Anda di halaman 1dari 6

Definisi Studi Hadis Tematik (Mawdu'i)

 Secara bahasa kata mawdu'iī berasal dari kata ‫ موضوع‬yang merupakan


isim maf‘ul dari kata wada‘a yang artinya masalah atau pokok
permasalahan.Secara etimologi, kata mawdu'i yang terdiri dari huruf ‫و ض‬
‫ ع‬berarti meletakkan sesuatu atau merendah-kannya, sehingga kata
mawdu'i merupakan lawan kata dari alraf‘u (mengangkat).

 Mustafa Muslim berkata bahwa yang dimaksud mawdu'i adalah


meletakkan sesuatu pada suatu tempat. Maka, yang dimaksud dengan
metode mawdu'i adalah mengumpulkan ayat-ayat yang bertebaran
dalam Alquran atau hadishadis yang bertebaran dalam kitab-kitab hadis
yang terkait dengan topik tertentu atau tujuan tertentu kemudian disusun
sesuai dengan sebab-sebab munculnya dan pemahamannya dengan
penjelasan, pengkajian dan penafsiran dalam masalah tertentu tersebut
 Metode maudhu’i adalah metode pembahasan hadis sesuai dengan tema
tertentu yang dikeluarkan dari sebuah buku hadis. Semua hadis yang
berkaitan dengan tema tertentu, ditelusuri dan dihimpun yang kemudian
dikaji secara mendalam dan tuntas dari berbagai aspek
Langkah-Langkah Studi Hadis Tematik

 Menentukan tema atau masalah yang akan dibahas


 Menghimpun atau mengumpulkan hadis-hadis yang terkait dalam satu tema, baik
secara lafal maupun secara makna melalui ke-giatan takhrij al-hadis.
 Melakukan kategorisasi berdasarkan kandungan hadis dengan memperhatikan
kemungkinan perbedaan peristiwa wurūd-nya hadis (tanawwu‘) dan perbedaan
periwayatan hadis.
 Melakukan kegiatan i‘tibar dengan melengkapi seluruh sanad.
 Melakukan penelitian sanad yang meliputi penelitian kualitas pribadi perawi,
kapasitas intelektualnya dan metode periwayatan yang digunakan.
 Melakukan penelitian matan yang meliputi kemungkinan adanya ‘illat (cacat) dan
syaz (kejanggalan).
 Mempelajari tema-tema yang mengandung arti serupa
 Membandingkan berbagai syarah hadis
 Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis atau ayat-ayat pendukung
 Menyusun hasil penelitian menurut kerangka besar konsep
 Menarik suatu kesimpulan dengan menggunakan dasar argumentasi ilmiah
Hadis tematik tentang akhlakul karimah

 ‫ َح َّد َثَنا ُع ْثَم اُن ْبُن َأِبي َشْيَبَة َح َّد َثَنا َج ِر يٌر َع ْن اْلَح َس ِن ْبِن ُع َبْيِد ِهَّللا َع ْن َأِبي َع ْم ٍر و الَّش ْيَباِنِّي َع ْن َع ْبِد هَّللا‬: ١٢٣ ‫صحيح مسلم‬
 ‫َع ْن الَّنِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل َأْفَض ُل اَأْلْع َم اِل َأْو اْلَع َمِل الَّص اَل ُة ِلَو ْقِتَها َو ِبُّر اْلَو اِلَد ْين‬

Shahih Muslim 123: Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan
kepada kami Jarir dari al-Hasan bin Ubaidullah dari Abu Amru asy-Syaibani dari Abdullah dari
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Amalan-amalan yang paling utama (atau amal)
adalah shalat pada waktunya dan berbakti kepada orang tua."

‫ َح َّد َثَنا َأُبو اْلَيَم اِن َقاَل َأْخ َبَر َنا ُش َع ْيٌب َقاَل َح َّد َثَنا َأُبو الِّز َناِد َع ْن اَأْلْع َر ِج َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َر ِض َي ُهَّللا َع ْنُه َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا‬: ١٣ ‫صحيح البخاري‬
‫َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل َفَو اَّلِذ ي َنْفِس ي ِبَيِدِه اَل ُيْؤ ِم ُن َأَح ُد ُك ْم َح َّتى َأُك وَن َأَح َّب ِإَلْيِه ِم ْن َو اِلِدِه َوَو َلِدِه‬

Shahih Bukhari 13: Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman berkata: telah mengabarkan
kepada kami Syu'aib berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Az Zanad dari Al A'raj dari Abu
Hurairah radliyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Maka demi Zat yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah beriman seorang dari kalian hingga aku lebih
dicintainya daripada orang tuanya dan anaknya."
‫ َقاَل َح َّد َثَنا ُيوُنُس ْبُن ُمَح َّمٍد َقاَل َح َّد َثَنا َع ْبُد الَّرْح َمِن ْبُن اْلَغ ِس يِل َقاَل َح َّد َثِني َأِس يُد ْبُن َع ِلٍّي َع ْن َأِبيِه َع ِلِّي ْبِن ُع َبْيٍد َع ْن َأِبي ُأَس ْيٍد َص اِحِب َر ُسوِل ِهَّللا‬: ١٥٤٧٩ ‫مسند أحمد‬
‫َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َو َك اَن َبْد ِرًّيا َو َك اَن َم ْو اَل ُهْم َقاَل َقاَل َأُبو ُأَس ْيٍد‬
‫َبْيَنَم ا َأَنا َج اِلٌس ِع ْنَد َر ُسوِل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِإْذ َج اَءُه َر ُجٌل ِم ْن اَأْلْنَص اِر َفَقاَل َيا َر ُسوَل ِهَّللا َهْل َبِقَي َع َلَّي ِم ْن ِبِّر َأَبَو َّي َش ْي ٌء َبْع َد َم ْو ِتِهَم ا َأَبُّر ُهَم ا ِبِه َقاَل َنَعْم ِخ َص اٌل‬
‫َأْر َبَع ٌة الَّص اَل ُة َع َلْيِهَم ا َو ااِل ْس ِتْغ َفاُر َلُهَم ا َو ِإْنَفاُذ َع ْهِدِهَم ا َو ِإْك َر اُم َصِد يِقِهَم ا َو ِص َلُة الَّر ِح ِم اَّلِتي اَل َرِح َم َلَك ِإاَّل ِم ْن ِقَبِلِهَم ا َفُهَو اَّلِذ ي َبِقَي َع َلْيَك ِم ْن ِبِّر ِهَم ا َبْع َد َم ْو ِتِهَم ا‬

Musnad Ahmad 15479: (Ahmad bin Hanbal radliyallhu'anhu) berkata: telah menceritakan kepada kami Yunus
bin Muhammad berkata: telah menceritakan kepada kami Abdurrohman bin Al Ghasil berkata: telah
menceritakan kepadaku Asid bin 'Ali dari bapaknya, 'Ali bin 'Ubaid dari Abu Usaid, sahabat Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam, Ahli Badar, dan dia termasuk maula mereka, berkata: Abu Usaid berkata: Ketika
aku duduk di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba seorang laki-laki Anshar datang dan
berkata: Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apakah masih tersisa kewajiban atasku untuk berbuat
baik kepada orang tuaku setelah kematian mereka berdua?. Beliau menjawab 'Ya', masih tersisa empat perkara
yaitu: mendoakan untuk mereka berdua, meminta ampunan mereka, memenuhi janji mereka yang belum
terselesaikan dan memuliakan temAn teman mereka serta silaturrahim yang sebenarnya tidak berhubungan
dengan kamu kecuali dari jalur mereka. Itulah semua yang tersisa dari kewajibanmu untuk berbuat kebaikan
kepada orang tuamu setelah mereka meninggal "

‫ َح َّد َثَنا َأُبو اْلَو ِليِد َح َّد َثَنا ُش ْع َبُة َقاَل اْلَو ِليُد ْبُن َعْيَزاٍر َأْخ َبَرِني َقاَل َسِم ْع ُت َأَبا َع ْم ٍرو الَّش ْيَباِنَّي َيُقوُل َأْخ َبَر َنا َص اِح ُب َهِذِه الَّد اِر َو َأْو َم َأ ِبَيِدِه ِإَلى َداِر َع ْبِد‬: ٥٥١٣ ‫صحيح البخاري‬
‫ِهَّللا َقاَل‬
‫َس َأْلُت الَّنِبَّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َأُّي اْلَع َمِل َأَح ُّب ِإَلى ِهَّللا َقاَل الَّص اَل ُة َع َلى َو ْقِتَها َقاَل ُثَّم َأٌّي َقاَل ِبُّر اْلَو اِلَد ْيِن َقاَل ُثَّم َأٌّي َقاَل اْلِج َهاُد ِفي َس ِبيِل ِهَّللا َقاَل َح َّد َثِني ِبِهَّن َو َلْو‬
‫اْس َتَزْد ُتُه َلَز اَد ِني‬

Shahih Bukhari 5513: Telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid telah menceritakan kepada kami Syu'bah
berkata: Al Walid bin 'Aizar telah mengabarkan kepadaku dia berkata: saya mendengar Abu 'Amru Asy Syaibani
berkata: telah mengabarkan kepada kami pemilik rumah ini, sambil menunjuk kerumah Abdullah dia berkata:
saya bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Amalan apakah yang paling dicintai Allah? Beliau
bersabda: "Shalat tepat pada waktunya." Dia bertanya lagi: "Kemudian apa?" beliau menjawab: "Berbakti kepada
kedua orang tua." Dia bertanya: "Kemudian apa lagi?" beliau menjawab: "Berjuang di jalan Allah." Abu 'Amru
berkata: "Dia (Abdullah) telah menceritakan kepadaku semuanya, sekiranya aku menambahkan niscaya dia pun
akan menambahkan (amalan) tersebut kepadaku."

Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai