Anda di halaman 1dari 2

Kepada

Kekasih Allah,
Semoga senantiasa ditempatkan
di sisi yang paling mulia.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Banyak hal yang ingin ku sampaikan kepadamu ya rasulullah, wahai suri


tauladan seluruh umat manusia tentang keluh-kesah yang sedang ku alami
dan begitupun umat muslim lainnya. Jika sempat ku bertemu dengan mu
entah di mana dan dengan izin Allah, bersediakah engkau mendengarkan
sepucuk surat yang ingin ku bacakan kepada mu.

Duhai rasulullah, andai kau tahu sejatinya hati manusia itu rapuh, jiwa
manusia itu lemah, dan mudah terombang-ambing oleh angin bunga mawar
yang karenanya setiap insan tersenyum, dan bahagia akan sosoknya.

Duhai rasulullah, andai kau tahu sesungguhnya fikriyahku paham bahwa


cinta itu apa? Bagaimana rasanya cinta dengan dunia, dan apa lagi jika itu
cinta yang datang dari seorang anak gadis yang karenanya ku takut merusak
hijabnya. Sungguh fikriyahku bertentangan dengan ruhiyah, sungguh diriku
insan yang lemah dan rapuh, namun tak seperti panglima mujahid yang selalu
kokoh berjihad dan tak mudah terombang-ambing di medan perang layaknya
cintaku kepada seseorang yang entah kenapa karenanya pandanganku
tertunduk, dan karena nasihatnya aku bersemangat.

Ku akui wahai rasulullah, karena perantara mu islam ini tegak, yang karena
perantara dirimu hampir setiap penjuru dunia melafaskan takbir, yang karena
dirimu, jiwa, hati, dan fikiran manusia sejalan dengan syariat islam layaknya
keluarga mu, para kalifah, seperti abu bakar, umar, utsman, ali, dan seperti
semua sahabat, semua tabiin dan orang-orang yang mengikuti jejak mu ya
rasul, hingga akhir zaman.

Duhai rasulullah sungguh tutur kata nasihat mu atau bahkan perbuatan mu


yang tergambar melalui hadist menjadi panutan bagi insan yang bertaqwa.
Tetapi tidak dengan diriku, yang tak sepenuhnya menjalani itu semua
lantaran mengharapkan taman indah yang belum pantas ku miliki, lebih
sering menyebut namanya dari pada berselawat kepada mu dengan harapan
syafaat, rindu berpapasan dengannya atau bahkan hanya sekedar rindu
melihatnya dari pada merindukan sosok pujaan insan seluruh penjuru dunia,
yakni dirimu ya rasulullah sebagai sumber suri tauladan.
Ampuni aku ya Allah, ampuni aku ya rasulullah,

Ajarkanlah aku ya rasul tentang bagaimana cara mengesakan Allah sehingga


aku takut setiap kali melanggar perintahnya, ajarkan aku ya rasulullah
tentang bagaimana caranya engakau selalu mengharapkan pertolongan hanya
kepada Allah semata, sehingga tiada yang bisa aku harapkan selain
pertolongan dari Allah, dan ajarkanlah aku ya rassulullah bagaimana caranya
berakhlak mulia layaknya tujuan Allah mengutus mu dimuka bumi ini, yakni
untuk memperbaiki akhlak manusia sehingga yang karenanya setiap insan
selalu hidup rukun damai dengan berlandaskan ketakwaan kepada Allah.

Ya rasulullah, kisah cinta mu luarbiasa romantisnya sepanjang


pengetahuanku, bahkan butuh banyak pengorbanan, tantangan, sehingga
cinta yang sejati tak akan mudah roboh walau berbagai cobaan singgah silih
berganti, atau bahkan hanya sekedar menyapa. Tetapi ya rasul, akankah
cintaku dimasa depan nanti akan seromantis yang pernah kau rasakan atau
setidaknya akankah diriku dimasa depan nanti bersama seseorang yang ku
harapkan, atau mungkin aku tak akan merasakan salahsatunya lantaran
kematian datang lebih cepat.

Duhai rasulullah, ajarkanlah aku cara bersabar untuk mememetik bunga yang
telah ku tanam yang insyaallah akan mekar indah, karena diatas pengharapan
yang sangat ku harapkan itu adalah karena Allah, yang berpupukan iman,
kejujuran, keikhlasan, amal makruf nahi mungkar sehingga akan mekar indah
bersama jika semuanya baik, dan buruk jika salah satunya buruk.

Ampuni aku ya Allah, ampuni aku ya rasulullah atas segala ucapan, atas
segala ketidaktahuan, dan perilaku yang telah aku perbuat.

Wassalam,

Wisnu Joko Wulung

Anda mungkin juga menyukai