Wahai anak-anakku
apa saja yang telah engkau perbuat.
Kemana saja engkau melangkahkan kakimu
Kemana saja engkau arahkan pandanganmu.
Apa saja yang engkau ucapkan dari lisanmu.
Atau barangkali ini yang jarang terduga oleh kalian, sudahkah engkau
mengingat bagaimana kebijakanmu kau gunakanapa saja yang
pernah engkau pikirkan engkau bayangkan.
Hitunglah! apakah yang telah kau lakukan, kebaikan?
Ataukah masih ada perbuatan dosa yang masih saja kau lakukan?
Apakah kita yakin pahala lebih banyak dari dosa?
Ingatlah janji Allah Wamayamal mistqola dzarrotin khoira yarahu,
wamayamal mistola dzarotin syarroyyarah ingatlah itu!
Sekecil-kecil kebaikan dan kejahatan semuanya akan dihitung oleh
Allah..akan dihitung wahai anak-anakku..
kalian punya mata, tapi kalian sering gunakan untuk melihat yang tidak
pantas untuk dilihat; kalian tidak menggunakannya untuk membaca ayatayat Allah
kalian punya telinga, tapi kalian sering gunakan untuk mendengar kata
sia-sia;
Wahai anak-anakku.
Ingat pada ibu dan ayah kalian..
Bayangkan wajah mereka hadir di hadapan mu..
Ada di antara kalian yang ibu ayahnya masih bersama di sisi
Mungkin ada di antara kalian yang ibu atau ayah atau
keduanya telah lama pergi buat selama-lamanya
Pergi mengadap
mereka sayangi..
Ilahitelah
meninggalkan
engkau
yang
Anak-anakku..
Bayangkan wajah ibuwajah ayah
Bayangkan wajah mereka yang letih dan penat dari bekerja
mencari rezeki
Dapatkah engkau memahami apa yang mereka rasai
Ayahmu..
Ketua keluarga yang menjaga engkau dan keluarga..
Membanting tulang dengan penuh kesungguhan untuk mencari
rezeki
Mencari wang untuk membiayai pelajaran mu
Namun,
sudahkah engkau berbakti kepada ibu kalian.. sudahkah?
Sudahkah engkau berbakti kepada ibu kaliansudahkah?
Sudahkan engkau berbakti kepada ayah kaliansudahkah?
Masihkah engkau terus menerus menyakiti mereka dengan
kata-kata mu yang melukakan?
Masihkah engkau terus dengan sikap malas ketika mereka
memohon pertolongan?
Wahai anakku
Guru-guru kalian yang telah mengajarkan ilmu pengetahuan
kepada kalian dengan penuh keikhlashan tetapi engkau tidak
hormat kepada guru-guru mu
Padahal anak2ku. Kejayaan para ilmuan terdahulu adalah
disebabkan mereka menghormati dan memuliakan guru2nya
walaupun mereka hanya mengajarkan satu kalimat tayyibah.
Masih ingatkah dengan apa yang pernah kalian perbuat untuk
guru-gurumu saat mereka menasehatimu
Engkau
marahsinisdendam.bahkan
mengacuhkan
mereka. Malah engkau dengan senang menjawab cikgu ini
bukan urusan cikgu!, cikgu mengapa menyibuk, sayakan
bukan anak cikgu!
Anak2ku dari guru-guru mu engkau belajar sehingga menjadi
seorang yang pandai..dapat ilmu yang tinggi dan akhirnya
berjaya menjadi seorang yang berguna pada masa akan
datang.
Kau curahkan ilmu kepada kami, tetapi ilmu itu belum banyak
kami amalkan dan kami gunakan untuk membawa manusia
agar selalu ingat kepada-Mu
Kau mudahkan kami sholat, tetapi sholat itu belum membuat
kami mampu mencegah perbuatan yang keji dan mungkar;
pula sholat kami jauh dari khusyu
Kau mudahkan kami puasa, tetapi puasa kami belum membuat
kami mencintai orang-orang yang lapar dan dahaga bertahuntahun lamanya
Kau mudahkan kami shodaqoh, tetapi masih terselip perasaan
riya di dada
Kau mudahkan kami berzikir, tetapi zikir kami sebatas di masjid
dan rumah-rumah saja
Sungguh malu kami menghadapMu ya Allah, apalagi memohon
sesuatu kepadaMu
Tapi bila tidak kepadaMu, kepada siapa lagi kami harus
memohon?
Kabulkanlah permohonan kami yang hina berikut ini ya Allah
Ya Rahman Ya Rahim.
Jadikanlah mata ini penglihatanMu ya Allah, agar ia hanya
melihat hal-hal yang halal dilihatnya
Jadikanlah telinga ini pendengaranMu ya Allah, agar ia hanya
mendengar hal-hal yang halal didengarnya
Jadikanlah lidah ini gaung wahyuMu, agar manusia hanya
merasakan kedamaian dan cinta dariMu
Jadikanlah tangan ini perpanjangan Kasih SayangMu ya Allah,
Perjalankanlah kaki ini ke tempat-tempat yang Engkau ridha
Dan selimuti akal ini selalu dalam cahaya kebijaksanaanMu
wahai Al-Hakim
Ayah, ibu,
Terimalah permintaan maaf anakmu. Sebanyak itu bukti kasih sayangmu
kepada kami, sebanyak itu pula salah dan dosa kami pada ayah dan ibu.
-
Pandangan mata yang sinis, penuh kebencian, jika ada satu saja permintaan
kami yang tidak engkau kabulkan.
Caci maki dan doa-doa keburukan memenuhi dada kami jika ada yang tidak
kami senangi darimu.
Inikah balasan dari derita ibu mengandung dan melahirkan. Inikah balasan
dari memberi makan, pakaian, merawat, membesarkan, dan menyekolahkan.
Andai diri ini tak pernah dilahirkan, mungkin lebih baik bagimu.
Ya Allah, balaslah tiap tetes air mata yang jatuh dari pipi ibu dengan
permata-permata mulia di surga-Mu.
Ya Allah, timbanglah tiap tetesan keringat ayah dengan timbangan yang
lebih berat dari bumi dan seluruh isinya.
Anakku,
Buah hati belahan jantung. Obat letih pelerai demam. Sejak kecil engkau
ditimang, diayun, didendangkan.
Sungguh besar harapan ayah dan ibu kalau engkau besar nanti, engkau akan
menjadi anak yang soleh, santun pada orang tua, membawa kemaslahatan di mana
pun engkau berada. Kami khawatir kalau harapan-harapan ini tidak terwujud.
Dengan terpaksa, kadang kami marah untuk perbuatan-perbuatanmu yang tidak
baik, kurang sopan, malas, dan sebagainya. Semoga kemarahan itu bisa
mengingatkanmu akan kesalahanmu dan kauperbaiki.
Makin besar dirimu, makin kikis harapan-harapan itu. Wajah manis yang
dulu senantiasa menggemaskan itu, berganti dengan wajah cemberut, penuh kesal
dan amarah. Bola mata indah berbinar itu, sekarang tajam mengiris, menantang
penuh perlawanan. Kata-kata ayah dan ibu seperti angin lalu, tidak engkau acuhkan.
Apalagi kalau sampai ada permintaanmu yang tidak dikabulkan. Engkau marah,
membanting pintu, tidak menegur, atau lari dari rumah.
Kebanggaan akan buah hati sibiran tulang tak kunjung datang. Malah yang
datang surat peringatan dan surat panggilan dari sekolah berkenaan dengan ulahmu.
Alangkah malu ibu pergi ke sekolah menemui gurumu. Berat, sangat berat terasa
langkah-langkah kaki ini. Alangkah letih mengasuh dan membesarkan, alangkah
perih hati oleh pembangkangan, dan alangkah malu ayah ibu oleh ulahmu yang
tidak terpuji. Hanya Allah yang Mahatahu, hanya kepada Allah seluruh harapan
digantungkan.
Baiklah Nak. Mungkin dirimu senang jika ayah dan ibu mengakui kesalahankesalahan yang kami lakukan.
-
Ibu marah jika engkau salah, tapi diam saja jika engkau benar atau melakukan
kebaikan.
Ayah ibu kurang perhatian kepadamu, sibuk dengan urusan dan pekerjaan yang
tiada habis-habisnya.
Ayah dan ibu lebih mendahulukan kemarahan daripada kelembutan dan kasih
sayang dalam banyak hal dalam menghadapimu.
Ayah dan ibu belum mampu memberi teladan dalam berbuat kebaikan.
Silakan engkau tambah lagi daftar kesalahan ini sebanyak-banyaknya agar
dirimu senang.
Asal dirimu bahagia, ayah dan ibu rela walau harus menyerahkan nyawa.
Biarlah kami sakit asal engkau sehat; biarlah kami kelaparan asal engkau kenyang;
biarlah kami kedinginan asal dirimu berpakaian. Biarlah kami tanggungkan semua
azab dan sengsara dunia fana ini demi kebahagiaanmu.
Sungguh, ayah ibu ingin punya anak yang soleh. Yang rajin solat, mengaji.
rajin belajar menuntut ilmu. Taat pada orang tua. Kami harap jika telah tua renta
nanti, kami akan disayang, dirawat, dan diperhatikan. Setelah mati, doa-doa anak
yang soleh bisa mengurangi beratnya azab kubur, bisa melapangkan sempitnya
kubur.
Selagi ayah dan ibu mampu, dan itu baik bagimu, semua permintaanmu
akan ayah ibu kabulkan. Semua salah dan dosamu pada ayah dan ibu kemarin,
sekarang, dan esok sudah kami maafkan. Semoga engkau sukses dalam menjalani
Ujian Nasional yabg sebentar lagi datang.
Bahagialah hidupmu hingga akhirat kelak.