Anda di halaman 1dari 21

DEFINISI SHOLAT

Sholat berasal dari bahasa Arab

As-Sholah ( )

Definisi (ta'rif/pengertian):

Sholat secara Bahasa (Etimologi) berarti Do'a. Sedangkan secara Istilah/Syari'ah (Terminologi),
sholat adalah perkataan dan perbuatan tertentu/khusus yang dibuka/dimulai dengan takbir
(takbiratul ihram) diakhiri/ditutup dengan salam. Sholat merupakan rukun perbuatan yang paling
penting diantara rukun Islam yang lain sebab ia mempunyai pengaruh yang baik bagi kondisi akhlaq
manusia. sholat didirikan sebanyak lima kali setiap hari, dengannya akan didapatkan bekas/pengaruh
yang baik bagi manusia dalam suatu masyarakatnya yang merupakan sebab tumbuhnya rasa
persaudaraan dan kecintaan diantara kaum muslimin ketika berkumpul untuk menunaikan ibadah
yang satu di salah satu dari sekian rumah milik Allah subhanahu wa ta'ala (masjid).

HUKUM SHOLAT

Melaksanakan sholat adalah wajib 'aini bagi setiap orang yang sudah mukallaf (terbebani kewajiban
syari'ah), baligh (telah dewasa/dengan ciri telah bermimpi), dan 'aqil (berakal).

Allah berfirman:

"Dan tidaklah mereka diperintah kecuali agar mereka hanya beribadah/menyembah


kepada Allah sahaja, mengikhlaskan keta'atan pada-Nya dalam (menjalankan) agama
dengan hanif (lurus), agar mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, demikian
itulah agama yang lurus". (Surat Al-Bayyinah:5).

HIKMAH SHOLAT

Sholat disyari'atkan sebagai bentuk tanda syukur kepada Allah, untuk menghilangkan dosa-dosa,
ungkapan kepatuhan dan merendahkan diri di hadapan Allah, menggunakan anggota badan untuk
berbakti kepada-Nya yang dengannya bisa seseorang terbersih dari dosanya dan tersucikan dari
kesalahan-kesalahannya dan terajarkan akan ketaatan dan ketundukan.

Allah telah menentukan bahwa sholat merupakan syarat asasi dalam memperkokoh hidayah dan
ketakwaan, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:

"Alif Laaam Miiim. Kitab (Al Qur-an) tidak ada keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk
bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan
sholat dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (QS.
Al Baqarah : 1-2).

Di samping itu Allah telah mengecualikan orang-orang yang senantiasa memelihara sholatnya dari
kebiasaan manusia pada umumnya: berkeluh kesah dan kurang bersyukur, disebutkan dalam fiman-
Nya:
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah dan kikir. Apabila ia ditimpa
kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali
orang-orang yang mengerjakan sholat, yang mereka itu tetap mengerjakan sholat." (QS
Al Ma'arij: 19-22).
RUKUN-RUKUN SHOLAT

Rukun sholat adalah setiap bagian sholat yang apabila ketinggalan salah satunya dengan sengaja
atau karena lupa maka sholatnya batal (tidak sah).

1. Berdiri bagi yang mampu, bila tidak mampu berdiri maka dengan duduk, bila tidak mampu duduk
maka dengan berbaring secara miring atau terlentang.

2. Takbiratul Ihram ( ) ketika memulai sholat


3. Membaca Al Fatihah
4. Rukuk
5. I'tidal
6. Sujud
7. Bangun dari sujud
8. Duduk diantara dua sujud
9. Tuma'ninah dalam setiap rukun
10. Tasyahud Akhir
11. Duduk Tasyahud Akhir
12. Shalawat atas Nabi pada Tasyahud Akhir
13. Tertib pada setiap rukun
14. Salam

HAL YANG WAJIB DALAM SHOLAT

Hal yang wajib dalam sholat adalah bagian sholat yang apabila ketinggalan salah satunya dengan
sengaja maka sholatnya batal (tidak sah), tapi kalau tidak sengaja atau lupa maka orang yang sholat
diharuskan melakukan sujud sahwi.

1. Semua takbir selain takbiratul ihram


2. Melafadzkan : SUBHANA RABBIYAL A'DZIIM pada saat ruku'
3. Melafadzkan : SAMI'ALLAHULIMAN HAMIDAH bagi Imam dan pada saat sholat sendiri
4. Melafadzkan : RABBANA WALAKAL HAMDU bagi Imam, makmum dan pada saat sholat sendiri
5. Melafadzkan : SUBHANA RABBIYAL A'LA pada saat sujud
6. Melafadzkan : RABIGHFIRLII pada saat duduk diantara dua sujud
7. Tasyahud awal
8. Duduk Tasyahud awal
HAL YANG SUNNAH DALAM SHOLAT

Hal yang sunnah dalam sholat adalah bagian sholat yang tidak termasuk dalam rukun maupun wajib,
tidak membatalkan solat baik ditinggalkan secara sengaja maupun lupa.

1. Mengangkat kedua tangan ketika takbir.


2. Membaca do'a istiftah/iftitah
3. Membaca ta'awudz ketika memulai qiro'ah (bacaan)
4. Membaca surat dari Al-Qur'an setelah membaca Al-Fatihah pada dua rakaat yang awal
5. Meletakkan dua tangan pada lutut selama rukuk
6. Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri selama berdiri
7. Mengarahkan pandangan mata ke tempat sujud selama sholat (kecuali waktu tasyahud- pent)

HAL YANG MEMBATALKAN SHOLAT

1. Berbicara ketika sholat


2. Tertawa
3. Makan dan minum
4. Berjalan terlalu banyak tanpa ada keperluan
5. Tersingkapnya aurat
6. Memalingkan badan dari kiblat
7. Menambah rukuk, sujud, berdiri atau duduk secara sengaja
8. Mendahului imam dengan sengaja

HAL YANG MAKRUH DALAM SHOLAT

1. Memejamkan dua mata


2. Menoleh tanpa keperluan
3. Meletakkan lengan dilantai ketika sujud
4. Bermain-main (sendau gurau)
PERSIAPAN HENDAK SHOLAT

Persiapan awal yang dilakukan ketika kita hendak sholat :


1. Menghadap Kiblat ke arah Ka’bah
2. Berdiri dengan tenang.
3. Wajib memasang Sutrah (pembatas yang berada di depan orang sholat) dan jangan
biarkan orang lain lewat di depan kita.
4. Niat sholat di dalam hati (tidak melafadzkan dengan ucapan seperti "Nawaitu usholli…”

Jika berjama’ah :
5. Wajib meluruskan, merapatkan, dan menyambung shaf
6. Mengutamakan shaf pertama untuk laki-laki dan shaf paling belakang untuk wanita.
7. Dilarang keras mendahului gerakan maupun bacaan imam.

SIFAT SHOLAT NABIY

Sholatlah sebagaimana aku sholat :

1. Takbiratul Ihrom, memulai sholat dengan ucapan lafadz Takbir Allahu Akbar ( ).
ƒ Disunnahkan mengangkat kedua tangannya setentang bahu ketika bertakbir dengan
merapatkan jari-jemari tangannya (lihat gambar 1) atau mengangkat kedua tangannya
setentang telinga (lihat gambar 2).

Gambar 1 Gambar 2
2. Bersedekap : meletakkan tangan kanan di atas tangan kirinya atau menyedekapkan tangan di
atas dada.
ƒ Menggenggam pergelangan tangan kirinya dengan tangan kanannya (lihat gambar 3)
ƒ Meletakkan lengan kanan pada punggung telapak kirinya, pergelangan dan lengan kirinya
(lihat gambar 4)

Gambar 3 Gambar 4

3. Memandang tempat sujud : menundukkan kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke


tempat sujud.
ƒ Dilarang untuk menengadah pandangan ke arah langit.
ƒ Dilarang untuk menoleh ke kanan atau ke kiri.
ƒ Makruh sholat yang dihadapannya atau diatas sajadahnya ada gambar, likisan, ukiran, dan
sebagainya.

4. Membaca Doa Istiftah : yang diajarkan oleh Nabi berisi pujian, sanjungan dan kalimat
keagungan untuk Allah .

Adapun bacaan Doa Istiftah yang diajarkan oleh Nabi diantaranya adalah:
"ALLAHUUMMA BA'ID BAINII WA BAINA KHATHAAYAAYA KAMAA BAA'ADTA BAINAL
MASYRIQI WAL MAGHRIBI, ALLAAHUMMA NAQQINII MIN KHATHAAYAAYA KAMAA
YUNAQQATS TSAUBUL ABYADHU MINAD DANAS. ALLAAHUMMAGHSILNII BIL MAA'I WATS
TSALJI WAL BARADI"

Artinya:

"Ya, Allah , jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau


menjauhkan antara timur dan barat. Ya, Allah , bersihkanlah kau dari kesalahan-
kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya, Allah cucilah aku
dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun."

Atau kadang-kadang Rasulullah juga membaca dalam :

"WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATARAS SAMAAWAATI WAL ARDHA HANIIFAN


[MUSLIMAN] WA MAA ANA MINAL MUSYRIKIIN. INNA SHOLATII WANUSUKII
WAMAHYAAYA WAMAMAATII LILLAHI RABBIL 'ALAMIIN. LAA SYARIIKALAHU
WABIDZALIKA UMIRTU WA ANA AWWALUL MUSLIMIIN. ALLAHUMMA ANTAL MALIKU,
LAA ILAAHA ILLA ANTA [SUBHAANAKA WA BIHAMDIKA] ANTA RABBII WA ANA 'ABDUKA,
DHALAMTU NAFSII, WA'TARAFTU BIDZAMBI, FAGHFIRLII DZAMBI JAMII'AN, INNAHU LAA
YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLA ANTA. WAHDINII LI AHSANIL AKHLAAQI LAA YAHDII LI
AHSANIHAA ILLA ANTA, WASHRIF 'ANNII SAYYI-AHAA LAA YASHRIFU 'ANNII SAYYI-AHAA
ILLA ANTA LABBAIKA WA SA'DAIKA, WAL KHAIRU KULLUHU FII YADAIKA. WASY
SYARRULAISA ILAIKA. [WAL MAHDIYYU MAN HADAITA]. ANA BIKA WA ILAIKA [LAA
MANJAA WALAA MALJA-A MINKA ILLA ILAIKA. TABAARAKTA WA TA'AALAITA
ASTAGHFIRUKA WAATUUBU ILAIKA"

Artinya:

"Aku hadapkan wajahku kepada Pencipta seluruh langit dan bumu dengan penuh
kepasrahan dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. Sholatku, ibadahku, hidupku
dan matiku semata-mata untuk Allah , Rabb semesta alam, tiada sesuatu pun yang
menyekutui-Nya. Demikianlah aku diperintah dan aku termasuk orang yang pertama-tama
menjadi muslim. Ya Allah , Engkaulah Penguasa, tiada Ilah selain Engkau semata-mata.
[Engkau Mahasuci dan Mahaterpuji], Engkaulah Rabbku dan aku hamba-Mu, aku telah
menganiaya diriku dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah semua dosaku.
Sesungguhnya hanya Engkaulah yang berhak mengampuni semua dosa. Berilah aku
petunjuk kepada akhlaq yang paling baik, karena hanya Engkaulah yang dapat memberi
petunjuk kepada akhlaq yang terbaik dan jauhkanlah diriku dari akhlaq buruk. Aku jawab
seruan-Mu, sedang segala keburukan tidak datang dari-Mu. (Orang yang terpimpin adalah
orang yang Engkau beri petunjuk). Aku berada dalam kekuasaan-Mu dan akan kembali
kepada-Mu, (tiada tempat memohon keselamatan dan perlindungan dari siksa-Mu kecuali
hanya Engkau semata). Engkau Mahamulia dan Mahatinggi, aku mohon ampun kepada-
Mu dan bertaubat kepada-Mu."

5. Membaca Doa Ta'awwudz : sebelum membaca Al-Fatihah, dan disunnahkan dalam setiap
raka'at.

Nabi biasa membaca ta'awwudz yang berbunyi :

"A'UUDZUBILLAHI MINASY SYAITHAANIR RAJIIM MIN HAMAZIHI WA NAFKHIHI


WANAFTSIHI"

Artinya:

"Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk, dari semburannya (yang
menyebabkn gila), dari kesombongannya, dan dari hembusannya (yang menyebabkan
kerusakan akhlaq)." [Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud, Ibnu Majah,
Daraquthni, Hakim dan dishahkan olehnya serta oleh Ibnu Hibban dan Dzahabi].

6. Wajib membaca Surat Al-Fatihah : tidak sah salat seseorang tanpa membaca Surat Al-
Fatihah. Pada sholat Munfarid (sendirian) wajib setiap orang untuk membaca Surat Al-Fatihah.

Pada sholat Jama’ah :


ƒ Dibacakan secara Sirr (tidak diperdengarkan) : Sholat Dhuhur, Ashar, satu roka'at terakhir
sholat Mahgrib dan dua roka'at terakhir sholat 'Isya, maka para makmum wajib membaca
surat Al-Fatihah tersebut secara sendiri-sendiri secara sirr (tidak dikeraskan).
ƒ Dibacakan secara Jahr (diperdengarkan) : Sholat Shubuh, dua roka'at awal sholat Mahgrib
dan dua roka'at awal sholat 'Isya, maka para makmum wajib mendengarkan bacaan Surat Al-
Fatihah Imam. Bacaan imam adalah menjadi bacaannya juga.

Cara Membaca Al Fatihah :

Nabi membaca surat Al-Fatihah dengan berhenti pada setiap akhir ayat (waqof), tidak
menyambung satu ayat dengan ayat berikutnya (washol).

Jadi bunyinya:

kemudian berhenti,

kemudian berhenti,
Begitulah seterusnya sampai selesai ayat yang terakhir.

Terkadang beliau memanjangkan bacaan 'maa' : ( MAALIKI YAUMIDDIIN )

Atau dengan memendekkan bacaan 'maa' menjadi: ( MALIKI YAUMIDDIIN )

Seandainya Seseorang Belum Hafal Al-Fatihah :

Bagi seseorang yang belum hafal Al Fatihah terutama bagi yang baru masuk Islam, Nabi
menasehatnya untuk mengucapkan :

SUBHANALLAHI, WALHAMDULILLAHI, WA LAA ILAHA ILLALLAHU, WALLAHU AKBAR,


WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAHI

Artinya:

"Maha Suci Allah, Segala puji milik Allah, tiada Ilah (yang haq) kecuali Allah, Allah Maha
Besar, Tiada daya dan kekuatan kecuali karena pertolongan Allah."

7. Membaca Amin. Jika sholat berjama’ah, wajib bagi imam untuk mengeraskan bacaan Amin dan
diikuti dengan makmum.
8. Membaca surat Al Qur-an : setelah membaca Al Fatihah dalan sholat hukumnya sunnah.
Membaca surat Al-Qur-an ini dilakukan pada dua roka'at pertama. Cara membacanya dengan
tartil, tidak lambat juga tidak cepat dan beliau membaca satu per satu kalimat.
9. Ruku : setelah selesai membaca surat dari Al-Qur-an kemudian berhenti sejenak, lalu
mengangkat kedua tangannya sambil bertakbir seperti ketika takbiratul ihrom (setentang bahu
atau daun telinga) kemudian ruku’ (merundukkan badan kedepan dipatahkan pada pinggang,
dengan punggung dan kepala lurus sejajar lantai). (lihat gambar 5)

Cara Ruku' :

ƒ Bila Rasulullah ruku' maka beliau meletakkan telapak tangannya pada lututnya.
(lihat gambar 5)
ƒ Menekankan tangannya pada lututnya dan membentangkan (meluruskan) punggung
serta menekan tangan untuk ruku’. (lihat gambar 5)
ƒ Merenggangkan jari-jemarinya. (lihat gambar 6)
ƒ Merenggangkan kedua sikunya dari lambungnya. (lihat gambar 6)
ƒ Antara kepala dan punggung lurus, kepala tidak mendongak dan tidak pula menunduk
tetapi tengah-tengah antara kedua keadaan tersebut. (lihat gambar 6.a dan 6.b)
ƒ Thuma-ninah/Bersikap Tenang
Gambar 5 Gambar 6

Gambar 6.a Gambar 6.b

Yang Dibaca Ketika Ruku' :

Do'a yang pernah dibaca oleh Nabi ada beberapa macam, jadi kadang membaca ini kadang
yang lain.

ƒ SUBHAANAKALLAHUMMA WA BIHAMDIKA ALLAHUMMAGHFIRLII

Yang artinya:

"Maha Suci Engkau ya, Allah, dan dengan memuji-Mu Ya, Allah ampunilah aku."

Do'a ini yang paling sering dibaca berdasarkan riwayat dari 'Aisyah .
ƒ SUBHAANA RABBIYAL 'ADHZIM 3 kali atau lebih.

Yang artinya:

"Maha Suci Rabbku, lagi Maha Agung."

ƒ SUBHAANA RABBIYAL 'ADHZIMI WA BIHAMDIH 3 kali.

Yang artinya:

"Maha Suci Rabbku lagi Maha Agung dan segenap pujian bagi-Nya."

ƒ SUBBUUHUN QUDDUUSUN RABBUL MALA-IKATI WAR RUUH.

Yang artinya:

"Maha Suci, Maha Suci Rabb para malaikat dan ruh."

Yang Dilarang Ketika Ruku' :

ƒ Rasulullah melarang sewaktu ruku' kita tidak boleh membaca Al-Qur-an.

10. I’tidal : setelah ruku' dengan sempurna dan selesai membaca do'a, maka kemudian bangkit dari
ruku' (i'tidal).

ƒ Waktu bangkit tersebut membaca (SAMI'ALLAAHU LIMAN HAMIDAH)


disertai dengan mengangkat kedua tangan sebagaimana waktu takbiratul ihrom.
ƒ Berbarengan waktu bangkit dari bawah ruku’, tidak boleh mengangkat telapak tangan
terbuka yang menghadap keatas (posisi seperti berdo’a).
Yang Dibaca Ketika I'tidal dari Ruku' :
Ketika bangkit (mengangkat kepala) dari ruku' itu membaca:

(SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH).

Kemudian ketika sudah tegak dan selesai bacaan tersebut disahut dengan bacaan:

RABBANAA LAKAL HAMD (Rabbku, segala puji kepada-Mu)

atau

RABBANAA WA LAKAL HAMD (Rabbku dan segala puji kepada-Mu)

atau

ALLAAHUMMA RABBANAA LAKAL HAMD (Ya, Allah, Rabbku, segala puji kepada-Mu)

atau

ALLAAHUMMA RABBANAA WA LAKAL HAMD (Ya Allah,Rabbku dan segala puji kepada-Mu)

Kadang ditambah dengan bacaan:

MIL-ASSAMAAWAATI, WA MIL-ALARDHL, WA MIL-A MAA SYI-TA MIN SYAI-IN BA'D


(Mencakup seluruh langit dan seluruh bumi dan segenap yang Engkau kehendaki selain
dari itu).

Cara I'tidal :

Adapun dalam tata cara i'tidal ulama berbeda pendapat menjadi dua pendapat, pertama
mengatakan sedekap dan yang kedua mengatakan tidak bersedekap tapi melepaskannya. Tapi
yang rajih menurut kami adalah pendapat kedua. Bagi yang hendak mengerjakan pendapat yang
pertama tidak apa-apa dan bagi siapa yang mengerjakan sesuai dengan pendapat kedua tidak
mengapa.

11. Sujud : Dilakukan setelah i'tidal thuma-ninah dan jawab tasmi' (Rabbana Lakal Hamd...).

Caran Turun ke Arah Sujud :


ƒ Dengan tanpa atau kadang-kadang dengan mengangkat kedua tangan (setentang pundak
atau daun telinga) seraya bertakbir.
ƒ Badan turun condong kedepan menuju ke tempat sujud, dengan meletakkan kedua
tangan terlebih dahulu pada tempat kepala diletakkan, baru kemudian meletakkan kedua
lutut (lihat gambar 7).
ƒ Kemudian meletakkan kepala kepala dengan menyentuhkan/menekankan hidung dan
jidat/kening/dahi ke lantai. (lihat gambar 8)
ƒ Meletakkan tangannya sejajar dengan bahunya (pundak) atau daun telinga. (lihat gambar 8)
ƒ Membentangkan tangan serta merapatkan jari-jarinya dan menghadapkannya ke arah kiblat.
(lihat gambar 8).

Gambar 7 Gambar 8

Cara Sujud :
ƒ Bersujud pada 7 anggota badan, yakni jidat/kening/dahi dan hidung (1), dua telapak
tangan (2), dua lutut (2) dan dua ujung kaki (2).
ƒ Tidak boleh menyibak lengan baju dan rambut kepala.
ƒ Kedua lengan/siku tidak ditempelkan pada lantai atau tidak boleh dihamparkan, tapi diangkat
dan dijauhkan dari sisi rusuk/lambung. (lihat gambar 9)
ƒ Jika dalam sholat berjama’ah, kedua lengan siku boleh didekatkan dengan pahanya (lihat
gambar 10)

Gambar 9 Gambar 10
ƒ Menjauhkan perut/lambung dari kedua paha
ƒ Merapatkan jari-jemari tangannya
ƒ Menekankan kedua lututnya dan bagian depan telapak kaki ke tanah. (lihat gambar 8)
ƒ Menegakkan telapak kaki dan saling merapatkan/menempelkan antara dua tumit (lihat
gambar 8)
ƒ Menghadapkan ujung-ujung jarinya ke kiblat
ƒ Jika tidak sanggup menekankan dahinya (karena panas atau ada batu) boleh,
membentangkan kainnya kemudian sujud di atasnya
ƒ Thuma-ninah dan sujud dengan lama

Bacaan Sujud :

ƒ Rasulullah membaca :

SUBHAANAKALLAAHUMMA RABBANAA WA BIHAMDIKA ALLAAHUMMAGHFIRLII

atau

SUBHAANA RABBIYAL A'LAA 3 (tiga) kali

atau kadang-kadang membaca

SUBHAANA RABBIYAL A'LAA WA BIHAMDIH, 3 (tiga) kali

Bacaan Yang Dilarang Selama Sujud :

ƒ Dilarang membaca Al-Qur-an sewaktu sujud

Bangun dari Sujud Pertama :

ƒ Setelah sujud pertama -dimana dalam setiap roka'at ada dua sujud-, bangun dari sujud
ini disertai dengan takbir dan kadang mengangkat tangan.

12. Duduk Diantara Dua Sujud : Duduk ini dilakukan antara sujud yang pertama dan sujud yang
kedua, pada roka'at pertama sampai terakhir.

Ada dua macam tipe duduk antara dua sujud :


ƒ Duduk iftirasy (duduk dengan meletakkan pantat pada telapak kaki kiri yang dihamparkan
dan kaki kanan ditegakkan dan jarinya diarahkan ke kiblat). (lihat gambar 11)
ƒ Duduk iq'ak (duduk dengan menegakkan kedua telapak kaki dan duduk diatas tumit).
ƒ Dilarang untuk duduk diatas kedua telapak kaki yang dihamparkan (lihat gambar
11.a)
ƒ Dilarang untuk duduk dengan tidak menegakkan kaki kanan ke arah kiblat (lihat
gambar 11.b)

Gambar 11 Gambar 11.a Gambar 11.b

ƒ Letak tangan saat duduk diantara dua sujud adalah di diatas kedua paha kanan dan kiri pada
masing-masing tangannya (lihat gambar 12)
ƒ Atau letak tangan juga bisa pada posisi lebih kebawah paha yaitu diatas lutut, dengan tetap
merapatkan jari-jarinya (lihat gambar 13)

Gambar 12 Gambar 13
Bacaan Duduk Diantara Dua Sujud :

RABBIGHFIRLII, RABBIGHFIRLII

atau

ALLAAHUMMAGHFIRLII WARHAMNII WA 'AAFINII WAHDINII WARZUQNII

atau

ALLAAHUMMAGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WARZUQNII WARFA'NII

atau

ALLAAHUMMAGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WAHDINII WARZUQNII.

13. Bangun dari Sujud Menuju Raka’at Berikut

Pada masalah ini ada dua tempat/kondisi, yaitu :


ƒ Bangkit menuju roka'at berikut dari posisi sujud kedua -pada akhir roka'at pertama dan
ketiga : didahului dengan duduk istirahat atau tanpa duduk istirahat, bangkit berdiri seraya
bertakbir tanpa mengangkat kedua tangan, ketika bangkit tangan boleh bertumpu pada
pahanya atau bertumpu pada lantai tempat sujud.
ƒ Bangkit dari posisi duduk tasyahhud awal -pada roka'at kedua : dengan mengangkat kedua
tangan seraya bertakbir seperti pada takbiratul ihram.

14. Duduk Tasyahhud Awal dan Tasyahhud Akhir

Tasyahhud awwal dan duduknya merupakan kewajiban dalam sholat

Tempat Dilakukannya :
ƒ Duduk tasyahhud awwal hanya terdapat pada sholat yang jumlah roka'atnya lebih dari dua
(2), pada sholat wajib dilakukan pada roka'at yang ke-2.
ƒ Duduk tasyahhud akhir dilakukan pada roka'at yang terakhir.
ƒ Masing-masing dilakukan setelah sujud yang kedua.
Cara Duduk Tasyahhud Awwal dan Tasyahhud Akhir :

ƒ Tasyahhud Awwal duduknya iftirasy (duduk diatas telapak kaki kiri), seperti duduk diantara
dua sujud. (lihat gambar 11)
ƒ Tasyahhud Akhir duduknya tawaruk (duduk dengan kaki kiri dihamparkan kesamping kanan
dan duduk diatas lantai), pada masing-masing posisi kaki kanan ditegakkan (lihat gambar 15)

Letak Tangan Ketika Duduk :

ƒ Untuk kedua cara duduk tersebut tangan kanan ditaruh di atas paha kanan (lihat gambar 14)
ƒ Membuat satu lingkaran dengan ibu jari dan jari tengah (lihat gambar 14, dalam kotak)
ƒ Sambil berisyarat menggerak-gerakkan jari telunjuk (lihat gambar 14, dalam lingkaran)
ƒ Penglihatan ditujukan kepadanya (lihat gambar 14, garis-garis putus)
ƒ Sedang tangan kirinya ditaruh diatas / diujung paha kiri. (lihat gambar 14)

Berisyarat dengan Telunjuk Bisa Digerakkan Bisa Tidak :

Selama melakukan duduk tasyahhud awwal maupun tasyahhud akhir, berisyarat dengan telunjuk
kanan, disunnahkan (sunnah muakad, dalilnya dikuatkan) menggerak-gerakkannya dan berdo’a
dengannya, kadang-kadang boleh tidak digerakkan.

Jari tengah dan


ibu jari, membuat
bentuk lingkaran

Gambar 14 Gambar 15
Membaca Do'a At-Tahiyyaat dan As-Sholawaat :

Do'a tahiyyat ini ada beberapa versi, hendaklah dipilih yang kuat dan lafadhznya belum
ditambah-tambah. Seperti contoh dibawah ini :

"AT-TAHIYYAATU LILLAHI WAS SHOLAWATU WAT THAYYIBAAT, AS-SALAMU'ALAIKA


AYYUHAN NABIY WA RAHMATULLAHI WA BARAKATUHU, AS-SALAAMU 'ALAINA WA 'ALAA
'IBAADILLAHIS SHALIHIN. ASYHADU ALLAA ILAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA
MUHAMMADAN 'ABDUHU WA RASULUHU"

Artinya: “Segala kehormaatan, shalawat dann kebaikan kepunyaan Allah, semoga


keselamatan terlimpah atasmu wahai Nabi dan juga rahmat Allah dan barakah-Nya.
Kiranya keselamatan tetap atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang shalih; -karena
sesungguhnya apabila kalian mengucapkan sudah mengenai semua hamba Allah yang
shalih di langit dan di bumi- Aku bersaksi bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq selain
Allah dan aku bersaksi bahwasanya Muhammmad itu hamba daan utusan-Nya.”

Do’a At-Tahiyyaat dilanjutkan dengan bacaan Sholawat atas nabi :

"ALLAAHUMMA SHALLI 'ALA MUHAMMAD WA 'ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA SHALLAITA


'ALAA AALI IBRAHIIM, INNAKA HAMIIDUM MAJIID. ALLAAHUMMA BAARIK 'ALAA
MUHAMMAD WA 'ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA BARAKTA 'ALAA AALI IBRAHIIM, INNAKA
HAMIIDUM MAJIID."

Artinya: "Ya Allah berikanlah Shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada keluarga Ibarahim,
sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. Ya Allah berkahilah Muhammad
dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim.
Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung."

Perhatian :

Do’a Tasyahhud adalah meliputi do’a At-Tahiyyat dan do’a Sholawat atas Nabi , tidak
selesai hanya pada bacaan syahadat saja, tetapi dibaca lengkap keduanya pada
tasyahhud Awwal maupun tasyahhud Akhir.
Berdo'a Berlindung dari 4 (empat) Hal :

ƒ Hal ini dilakukan pada duduk tasyahhud akhir saja setelah membaca sholawat atas Nabi .
ƒ Agar tidak menyalahi sunnah ini maka dalam tasyahhud awwal bacaannya berhenti sampai
membaca sholawat pada Nabi , sedang ta'awudz (berlindung dari 4 hal) ini dibaca hanya
ketika tasyahhud akhir.

ƒ Bacaannya adalah :

"ALLAAHUMMA INNII A'UUDZUBIKA MIN 'ADZAABI JAHANNAMA WA MIN 'ADZAABIL


QABRI WA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT WA MIN FITNATIL MASIIHID
DAJJAAL."

Artinya: "Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam, siksa kubur,
fitnahnya hidup dan mati serta fitnahnya Al-Masiihid Dajjaal."

Berdo'a dengan do'a/permohonan lainnya :

Kemudian (supaya) kita berdo’a dengan memilih do'a yang kita kagumi/senangi, asalkan
berdasarkan apa yang diajarkan oleh Rasulullah .

15. Salam : sebagai tanda berakhirnya gerakan sholat, dilakukan dalam posisi duduk tasyahhud
akhir setelah membaca do'a minta perlindungan dari 4 fitnah atau tambahan do'a lainnya.

Caranya :

Dengan menolehkan wajah ke kanan seraya mengucapkan do'a salam kemudian ke kiri, hingga
terlihat pipinya.

Macam-macam Bacaan Salam :

As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh--- As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi


Wa Barakatuh

Atau

As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh--- As Salamu'alaikum Wa


Rahmatullahi.
Atau

As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi--- As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi.

Atau

As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi--- As Salamu'alaikum.

Atau

As Salamu'alaikum, dengan sedikit menoleh ke kanan tanpa menoleh ke kiri.

Gerak yang Dilarang (Gerakan Bid’ah) :

ƒ Mengucapkan salam ketika menoleh ke kanan dibarengi dengan gerakan telapak tangan
dibuka kemudian ketika menoleh ke kiri tangan kirinya di buka.
ƒ Menepukkan kedua tangannya di atas paha tiga kali, sebagai pengganti salam dengan
menoleh ke kanan dan ke kiri.

DZIKIR SETELAH SHOLAT

Ada macam-macam do’a yang diajarkan oleh Rasulullah sehabis solat. Untuk contoh dibawah ini
diambil dari susunan Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahulloh, yaitu :

ƒ Membaca ASTAGHFIRULLAH 3 (tiga) kali, kemudian dilanjutkan dengan :

ALLAHUMMA ANTAS SALAAM WA MINKAS SALAAM TABAARAKTA YAA DZAL JALAALI


WAL IKRAAM LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU, LAHUL MULKU
WA LAHUL HAMDU WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR, LAA HAULA WA LAA
QUWWATA ILLA BILLAH
LAA ILAAHA ILLALLAHU, LAA NA'BUDU ILLA IYYAHU, LAHUN NI'MATU WALAHUL
FADHLU WALAHUTS TSANAA-UL HASAN, LAA ILAAHA ILLALLAHU, MUKHLISHIINA
LAHUDDINA WALAU KARIHAL KAAFIRUUN, ALLAHUMMA LAA MAA NI'A LIMAA
A'THOITA, WA LAA MU'TIYA LIMAA MANA'TA, WALAA YANFA' DZAL JADDI MINKAL
JADDU.

ƒ Khusus setelah shalat subuh dan maghrib, bacalah zikir yang dibawah ini 10 (sepuluh) kali
setelah mengucapkan zikir yang di atas :

LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL


HAMDU YUHYII WAYUMIIT WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR

ƒ Kemudian membaca: SUBHAANALLAH 33 (tigapuluh tiga) kali,

ALHAMDULILLAH 33 (tigapuluh tiga) kali; ALLAHU AKBAR 33 (tigapuluh tiga) kali;


untuk melengkapi bilangan menjadi 100 (seratus) bacalah :

LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL


HAMDU WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR

ƒ Kemudian membaca ayat Kursi (Surat Al-Baqarah : 255), kemudian surat Al Ikhlas, Al Falaq
dan An Nas, kalau seandainya setelah shalat subuh dan maghrib dibaca 3 (tiga) kali.

Inilah yang lebih baik (afdhal) dan semoga Allah menganugerahkan shalawat dan salam kepada
nabi kita Muhammad dan atas keluarga beliau dan sahabat-sahabatnya serta yang mengikutinya
dengan baik sampai hari pembalasan.

Anda mungkin juga menyukai