Anda di halaman 1dari 4

Kata kata muhasabah

Anak-anak ustadzah yang sangat ustadzah sayangi, pernahkah antum semua berfikir,
siapakah kita? Dari mana kita datang?. Ya, kita adalah manusia yang di ciptakan oleh allah,
kita datang dan lahir dari seorang ibu.

Bayangkan wajah ibu antum semua,

Beberapa tahun yang lalu kita berada di dalam kandungan Ibu, 9 bulan lamanya. Saat
melahirkan kita, ibu merasakan sakit yang amat sangat sakit, menangis, kesakitan, antara
hidup atau mati. Bahkan mereka mungkin diberikan pilihan oleh Allah antara menyelamatkan
bayinya atau nyawanya sendiri. Ibu rela mengorbankan nyawanya untuk melahirkan kita ke
dunia ini. Setelah antum lahir, betapa bahagia mereka. Ayah dan Ibu sangat-sangat
menantikan kelahiran antum, dan berharap antum menjadi anak yang soleh soleha yang selalu
sayang dan patuh kepada mereka.

Ingatlah nak, bagaimana kesabaran ibumu, mulai dari mengandung antum 9 bulan,
menyusui antum 2 tahun lamanya, menggendongmu ketika menangis, menyuapimu makan
ketika engkau lapar, ketika ibumu hendak makan pun, dan melihat engkau menangis, ibu
lebih mengutamakanmu dari pada dirinya sendiri. Ia rela menghentikan makannya dan lebih
memilih menggendong dan menenangkanmu. Ketika tengah malam engkau menangis, ibu
adalah orang pertama yang akan terbangun ketika semua orang sudah tertidur nyenyak. Ia tak
memperdulikan kantuknya yang sudah tak tertahankan lagi, ia masih ingin terjaga dan
menggendongmu sampai engkau tertidur kembali.

Nak, Ada diantara antum yang ibu dan ayahnya masih ada, masih lengkap. Mungkin
ada juga diantara antum salah satu dari orang tuanya, ibu atau ayahnya yang telah meninggal
dunia, mungkin ada juga diantara antum kedua orang tuanya telah lama pergi untuk selama-
lamanya. Pergi meninggalkan antum, anak yang mereka sayangi. Begitulah cinta dan kasih
sayang ibu nak, dengan sabar, ikhlas, melahirkan dan membesarkan antum ke dunia ini.

Anak-anak ustadzah, bayangkan wajah ibu…Wajah ayah….

Ada diantara antum yang ayah dan Ibunya sama-sama bekerja. Bayangkan wajah
mereka yang letih dan lelah dari bekerja, mencari rezeki. Mereka membanting tulang demi
kebahagian engkau nak.

Darimana uang jajan antum setiap hari? Darimana biaya sekolahmu? Darimana
peralatan sekolahmu dibeli?

Dari mereka, ayah…. Ibumu…

Nak, mereka bekerja demi engkau nak, supaya antum bisa bersekolah. Mereka
memberikan antum uang jajan nak, agar antum bisa membelanjakannya dengan baik, dan
mereka ingin antum menyisihkan uang jajannya untuk tabungan antum kelak nak. Tapi apa?
Engkau bahkan menghambur-hamburkan uang, membelanjakan hanya untuk membeli
mainan yang tidak bermanfaat, bahkan ada juga yang membagi semua uang jajannya kepada
temannya. Orang tua antum sudah bersusah payah menyiapkan peralatan sekolah antum ,
buku, pensil dan sebagainya. Namun apa? Engkau bahkan membuang-buang bukumu,
merobek buku, mempergunakan bukunya bukan untuk belajar. Ingatlah nak, semua yang
antum pakai itu dibeli menggunakan uang orang tua antum, pergunakanlah untuk hal-hal
yang bermanfaat.

Dapatkah antum memahami apa yang mereka rasakan? Dapatkah engkau memahami
apa yang mereka rasakan nak? Ya, mereka pasti lelah dan letih nak. Bahkan mungkin dalam
keadaan lelah seharian bekerja pun, ibu dan ayah antum masih sempat mengurus antum,
memasakkan makanan, menyiapkan keperluan antum.

Namun,

Sudahkah antum berbakti kepada ibu antum nak……. Sudahkah…. ?

Sudahkah antuk berbakti kepada ayah antum nak….. sudahkah…..?

Masihkah antum terus menerus menyakiti hati mereka dengan kata-kata yang melukai hati
ayah ibumu?

Masihkah antum terus dengan sikap malas dan membentak ketika mereka memohon
pertolongan?

Masihkah antum malas bahkan tidak mendengarkan mereka ketika mereka memintamu untuk
solat?

Masihkah antum meneruskan kebencian kepada ayah ibu karena tak bisa memenuhi
permintaanmu? Masihkah nak? Padahal engaku belum mengetahui alasan mereka,

Layakkah kita sebagai seorang anak yang sudah susah payah dilahirkan oleh seorang ibu dan
dibesarkan dan dirawat dengan penuh kasih sayang dan kesabaran oleh ibu dan ayah,
mengatakan hal-hal yang menyakiti hati mereka nak?

Soleh soleha ustadzah,mohonlah ampun kepada allah nak, segeralah minta maaf
kepada orang tuanya. Katakan kepada mereka bahwa antum sangat menyayangi mereka, dan
berjanjilah untuk tidak lagi melukai hati mereka. Ketika antum dimintai tolong oleh ibu,
segeralah laksanakan nak, jangan ucapkan tunggu dulu, atau mengeluarkan kata-kata yang
menyakiti hati ibu. Jika ada permintaan antum yang tidak bisa dipenuhi orang tua, janganlah
menghardik mereka dengan kata kasar nak, atau malah membencinya.

Soleh soleha ustadzah yang sangat ustadzah sayangi,

Orang tua antum dirumah adalah orang tua, orang tua antum di sekolah adalah ustadz
dan ustadzah. Ustadz/zah antum semua yang telah mengajarkan ilmu pengetahuan kepada
antum semua dengan penuh keihklasan, penuh kesabaran, tetapi antum tidak hormat kepada
ustadz/zah.
Padahal nak, orang yang hebat dan sukses itu adalah orang yang menghormati
gurunya/ ustadz/zahnya. Masih ingatkah antum dengan apa yang pernh antum perbuat kepada
ustadz/zah saat menasehati antum?

Antum marah, dendam, dongkol, bahkan mengacuhkan atau tidak mendengarkan


ustadz/zah. Bahkan ada juga yang mengatakan “ini bukan urusan ustadz/zah, mengapa
ustza/ustadzah yang sibuk, sayakan bukan anak murid ustadz/zah”, nak, antum memang
bukan anak kandung ustadz/ustadzah, namun engkau telah menjadi anak-anak kami para
ustadz/zah sejak engkau masuk menginjakkan kaki di sekolah ini. Engkau mendapatkan
perlakuan selayaknya anak kami sendiri nak.

Antum mendpat cinta dari mereka, kasih sayang, perhatian, bimbingan dan nasehat
yang kadang tidak engkau sukai, namun mereka tetap sabar dan ikhlas mengarahkan antum
semua ke jalan yang lurus, jalan yang benar.

Soleh soleha ustadzah, dari guru-guru /ustadz/zah antumlah antum belajar sehingga
menjadi seorang yang pandai… dapat ilmu yang tinggi dan akhirnya sukses dan menjadi
orang yang berguna pada masa yang akan datang. Ustadz/zah tidak mengharapkan balasan
apapun dari antum semua nak, namun jadi lah anak-anak yang tumbuh menjadi anak yang
soleh solehah yang dapat menjadi kebanggaan bagi orang tua, keluarga, bangsa, sekolah,
agama dan yang pasti kebanggan bagi diri antum sendiri.

Mari nak,kita berdoa kepada allah supaya allah ampuni dosa-dosa kita.

Dimalam yang baik ini, para malaikat menaungi antum dengan sayap-sayapnya,
bertasbih untuk antum semua, berdoa untuk semua, sebab antum semua telah bertaubat dan
berdzikir kepada allah, sebab antum ingin menjadi anak-anak yang baik, dan ingin
memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan dan berjanji kepada diri sendiri dan kepada
allah untuk selalu menghormati ayah ibu, dan ustadz/zahnya.

Soleh soleha ustadzah, pejamkanla mata antum semua, sekarang coba bayangkan
wajah ayah, ibu dan ustadz/zah. Lihatlah mereka tersenyum gembira kepada antum, mereka
tersenyum karena melihat kebaikan ada pada diri antum, mereka yakin bahwa kelak antum
menjadi anak soleh/solehah yang dapat membangggakan orang tua, bangsa dan agama.
Mereka yakin antum anak yang baik yang dapat menyejukkan hati mereka dengan perilaku
yang baik.

Yaallah, ampunilah dosa kami, dan dosa kedua orang tua kami baik yang masih hidup
maupun yang sudah meninggal, terangilah kuburnya, lapangkanlah kubur nya yaallah..
jadikanlah setiap luka hati, tiap tetes keringatnya dalam mendidik dan membesarkan kami
sebagai penghapus dosa-dosa mereka, janganllah Engkau azab kedua orang tua kami
disebabkan karna kesalahan kami.

Terimakasih yaallah, Engkau telah berikan aku ayah dan Ibu yang sangat
mencintaiku. Terimakasih yallah hingga hari ini aku masih bisa menatap wajahnya yang
senantiasa dipenuhi kasih sayang dan kerinduan, masih bisa menatap matanya yang penuh
inta dan pengorbanan. Kabulkanlah doa-doa ayah dan ibu yang tiada henti dan tiada lelah
meminta kami anak-anaknya menjadi anak yang soleh, berbakti, dan menyenangkan hati
mereka. Jadikanlah ayah ibu kami penghuni syurgaMu. Sayangi ayah ibu kami sebagaimana
mereka menyayangi kami sewaktu kecil.

Ayah…ibu…

Kami anak mu, sadar bahwa kami banyak salah.. maka dari itu, terimalah permintaan
maaf anakmu ini ayah..ibu,.. sebanyak itu bukti kasih sayangmu kepada kami, sebanyak itu
pula salah dan dosa kami padamu ayah..ibu,

Terkadang pandangan mata dan kalimat sinis yang keluar dari lisan anakmu ini, jika
ada satu saja permintaan kami yang tidak engkau kabulkan, seringkali kata-kata yang
mengiris hati, menyakiti hatimu. Betapa banyak nasihat dan permintaanmu ayah.. ibu yang
kami acuhkan begitu saja.

Yaallah ya rabb, entah sudah berapa banyak tetes air mata orang tuaku yang keluar
dari kelopak matanya. Balaslah tiap tetes air mata yang jatuh dari pipinya dengan permata
mulia di syurgaMu. Yaallah, timbanglah tiap tetes keringat ayah dengan timbangan yang
lebih berat dari bumi dan seluruh isinya, kami anaknya menjadi saksi kelak di akhirat bahwa
mereka adalah orang tua yang amanah, yang mencintai kami. Kumpulkan kami kelak di
jannnahMu ya allah…

Maafkan anakmu ayah, maafkan buah hatimu ibu, cukupkah airmata penyesalan ini
sebagai tebusan dosa selama ini. Ayah… ibu… hari ini penghuni langit, penghuni bumi, jadi
saksi..

Ampuni kami ayah….

Ampuni kami ibu,,

Ampuni semua salah dan dosa kami

Yaallah,sesungguhnya Engkah Maha Mengetahui apa yang ada didalam hati kami
yaallah, penuhilah hati kami dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup, lapangkanlah dada
kami dengan kelimpahan iman kepada-Mu. Hidupkanlah hati kami dengan ma’rifah kepada-
Mu. Dan matikanlah kami dalam syahid di jalan-Mu.

Yaallah, Bukakanlah hati dan fikiran kami dalam menuntut ilmu, mudahkanlah kami
untuk memahami apa yang ustadz/zah sampaikan sehingga ilmu yang disampaikan oleh
ustadz/zah dapat bermanfaat bagi kami. Dan dapat mempermudah kami dalam setiap urusan,
baik urusan d dunia maupun urusan akhirat .

Jadikanlah setiap langkah kami sebagai saksi amal baik kami di padang mahsyar
nanti, jagalah kami dari perbuatan yang menyesatkan. Lindungilah kami dari kejahatan
syetan dan kejahatan makhluk-makhlukMu.

Anda mungkin juga menyukai