denganmu, yang hidup di zaman keemasan Islam, aku akan sangat bersyukur bila bisa
bertemu denganmu. Terutama, aku ingin melihat sifat-sifat dirimu, yang bijak dan
banyak dibicarakan orang. Kejujuran yang benar-benar nyata adanya. Kebaikan
hatimu…….serta seluruh sifat-sifat baikmu yang tak bisa kutemukan di zaman
sekarang.
Musuh yang selalu melemparkan kotoran padamu, saat engkau keluar rumah, kau
hadapi dengan sabar. Bahkan engkau datang yang pertama kali untuk menjenguk
orang itu, saat ia sakit.
Ya Rasulullah alangkah bahagianya bila aku bisa bertemu denganmu. Orang pilihan
sepertimu.
Aku kerap kali berandai-andai atau berkhayal bila nanti aku dilahirkan kembali, aku
sangat-sangat berharap bisa dilahirkan pada saat zamanmu.
Kejernihan jiwamu
Ya Rasulullah.
Mungkin hanya kaulah satu-satunya pemimpin yang pada malam hari menjaga umat-
umatmu. Sedangkan umatmu tengah tertidur pulas di kasur raja-raja.
Tidak itu saja. Engkau bahkan rela tidak makan berhari-hari demi kemaslahatan
umatmu. Semua harta bendamu diberikan pada yang lebih berhak. Bahkan bila bila
engkau punya sepotong roti saja, untuk mengganjal perutmu, dan Jika ada pengemis
yang datang meminta, engkau pasti memberikannya. Jika engkau tak mempunyai
makanan, engkau berpuasa terus menerus.
Ya Rasullulah…
Di malam hari, saat umatmu tertidur pulas, Engkau menyempatkan diri untuk
beribadah kepada Allah: shalat dan berdzikir panjang.
Ya Rasulullah, semua itu engkau lakukan demi menjaga akhlakmu. Padahal engkau
sudah mendapat kepastian masuk surga. Tapi engkau tetap saja melakukan seluruh
ibadah.
(Surat ditulis Iyos Kosasih, untuk tugasPAIBP , kelas X/ Selasa, 01 Maret 2022)