Anda di halaman 1dari 3

(Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin. Wal’aaqibatu lilmuttaqiin.

Walaa ‘udwaana illaa


‘aladzdzoolimiin. Washsholaatu wassalaamu ‘alaa asyrofil ambiyaai walmursaliin.
Sayyidina wamaulaanaa Muhammadin. Wa’alaa aalihii washohbihii ajma’iin. Ammaa
ba’du.)

Dewan juri yang arif dan bijaksana yang saya hormati


Bapak dan Ibu guru pembimbing yang saya mulyakan
Teman-temanku yang berbahagia

Hadirin Rohimakumulloh.

Tiada untaian kata yang paling indah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan yang
berbahagia ini, selain untaian kata puja kepada dzat yang Maha Kuasa, puji ke hadirat Ilahi
Robbi, serta syukur kepada Allah yang Maha Ghofur yang telah melimpahkan curahan
nikmat dan karuniaNya kepada kita, laksana curahan hujan yang turun ke bumi teramat
banyak dan tak kan sanggup kita menghitungnya. “Waing ta’udduu ni’matallaahi laa
tuhsuuhaa”.

Sholawat dan salam marilah kita curahkan kepada junjungan kita, Revolusioner Islam
sedunia, pendobrak kebathilan, penghancur kemunkaran, pembawa rahmat seluruh alam,
yaitu baginda alam, habiibana wanabiyyanaa wamaulaanaa Muhammad SAW.

Hadirin Rohimakumulloh,

Sebelum menyampaikan pidato ini, izinkanlah saya untuk memperkenalkan diri. Karena


ada pepatah bilang tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta. Nama
saya …………., saya berasal dari …………..(asal sekolah), kelas …..

Hadirin Rohimakumulloh,

Pada kesempatan yang berbahagia


ini, izinkanlah saya untuk menyampaikan pidato dengan judul “Mensyukuri Nikmat Allah
Swt”

Hadirin Rohimakumulloh,

Berbicara tentang nikmat Allah, paling tidak ada 2 perkara yang harus kita ketahui
sebagai hamba Allah Swt.
Yang pertama, siapa yang memberikan nikmat? Ada yang tahu?
Yang memberi nikmat tentu saja adalah Allah Swt. Allah-lah yang berkuasa untuk
menambahkan atau mengurangkan nikmat yang ada pada diri manusia. Jika Allah
berkehendak untuk menambahnya, maka tidak akan ada seorang pun yang dapat menolaknya.
Begitupun sebaliknya. Jika Allah berkehendak untuk mencabut nikmat yang ada pada
manusia, maka tidak akan ada seorangpun yang mampu mempertahankannya. Mengapa
demikian? Karena Iradatullah fauqo irodah, kehendak Allah di atas segala kehendak. Man
proposes, God disposes, manusia hanyalah bisa berencana, namun keputusannya terletak
pada keputusan Allah Swt.
Hadirin Rohimakumulloh.

Lalu yang kedua, yaitu sikap orang yang menerima nikmat Allah Swt.
Sikap manusia dalam menerima nikmat Allah tidak lah sama. Ada orang yang
menerima nikmat Allah namun dia tidak ingat siapa yang memberi nikmat tersebut. Dia tidak
sadar bahwa yang memberi nikmat itu adalah Allah Swt. Padahal motor yang dipakainya
made in Amerika Serikat, mobilnya mewah mengkilat, rumahnya bertingkat empat, emasnya
24 karat, di giginya ada jemuran berkawat, mau apa pun tinggal menyuruh bodyguard. Tapi
sayang seribu kali sayang, mereka tidak pernah ingat akan akhirat. Betul apa betul?

            Sebaliknya, ada pula orang yang ketika menerima nikmat dari Allah Swt ia ingat siapa
yang memberi nikmat kepadanya, sehingga ia senantiasa mengucapkan kalimah-kalimah baik
dan ucapan rasa syukur. Selain itu, ia senantiasa mengucapkan lapaz pujian Alhamdulillahi
robbil ‘alamiin. Orang yang seperti ini pasti akan ditambah nikmatnya oleh Allah Swt.
Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Ibrahim ayat 7 yang berbunyi:

Yang artinya: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih

            Hadirin Rohimakumuloh.

Dari uraian di atas, dapat lah kita tarik kesimpulan.


Pertama, marilah kita mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita dengan
jalan mentaati segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.

Yang kedua, berdasarkan surat Ibrahim ayat 7, manusia akan ditambah nikmatnya jika ia
bersyukur. Namun sebaliknya,ia akan mendapatkan azab, jika ia tidak pandai bersyukur
kepada Allah Swt.

Hadirin Rohimakumulloh,
Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan. Jalan-jalan ke Pulau Bintan, tidak
lupa membeli topi. Mohon maaf atas segala kekhilafan, lain waktu kita berjumpa lagi.

Billahi taufiq walhidaayah. Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai