuan tersebut,
serta menyatukan mereka dalam satu komando walau masyarakatnya berbeda
ras, suku dan agama.

B. RUMUSAN MASALAH
Pada makalah ini penulis mengidentifikasi tentang bagaimana strategi
yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat
Madinah.

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah singkat ini supaya pembaca lebih
mengetahui tentang strategi yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW
dalam membangun masyarakat Madinah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Strategi Dakwah Rasulullah SAW


Dampak perubahan peradaban yang paling signifikan pada masa
Rasulullah adalah perubahan tatanan sosial. Suatu perubahan mendasar dari
masa amoral menuju moralitas yang beradab. Dalam tulisan Ahmad al-
Husairy diuraikan bahwa peradaban pada masa nabi dilandasi dengan asas-
asas yang diciptakan sendiri oleh Nabi Muhammad di bawah bimbingan
wahyu.

1. Membangun Masjid Nabawi


Pembangunan masjid ini merupakan bagian dari strategi dakwah
pertama yang dilakukan oleh Rasulullah SAW untuk melebarkan sayap
Islam, karena masjid memiliki peranan penting dalam sejarah Islam.
Masjid sebagai tempat untuk beribadah, madrasah yang menghasilkan
pemimpin Muslim yang berkompeten serta menjadi pembawa panji
keislaman. Di sisi lain, masjid juga menjadi tempat pemilihan khalifah,
baiat, dan diskusi tentang semua persoalan umat sekaligus menjadi pusat
pemerintahan. Dari masjid pula lahirlah para pasukan tangguh. Di masjid
ini pula Nabi menyambut utusan para suku dan delegasi para raja dan
penguasa. (Ahmad Qasim Ibrahim, 2014)

2. Mempersaudarakan kaum Anshar dan Muhajirin


Kaum Anshar dengan lapang dada membantu kaum Muhajirin
dalam hal apapun, seperti tempat tinggal, harta benda, bahkan istri
mereka ada yang diceraikan untuk dinikahkan dengan kaum Muhajirin.
Persaudaraan ini menjadi lebih kuat daripada hanya berdasarkan
keturunan. (Ibnu katsir, 1997)
Persaudaraan ini kemudian mampu menghilangkan sekat kesukuan,
dan saling tolong menolong terhadap sesama. Berasaskan iman dibawah
risalah Nabi Muhammad SAW telah melunakkan hati mereka.
3. Membuat perjanjian dengan non-Muslim
Strategi yang ke tiga adalah membuat perjanjian dengan non-
Muslim. Penduduk Madinah di awal kedatangan Rasulullah terdiri dari
tiga kelompok, yaitu bangsa Arab Muslim, bangsa Arab non-Muslim dan
orang Yahudi. Untuk menyelaraskan hubungan antara tiga kelompok
tersebut, Nabi mengadakan perjanjian atau kesepakatan dalam piagam
yang disebut “Konstitusi Madinah”. (Muhammad Khan Zafrullah, 1980)
Konstitusi ini dikenal dan diakui sebagai konstitusi tertulis pertama
dalam sejarah. Kesepakatan ini bertujuan agar terjaminnya sebuah
keamanan dan kedamaian serta melahirkan sebuah suasana harmonis dan
kondusif, saling membantu dan toleransi di antara golongan tersebut,
hingga terciptalah Negara yang jauh dari permusuhan antar golongan
yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadaban dan peradaban. Tidak ada
hak-hak golongan non-Muslim yang dihambat, ataupun di khianati. Nabi
justru menerapkan dan melaksanakan prinsip keadilan bagi warga
Madinah, baik Muslim maupun non-Muslim. (Ahmad Al-Husairy, 2013)

Setelah Madinah kokoh Nabi merancang menyebarkan Islam keluar


Madinah, yaitu tujuan utamanya adalah Makkah dan suku Quraisy. Faktor
utama Nabi menerapkan kebijakan ini yaitu : pertama, letak mekkah yang
strategis, juga pusat keagamaan Bangsa Arab dan melalui konsolidasi Bangsa
Arab dalam Islamlah, Islam dapat tersebar keluar. Kedua, apabila suku
Muhammad sendiri dapat diIslamkan, Islam akan memperoleh dukungan
yang sangat besar karena Suku Quraisy memiliki kekuasaan dan pengaruh
yang besar. (Muhammad Abdul Karim, 2019)

Suatu hal yang sangat penting ketika Nabi di Yatsrib (Madinah) yaitu,
Nabi bersama 1400 pengikut ingin berziarah ke tempat kelahirannya yaitu
Makkah dihalangi oleh orang Makkah. Akhirnya terjadi perjanjian perjanjian
Hudaybiyah yang membawa keuntungan sangat besar bagi kaum Islam di luar
dua kota suci tersebut. Pada peristiwa fathummakkah Nabi dan para sahabat
yang berjumlah lebih dari 10.000 orang memasuki kota Makkah tanpa
perlawanan. (Hassan Ibrahim, 1976)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari strategi dan pemerintahan Nabi
Muhammad SAW di Yastrib (Madinah) yaitu, bahwa beliau tidak mengambil
keputusan atau memberi peraturan dengan langsung. Akan tetapi beliau
perlahan merangkul penduduk Madinah terlebih dahulu dan mempersatuan
antar perbedaan suku yang bersaing dan bahkan menjalin perdamaian dengan
non muslim. Dan setelah semua bersatu baru Nabi membuat susunan
pemerintahan dengan hidup rukun, damai, dan kenyamanan.
Dan suatu hal kesuksesan Nabi yang juga sangat penting dalam peristiwa
fhatummakkah. Yaitu membawa Islam penduduk Makkah terutama kaum
Quraisy masuk di bawah pimpinanya tanpa perlawanan pertumpahan darah,
bahkan nabi membebaskan orang-orang yang mengusir dan yang ingin
membunuhnya waktu sebelum Nabi hijrah. Strategi ini mulanya dibentuk
nabi melalui perjanjian Hubaydiyah.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Al-Husairy. (2013). Sejarah Islam (Sejak Zaman Nabi Adam Hingga
Abad XX). Jakarta: Akbar Media.
Ahmad Qasim Ibrahim. (2014). Buku Pintar Sejarah Islam, Jejak Langkah
Peradaban Islam Dari Nabi Hingga Masa Kini. Jakarta: Zaman.
Hassan Ibrahim. (1976). Tarikh Al-Islam. Mesir: Maktabah Al-Nahdhah Al-
Mishriyah.
Ibnu Katsir. (1997). Al-Bidayah Wa Al-Nihayah. Jakarta: Publisher Book.
Muhammad Abdul Karim. (2019). Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam.
Yogyakarta: Book Publisher.
Muhammad Khan Zafrullah. (1980). Muhammad Seal Of Prophet. London:
Routledge Dan Keagan Paul.

Anda mungkin juga menyukai