Nama
Chairil Anwar
Jenis Kelamin
Laki laki
Agama
Islam
Istri
Hapsah Wiraredja
Anak
Evawani Alissa
Pekerjaan
Penyair
Kebangsaan
Indonesia
Suku Bangsa
Minangkabau
Pendidikan
Hollandsch-Inlandsche School
Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO)
Beberapa Karyanya
Karya Terkenal
1943
Ajakan
Aku
Aku Berada Kembali
Aku Berkisar Diantara Mereka
Doa
Hampa
Kenangan
Kesabaran
Kepada Peminta-minta
Krawang Bekasi
Merdeka
Nisan
Rumahku
Yang Terampas dan Yang Putus
Aku
Krawang Bekasi
Meninggal
28 April 1949
Nurul Aini X4
Chairil
Anwar (lahir
di Medan, Sumatera
Utara, 26
di Jakarta, 28 April 1949 pada umur 26 tahun), dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang" (dari
karyanya yang berjudul Aku), adalah penyair terkemuka Indonesia. Ia diperkirakan telah
menulis 96 karya, termasuk 70 puisi. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan
oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 sekaligus puisi modern Indonesia.
Chairil
Anwar
mulai
mengenyam
pendidikan
di Hollandsch-Inlandsche
School (HIS), sekolah dasar untuk orang-orang pribumi pada masapenjajahan Belanda. Ia
kemudian meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Saat
usianya mencapai 18 tahun, ia tidak lagi bersekolah. Chairil mengatakan bahwa sejak usia 15
tahun, ia telah bertekad menjadi seorang seniman.
Nama Chairil mulai terkenal dalam dunia sastra setelah pemuatan tulisannya
di Majalah Nisan pada tahun 1942, saat itu ia baru berusia 20 tahun. Hampir semua puisipuisi yang ia tulis merujuk pada kematian. Namun saat pertama kali mengirimkan puisipuisinya di majalah Pandji Pustaka untuk dimuat, banyak yang ditolak karena dianggap
terlalu individualistis dan tidak sesuai dengan semangat Kawasan Kemakmuran Bersama
Asia Timur Raya.
Ketika menjadi penyiar radio Jepang di Jakarta, Chairil jatuh cinta pada Sri Ayati
tetapi hingga akhir hayatnya Chairil tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya.
Puisi-puisinya beredar di atas kertas murah selama masa pendudukan Jepang di Indonesia dan
tidak diterbitkan hingga tahun 1945. Kemudian ia memutuskan untuk menikah dengan
Hapsah Wiraredja pada 6 Agustus 1946. Mereka dikaruniai seorang putri bernama Evawani
Alissa, namun bercerai pada akhir tahun 1948.
Vitalitas puitis Chairil tidak pernah diimbangi kondisi fisiknya. Sebelum menginjak
usia 27 tahun, sejumlah penyakit telah menimpanya. Chairil meninggal dalam usia muda di
Rumah Sakit CBZ (sekarang Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo), Jakarta pada
tanggal 28 April 1949; penyebab kematiannya tidak diketahui pasti, menurut dugaan lebih
karena penyakit TBC. Ia dimakamkan sehari kemudian di Taman Pemakaman Umum Karet
Bivak, Jakarta.
Makamnya diziarahi oleh ribuan pengagumnya dari masa ke masa. Hari
meninggalnya juga selalu diperingati sebagai Hari Chairil Anwar. Kritikus sastra
Indonesia asal Belanda, A. Teeuw menyebutkan bahwa "Chairil telah menyadari akan mati
muda, seperti tema menyarah yang terdapat dalam puisi berjudul Jang Terampas Dan Jang
Putus".
Nurul Aini X4
Nurul Aini X4
Nurul Aini X4
BIOGRAFI
Nama
Taufik Ismail
Jenis Kelamin
Laki laki
Agama
Islam
Pekerjaan
Penyair
Kebangsaan
Indonesia
Pendidikan
SMP di Bukittinggi
SMA di Bogor
Whitefish Bay High School di Milwaukee,
Wisconsin, AS
Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan,
Beberapa Karyanya
10. Seulawah Antologi Sastra Aceh (editor bersama L.K. Ara dan Hasyim K.S.),
Yayasan Nusantara bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Khusus Istimewa
Aceh (1995)
11. Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, Yayasan Ananda (199 8)
12. Dari Fansuri ke Handayani (editor bersama Hamid Jabbar, Herry Dim, Agus
R. Sarjono, Joni Ariadinata, Jamal D. Rahman, Cecep Syamsul Hari, dan Moh.
Wan Anwar, antologi sastra Indonesia dalam program SBSB 2001), HorisonKakilangit-Ford Foundation (2001)
13. Horison Sastra Indonesia, empat jilid meliputi Kitab Puisi (1), Kitab Cerita
Pendek (2), Kitab Nukilan Novel (3), dan Kitab Drama (4) (editor bersama
Hamid Jabbar, Agus R. Sarjono, Joni Ariadinata, Herry Dim, Jamal D.
Rahman, Cecep Syamsul Hari, dan Moh. Wan Anwar, antologi sastra
Indonesia dalam program SBSB 2000-2001, Horison-Kakilangit-Ford
Foundation (2002)
Karya terjemahan
1.
2.
3.
Membangun Kembali Pikiran Agama dalam Islam (dari buku The Reconstruction of
Religious Thought in Islam, M. Iqbal (bersama Ali Audah dan Goenawan Mohamad),
Tintamas (1964)
Taufiq Ismail lahir di Bukittinggi, 25 Juni 1935. Masa kanak-kanak sebelum sekolah
Nurul Aini X4
Semasa mahasiswa Taufiq Ismail aktif dalam berbagai kegiatan. Tercatat, ia pernah
menjadi Ketua Senat Mahasiswa FKHP UI (19601961) dan Wakil Ketua Dewan Mahasiswa
(19601962). Ia pernah mengajar sebagai guru bahasa di SMA Regina Pacis, Bogor (19631965), guru Ilmu Pengantar Peternakan di Pesantren Darul Fallah, Ciampea (1962), dan
asisten dosen Manajemen Peternakan Fakultas Peternakan, Universitas Indonesia Bogor dan
IPB (1961-1964). Karena menandatangani Manifes Kebudayaan, yang dinyatakan terlarang
oleh Presiden Soekarno, ia batal dikirim untuk studi lanjutan ke Universitas Kentucky dan
Florida. Ia kemudian dipecat sebagai pegawai negeri pada tahun 1964.
Taufiq menjadi kolumnis Harian KAMI pada tahun 1966-1970. Kemudian, Taufiq
bersama Mochtar Lubis, P.K. Oyong, Zaini, dan Arief Budiman mendirikan Yayasan
Indonesia, yang kemudian juga melahirkan majalah sastra Horison (1966). Sampai sekarang
ini ia memimpin majalah itu.
Taufiq merupakan salah seorang pendiri Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Taman
Ismail Marzuki (TIM), dan Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) (1968). Di ketiga
lembaga itu Taufiq mendapat berbagai tugas, yaitu Sekretaris Pelaksana DKJ, Pj. Direktur
TIM, dan Rektor LPKJ (19681978). Setelah berhenti dari tugas itu, Taufiq bekerja di
perusahaan swasta, sebagai Manajer Hubungan Luar PT Unilever Indonesia (1978-1990).
Pada tahun 1993 Taufiq diundang menjadi pengarang tamu di Dewan Bahasa dan Pustaka,
Kuala Lumpur, Malaysia.
Sebagai penyair, Taufiq telah membacakan puisinya di berbagai tempat, baik di luar
negeri maupun di dalam negeri. Dalam setiap peristiwa yang bersejarah di Indonesia Taufiq
selalu tampil dengan membacakan puisi-puisinya, seperti jatuhnya Rezim Soeharto, peristiwa
Trisakti, dan peristiwa Pengeboman Bali.
BIOGRAFI
Nurul Aini X4
Nama
W. S. Rendra
Jenis Kelamin
Laki laki
Agama
Islam
Istri
:
1. Sunarti Suwandi
2. Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat
3. Ken Zuraida
Anak
:
1. Theodorus Setya Nugraha
2. Andreas Wahyu Wahyana
3. Daniel Seta
4. Samuel Musa
5. Clara Sinta
6. Yonas Salya
7. Sarah Drupadi
8. Naomi Srikandi
9. Rachel Saraswati
10. Isaias Sadewa
11. Mikriam Supraba.
Pekerjaan
Penyair
Kebangsaan
Indonesia
Pendidikan
Nurul Aini X4
Beberapa Karyanya
Mencari Bapak
Perjalanan Bu Aminah
State of Emergency
Meninggal
Nurul Aini X4
Ia pertama kali mempublikasikan puisinya di media massa pada tahun 1952 melalui
majalah Siasat. Setelah itu, puisi-puisinya pun lancar mengalir menghiasi berbagai majalah
pada saat itu, seperti Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru. Hal itu terus berlanjut
seperti terlihat dalam majalah-majalah pada dekade selanjutnya, terutama majalah tahun 60an dan tahun 70-an.
"Kaki Palsu" adalah drama pertamanya, dipentaskan ketika ia di SMP, dan OrangOrang di Tikungan Jalan adalah drama pertamanya yang mendapat penghargaan dan hadiah
pertama dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Pada
saat itu ia sudah duduk di SMA. Penghargaan itu membuatnya sangat bergairah untuk
berkarya. Prof. A. Teeuw, di dalam bukunya Sastra Indonesia Modern II (1989), berpendapat
bahwa dalam sejarah kesusastraan Indonesia modern Rendra tidak termasuk ke dalam salah
satu angkatan atau kelompok sepertiAngkatan 45, Angkatan 60-an, atau Angkatan 70-an.
Dari karya-karyanya terlihat bahwa ia mempunyai kepribadian dan kebebasan sendiri.
Karya-karya Rendra tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri.
Banyak karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, di antaranya
bahasa Inggris, Belanda,Jerman, Jepang dan India.
Ia juga aktif mengikuti festival-festival di luar negeri, di antaranya The Rotterdam
International Poetry Festival (1971 dan 1979), The Valmiki International Poetry
Festival, New Delhi (1985), Berliner Horizonte Festival, Berlin (1985), The First New York
Festival Of the Arts (1988), Spoleto Festival, Melbourne, Vagarth World Poetry
Festival, Bhopal (1989), World Poetry Festival, Kuala Lumpur(1992), dan Tokyo Festival
Pada usia 24 tahun, ia menemukan cinta pertama pada diri Sunarti Suwandi. Dari
wanita yang dinikahinya pada 31 Maret 1959 itu, Rendra mendapat lima anak: Theodorus
Setya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Samuel Musa, dan Clara Sinta.
Romantisme percintaan mereka memberi inspirasi Rendra sehingga lahir beberapa puisi yang
kemudian diterbitkan dalam satu buku "Empat Kumpulan Sajak".
Di kemudian hari pada tahun 1971 datanglah Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat
ditemani oleh kakaknya RA Laksmi Prabuningrat, keduanya adalah putri darah biru
Keraton Yogyakartamengutarakan keinginannya untuk menjadi murid Rendra dan bergabung
dengan Bengkel Teater. Tak lama kemudian Rendra melamar Sito untuk menjadi istri kedua,
dan Sito menerimanya. Peristiwa itu, tak pelak lagi, mengundang berbagai komentar sinis
seperti mengenai masuknya Rendra menjadi Islam hanya untuk poligami. Tapi alasan yang
lebih prinsipil bagi Rendra, karena Islam bisa menjawab persoalan pokok yang terus
menghantuinya selama ini: kemerdekaan individual sepenuhnya. Saya bisa langsung
beribadah kepada Allah tanpa memerlukan pertolongan orang lain. Sehingga saya merasa hak
individu saya dihargai, katanya sambil mengutip ayat Quran, yang menyatakan bahwa Allah
lebih dekat dari urat leher seseorang. Dari Sitoresmi, ia mendapatkan empat anak: Yonas
Salya, Sarah Drupadi, Naomi Srikandi, dan Rachel Saraswati
Sang Burung Merak kembali mengibaskan keindahan sayapnya dengan
mempersunting Ken Zuraida, istri ketiga yang memberinya dua anak: Isaias Sadewa dan
Mikriam Supraba. Tapi pernikahan itu harus dibayar mahal karena tak lama sesudah kelahiran
Maryam, Rendra diceraikan Sitoresmi pada 1979, dan Sunarti pada tahun 1981.
Nurul Aini X4
Sejak tahun 1977 ketika ia sedang menyelesaikan film garapan Sjumanjaya, "Yang
Muda Yang Bercinta" ia dicekal pemerintah Orde Baru. Semua penampilan di muka publik
dilarang. Ia menerbitkan buku drama untuk remaja berjudul "Seni Drama Untuk Remaja"
dengan nama Wahyu Sulaiman. Tetapi di dalam berkarya ia menyederhanakan namanya
menjadi Rendra saja sejak 1975.
BIOGRAFI
Nama
Jenis Kelamin
Laki laki
Sutardji Calzoum Bachri (lahir di Rengat, Indragiri Hulu, 24 Juni 1941; umur 69
tahun) adalah pujangga Indonesia terkemuka. Setelah lulus SMA Sutardji Calzoum Bachri
melanjutkan studinya ke Fakultas Sosial Politik Jurusan Administrasi Negara, Universitas
Padjadjaran, Bandung. Pada mulanya Sutardji Calzoum Bachri mulai menulis dalam surat
kabar dan mingguan di Bandung, kemudian sajak-sajaknyai dimuat dalam majalah Horison
dan Budaya Jaya serta ruang kebudayaan Sinar Harapan dan Berita Buana.
Dari sajak-sajaknya itu Sutardji memperlihatkan dirinya sebagai pembaharu
perpuisian Indonesia. Terutama karena konsepsinya tentang kata yang hendak dibebaskan
dari kungkungan pengertian dan dikembalikannya pada fungsi kata seperti dalam mantra.
Pada musim panas 1974, Sutardji Calzoum Bachri mengikuti Poetry Reading
International di Rotterdam. Kemudian ia mengikuti seminar International Writing Program di
Iowa City, Amerika Serikat dari Oktober 1974 sampai April 1975. Sutardji juga
memperkenalkan cara baru yang unik dan memikat dalam pembacaan puisi di Indonesia.
Sejumlah sajaknya telah diterjemahkan Harry Aveling ke dalam bahasa Inggris dan
diterbitkan dalam antologi Arjuna in Meditation (Calcutta, India), Writing from the World
(Amerika Serikat), Westerly Review (Australia) dan dalam dua antologi berbahasa Belanda:
Dichters in Rotterdam (Rotterdamse Kunststichting, 1975) dan Ik wil nog duizend jaar leven,
negen moderne Indonesische dichters (1979). Pada tahun 1979, Sutardji dianugerah hadiah
South East Asia Writer Awards atas prestasinya dalam sastra di Bangkok, Thailand.
O Amuk Kapak merupakan penerbitan yang lengkap sajak-sajak Calzoum Bachri dari
periode penulisan 1966 sampai 1979. Tiga kumpulan sajak itu mencerminkan secara jelas
pembaharuan yang dilakukannya terhadap puisi Indonesia modern.
Nurul Aini X4
BIOGRAFI
Nama
Muhammad Yamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Meninggal
Nurul Aini X4
Nurul Aini X4
BIOGRAFI
Nama
Sanusi Pane
Jenis Kelamin
Laki laki
Agama
Islam
Saudara
Armijn Pane
Pekerjaan
Penyair
Kebangsaan
Indonesia
Beberapa Karyanya
Meninggal
Pagi
Kesadaran
Candi Mendut
Candra
Majapahit
Tanah Bahagia
Melati
Kembang Melati
Arjuna
Teratai
Nurul Aini X4
Kelana (1931).
Bukunya
yang
lain: Pancaran
Mega (1927). Banyak perhatiannya tercurah pada sejarah. Lima lakonnya, empat di antaranya
berdasarkan sejarah di Jawa. Dua diantara judul itu dia tulis dalam bahasa belanda,
yaitu Airlangga (1928) dan Eenzame Garoedavlucht (1930). Tiga judul lainnya dalam bahasa
Indonesia: Kertajaya (1932), Sandhyakala ning Majapahit(1933), dan Manusia Baru (1940).
Karya sejarahnya: Sejarah Indonesia (1942) dan Indonesia Sepanjang Masa (1952). Dia pun
menerjemahkan karya sastra lama dari bahasa Kawi berjudul Arjuna Wiwaha (1948)
dan Bunga
Rampai
dari
Hikayat
lama (1946).
Sejumlah puisinya ada dalam antologi Pujangga Baru: Prosa dan Puisi (1963) susunan H.B.
Jassin, beberapa puisinya yaitu Pagi, Kesadaran, Candi Mendut, Candra, dan sebagainya.
Nurul Aini X4
Nurul Aini X4
BIOGRAFI
Nama
Ajip Rosidi
Jenis Kelamin
Laki laki
Agama
Islam
Istri
Fatimah Wirjadibrata
Anak
Pekerjaan
Penyair
Kebangsaan
Indonesia
Pendidikan
Beberapa Karyanya
Matahari
Hidup
Bayangan
Nurul Aini X4
AJIP ROSIDI (dibaca: Ayip Rosidi) lahir 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka,
Jawa Barat, Indonesia. Ia mula-mula menulis karya kreatif dalam bahasa Indonesia,
kemudian telaah dan komentar tentang sastera, bahasa dan budaya, baik berupa artikel, buku
atau makalah dalam berbagai pertemuan di tingkat regional, nasional, maupun internasional.
Ia banyak melacak jejak dan tonggak alur sejarah sastera Indonesia dan Sunda,
menyampaikan pandangan tentang masalah sosial politik, baik berupa artikel dalam majalah,
berupa ceramah atau makalah. Dia juga menulis biografi seniman dan tokoh politik.
Nurul Aini X4
Pendidikan formalnya SD di Jatiwangi (1950), SMP di Jakarta (1953) dan Tainan Madya di
Jakarta (tidak tamat, 1956), selanjutnya otodidak.
Ia mulai mengumumkan karya sastera tahun 1952, dimuat dalam majalah-majalah
terkemuka pada waktu itu seperti Mimbar Indonesia, Gelanggang/Siasat, Indonesia, Zenith,
Kisah dll. Menurut penelitian Dr. Ulrich Kratz (1988), sampai dengan tahun 1983, Ajip
adalah pengarang sajak dan cerita pendek yang paling produktif (326 judul karya dimuat
dalam 22 majalah).
Bukunya yang pertama, Tahun-tahun Kematian terbit ketika usianya 17 tahun (1955),
diikuti oleh kumpulan sajak, kumpulan cerita pendek, roman, drama, kumpulan esai dan
kritik, hasil penelitian, dll., baik dalam bahasa Indonesia maupun Sunda, yang jumlahnya kl.
seratus judul.
Karyanya banyak yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, dimuat dalam
bungarampai atau terbit sebagai buku, a.l. dalam bahasa Belanda, Cina, Inggris, Jepang,
Perands,
Kroatia,
Rusia,
dll.
Bukunya
yang
dalam
bahasa
Sunda,
a.l. Kanjutkundang (bungarampai sastera setelah perang disusun bersama Rusman
Sutiasumarga,
1963), Beber
Layar! (1964), Jante
Arkidam (1967), DurPanjak! (1967), Ngalanglang K.asusastran Sunda (1983),Dengkleung
Dengdek (1985), Polemik Undak-usuk Basa Sunda (1987), Haji Hasan Mustapajeung
Karya-karyana (1988), Hurip
Waras! (1988), Pancakaki(1996), Cupumanik
Astagina (1997), Eundeuk-eundeukan (1998), Trang-trang Kolentrang (1999), dll.
Ia juga mengumpulkan dan menyunting tulisan tersebar Sjafruddin Prawiranegara (3
jilid) dan Asrul Sani (Surat-surat Kepercayaan, 1997). Ketika masih duduk di SMP men-jadi
redaktur majalah Suluh Pelajar (Suluh Peladjar) (1953-1955) yang tersebar ke seluruh
Indonesia.
Kemudian
men-jadi
pemimpin
redaksi
bulanan Prosa (1955), Mingguan (kemudian Majalah Sunda (1965-1967), bulanan Budaya
Jaya (Budaja Djaja, 1968-1979). Mendirikan dan memimpin Proyek Penelitian Pantun dan
Folklor Sunda (PPP-FS) yang banyak merekam Carita Pantun dan mempublikasikannya
(1970-1973).
Bersama kawan-kawannya, Ajip mendirikan penerbit Kiwari di Bandung (1962),
penerbit Cupumanik (Tjupumanik) di Jatiwangi (1964), Duta Rakyat (1965) di Bandung,
Pustaka Jaya (kemudian Dunia Pustaka Jaya) di Jakarta (1971), Girimukti Pasaka di Jakarta
(1980), dan Kiblat Buku Utama di Bandung (2000). Terpilih menjadi Ketua IKAPI dalam dua
kali kongres (1973-1976 dan 1976-1979). Menjadi anggota DKJ sejak awal (1968), kemudian
menjadi Ketua DKJ beberapa masajabatan (1972-1981). Menjadi anggota BMKN 1954, dan
menjadi anggota pengurus pleno (terpilih dalam Kongres 1960). Menjadi anggota LBSS dan
menjadi anggota pengurus pleno (1956-1958) dan anggota Dewan Pembina (terpilih dalam
Kongres 1993), tapi mengundurkan diri (1996). Salah seorang pendiri dan salah seorang
Ketua PP-SS yang pertama (1968-1975), kemudian menjadi salah seorang pendiri dan Ketua
Dewan Pendiri Yayasan PP-SS (1996). Salah seorang pendiri Yayasan PDS H.B. Jassin
(1977).
Sejak 1981 diangkat menjadi gurubesar tamu di Osaka Gaikokugo Daigaku
(Universitas Bahasa Asing Osaka), sambil mengajar di Kyoto Sangyo Daigaku (19821996)
Nurul Aini X4
dan Tenri Daignku (1982-1994), tetapi terus aktif memperhatikan kehi-dupan sastera-budaya
dan sosial-politik di tanahair dan terus menulis. Tahun 1989 secara pribadi memberikan
hadiah sastera tahunan Rancage yang kemudi-an dilanjutkan oleh Yayasan Kebudaya-an
Rancage yang didirikannya. Ajip penerima Hadiah Sastera Nasional 1955-1956 untuk puisi
(diberikan tahun 1957) dan 1957-1958 untuk prosa (diberikan tahun 1960). Tahun 1993 mendapat Hadiah Seni dari Pemerintah RI. Tahun 1999 menerima Kun Santo Zui Ho Sho (The
Order of Sacred Treasure, Gold Rays with Neck Ribbon) dari pemerintah Jepang sebagai
penghargaan atas jasajasanya yang dinilai sangat bermanfaat bagi hubungan IndonesiaJepang.
Setelah pensiun ia menetap di Pabelan, Magelang, Jawa Tengah. Meskipun begitu, ia
masih aktif mengelola beberapa lembaga non-profit seperti Yayasan Kebudayaan Rancag
dan Pusat Studi Sunda.
1.
Nurul Aini X4
BIOGRAFI
Nama
Asrul Sani
Jenis Kelamin
Laki laki
Pekerjaan
Penyair
Kebangsaan
Indonesia
Suku Bangsa
Minangkabau
Pendidikan
Beberapa Karyanya
Asrul Sani lahir 10 Juni 1926 di Rao, Sumatera Barat. Tamat Fakultas Kedokteran
Hewan IPB, 1955. Ia pun pernah belajar dramaturgi dan sinematografi di University of
Southern California, Amerika Serikat, 1955-1957. Salah seorang pendiri Akademi Teater
Nasional Indonesia (ATNI), Jakarta. Pernah menjadi anggota dan salah seorang ketua Dewan
Kesenian Jakarta. Dia termasuk 10 anggota seumur hidup Akademi Jakarta.
Nurul Aini X4
Sejak 1966 menjadi anggota DPR/MPR sebagai wakil NU lalu Partai Persatuan
pembangunan, dia pun pernah lama duduk di Badan Sensor Film dan berulang kali menjadi
juri festifal film di pelbagai negara. Di bidang pers, kariernya pun panjang. Pernah di Suara
Bogor, Gema Suasana, Zenith, Gelanggang pada Siasat,memimpin majalah Abad
Muslimin, dan kolumnis Harian Kami.
Asrul Sani adalah penyair, eseis, cerpenis, penerjemah, pengarang lakon, pengarang
skenario film, sutradara lakon, dan sutradara film. Sejumlah karyanya sudah disalin ke dalam
pelbagai
bahasa
asing:
Inggris,
Belanda,
Jerman,
dan
Jepang.
Bukunya yang sudah terbit: Tiga Menguak Takdir, antologi puisi bersama Chairil Anwar dan
Rivai Apin (1950); Dari Suatu Masa dari Suatu Tempat, kumpulan cerita pendek
(1972); Mantera, kumpulan puisi (1975). Sebuah eseinya ada dalam Sejumlah Masalah
Sastra susunan
Satyagraha
Hoerip
(1982).
Sekitar 20 skenerio film dia tulis dan10 judul film dia sutradarai, antara lain: Lewat
Jam Malam, Titian Serambut Dibelah Tujuh, Tauhid, Salah Asuhan, Pagar Kawat
Berduri, Jembatan Merah, Bulan di Atas Kuburan, dan Apa yang Kau Cari,
Palupimemenangkan Hadiah I Festival Film Asia 1970 di Jakarta.
Asrul Sani dikenal sebagai salah seorang tokoh Angkatan 45 dalam sastra Indonesia.
Nurul Aini X4
BIOGRAFI
Nama
Jenis Kelamin
Laki laki
Istri
Wardiningsih
Pekerjaan
Penyair
Kebangsaan
Indonesia
Beberapa Karyanya
Karya Terkenal
Duka-Mu Abadi
Bandung (1969)
Aku Ingin
Hujan Bulan Juni
Pada Suatu Hari Nanti
Akulah si Telaga
Nurul Aini X4
Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono (lahir di Surakarta, 20 Maret 1940; umur 72 tahun)
adalah seorang pujangga Indonesia terkemuka. Ia dikenal dari berbagai puisi-puisi yang
menggunakan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer.
Masa mudanya dihabiskan di Surakarta (lulus SMP Negeri 2 Surakarta tahun 1955
dan SMA Negeri 2 Surakarta tahun 1958). Pada masa ini ia sudah menulis sejumlah karya
yang dikirimkan ke majalah-majalah. Kesukaannya menulis ini berkembang saat ia
menempuh kuliah di bidang Bahasa Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sejak
tahun 1974 ia mengajar di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas
Indonesia, namun kini telah pensiun. Ia pernah menjadi dekan di sana dan juga menjadi guru
besar. Pada masa tersebut ia juga menjadi redaktur pada majalah "Horison", "Basis", dan
"Kalam".
Sapardi Djoko Damono banyak menerima penghargaan. Pada tahun 1986 SDD
mendapatkan anugerah SEA Write Award. Ia juga penerima Penghargaan Achmad
Bakrie pada tahun 2003. Ia adalah salah seorang pendiri Yayasan Lontar.
Ia menikah dengan Wardiningsih dan dikaruniai seorang putra dan seorang putri.
Sajak-sajak SDD, begitu ia sering dijuluki, telah diterjemahkan ke dalam berbagai
bahasa, termasuk bahasa daerah. Ia tidak saja menulis puisi, namun juga cerita pendek. Selain
itu, ia juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, menulis esei, serta menulis
sejumlah kolom/artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola.
Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti Aku
Ingin (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan perkawinan), Hujan Bulan
Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari.
Kepopuleran puisi-puisi ini sebagian disebabkan musikalisasi terhadapnya. Yang terkenal
Nurul Aini X4
terutama adalah oleh Reda Gaudiamo dan Tatyana (tergabung dalam duet "Dua
Ibu"). Ananda Sukarlan pada tahun 2007 juga melakukan interpretasi atas beberapa karya
SDD.
Berikut adalah karya-karya SDD (berupa kumpulan puisi), serta beberapa esei.
Kumpulan Puisi/Prosa
"Lelaki
Tua
dan
Laut"
(1973;
terjemahan
McGlynn)
"Suddenly the night: the poetry of Sapardi Djoko
Nurul Aini X4
"Arloji" (1998)
"Mantra
Orang
Jawa"
(2005;
Selain menerjemahkan beberapa karya Kahlil Gibran dan Jalaluddin Rumi ke dalam
bahasa Indonesia, Sapardi juga menulis ulang beberapa teks klasik, seperti Babad Tanah Jawa
dan manuskrip I La Galigo. kobe
Nurul Aini X4
BIOGRAFI
Nama
Jenis Kelamin
Laki laki
Pekerjaan
Penyair
Beberapa Karyanya
Menuju ke Laut
Layar Terkembang
Nurul Aini X4
Lahir 11 Februari 1908 di Natal, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Setamat HKS
Bandung (1928) dia ditempatkan di Palembang menjadi guru Schakelschool (Sekolah
Sambungan). Kemudian pindah ke Balai Pustaka sebagai redaksi kepala (1930). Sambil
bekerja (1937), dia mengikuti kuliah di Sekolah Hakim Tingga Jakarta, tamat 1942.
Dengan Amir Hamzah dan Arminj Pane, S. Takdir Alisjahbana mendirikan
majalah Pujangga Baru (1933). Majalah ini dianggap punya pengaruh besar bagi
pembaharuan kesusastraan Indonesia sebelum perang Dunia II. Di apun dianggap sebagai
"jiwa Pujangga Baru yang penuh dinamika Karena tulisan-tulisannya yang gembira
merambah jalan.
Dia menulis puisi, novel, esei, kritik, filsafat, dan menerjemahkan karya-karya asing.
Buku-bukunya yang sudah terbit: Tak Putus Dirundung Malang (1929),Dian Yang Tak
Kunjung
Padam (1932), Anak
Perawan
di
Sarang
Penyamun(1941), Tebaran
Mega (1936), Layar Terkembang (1936), Pembimbing ke Alam Filsafat (1945), Puisi
Baru (1946), Puisi Lama (1948), Tata Bahasa Baru Indonesia (1949), Dari Perjuangan dan
Pertumbuhan Bahasa Indonesia (1957), Grotta Azzura 3 jilid (1970), Perjuangan Tanggung
Jawab dalam Kesusastraan (1977), Kalah-Menang, Lagu Pemacu Otak(1978), dan lain-lain.
Terjemahannya: Nelayan di Lautan Utara (karya Pierre Loti), Nyanyian Hidup (karya
Khrisnhamurti), Kurban Manusia (1943, Karya Tadayoshi Sakurai) terjemahan bersama
Subadio Sastrosatomo. Takdir juga pendiri dan rektor Universitas Nasional, Jakarta; menjadi
anggota Akademi Jakarta. Dia pun mendirikan balai Seni Toyobungkah di Batur, Bali.
Nurul Aini X4
Nurul Aini X4