Anda di halaman 1dari 5

Empat Ciri Hidup Bahagia dan Cara Meraihnya

‫ َو َأْنَز َل َم َع ُهُم اْلِكَتاَب ِباْلَح ِّق ِلُيْر ِش ُد ْو ا الَّناَس‬, ‫ َو َبَع َث الَّنِبِّيْيَن ُمَبِّش ِرْيَن َوُم ْنِذ ِرْيَن‬, ‫اْلَحْم ُد ِهلل اَّلِذ ي َخ َلَق اِإل ْنَس اَن ِفي َأْح َس ِن َتْقِو ْيٍم‬
‫ َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا‬, ‫َو َأْش َهُد َأْن َالِإلَه ِإَّال هللا َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َلُه‬, ‫ِإَلى َس ِبْيِل اْلُهَدى َو ُيْخ ِر ُجُهْم ِم َن الُّظُلَم اِت ِإَلى الُّنْو ر‬
‫َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذ ي َبَع َثُه ِفي اُألِّم ِّيْيَن َر ُسْو ًال ِم ْنُهْم َيْتُلْو ا َع َليْيِهْم آَياِتِه َو ُيَز ِّك ْيِهْم َو ُيَع ِّلُم ُهُم اْلِكَتاَب َو اْلِح ْك َم َة َو ِإْن َك اُنْو ا ِم ْن‬
‫ َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه اَّلِذ ْيَن‬،‫ َالَّلُهَّم َفَص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َك اَن َص اِد َق اْلَو ْع ِد َو َك اَن َر ُسْو ًال َنِبًّيا‬. ‫َقْبُل َلِفي َض َالٍل ُّم ِبْيٍن‬
‫ َفَقْد‬،‫ ُاْو ِص ْيِنْي َنْفِسْى َو ِإَّياُك ْم ِبَتْقَو ى ِهللا‬،‫ َفَيا َأُّيَها اْلَح اِض ُرْو َن َر ِح َم ُك ُم ُهللا‬،‫ َأَّم ا َبْعُد‬،‫ُيْح ِس ُنْو َن ِإْس َالَم ُهْم َو َلْم َيْفَع ُلْو ا َشْيًئا َفرِرًّيا‬
‫َفاَز اْلُم َّتُقْو َن‬.

Jamaah Jumat rahimakumulluh


Terlebih dahulu, dalam kesempatan yang mulia ini marilah kita tingkatkan ketakwaan kita
kepada Allah SWT yaitu dengan menjalankan perintah Allah SWT dengan ikhlas, khusyu,
lagi penuh tawakkal juag menjauhi larangan Allah SWT. Shalawat dan salam mudah-
mudahan tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Jamaah Jumat rahimakumulluh


Kehidupan yang bahagia adalah dambaan semua orang. Tidak ada satu pun manusia yang
ingin hidup susah, gelisah, dan tidak merasakan ketentraman. Namun demikian, prinsip
dan cara pandang orang berbeda-beda dalam mengukur kebahagiaan. Bagi seorang
mukmin, kebahagiaan tidak hanya kebahagiaan dunia berupa kemewahan dan
keberlimpahan materi, tapi juga harus meraih kebhagiaan akhirat. Pun juga kita tidak
boleh selalu mengejar akhirat sementara melupakan kebutuhan kebahagiaan diri dan
keluarga yang sedang dihadapi. Rasulullah mengajarkan ummatnya untuk meraih
kebahagiaan akhirat dengan tidak melupakan kebahagiaan dunia.

‫ۖ َو اْبَتِغ ِفيَم ا آَتاَك ُهَّللا الَّد اَر اآْل ِخ َر َةۖ َو اَل َتنَس َنِص يَبَك ِم َن الُّد ْنَيا‬

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.” (Surah
al-Qashash:77)

Kebahagiaan yang kita dambakan adalah kebahagiaan dunia dan akhirat sebagaimana doa
disyari’atkan di dalam Al-Qur’an yang senantiasa dibaca di segala kondisi

‫َر َّبَنا آِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َحَس َنًة َو ِفي اآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‬
“Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat
dan lindungilah Kami dari siksa neraka.” (QS. al-Baqarah : 201)

Sebagai seorang Muslim, kebahagiaan haruslah diraih dengan cara yang baik dan diridhai
Allah taala. Dengan begitu, kita tidak hanya akan mendapatkan kebahagiaan di dunia, tapi
juga di akhirat. Lalu bagaimana bentuk kebahagiaan dunia akhirat menurut Rasulullah?.
Bagi orang yang beriman kebahagiaan hakiki adalah kebahagiaan akhirat berupa selamat
dari api neraka dan masuk ke surge Allah, seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad,
“Sungguh orang yang diselamatkan oleh Allah dari api neraka dan dimasukkan ke dalam
surga, itulah kabahagiaan yang hakiki.”

Adapun kebahagiaan secara duniawi Rasulullah menggambarkan 4 indikator kebahagiaan,


sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Addailami;

‫َأْر َبٌع ِم ْن َسَع اَد ِة ْالَم ْر ِء َأْن َتُك ْو َن َز ْو َج ُتُه َص اِلَح ًة َو َأْو َالُد ُه َأْبَر اًرا َو ُخَلَطاُئُه ًصاِلِح ْيَن َو َأْن َيُك ْو َن ِرْز ُقُه ِفى َبَلِدِه‬

''Empat macam dari kebahagiaan manusia, yaitu istri yang salehah, anak yang berbakti,
teman-temannya adalah orang-orang yang baik, dan mata pencahariannya berada dalam
negaranya sendiri.'' (HR Dailami).

Hadits di atas, menggambarkan kebahagiaan di dunia adalah ketika hidup dalam


lingkungan yang baik dan dikelilingi orang saleh. yaitu memiliki istri yang salehah, anak-
anak yang berbakti, teman-teman yang baik, dan mata pencaharian mudah.

Jamaah Jumat rahimakumulluh


Istri salehah bukan sekadar penyejuk hati bagi suaminya tapi juga menjadi instrumen
untuk mencetak generasi saleh karena seorang ibu adalah madrasah awal bagi anak-
anaknya. Indikator istrri salehah menurut Rasulullah adalah “Jika dipandang (suami) ia
menyenangkan, jika diperintah ia taat, dan ia tidak menyelisihi suaminya dalam perkara-
perkara yang dibencinya, baik dalam diri maupun harta. Sebagaimana dijelaskan dalam
hadits riwayat Ahmad

‫ُس ِئَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َأُّي الِّنَس اِء َخ ْيٌر َقاَل اَّلِذ ي َتُسُّر ُه ِإَذ ا َنَظَر َو ُتِط يُعُه ِإَذ ا َأَم َر َو اَل ُتَخاِلُفُه ِفيَم ا َيْك َرُه ِفي‬
‫َنْفِسَها َو َم اِلِه‬

Dan bagi seorang istri, mendapatkan suam yang saleh juga merupakan kebahagiaan yang
tak terhingga. Suami yang baik adalah suami yang dapat menjadi teladan bagi istri dan
anak-anaknya. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits "Sebaik-baik kalian adalah kalian
yang terbaik terhadap istrinya. Dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap
isteriku." (HR. Ibnu Majah).

Anak-anak yang berbakti. Memiliki anak-anak yang berbakti merupakan kebahagiaan


dalam sebuah keluarga. Kebahagiaannya tidak hanya dirasakan di dunia, tetapi juga di
akhirat. Rasulullah mengajarkan bahwa doa anak yang saleh merupakan amalan yang tidak
terputus walaupun orang tuanya sudah meninggal.

‫ َر َو اُه ُم ْس ِلٌم‬.‫ َأْو َو َلٍد َص اِلٍح َيْد ُعو َلُه‬،‫ أو ِع ْلٍم ُيْنَتَفُع ِبِه‬،‫ َص َد َقٍة َج اِرَيٍة‬:‫ِإَذ ا َم اَت ابُن آدم اْنَقَطَع َع ْنُه َع َم ُلُه ِإاَّل ِم ْن َثاَل ٍث‬

“Apabila seorang manusia meninggal, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga, yakni
sedekah jariyah, atau ilmu yang diambil manfaatnya, atau anak saleh yang
mendoakannya”. (HR Muslim)

Teman yang baik. Teman yang baik adalah yang menjadi sahabat sejati, baik dalam sedih
ataupun suka. Mereka tidak hanya menolong dalam kesusahan, tetapi juga menjadi
pengingat ketika kita salah, menjadi pendorong semangat dalam kebaikan dan ketakwaan.
Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar kita memilih teman yang sholih, yaitu yang
beriman dan berakhlak mulia.

‫ َفَح اِم ُل اْلِم ْس ِك إَّم ا َأْن ُيْح ِذَيَك َو إَّم ا َأْن َتْبَتاَع ِم ْنُه َو إَّم ا أْن‬، ‫ َك َح اِم ِل اْلِم ْس ِك َو َناِفِخ اْلِكيِر‬، ‫ِإَّنَم ا َم َثُل اْلَجِليِس الَّصاِلِح َو َجِليِس الُّسوِء‬
‫ َو إَّم ا َأْن َتِج َد ِم ْنُه ِر يحًا ُم ْنِتَنًة‬، ‫ َو َناِفُخ اْلِكيِر إَّم ا َأْن ُيْح ِرَق ِثَياَبَك‬،‫َتِج َد ِم ْنُه ريحًا َطِّيَبًة‬

“Sesungguhnya teman baik dan teman yang buruk itu diibaratkan dengan penjual minyak
wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi dapat memberikan wewangian untukmu,
engkau membelinya, atau engkau mendapatkan aroma wangi darinya. Adapun pandai besi
bisa jadi membakar pakaianmu atau engkau mendapatkan aroma yang tidak sedap
darinya.”

Mata pencaharian. Merupakan sarana kita mencari nafkah. Jika mata pencaharian kita
tidak jauh, maka kita tetap bisa berkumpul, menjaga, dan menyayangi keluarga.
Berkumpul dengan keluarga, menurut suatu pendapat umum, merupakan obat lelah setelah
sibuk bekerja.
Lantas bagaimana kiat-kiat agar mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat?. Islam
menyuguhkan 5 kunci untuk merah kebahagiaan
1. Sabar. Sifat sabar sangat diperlukan oleh setiap manusia dalam segala aspek, seperti
menghadapi musibah, menaati perintah Allah, menghindari maksiat, menerima takdir,
menghadapi nikmat yang diberikan Allah pada kita, dan sebagainya. Sebagaimana
dijelaskan dalam Surat Al-Baqaroh 155-156

‫ة َقاُلٓو ْا‬ٞ‫ ٱَّلِذ يَن ِإَذ ٓا َأَٰص َبۡت ُهم ُّمِص يَب‬. ‫َو َلَنۡب ُلَو َّنُك م ِبَش ۡي ٖء ِّم َن ٱۡل َخۡو ِف َو ٱۡل ُجوِع َو َنۡق ِّم َن ٱَأۡلۡم َٰو ِل َو ٱَأۡلنُفِس َو ٱلَّثَم َٰر ِۗت َو َبِّش ِر ٱلَّٰص ِبِريَن‬
‫ٖص‬
‫ِإَّنا ِهَّلِل َو ِإَّنٓا ِإَلۡي ِه َٰر ِج ُعوَن‬
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang
sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata Inna lillahi wa
innailaihi roji'un.
2. Syukur. Memelihara rasa syukur dapat meningkatkan motivasi kita untuk terus
beribadah kepada Allah taala. Selain itu, rasa syukur juga perlu diungkapkan secara jelas,
baik dalam bentuk perkataan, di dalam hati, maupun tingkah laku.
‫َو ِإْذ َتَأَّذ َن َر ُّبُك ْم َلِئن َشَكْر ُتْم َأَلِز يَد َّنُك ْم ۖ َو َلِئن َكَفْر ُتْم ِإَّن َع َذ اِبى َلَش ِد يٌد‬
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-
Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat" (Q.S. Ibrahim: 07)
3. Ikhlas. Ikhlas memiliki arti bersih, murni, atau suci. Sebaliknya, jika di dalam hati
terdapat rasa ingin didengar oleh orang lain, pamer, dan membanggakan diri, artinya kita
belum termasuk golongan orang yang ikhlas.
‫ُقْل ِإَّن َص اَل ِتى َو ُنُس ِكى َو َم ْح َياَى َو َمَم اِتى ِهَّلِل َر ِّب ٱْلَٰع َلِم يَن‬
Katakanlah, "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan seluruh alam" (Q.S. Al An'aam:162)
4. Ridha. Ridha artinya menerima takdir yang telah ditetapkan Allah padanya. Wujud
ridha seorang hamba pada Allah terlihat jelas dari bagaimana sikap hamba tersebut dalam
menerima takdir yang Allah berikan. Contoh penerapan sikap ridha, yaitu sabar, ikhlas,
tidak mengeluh, dan tidak merasa iri atas takdir Allah.
265 ‫َو َم َثُل ٱَّلِذ يَن ُينِفُقوَن َأْم َٰو َلُهُم ٱْبِتَغٓاَء َم ْر َض اِت ٱِهَّلل َو َتْثِبيًتا ِّم ْن أَأنُفِس ِهْم َك َم َثِل َج َّنٍۭة ِبَر ْبَو ٍة َأَص اَبَها َو اِبٌل َفَٔـاَتْت ُأُكَلَها‬
‫ِض ْع َفْيِن َفِإن َّلْم ُيِص ْبَها َو اِبٌل َفَطٌّل ۗ َو ٱُهَّلل ِبَم ا َتْع َم ُلوَن َبِص يٌر‬
“Dan perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya untuk mencari ridha Allah dan
untuk memperteguh jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi
yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buah-buahan dua kali lipat.
Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka embun (pun memadai). Allah Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Baqarah: 265)
5. Tawakal. Bertawakal kepada Allah memiliki maksud bahwa kita sebagai hambanya
hanya menyerahkan segala urusan kepada Allah taala semata. Jadi, ketika kita ditimpa
musibah, kita harus segera mengingat dan mengharapkan pertolongan dari Allah taala.
‫ْسُبُهۚ ِإَّن ٱَهَّلل َٰب ِلُغ َأْم ِرِهۦۚ َقْد َجَعَل ٱُهَّلل ِلُك ِّل َش ْى ٍء َقْد ًرا‬
‫َو َيْر ُز ْقُه ِم ْن َح ْيُث اَل َيْح َتِس ُب ۚ َو َم ن َيَتَو َّك ْل َع َلى ٱِهَّلل َفُهَو َح ٓۥ‬
‫‪“Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa‬‬
‫‪bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.‬‬
‫‪Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan‬‬
‫)‪ketentuan bagi setiap sesuatu” (Q.S. Ath Thalaaq: 3‬‬
‫‪Jamaah Jumat rahimakumulluh‬‬
‫‪Demikianlah khutbah ini. Mudah-mudahan khutbah ini dapat kita hikmati bersama dan‬‬
‫‪semoga kita tercatat sebagai insan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Amin‬‬
‫َباَر َك هللا ِلى َو َلُك ْم ِفى ْالُقْر آِن ْالَعِظ ْيِم ‪َ ,‬و َنَفَعِنى َو ِإَّياُك ْم ِبَم اِفْيِه ِم ْن آَيِة َو ْذ ُك َر اْلَحِكْيَم َو َتَقَّبَل ُهللا ِم َّنا َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َتُهَ ِاَّنُه ‪.‬‬
‫ُهَو الَّس ِم ْيُع الَعِلْيُم ‪َ ,‬و َأُقْو ُل َقْو لى َهَذ ا َفاْسَتْغ ِفُر َهللا الَعِظ ْيَم ِإَّنُه ُهَو الَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيم‬

‫‪Khutbah II‬‬
‫َاْلَحْم ُد ِهلل َعلَى ِإْح َس اِنِه َو الُّشْك ُر َلُه َعلَى َتْو ِفْيِقِه َو ِاْمِتَناِنِه‪َ .‬و َأْش َهُد‬
‫َأْن َال ِاَلَه ِإَّال ُهللا َو ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َلُه َو َأْش َهُد أَّن َس ِّيَدَنا ُمَح َّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه الَّد اِع ى إلَى ِرْض َو اِنِه‪ .‬اللُهَّم َص ِّل َع َلى‬
‫َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد ِو َع َلى َاِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َس ِّلْم َتْس ِلْيًم ا ِكثْيًر ا َأَّم ا َبْعُد َفيَا َاُّيَها الَّناُس ِاَّتُقواَهللا ِفيْيَم ا َأَم َر َو اْنَتُهْو ا َع َّم ا َنَهى َو اْع َلُم ْو ا َأَّن‬
‫َهللا َأَم َر ُك ْم ِبَأْم ٍر َبَد َأ ِفْيِه ِبَنْفِس ِه َو َثـَنى ِبَم آل ِئ ِئَك ِتِه ِبُقْد ِس ِه َو َقاَل َتعَاَلى ِإَّن َهللا َو َم آلِئكَكَتُه ُيَص ُّلْو َن َعلَى الَّنِبى يآ َاُّيَها اَّلِذ ْيَن‬
‫آَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا‪ .‬اللُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَح َّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس ّلِّلْم َو َع َلى آِل َس ِّيِد نَا ُمَح َّمٍد َو َع َلى َاْنِبيآِئَك‬
‫َو ُرُس ِلَك َو َم آلِئَك ِة ْالُم َقَّر ِبْيَن َو اْر َض الّلُهَّم َع ِن ْالُخَلَفاِء الَّراِشِد ْيَن َأِبى َبْك ٍر َو ُع َم ر َو ُع ْثَم ان َو َع ِلى َو َع ْن َبِقَّيِة الَّص َح اَبِة‬
‫َو الَّتاِبِع ْيَن َو َتاِبِع ي الَّتاِبِع ْيَن َلُهْم ِبِاْح ْح َس اٍن ِاَلىَيْو ِم الِّدْيِن َو اْر َض َع َّنا َم َع ُهْم ِبَر ْح َم ِتَك َيا َأْر َح َم الَّراِح ِم ْيَن َاللُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن‬
‫َو ْالُم ْؤ ِم َناِت َو ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو ْالُم ْس ِلَم اِت َاَالْح يآُء ِم ْنُهْم َو ْاَالْم َو اِت اللُهمَّم َأِع َّز ْاِإل ْس َالَم َو ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو َأِذ َّل الِّش ْر َك َو ْالُم ْش ِر ِكْيَن‬
‫َو اْنُصْر ِعَباَدَك ْالُمَو ِّح ِد َّيَة َو اْنُصْر َم ْن َنَص َر الِّدْيَن َو اْخ ُذ ْل َم ْن خ َخ َذ َل ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو َد ِّم ْر َأْع َداَء الِّدْيِن َو اْع ِل َك ِلَم اِتَك ِإَلى َيْو َم‬
‫الِّدْيِن ‪ .‬اللُهَّم اْدَفْع َع َّنا ْالَبَالَء َو ْالَو َباَء َو الَّز َالِز َل َو ْالِمَح َن َو ُسْو َء ْالِفْتَنِة َو ْالِمَح َن َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن َع ْن َبَلِد َنا ِاْنُدوِنْيِس َّيا‬
‫خآَّص ًة َو َس اِئِر ْالُبْلَداِن ْالُم ْس ِلِم ْيَن عآَّم ًة َيا َر َّب ْالَع اَلِم ْيَن ‪َ .‬ر َّبَنا آِتنَا ِفى الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفى ْاآلِخَر ِة َح َس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر ‪َ .‬ر َّبَنا‬
‫َظَلْم َنا َاْنُفَس َنا َو اإْن َلْم َتْغ ِفْر َلَناا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك ْو َنَّن ِم َن ْالَخ اِس ِر ْيَن ‪ِ .‬عَباَد ِهللا ! ِإَّن َهللا َيْأُم ُرَنا ِبْالَع ْد ِل َو ْاِإل ْح َس اِن َو ِإْيتآِء ِذ ي‬
‫ْالُقْر بَى َو َيْنَهى َع ِن ْالَفْح شآِء َو ْالُم ْنَك ِر َو ْالَبْغ ي َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن َو اْذ ُك ُروا َهللا ْالَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُرْو ُه َعلَى ِنَعِمِه َيِز ْد ُك ْم‬
‫َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َبْر‬

Anda mungkin juga menyukai