b. Ayat ayat yang berkaitan dengan hormat pada orang tua dan guru
ضى َ ََل َربُّكََ َوق َ ّ ََل تَ ْعبُد ُوا أ َِ سانًا َو ِب ْال َوا ِلدَي
َ ّ ْن ِإيّا َهُ ِإ َّ َل ِك ََل ُه َما أ َ ْوَ أَ َحدُ ُه َما ْال ِكبَ ََر ِع ْندَكََ يَ ْبلُغ
َ َْن ِإ ّما ِإح َْ َُو ََلَ أُفَ لَ ُه َما تَق
َ َ َل ف
َْ َُل لَ ُه َما َوق
ل ت َ ْن َه ْر ُه َما َ ً ك َِري ًما قَ ْو
“ Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah satu seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
َض
ْ اخ ِف َِ ُّالرحْ َم َِة ِمنََ الذ
ْ ل َجنَا َحَ لَ ُه َما َو ّ َب َوقُ ْل ْ يرا َربّ َيا ِني َك َما
َِ ار َح ْم ُه َما َر َ .
ً ص ِغ
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku,kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil’.”
c. Hadis yang berkaitan dengan hormat pada orang tua dan guru
guru
1. Hadis Abdullah ibnu Umar tentang ridho Allah terletak pada ridho
orang tua.
َع ْمرو بن هللا َع ْب َدُ َع ْن ََ ل قال قال عنهما هللا رضي َُ وسلم عليه هللا صلى هللا رسو: ضى
َ هللاُ ِر
َ ضى فى
َ ِر
َِ الوا ِلدَي
ْن َ طو َُ س َخ َُ س َخ
َ ط فى هللا َ ْن َ ( )والحاكم حبان ابن وصححه الترمذي اخرجه
َِ الوا ِلدَي
Artinya: dari Abdullah bin ‘Amrin bin Ash r.a. ia berkata, Nabi SAW telah
bersabda: “ Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan
murka Allah itu terletak pada murka orang tua”. ( H.R.A t-Tirmidzi. Hadis
ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)[1][1]
Artinya: dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: “ Suatu saat ada seorang laki-
laki datang kepada Rasulullah SAW, lalu bertanya: “ Wahai Rasulullah,
siapakah yang berhak aku pergauli dengan baik?” Rasulullah menjawab : “
Ibumu!”, lalu siapa? Rasulullah menjawab: “ Ibumu!”, lalu siapa? Rasulullah
menjawab: “Ibumu!”. Sekali lagi orang itu bertanya: kemudian siapa?
Rasulullah menjawab: “ Bapakmu!”(H.R.Bukhari).[1][2]
3. Hadis Abdullah bin Mas’ud tentang amal yang paling disukai Allah
SWT.
Artinya: “ dari Abdullah bin Mas’ud r.a. ia berkata: “ Saya bertanya kepada
Nabi saw: amal apakah yang paling disukai oleh Allah Ta’ala?” beliau
menjawab: “ shalat pada waktunya. “ saya bertanya lagi: “ kemudian apa?”
beliau menjawab: “ berbuat baik kepada kedua orang tua. “ saya bertanya
lagi: “ kemudian apa?” beliau menjawab: “ berjihad(berjuang) di jalan
Allah.” (H.R. Bukhari dan Muslim).[1][3]
Artinya: dari Al-Mughirah bin Syu’ban r.a. ia berkata, Nabi Saw telah
bersabda: “ Sungguh Allah ta’ala mengharamkan kalian durhaka kepada ibu,
menolak kewajiban, meminta yang bukan haknya dan mengubur hidup-hidup
anak perempuan. Allah juga membenci orang yang banyak bicara, banyak
pertanyaan dan menyia-nyiakan harta.” (H.R.Bukhari).[1][4]
قال عنهما هللا ورضى عمر بن هللا عبد عن: يلعن ان ئر الكبا اكبر من ان وسلم عليه هللا صلى هللا رسول قال
والديه جل الر. هللا رسول قيل.ل قا ؟ والديه جل لر يلعن كيف و: لرجل أبا فيسب لرجل ابا الرجل يسب
)بخاري امام جه أخر ( يسب و ه أبا فيسب
Artinya: “ dari Abdullah bin ‘amr bin al-ash ia berkata, Rasulullah Saw
telah bersabda: “ diantara dosa-dosa besar yaitu seseorang memaki kedua
orang tuanya. “ para sahabat bertanya: “ Wahai Rasulullah, apakah ada
seseorang yang memaki kedua orang tuanya?” Beliau menjawab: “ Ya,
apabila seseorang memaki ayah orang lain, kemudian orang itu membalas
memaki ayahnya kemudian ia memaki ibu orang lain, dan orang itu memaki
ibunya. (H.R. Bukhari).[1][5]
Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk berbakti kepada orang tua
yang telah meninggal adalah seperti berikut.
- Merawat jenazah dengan cara memandikan, mengafankan, menyalatkan,
dan menguburkannya.
- Melaksanakan wasiat dan menyelesaikan hak Adam yang ditinggalkannya
(utang atau perjanjian dengan orang lain yang masih hidup).
- Menyambung tali silaturahmi kepada kerabat dan teman-teman dekatnya
atau memuliakan teman-teman kedua orang tua.
- Melanjutkan cita-cita luhur yang dirintisnya atau menepati janji kedua
ibu bapak.
- Mendoakan ayah ibu yang telah tiada dan memintakanampun kepada Allah
Swt. dari segala dosa orang tua kita.
1. Pada asalnya muamalah itu boleh sampai ada dalil yang menunjukkan pada
keharamannya. Kaidah ini disampaikan oleh Ulama Syafi’i, Maliki, dan Imam
Ahmad.
2. Muamalah itu mesti dilakukan atas dasar suka sama suka;
3. Muamalah yang dilakukan itu mesti mendatangkan maslahat dan menolak
madarat bagi manusia
4. Muamalah itu terhindar dari kezaliman, penipuan, manipulasi, spekulasi, dan
hal-hal lain yang tidak dibenarkan oleh syariat.
Rukun :
Syarat :
1. Berakal, yang dimaksud berakal keduanya dapat membedakan mana yang
terbaik bagi dirinya. Apabila salah satu pihak tidak berakal maka jual beli
tidak sah.
2. Transaksi terjadi atas kemauan sendiri tanpa adanya paksaan
3. Keduanya tidak mubadzir
4. Baligh
Khiyar Majelis adalah khiyar ketika si pembeli dan penjual boleh memilih antara
dua perkara yaitu meneruskan / melangsungkan jual beli atau membatalkannya
selama keduanya masih berada ditempat berlangsungnya akad jual-beli
Artinya : dua orang yang berjual beli boleh memilih akan meneruskan jual beli
mereka atau tidak, selama keduanya belum berpisah dari tempat akad. ( HR
Bukhari 1937 dan Muslim 2825 ).
Khiyar mejelis dapat gugur jika salah satu dari ketiga hal berikut :
– Penjual dan pembeli telah memutuskan untuk memilih meneruskan jual beli
atau membatalkannya.
– Penjual dan pembeli sudah berpisah, arti berpisah adalah berpisah menurut
adat kebiasaan, jika adat telah menghukum bahwa keduanya sudah berpisah maka
tetaplah jual belinya, jika adat menyatakan belum maka khiyar masih terbuka
diantara keduanya. Jika terjadi perselisihan, seseorang menyatakan sudah
berpisah, sedang yang lain menyatakan belum, maka hendaknya yang dibenarkan
yang mengatakan belum dengan sumpahnya karena asal yang belum berpisah.
2. Khiyar Syarat
Khiyar syarat adalah khiyar yang disyaratkan oleh salah satu pihak penjual atau
pembeli sewaktu berlangsungnya akad jual beli, misalnya “ saya jual barang ini
dengan harga sekian dengan syarat khiyar dalam tiga hari atau kurang dari tiga
hari “. Khiyar syarat dapat dilakukan dalam segala bentuk jual beli. Masa khiyar
syarat paling lama hanya tiga hari tiga malam, terhitung waktu akad. Rasulullah
SAW bersabda :
Artinya : Engkau boleh khiyar dalam segala barang yang engkau telah beli selama
tiga hari tiga malam. ( HR. Ibnu Majah dan Muhammad bin Yahya bin Hibban :
2346)
3. Khiyar ‘Aibi
Khiyar ‘aibi adalah hak pembeli untuk memilih meneruskan jual beli atau
membatalkannya, ketika diketahui barang yang dibelinya ternyata cacat dan
cacat tersebut tidak nampak pada saat berlangsungnya akad.
Menjual barang yang cacat tanpa menjelaskan cacat tersebut hukumnya haram.
Jika disaat akad tidak diketahui ada cacat pada barang yang dibeli, kemudian
setelah akad diketahui bahwa barang tersebut cacat, maka pembeli boleh
membatalkan jual beli. Hadits Rasulullah SAW :
هللا صلي النبي الي فخاصمه عيبا به وجد ثم هللا ماشاء عنده فاقام غَلما ابتاع رجَل ان عنها هللا رضي عائشة روت
وسلم عليه
Contoh Khiyar
Hasyim membeli radio, setelah akad menemukan cacat seperti pemutar kaset
tidak berfungsi, saat barang belum dibawa pulang maka cacat tersebut masih
menjadi tanggungan si penjual dan harus mengganti dengan barang yang tidak
cacat. Jika akad terjadi dan barang sudah dibawa pulang dan baru mengetahui
bahwa radio itu ada cacatnya, si pembeli dapat mengembalikan pada penjual dan
meminta uangnya. Jika pembeli tidak segera mengembalikan berarti sipembeli
telah ridha atas cacat barang tersebut.
b. Syirkah Jabr
Yaitu perserikatan yang muncul secara paksa, bukan atas keinginan orang
yang berserikat.
contoh: dua orang yang bekerja sama namun salah satu pihak karena tidak
memiliki modal, dia menawarkan jasa untuk menjaga saja warnet tersebut,
sehingga dia hanya memperoleh laba 10% dari keuntungan.
b. Syirkah Al-Wujuh
Yaitu Perserikatan yang dilakukan dua orang atau lebih yang tidak punya
modal sama sekali,dan mereka melakukan suatu pembelian dengan kredit
serta menjualnya dengan harga kontan,sedangkan keuntungan yang
diperoleh dibagi bersama.
contoh : A dan B adalah tokoh yang dipercaya pedagang. Lalu A dan B ber-
syirkah wujûh, dengan cara membeli barang dari seorang pedagang
(misalnya C) secara kredit. A dan B bersepakat, masing-masing memiliki
50% dari barang yang dibeli. Lalu keduanya menjual barang tersebut dan
keuntungannya dibagi dua, sedangkan harga pokoknya dikembalikan kepada
C (pedagang). Hal ini dapat berlangsung karena adanya unsur kepercayaan
dari si penyedia modal (pedagang).
c. Syirkah Al-Mudabarah
Yaitu Persetujuan antara pemilik modal dan seorang pekerja untuk
mengelola uang pemilik modal dalam perdagangan tertentu,yang
keuntungannya dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama, dan kerugian
yang diderita menjadi tanggungan pemililk modal saja.
e. Syirkah Al-Mufawadah
adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang menggabungkan semua
jenis syirkah di atas (syirkah inân, ‘abdan, mudhârabah, dan wujûh.
Contohnya :
1. Pengertian Bank
Kata bank berasal dari bahasa Italia, banca yang berarti meja. Menurut UU Nomor
10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Beberapa pengertian bank yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain sebagai
berikut.
a. Macleod, tugas bank adalah menciptakan kredit, sedangkan bankir adalah
pengusaha yang membeli uang dan peminjam dengan cara menciptakan pinjaman
lainnya.
b. R.G. Hawtery, pengusaha bank adalah pedagang yang mengadakan transaksi
kredit, yang berupa penerimaan dan pengeluaran kredit.
c. A. Hann, tugas bank terletak pada pemberian pinjaman dengan cara menciptakan
pinjaman dari simpanan yang dipercayakan.
2. bentuk bentuknya
a. Bank Sentral, yaitu bank yang tugasnya dalam menerbitkan uang kertas dan
logam sebagai alat pembayaran yang sah dalam suatu negara dan
mempertahankan konversi uang dimaksud terhadap emas atau perak atau
keduanya.
b. Bank Umum, yaitu bank yang bukan saja dapat meminjamkan atau
menginvestasikan berbagai jenis tabungan yang diperolehnya, tetapi juga dapat
memberikan pinjaman dari menciptakan sendiri uang giral.
c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
d. Bank Syariah, yaitu bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil
(sesuai kaidah ajaran islam tentang hukum riba).