Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
Jika salah satu seorang di antara keduanya atau keduaduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia.
:
:
:
: :
( )
: :
Artinya: dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: Suatu saat ada seorang
laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, lalu bertanya: Wahai
Rasulullah, siapakah yang berhak aku pergauli dengan baik?
Rasulullah menjawab : Ibumu!, lalu siapa? Rasulullah menjawab:
Ibumu!, lalu siapa? Rasulullah menjawab: Ibumu!. Sekali lagi
Guru adalah orang tua kedua, yaitu orang yang mendidik muridmuridnya untuk menjadi lebih baik sebagaimana yang diridhoi
Allohazza wa jalla. Sebagaimana wajib hukumnya mematuhi kedua
orang tua, maka wajib pula mematuhi perintah para guru selama
perintah tersebut tidak bertentangan dengan syariat agama.
Di antara akhlaq kepada guru adalah memuliakan, tidak menghina
atau mencaci-maki guru, sebagaimana sabda Rosululloh saw :
Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan orang
yang lebih tua dan tidak menyayangi orang yang lebih muda.
( HSR. Ahmad dan At-Tirmidzi )
Di antara akhlaq kepada guru adalah mendatangi tempat belajar
dengan ikhlas dan penuh semangat, sebagaimana sabda Rosululloh
saw :
Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu
padanya, Alloh mudahkan baginya dengannya jalan menuju
syurga. ( HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu
Majah )
Sesungguhnya Alloh itu indah dan suka kepada keindahan.( HR.
Ahmad, Muslim dan Al-Hakim )
Di antara akhlaq kepada guru yaitu diam memperhatikan ketika
guru sedang menjelaskan, sebagaimana hadits Abu Said AlKhudri ra :
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian
menanyakan sesuatu yang bila dijawab niscaya akan
menyusahkan kalian. ( Qs. Al-Maidah : 101 )
Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
Bagaimanapun
juga guru merupakan orang tua kedua kita setelah orang tua kita
yang di rumah. Mereka adalah orang tua kita saat kita berada di luar rumah. Jadi
sebagaiman kita menghormati orang tua kandung kita, maka kitapun juga harus
menghormati guru kita.
Sebagaimana disyiratkan dalam sabda Rasulullah SAW :
Tidak termasuk umatku orang yang tidak menghormati orang yang lebih tua dari
kami, tidak mengasihi orang yang lebih kecil dari kami dan tidak mengetahui hak
orang alim dari kami. (HR.Ahmad, Thabrani, dan Hakim dari Ubadah bin Shamit Ra.)
Pelajarilah oleh kalian ilmu, pelajarilah oleh kalian ilmu(yang dapat menumbuhkan)
ketenangan, kehormatan, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang yang kalian
menuntut ilmu darinya. (HR. Thabrani dari Abu Hurairah. Ra)
Kedudukan Guru
Bapak Guru lebih mulia dari bapak kandung . Sebab, Ibu Bapak itu mendewasakan
dari segi jasmani yang bersifat material, sedangkan Bapak/Ibu Guru mendewasakan
dari segi rohani yang bersifat spiritual dan universal.
Para Guru, Ustadz, Ustadzah, atau Mualim, Mursyid, selain mengantarkan kita
menjadi orang yang beramal sholih, mereka termasuk pewaris Nabi-Nabi, justru
merekalah penyalur pusaka dalam menjalankansyariat, akhlak, aqidah, dan mereka
pula contoh yang terdekat dengan kita. Berkaitan dengan hal tersebut, Nabi
bersabda :
Ulama adalah penerima pusaka Nabi-Nabi. (HR. al-Tirmizi dan Abu Daud).
Sehubungan dengan hadist tersebut, maka kita diperintahkan untuk menghormati
para Ulama, meski bukan Guru kita. Begitupula dengan para DaI dan Muballigh
selaku penyalur risalah kenabian, yang kini disebut Dawah atau Kulyah Agama.
Adapun Ulama yang sebenarnya adalah yang berilmu, dan beramal dengan ilmunya
itu, serta ilmudan amalanya tersebut sesuai dengan Al-Quran dan Hadist.
SYUKRON KATSIRON