Anda di halaman 1dari 6

ُ ‫ِ و َ ﺑ َ ﺮ َﻛ َ ﺎ ﺗ ُ ﻪ‬ ‫َاﻟﺴَّﻠَﺎمُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ وَرَﺣْﻤَﺔُ ﷲ‬

. َ ‫ ﺳ َ ﻴ ّ ِﺪ ِ ﻧ َ ﺎ و َ ﻧ َ ﺒ ِ ﻴ ّ ِ ﻨ َ ﺎ ﻣ ُ ﺤ َ ﻤ ّ َ ﺪ ٍ و َﻋ َ ﻠ َ ﻰ آ ﻟ ِ ﻪ ِ و َ ﺻ َ ﺤ ْ ﺒ ِ ﻪ ِ أ َ ﺟ ْ ﻤ َﻌ ِ ﻴ ْ ﻦ‬، َ ‫ا َ ﻟ ْ ﺤ َ ﻤ ْ ﺪ ُ ﻟ ﻠ ﻪ ِ ر َ ب ّ ِ ا ﻟ ْ ﻌ َ ا ﻟ َ ﻤ ِ ﻴ ْ ﻦ َ و َ ا ﻟ ﺼ ّ َ ﻠ َ ﺎة ُ و َ ا ﻟ ﺴ ّ َ ﻠ َ ﺎ م ُ ﻋ َ ﻠ َ ﻰ أ َ ﺷ ْ ﺮ َ ف ِ ا ﻟ ْ ﺄ َ ﻧ ْ ﺒ ِ ﻴ َ ﺎ ء ِ و َ ا ﻟ ْ ﻤ ُ ﺮ ْ ﺳ َ ﻠ ِ ﻴ ْ ﻦ‬
‫ُوَ ﺑَﻌْﺪ‬

Jama’ah yang semoga dirahmati oleh Allah, pertama dan yang paling utama mari kita bersyukur
kepada Allah 'azza wajalla yang telah memberikan kita kenikmatan berupa islam dan iman.

Kemudian, semoga shalawat dan salam selalu tersampaikan kepada uswah kita Nabi
Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam, beserta keluarga beliau, para sahabat, dan juga para
pengikutnya hingga akhir zaman.

Jama’ah yang semoga dirahmati oleh Allah, sebelum kita menginjak pada materi ceramah yang
hendak saya bawakan, disini saya selaku penceramah mewasiatkan kepada diri saya sendiri
dan para jama’ah sekalian untuk bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa.

Di dalam Al-Quran Allah subhanahu wata'ala berfirman :

َ ‫ﺴِﻠُﻤْﻮ‬
‫ن‬ ْ ‫ﻢ ُّﻣ‬
ْ ‫ﻦ ِاَّﻟﺎ َوَاْﻧُﺘ‬
َّ ‫ﻖ ُﺗٰﻘﯩِﺘٖﻪ َوَﻟﺎ َﺗُﻤْﻮُﺗ‬
َّ ‫ﺣ‬
َ ‫ﻦ ٰاَﻣُﻨﻮا اَّﺗُﻘﻮا اﻟّٰﻠَﻪ‬
َ ‫ٰٓﻳَﺎُّﻳَﻬﺎ اَّﻟِﺬْﻳ‬

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa
kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. [QS. Ali Imran ayat 102]

Jama’ah yang semoga dirahmati oleh Allah, pada kesempatan yang berbahagia ini, izinkanlah
saya selaku penceramah untuk membawakan ceramah tentang sabar beserta dalilnya.

Mudah-mudahan tema ceramah tentang sabar yang hendak penceramah bawakan dapat
memberikan pencerahan sekaligus menambah wawasan kita tentang agama Islam khususnya
yang berkaitan dengan kesabaran.

Jama’ah yang dirahmati oleh Allah, sebetulnya apakah yang dimaksud dengan sabar itu sendiri?
Apakah yang dimaksud dengan sabar adalah berdiam diri ketika dizalimi? Ataukah sabar itu
berarti menerima dan pasrah saja atas keadaan yang ada tanpa mau melakukan perubahan
menuju yang lebih baik?

Ternyata, jama’ah, sabar yang dimaksud di dalam Islam itu adalah menahan diri dari segala
sesuatu yang dilarang oleh Allah subhanahu wata'ala.
Artinya dalam menghadapi situasi apapun, baik itu situasi yang menyenangkan ataupun tidak,
kita harus menahan diri agar tidak melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah subhanahu
wata'ala.

Sebagai contoh misalkan kita dihadapkan dengan masalah rumah tangga yaitu pasangan kita
melakukan perbuatan zina (na’udzubillahi min dzaalik). Maka yang harus kita lakukan adalah
menyelesaikan masalah tersebut dengan cara yang baik.

Jangan sampai karena termakan cemburu kita malah melakukan perbuatan yang dilarang
seperti memukul, mempermalukan, menyebarkan aib ke sosial media atau bahkan
membunuhnya.

Akan tetapi hendaknya kita bersabar atas musibah tersebut dengan tidak melakukan hal-hal
yang dilarang oleh Allah dan menyelesaikan masalah tersebut dengan cara yang baik dan benar.

Dari contoh tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa sabar itu bukan berarti kita pasrah dan
diam disaat ada masalah tanpa kita berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Justru apabila kita menghadapi suatu masalah ataupun musibah, kita harus tetap berusaha
menyelesaikan masalah tersebut dengan cara yang baik dan menahan diri untuk tidak
menyelesaikan masalah dengan cara yang dilarang oleh Allah subhanahu wata'ala.

Jama’ah yang semoga dirahmati oleh Allah, bila disampaikan ceramah tentang sabar, tidak
afdhol rasanya apabila tidak jelaskan apa saja jenis-jenis sabar di dalam agama Islam.
Tujuannya adalah agar wawasan kita tentang sabar tidak hanya diseputar sabar dalam
menghadapi musibah saja.

Ternyata, di dalam Islam sabar itu ada tiga tingkatan :

Yang pertama adalah bersabar dalam ketaatan.

Yang kedua adalah bersabar untuk tidak melakukan kemaksiatan.

Dan yang ketiga adalah bersabar dalam menghadapi musibah atau cobaan.

Nah, dari ketiga jenis sabar tersebut, ternyata tingkatan sabar yang paling tinggi adalah
bersabar dalam ketaatan.

Apabila kita menelaah dalil tentang sabar di dalam Al-Quran maka kita akan mendapati bahwa
bersabar di dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah adalah kesabaran yang paling berat
dan memerlukan kesabaran tingkat tinggi.
Di dalam Al-Quran disebutkan :

‫ﻄِﺒْﺮ ِﻟِﻌَﺒﺎَدِﺗٖﻪ‬
َ ‫ﺻ‬
ْ ‫ﻋُﺒْﺪُه َوا‬
ْ ‫َﻓﺎ‬

Maka, sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya [QS. Maryam ayat 65]

‫ﻋَﻠْﻴَﻬﺎ‬
َ ‫ﻄِﺒْﺮ‬
َ ‫ﺻ‬
ْ ‫ﺼٰﻠﻮِة َوا‬
َّ ‫ﻚ ِﺑاﻟ‬
َ ‫ﻫَﻠ‬
ْ ‫َوْأُﻣْﺮ َا‬

Perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan bersabarlah dengan sungguh-sungguh


dalam mengerjakannya. [QS. Thaha ayat 132]

Bukti nyata bahwa bersabar dalam melaksakan ketaatan adalah kesabaran tingkat tinggi adalah
bahwa sering kali kebanyakan dari kita tidak sabaran menjalankan ibadah kepada Allah
subhanahu wata'ala.

Salah satu contoh kongkritnya adalah perintah Allah subhanahu wata'ala untuk konsisten
melaksanakan shalat lima waktu tepat pada waktunya.

Betapa banyak kaum muslimin saat ini yang kesulitan menjalankan ibadah yang satu ini. Bahkan
banyak orang bilang, apabila orang itu mampu menjalankan shalat lima waktu secara tertib
maka dipandang sebagai orang yang luar biasa kesholehannya.

Padahal menjalankan shalat lima waktu itu adalah standar minimal seorang itu bisa disebut
sebagai seorang muslim, bukan standar orang sholeh.

Justru orang itu bisa dikatakan sholeh jika ia mampu menjalankan shalat lima waktu sekaligus
shalat-shalat sunnah lainnya semisal shalat tahajjud dan lain-lain.

Akan tetapi, karena sangking jarangnya orang yang mampu menjalankan shalat wajib lima
waktu sampai-sampai orang yang melaksanakannyapun sudah dikatakan orang sholehannya
luar biasa.

Nah, dari satu ibadah ini saja kita bisa mengetahui ternyata masih banyak kaum muslimin yang
tidak mengerjakannya. Artinya kesabaran dalam menjalankan ketaatan itu memang
memerlukan kesabaran tingkat tinggi.

Karena itulah kesabaran dalam menjalankan ketaatan itu adalah kesabaran yang paling agung
dan paling mulia.
Kemudian jama’ah, tingkatan sabar dibawah sabar dalam ketaatan adalah bersabar untuk tidak
melakukan kemaksiatan.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa salah satu ujian yang Allah berikan kepada kita para
lelaki adalah ujian wanita.

Betapa banyak orang yang terjurus dalam kemaksiatan dikarenakan wanita. Perzinaan,
pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, dan kezaliman-kezaliman lainnya banyak disebabkan
oleh wanita.

Betapa banyak lelaki yang berani mengambil harta orang lain dengan cara yang zalim karena
tuntutan istrinya. Betapa banyak lelaki yang membunuh saudaranya juga karena omongan
istrinya. Tak jarang pula lelaki yang murtad dan keluar dari agama Islam karena wanita.

Bahkan manusia pertama pun terpeleset dalam kesalahan disebabkan godaan istrinya.

Oleh karena itu jama’ah, kita harus bersabar untuk tidak tergoda dengan upadaya wanita.
Karena sesungguhnya wanita itu lemah, namun karena kelemahannya itulah justru yang dapat
menjatuhkan dan membuat lemah para lelaki.

Adapun tingkatan sabar yang terakhir adalah sabar dalam menghadapi musibah.

Kita sebagai manusia tidak akan pernah lepas dari yang namanya musibah. Terkadang kita
melihat orang lain seolah-olah hidupnya enak dan tidak pernah mendapatkan musibah. Padahal
sesungguhnya setiap manusia memiliki musibah dan ujiannya masing-masing.

Ada yang diuji dengan ditinggal anggota keluarganya, ada yang diuji dengan kehilangan
hartanya, ada juga yang diuji dengan kehilangan pasangannya, dan lain-lain.

Oleh karena itu, apabila kita dihadapkan dengan musibah maka hendaknya kita bersabar
dengan menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah.

Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa salah satu ciri orang yang bersabar ketika ditimpa
musibah adalah mengucapkan kalimat “Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un”

َۗ ‫ﺟُﻌْﻮ‬
‫ن‬ ِ ‫ۗ َﻗاُﻟْٓﻮا ِاَّﻧﺎ ِﻟّٰﻠِﻪ َوِاَّﻧٓﺎ ِاَﻟْﻴِﻪ ٰر‬ ‫ﺼْﻴَﺒٌﺔ‬
ِ ‫ﻢ ُّﻣ‬
ْ ‫ﺻﺎَﺑْﺘُﻬ‬
َ ‫ﻦ ِاَذٓا َا‬
َ ‫َاَّﻟِﺬْﻳ‬

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā
ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami
akan kembali). [QS. Al-Baqarah ayat 156]
Jangan sampai ketika kita ditimpa musibah kita malah suuzon kepada Allah, merasa bahwa
Allah tidak adil, bahkan berani mencaci Allah subhanahu wata'ala.

Akan tetapi apabila kita ditimpa musibah kita harus kembali kepada Allah, menyadari bahwa diri
kita ini adalah milik Allah, bukan milik siapapun, serta menyadari bahwa kita semua akan
dikembalikan kepada Allah 'azza wajalla.

Jama’ah yang semoga dirahmati oleh Allah, sesuai tema ceramah kali ini, yaitu ceramah
tentang sabar beserta dalilnya, maka penceramah akan sedikit membawakan tiga dalil tentang
keutamaan sabar yang terdapat di dalam Al-Quran :

Pertama, jangan pernah berfikir kita pasti masuk surga sebelum diberi cobaan oleh Allah lalu
kita sanggup bersabar menghadapi cobaan itu. Allah ta’ala berfirman :

ُ‫ﺳْﻮل‬
ُ ‫ل اﻟَّﺮ‬ َ ‫ﺣّٰﺘﻰ َﻳُﻘْﻮ‬ َ ‫ﻀَّﺮۤاُء َوُزْﻟِﺰُﻟْﻮا‬
َّ ‫ﺳۤﺎُء َواﻟ‬
َ ‫ﻢ اْﻟَﺒْﺄ‬
ُ ‫ﺴْﺘُﻬ‬
َّ ‫ﻢ ۗ َﻣ‬ ْ ‫ﻦ َﻗْﺒِﻠُﻜ‬
ْ ‫ﺧَﻠْﻮا ِﻣ‬
َ ‫ﻦ‬
َ ‫ﻞ اَّﻟِﺬْﻳ‬
ُ ‫ﻢ َّﻣَﺜ‬
ْ ‫ﺠَّﻨَﺔ َوَﻟَّﻤﺎ َﻳْﺄِﺗُﻜ‬
َ ‫ﺧُﻠﻮا اْﻟ‬
ُ ‫ن َﺗْﺪ‬
ْ ‫ﻢ َا‬
ْ ‫ﺴْﺒُﺘ‬
ِ ‫ﺣ‬
َ ‫َاْم‬
ٌ‫ﺼَﺮ اﻟّٰﻠِﻪ َﻗِﺮْﻳﺐ‬
ْ ‫ن َﻧ‬
َّ ‫ﺼُﺮ اﻟّٰﻠِﻪ ۗ َاَﻟٓﺎ ِا‬ ْ ‫ﻦ ٰاَﻣُﻨْﻮا َﻣَﻌٗﻪ َﻣٰﺘﻰ َﻧ‬ َ ‫َواَّﻟِﺬْﻳ‬

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu
(cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa
kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan) sehingga Rasul dan orang-
orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. [QS. Al-Baqarah ayat 214]

Kedua, pahala sabar itu tidak ada batasnya. Allah ta’ala berfirman :

ٍ ‫ﺴﺎ‬
‫ب‬ َ ‫ﺣ‬
ِ ‫ﻢ ِﺑَﻐْﻴِﺮ‬
ْ ‫ﻫ‬
ُ ‫ﺟَﺮ‬
ْ ‫ن َا‬
َ ‫ﺼِﺒُﺮْو‬
ّٰ ‫ِاَّﻧَﻤﺎ ُﻳَﻮَّﻓﻰ اﻟ‬

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa


perhitungan. [QS. Az-Zumar ayat 10]

Ketiga, Allah itu cinta dengan orang-orang yang bersabar. Allah ta’ala berfirman :
َ ‫ﺼِﺒِﺮْﻳ‬
‫ﻦ‬ ّٰ ‫ﺐ اﻟ‬
ُّ ‫ﺤ‬
ِ ‫ۗ َواﻟّٰﻠُﻪ ُﻳ‬ ‫ﺳَﺘَﻜﺎُﻧْﻮا‬
ْ ‫ﺿُﻌُﻔْﻮا َوَﻣﺎ ا‬
َ ‫ﻞ اﻟّٰﻠِﻪ َوَﻣﺎ‬
ِ ‫ﺳِﺒْﻴ‬
َ ‫ﻲ‬
ْ ‫ﻢ ِﻓ‬
ْ ‫ﺻﺎَﺑُﻬ‬
َ ‫ﻫُﻨْﻮا ِﻟَﻤٓﺎ َا‬
َ ‫ن َﻛِﺜْﻴٌۚﺮ َﻓَﻤﺎ َو‬
َ ‫ﻞ َﻣَﻌٗﻪ ِرِّﺑُّﻴْﻮ‬
َۙ ‫ﻲ ٰﻗَﺘ‬
ٍّ ‫ﻦ َّﻧِﺒ‬
ْ ‫ﻦ ِّﻣ‬
ْ ‫َوَﻛَﺎِّﻳ‬

Betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(-nya) yang
bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak
patah semangat, dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah mencintai orang-orang yang
sabar. [QS. Ali Imran ayat 146]

Nah, dari ketiga dalil tersebut kita mengetahui bahwasanya ternyata siapapun orangnya, apapun
status sosialnya, apabila dia adalah seorang muslim maka ia akan diberikan cobaan oleh Allah.

Tujuannya apa? Tujuannya adalah agar Allah mengetahui seberapa besar ia mampu
mempertahankan keimanannya. Apakah ia mampu bersabar ataukah tidak?

Kemudian, pada dalil yang kedua disebutkan bahwa pahala sabar itu tidak ada batasnya. Ini
menunjukkan bahwa sesungguhnya sabar itu memang tidak ada batasnya.

Selama kita hidup di dunia maka kita selalu dituntut untuk bersabar. Sampai kapan?
Jawabannya adalah sampai ajal kita menjemput, Allah ta’ala berfirman :

ُ ‫ﻚ اْﻟَﻴِﻘْﻴ‬
‫ﻦ‬ َ ‫ﺣّٰﺘﻰ َﻳْﺄِﺗَﻴ‬
َ ‫ﻚ‬
َ ‫ﻋُﺒْﺪ َرَّﺑ‬
ْ ‫َوا‬

dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu kepastian (kematian). [QS. Al-Hijr ayat 99]

Terakhir, pada dalil yang ketiga kita mendapati bahwa sebesar apapun cobaan yang dihadapi
jangan sampai membuat kita lemah dan menyerah. Karena apabila kita kuat dan mampu
bersabar menghadapi cobaan tersebut maka kita akan meraih kemenangan serta cinta dari
Allah subhanahu wata'ala.

Masya Allah! Betapa dahsyatnya keutamaan orang-orang yang bersabar!

Demikianlah ceramah tentang sabar beserta dalilnya yang bisa saya sampaikan. Semoga tema
ceramah tentang sabar ini dapat membuat kita semakin kuat dan bersabar dalam menjalankan
ketaatan kepada Allah.

Dan semoga kita dijadikan oleh Allah subhanahu wata'ala termasuk hamba-hambaNya yang
senantiasa bersabar. Amin ya Robbal Alamin.

Anda mungkin juga menyukai