Pertama-tama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puja kehadirat Allah SWT, yaitu
Allah yang Maha Kuasa, Allah yang telah menciptakan alam semesta dan seisinya.
Sholawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda alam, yang senantiasa akan
menjadi rahmatullil ‘alam, dan cahaya bagi seluruh alam, yakni Nabi Muhammad SAW.
Hadirin kaum muslimin walmuslimat Rahimakulullah
Rasa syukur sudah seharusnya sebagai hamba kita harus selalu mengucapkannya dalam
setiap hembusan nafas kita, bagaimana tidak tanpa kehendak Allah SWT mungkin apa yang
selama ini kita lakukan atau inginkan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya
Semenjak kita dalam kandungan Ibu sampai kita lahir bahkan sampai hari Akhirat
nantinya sorga ataupun neraka Allah yang nama manusia tak luput dari Nikmat Allah Swt.
Kalau kita bicara tentang Nikmat Allah berarti kita tidak terlepas dari 4 perkara yang harus
kita ketahui selaku hamba Allah:
1. Siapa yang memberi Nikmat
2. Nikmat yang diberikan
3. Orang yang menerima Nikmat
4. Ucapan Syukur terhadap nikmat yang diberikan Allah.
Hadirin kaum muslimin walmuslimat rohimakumullah
Yang pertama Orang yang memberikan nikmat
Siapa yang memberikan nikmat? Yg member nikmat itu adalah Allah dialah yang
berkuasa menambah dan mengurangkan nikmat yang ada pada diri insan, kalau Allah yang
berkehendak untuk menambahnya maka tak seorangpun yang dapat menolaknya dan begitu
sebaliknya kalau Allah berkehendak untuk mencabut nikmat yang ada pada manusia juga tak
seorangpun yang mampu mempertahankannya kenapa demikian….? Karna Iradatullah
Fauqa Kulli Iradah (kehendak Allah diatas segala kehendak), manusia hanyalah bisa
berencana bikin ini dan itu namun keputusannya terletak pada keputusan Allah meskipun
sebelumnya perkara itu telah diputuskan oleh Allah.
Meskipun kita telah memilki 1001 macam rencana namun semua itu tidak berarti apa-apa
kalau sipemberi nikmat tidak merestuinya, Betapa banyak kita lihat orang tua sang anak
mengini anaknya sekolah tinggi, tapi tak semua orang Tua yang memperoleh keinginannya
yang seperti itu bahkan kadang kala sang anak tidak sadar bahwa oang tuanya telah bersusah
payah mencarikan nafkah demi keberhasilan anaknya tapi semua itu merupakan kehendak
sang pemberi Nikmat.
Yang kedua Nikmat yang diberikan Allah
Secara garis besar nikmat yang diberikan Allah Swt kepada Ummat manusia terbagi dua
yang pertama nikmat Ijad artinya mengadakan seuatu nikmat yang belum ada dan yang kedua
nikmat Imdad yaitu nikmat yang diberikan Allah ada kelanjutanya, Nikmat yang paling
diantara nikmat yang diberikan Allah itu adalah nikmat Iman dan kesehatan. Kalaulah
manusia menghitung nikmat Allah yang ada meskipun dibantu oleh komputer dan alat
teknologi canggih lainnya tak seoangpun yang sanggup menghitungnya, ranting-ranting
dijadikan pena, daun-daun sebagai bukunya dan lautan sebagai tintanya tentu belum cukup
untuk menuliskan nikmat Allah yang diberikan kepada manusia.
Assalaamu'alaykum wr wb
Alhamdulillahi wahdah wassolaatu wassalaamu ala Rosulillah, wa ala alihi wassohbihi ila
yaumil qiyamah ammaa ba'du
Jika kita bertanya ke semua orang, baik dia orang taat atau pelaku maksiat, pejabat atau
rakyat, kaya atau miskin, "maukah kalian masuk surga?". Jawabanya pasti mau. Tapi
masalahnya mau tidak surganya dihuni oleh orang tersebut?
Nah, ada beberapa orang yang memang dinantikan dan dirindukan surga. Siapakah mereka?
Apakah kita termasuk di dalamnya?
Rasulullah SAW bersabda: Surga itu merindukan kepada 4 golongan: orang yang membaca
Al Quran, orang yang menjaga lidah, orang yang memberi makan orang yang sedang
kelaparan, dan orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan.
Pertama: orang yang membaca Al Quran. Kita tahu bahwa Al Quran merupakan pedoman
hidup manusia, bukan hanya umat Islam, tapi sekali lagi pedoman manusia. Ketika
membacanya satu huruf saja maka ia mendapat sepuluh kebaikan. Itu hanya membaca lho,
belum membawa, melihat, dan menyentuhnya, semua itu akan diberi pahala oleh Allah.
Di bulan Ramadhan biasanya kita melakukan tadarus. Tadarus yang dilakukan di masyarakat
biasanya hanya membaca, bahkan ada yang hanya sekedar mendengarkan, padahal tidak
demikian. Tadarus berasal dari kata darosa - yadrusu, yang artinya mempelajari, meneliti,
menelaah, mengkaji, dan mengambil pelajaran. Tadarusan mengandung arti Musyarokah,
maka maknanya bertambah menjadi saling belajar, atau mempelajari secara lebih mendalam.
Jadi tadarusan sebenarnya adalah mentadabburi (berusaha memahami) isi al Quran sehingga
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua: orang yang menjaga lidah. Lidah ini daging empuk tak bertulang, tapi bahayanya
lebih tajam daripada pedang. Ada ungkapan Arab "kalau luka karena pedang mudah diobati,
namun luka karena lidah hendak kemana obat dicari." Banyak keluarga berantakan, kawan
menjadi lawan, saudara menjadi musuh, karena lidah yang tak dijaga. Marilah kita jaga lidah
ini. Jangan sampai menyakitkan, menyinggung, mengecewakan dan melukai perasaan orang
lain. Kata-kata dapat menjadi mutiara namun bil tiada baik dan berguna lebih baik diam
seribu bahasa. Banyak wanita dan pria yang masuk neraka karena lidah tak dijaga, menolak
orang yang tak dicintai dengan kata-kata yang dibenci, akhirnya gantung diri pakai tali
sampai mati.
Sebuah hadis Nabi SAW dalam kitab sahih Bukhari: "Barang siapa beriman kepada Allah
dan hari akhir, maka hendaklah berkata yang baik atau hendaklah diam."
Ketiga: orang yang memberi makan orang yang kelaparan, seperti fakir miskin, yatim
piatu atau anak terlantar. Dalam harta kita pada hakikatnya terdapat hak-hak mereka. Insya
Allah jika kita memberikan hak mereka maka kita akan mendapatkan pahala, sebagaimana
hadis yang diriwayatkan Imam Turmudzi bahwa orang yang memberi makan atau minum,
meskipun hanya seteguk air dan sebutir kurma untuk orang yang berbuka puasa, maka
pahalanya sama dengan orang yang ouasa itu, tidak dikurangi sedikitpun.
Namun jika kita membiarkan anak yatim terlantar, fakir miskin kelaparan, maka kita akan di
cap sebagai pendusta agama, sebagaimana firman Allah yang terdapat di dalam QS Al Maun:
1-3
"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak
yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. …"
Keempat: orang yang berpuasa di bulan Ramadhan. Puasa merupakan rukun islam yang
keempat yang diwajibkan kepada kita selaku orang yang beriman, sebagaimana seruan Allah
dalam surat Al Baqarah: 183, kalau tidak berpuasa kita akan mendapat dosa, sedangkan jika
puasa kita akan mendapat pahala dan dirindukan oleh surga, bahkan dosa kita yang telah lalu
akan diampuni oleh Allah. Sebagaimana dalam hadis dalam kitab Sahih Bukhari:
"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, karena iman dan ikhlas, maka akan
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari Muslim)
Demikianlah empat golongan orang yang dirindukan oleh surga. Semoga kuliah singkat ini
bermanfaat bagi kita semua dan kita termasuk ke dalam empat golongan tersebut, dan juga
agar kita dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Amiin ya Robbal Alamiin.