Anda di halaman 1dari 6

Oleh: Ust. Muhammad Dedi Ahyadi, S.Pd.I., M.Pd.

Assalaamu’alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh...

Hamdan wasyukron lillaah.

Wassholaatu wassalaamu 'alaa Rosuulillaah.

Ammaa Ba'du.

Yang saya hormati... Ibu Kepala Madrasah, Dewan Guru dan Staf TU MAN 1 Kota Cilegon.

Yang saya banggakan... Kakak Mahasiswa/i PLP Integrasi UIN SMH Banten.

Yang saya cintai dan sayangi... Siswa/i MAN 1 Kota Cilegon.

Di pagi hari jum'at yang berkah ini, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, yaitu Allah yang
Maha Kuasa, Allah yang telah menciptakan alam semesta dan seisinya, termasuk di dalamnya ada
manusia dari ibu-ibu dan bapak, para pemudi dan para pemuda, dari tukang tahu sampai tukang celana.

Allah yang telah menciptkan manusia dari mulai orang kota sampai orang kampung, dari orang pesek
sampai orang mancung, dari mulai orang pendek sampai orang jangkung.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda alam, yang senantiasa akan menjadi
rahmatullil ‘alam, dan cahaya bagi seluruh alam, yakni Nabi Muhammad SAW.

Hadirin kaum muslimin wamuslimat...

Rahimakumullah...

Semenjak kita dalam kandungan Ibu sampai kita lahir bahkan sampai hari akhirat kelak, nantinya masuk
surga ataupun neraka, bahwa yang namanya manusia tak luput dari Nikmat Allah SWT.

Kalau kita bicara tentang Nikmat Allah Ta'ala berarti kita tidak terlepas dari 4 perkara yang harus kita
ketahui selaku hamba Allah, yaitu:
1. Siapa yang memberi nikmat

2. Nikmat yang diberikan

3. Orang yang menerima nikmat

4. Ucapan syukur terhadap nikmat yang diberikan Allah Ta'ala.

Hadirin kaum muslimin wamuslimat... Rohimakumullah...

Yang pertama, yaitu orang yang memberikan nikmat.

Siapa yang memberikan nikmat kepada kita?...

Bapak dan Ibu, kawan-kawan, siapa?...

Yang memberi nikmat itu adalah Allah Ta'ala, Dialah yang berkuasa menambah dan mengurangi nikmat
yang ada pada diri insan, kalau Allah Ta'ala yang berkehendak untuk menambahnya maka tak
seorangpun yang dapat menolaknya dan begitu sebaliknya, kalau Allah Ta'ala berkehendak untuk
mencabut nikmat yang ada pada manusia juga tak seorangpun yang mampu mempertahankannya,
betul?...

Kenapa demikian?...

Karena Irodatullah Fauqo Kulli Irodah yaitu kehendak Allah Ta'ala di atas segala kehendak, manusia
hanya bisa berencana buat ini dan itu, namun keputusannya terletak pada keputusan Allah Ta'ala
meskipun sebelumnya perkara itu telah diputuskan oleh Allah Ta'ala di zaman 'azali.

Meskipun kita telah memiliki 1001 macam rencana namun semua itu tidak berarti apa-apa kalau Dzat
yang memberi nikmat tidak merestuinya, betapa banyak kita lihat orang tua sang anak menginginkan
anaknya sekolah tinggi, tapi tak semua orang tua yang memperoleh keinginannya yang seperti itu,
bahkan kadang kala sang anak tidak sadar bahwa oang tuanya telah bersusah payah mencarikan nafkah
demi keberhasilan anaknya tapi semua itu merupakan kehendak sang pemberi Nikmat.

Yang kedua, nikmat yang diberikan oleh Allah Ta'ala.

Secara garis besar nikmat yang diberikan oleh Allah Ta'ala kepada ummat manusia terbagi dua, yang
pertama nikmat ijad artinya Allah Ta'ala mengadakan sesuatu nikmat yang sebelumnya belum pernah
dirasakan oleh seorang hamba misalnya memiliki pasangan, memiliki keturunan, memiliki pekerjaan,
dan sebagainya.

Yang kedua nikmat imdad yaitu nikmat yang diberikan oleh Allah Ta'ala yang ada kelanjutannya, seperti
sakit dan sehat.

Nikmat yang paling berharga di antara nikmat yang diberikan oleh Allah Ta'ala itu adalah nikmat iman
dan kesehatan. Kalaulah manusia menghitung nikmat Allah Ta'ala yang ada meskipun dibantu oleh
Computer atau AI dan teknologi canggih lainnya maka tak seorangpun yang sanggup menghitungnya,
ranting-ranting dijadikan pena, daun-daun sebagai bukunya, dan lautan sebagai tintanya, tentu belum
cukup untuk menuliskan nikmat Allah Ta'ala yang diberikan kepada manusia.

‫َوِإْن َتُع ُّد ْو ا ِنْع َم َة ِهّللا‬

Wa in ta'udduu ni'matallahi

dan jika kamu hitung nikmat Allah Ta'ala...

‫َال ُتْح ُصْو َها‬

Laa tuhshuuhaa

niscaya takkan sanggup kamu menghitungnya...

Yang ketiga, orang yang menerima nikmat Allah Ta'ala.

Sikap manusia dalam menerima nikmat dari Allah Ta'ala tidaklah sama, ada orang yang ketika menerima
nikmat dari Allah Ta'ala, lalu dia tidak ingat akan Dzat yang memberi nikmat dan ada pula orang yang
ketika menerima nikmat dari Allah Ta'ala, lalu dia ingat akan Dzat yang memberi nikmat kepadanya
sehingga akan terucap dari lisannya kalimat-kalimat yang baik dan bernilai Ibadah di sisi Allah Ta'ala.

Nah, orang yang seperti ini akan ditambah nikmatnya oleh Allah Ta'ala. Sehingga dalam Surat Ibrahim
ayat 7 Allah Ta'ala berfirman:
‫َِإل ْن َشَكْر ُتْم َ َألِزْيَد َّنا ُك ْم َو َِإل ْن َكَفْر ُتْم ِإَّن َع َذ اِبْي َلَش ِد ْيٌد‬

La'in syakartum la'aziidannakum wa la'in kafartum inna 'adzaabii lasyadiid

Sungguh jika kamu syukuri nikmat-Ku maka akan Aku tambah nikmat yang Aku berikan kepadamu dan
jika kamu kufur terhadap nikmat yang Aku berikan niscaya 'Adzab-Ku sangat pedih.

Kaum muslimin wamuslimat...

Rohimakumullah...

Yang keempat, adanya ucapan syukur terhadap nikmat yang Allah Ta'ala berikan.

Nah, kewajiban kita selaku orang yang beriman dengan berdasarkan ayat di atas adalah mensyukuri
nikmat Allah Ta'ala yang diberikan kepada kita dan salah satu tanda - tanda orang yang mensyukuri
nikmat Allah Ta'ala, yaitu keluarnya ucapan-ucapan yang baik dari lisannya, contoh kecilnya saja ketika
kita akan makan diawali dengan Basmalah dan ketika telah selesai makan ataupun minum diakhiri
dengan Hamdalah, ini adalah satu contoh sikap orang yang mensyukuri nikmat Allah Ta'ala.

Lafadz yang menyatakan syukur kepada Allah Ta'ala sangatlah banyak salah satunya yang paling baik
adalah lafadz pujian yakni Alhamdulillah, lafadz ini apabila dibaca oleh orang yang beriman maka dia
ringan pada lidah namun sangatlah berat pada timbangan amal artinya mudah diucapkan dan banyak
nilai ibadahnya di sisi Allah Ta'ala.

Dan salah satu contoh lagi yang menandakan orang yang bersyukur kepada Allah Ta'ala adalah dia mau
berterima kasih kepada sesama manusia ketika orang lain memberikan sesuatu yang bermanfa’at
baginya baik itu perkara dunia apalagi urusan akhirat.

Pernah tercatat dalam sebuah Hadits Riwayat Ahmad dan Abu Dawud, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

)‫َال َيْشُك ُر َهّللا َم ْن َال َيْشُك ُر الَّناَس (رواه أحمد وأبو داود‬

Laa yasykurullah man laa yasykurunnaas


Tidaklah dinamakan bersyukur kepada Allah Ta'ala, orang yang tidak berterima kasih kepada sesama
manusia.

(HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Kaum muslimin wamuslimat...

Rohimakumullah...

Sepanjang uraian tersebut dapatlah kita ambil kesimpulan:

1. Marilah kita mensyukuri nikmat Allah Ta'ala yang telah diberikan kepada kita dengan cara menta’ati
segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya karena dengan itulah seorang manusia akan
memperoleh derajat yang paling mulia di sisi Allah Ta'ala.

2. Berdasarkan Al-Qur'an Surat Ibrahim ayat 7 bahwa manusia akan diadzab apabila dia meninggalkan
syukur kepada Allah Ta'ala. Namun sebaliknya, apabila kita bersyukur tentu nikmat yang ada akan
ditambah oleh Allah Ta'ala.

Untuk menutup taushiyah ini, saya akan berpantun:

Good nigh selamat malam...

Good morning selamat pagi...

Saya sudahi dengan salam


Semoga kita berjumpa lagi

Billahi taufiq walhidayah

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai