Anda di halaman 1dari 30

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB

Dosen Pengampu : Ika Mardiatul Ulfa, SST., M.Kes

Kelompok 6

Norhaliza : 11194862111147

Rizqina Amalia Fatimah : 11194862111157

Salma Mariesa : 11194862111158

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG KEBIDANAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MULIA

BANJARMASIN

2022
KASUS VI
Seorang perempuan umur 36 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri
pada perut bagian bawah sejak 1 minggu yang lalu. hasil anamnesis: terdapat riwayat
keputihan abnormal, mempunyai 2 anak dengan umur terkecil 3 tahun, tidak ada
riwayat penyakit menurun dan menular. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, N 80
x/menit, nyeri tekan pada pada abdomen dan teraba benjolan padat dan lunak pada perut
bagian bawah kanan, hasil USG: terdapat massa pada dinding uteri bagian kanan ± 5
cm, berbentuk bulat berbatas tegas dan terlihat bayangan.

ASUHAN KEBIDANAN

PADA P2A0 WUS dengan Mioma Uteri

DI PUSKESMAS A

Hari/Tanggal : 3 Februari 2022

Jam : 09.00 WITA

Tempat : Puskesmas A

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Istri Suami
Nama Ny. Y Tn. A
Umur 36 Tahun 38 Tahun
Agama Islam Islam
Suku/Bangsa Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan IRT WIraswasta
Alamat Jl. Ahmad Yani KM.02 Jl. Ahmad Yani KM.02
Banjarmasin Banjarmasin
2. Keluhan Utama (PQRST) :
Ibu datang ke puskesmas mengeluh nyeri pada perut bagian bawah sejak 1
minggu yang lalu, ibu masih bisa melakukan aktivitas harian, terdapat riwayat
keputihan abnormal, mempunyai 2 anak dengan umur terkecil 3 tahun, tidak
ada riwayat penyakit menurun dan menular.

3. Riwayat Perjalanan Penyakit :


Terdapat riwayat keputihan abnormal, tidak ada riwayat penyakit menurun dan
menular.

4. Riwayat Perkawinan :
Perkawinan : 1x
Lama perkawinan : 15 tahun
Umur kawin : 21 tahun

5. Riwayat Haid
a. Menarche umur : 13 tahun
b. Siklus : 28-30 hari
c. Teratur/tidak : Teratur
d. Lamanya : 5-7 hari
e. Banyaknya : 2 kali sehari ganti pembalut
f. Dismenorhoe : Ada

6. Riwayat Ginekologi
a. Perdarahan diluar Haid : Tidak ada
b. Riwayat Keputihan : Ada (putih kental dan tidak
berbau)
c. Riwayat perdarahan setelah
berhubungan badan : Tidak Ada
d. Riwayat nyeri saat berhubungan badan : Tidak Ada
e. Riwayat adanya massa tumor pada payudara
dan alat kandungan : Tidak ada

f. Lain-lain : Tidak ada

7. Riwayat Obstetri
P2A0

Kehamilan Persalinan Bayi


Temp Peny
Tahu PB S
No Penyu at/ Penyu BB Keadaan ulit Ket
n UK Cara (cm ek
lit Penol lit (gr) lahir Nifas
) s
ong
39 Tdk Nor PMB/ Tdk Tdk
1 2009 2900 52 ♂ Normal Hidup
mgg ada mal Bidan ada ada
2 2019 40 Tdk Nor PMB/ Tdk 3000 53 ♀ Normal Tdk Hidup
mgg ada mal Bidan ada ada

8. Riwayat Keluarga Berencana


No Jenis Tempat Lama Mulai Berhenti Keluhan Ket
KB pelayanan pemakaian pemakaia
n
1. Pil PMB 2 tahun 2009 2011 Wajah
berjerawa
t
2. IUD PMB 5 tahun 2011 2016 -
3. Suntik PMB 3 tahun 2016 2020 BB naik
4. Pil PMB 2 tahun 2020 - -
Sekarang

9. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu :
Terdapat riwayat keputihan abnormal, tidak ada riwayat penyakit menurun
dan menular.
b. Riwayat kesehatan keluarga :
Tidak ada penyakit menular, menurun dan menahun.

10. Pola Kebutuhan Sehari-hari


a. Nutrisi
Jenis yang dikonsumsi : Nasi, sayur, ikan, ayam dan buah
Frekuensi : 3 kali/hari
Porsi makan : 1 piring
Pantangan : Tidak ada
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1 kali/hari
Konsistensi : Padat atau lembek
Warna : Kuning kecoklatan
Masalah : Tidak ada
BAK
Frekuensi : 4-6 kali/hari
Warna : Jernih kadang kekuningan
Bau : Tidak ada
Masalah : Tidak ada
c. Personal Hygiene
Frekuensi mandi : 2 kali/ hari, pagi dan sore
Frekuensi gosok gigi : 2 kali/hari, pagi dan malam
Frekuensi ganti pakaian/jenis : 2-3 kali/hari
d. Aktifitas
Tidur dan Istirahat
Siang hari : 1 jam
Malam hari : 6-7 jam
Masalah : Tidak ada
e. Pola Seksual
Masalah : Tidak ada
11. Data Psikososial dan Spiritual
- Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya biasa saja.
- Ibu beragama islam dan taat beribadah.
- Ibu tidak mengerti dan tahu tentang penyakit yang diderita.
- Hubungan sosial ibu dengan keluarga baik.
- Penentu pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami.

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Berat badan : 65 kg
- Tinggi badan : 158 kg
- Tanda Vital : - TD 120/80 mmHg - Nadi 80 x/menit
- Suhu 37,0 °C - Respirasi 20 x/menit
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
- Kepala : Rambut hitam bersih.
- Muka : Tampak cemas, dan gelisah.
- Mata : Konjungtiva tidak anemis dan sklera putih.
- Telinga : Simetris dan tidak ada pengeluaran cairan.
- Hidung : Simetris dan tidak ada polip dan sekret.
- Mulut : Bersih, tidak ada bau dan karies gigi.
- Leher : Tidak ada kelainan.
- Dada : Simetris.
- Payudara : Simetris dan puting menonjol
- Perut : Tampak benjolan
- Tungkai : Bergerak aktif, tidak tampak edema
- Genitalia :.Bersih dan tampak keputihan abnormal.

a. Palpasi
- Muka : Tidak ada edema
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, vena jugularis, dan
thyroid
- Payudara : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
- Abdomen : Nyeri tekan pada pada abdomen dan teraba benjolan
padat dan lunak pada perut bagian bawah kanan.

3. Pemeriksaan Penunjang : USG (terdapat massa pada dinding uteri bagian


kanan ± 5 cm, berbentuk bulat berbatas tegas dan
terlihat bayangan)

C. ANALISIS DATA
1. Diagnosis Kebidanan : P2A0 WUS dengan Mioma Uteri
2. Masalah : Berdasarkan hasil pemeriksaan didapati bahwa terdapat
Massa pada dinding uteri bagian kanan +/- 5 cm,
Berbentuk bulat terbatas tegas dan terlihat bayangan
3. Kebutuhan : Dari masalah yang di derita pasien, maka bidan
memberikan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan ibu,
yaitu berupa pemberian support mental atau dukungan
pada ibu
D. PENATALAKSANAAN (DI SERTAI DENGAN RASIONAL TINDAKAN
DAN EVALUASI)
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu berdasarkan hasil
USG terdapat massa pada dinding uteri bagian kanan ± 5 cm, berbentuk bulat
berbatas tegas dan terlihat bayangan. Ibu menderita mioma uteri merupakan
tumor jinak otot rahim, di sertai jaringan ikatnya sehingga dapat dalam bentuk
padat.
Rasional : Agar ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan
Evaluasi : ibu mengetahui dan mengerti hasil pemeriksaan yaitu ibu menderita
penyakit mioma uteri.
2. Memberikan support mental pada ibu agar ibu tidak merasa cemas dan takut,
seperti : menjelaskan pada ibu bahwa kondisi ibu akan baik-baik saja dan ibu
tidak usah takut akan di operasi.
Rasional : Dukungan yang baik dalam membeirikan semangat dan sikap optimis
dapat mengurangi rasa kecemasan dan ketakutan.
Evaluasi : Ibu sudah sedikit tenang dan tidak takut lagi.
3. Melakukan observasi KU dan TTV dengan hasil : Keadaan umum pasien baik,
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 37,0˚C, dan respirasi
sebanyak 20x/menit.
Rasional : Dengan mengobservasi KU dan TTV akan dapat membantu tindakan
selanjutnya.
Evaluasi : Keadaan ibu baik, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu
37,0˚C, dan respirasi sebanyak 20x/menit.
4. Melakukan kolaborasi dengan dr SpOG dan dokter Anestesi untuk penanganan
selanjutnya
Rasional : Agar dapat dilakukan penanganan segera sehingga tidak semakin
parah
Evaluasi : Dokter menyarankan agar pasien di rujuk ke rumah sakit untuk
mendapat penanganan yang tepat di fasilitas kesehatan yang lengkap.
5. Melakukan informed consent kepada ibu dan keluarga secara lisan dan tertulis
untuk tindakan yaitu dirujuk ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang
lengkap.
Rasional : Penyampaian informasi sebelum dilakukan rujukan serta hak pasien
mengetahui resiko dan manfaat dari tindakan yang dijalani.
Evaluasi : Ibu dan keluarga bersedia dilakukan rujukan ke rumah sakit.
6. Memberikan konseling tentang personal hygiene
Rasional : Kurangnya personal hygiene mengakibatkan seseorang rentan
terhadap penyakit.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia menjaga kebersihan kewanitaannya
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan melakukan latihan nafas
dalam untuk relaksasi agar mengurangi rasa sakit.
Rasional : Istirahat dapat mengembalikan stamina ibu menjadi segar dan
relaksasi agar rasa sakit dapat berkurang.
Evaluasi : Ibu mengerti untuk istirahat yang cukup dan akan melakukan latihan
nafas dalam untuk mengurangi rasa sakit.
PEMBAHASAN

Mioma Uteri yang disebut juga dengan fibroid uterus atau leiomioma
uterus adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-sel jaringan otot
polos, jaringan pengikat fibroid, dan kolagen (Tumaji et al., 2020).
Mioma uteri sering terjadi pada wanita di atas usia 30 tahun. Angka
kejadiannya diperkirakan 3 dari 10 wanita berusia > 30 tahun menderita mioma
uteri. Sebagian besar mioma uteri ditemukan pada masa reproduksi. Frekuensi
kejadian mioma uteri paling tinggi antara usia 35 – 50 tahun yang mendekati
angka 40%, jarang ditemukan pada usia di bawah 20 tahun. Hal ini disebabkan
karena pada usia sebelum menarche kadar estrogen rendah, dan meningkat pada
usia reproduksi serta akan turun pada usia menopause. (Arifint et al., 2019).
Faktor penyebab mioma uteri tidak diketahui secara pasti. Mioma jarang
sekali ditemukan sebelum usia pubertas, sangat dipengaruhi oleh hormon
reproduksi, dan hanya bermanifestasi selama usia reproduksi. Mioma akan
mengecil seiring dengan penurunan hormon estrogen dalam tubuh. Mioma uteri
dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan, dan penurunan kualitas hidup.
Sebagian besar (sekitar dua pertiga) wanita dengan mioma uteri tidak
menunjukkan gejala (asimtomatik). Hampir setengah dari kasus mioma uteri
ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekologik (Arifint et al., 2019).
Keluhan yang diakibatkan oleh mioma uteri tergantung dari lokasi, arah
pertumbuhan, jenis, besar dan jumlah. Gejala dan keluhan yang dihasilkan
mioma uteri seperti perdarahan dan pembesaran ukuran adalah keluhan yang
sering dijumpai. Perdarahan adalah salah satu gejala umum pada mioma uteri.
Meskipun jenis pendarahannya dapat bervariasi, presentasi yang paling umum termasuk
perkembangan aliran menstruasi yang semakin berat itu berlangsung sung lebih lama
dari durasi normal (menorrhagia, didefinisikan sebagai kehilangan darah menstruasi >
80 mL). Pendarahan ini dapat terjadi akibat distorsi signifikan pada endometrium
rongga oleh tumor yang mendasarinya (Arifint et al., 2019)
Perdarahan pervaginam menyebabkan sebagian besar penderita mioma uteri
mengalami penurunan kadar hemoglobin. Pasien sering mengeluh anemis karena
kekurangan darah, pusing, cepat lelah dan mudah terjadi infeksi. Selain itu terdapat
penekanan rahim yang membesar karena pembesaran mioma uteri dapat
dirasakan berat di abdomen bagian bawah, sukar berkemih atau defeksi, dan
terasa nyeri karena tertekanya urat saraf (Dr. Ida Ayu Chandranita Manuaba &
Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, 2010)
Peran bidan yaitu memperkirakan kemungkinan mioma uteri dengan
memperhatikan gejala klinis yaitu terdapat perdarahan menstruasi yang tidak
normal, terdapat gangguan berkemih atau defeksi, dan terasa nyeri terutama saat
menstruasi. Pada pemeriksaan dalam, bidan dapat menjumpai teraba tumor padat
pada abdomen bagian bawah dan pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas.
Penanganan mioma uteri memerlukan tindakan spesialistis sehingga bidan perlu
menetapkan kemungkinan mioma uteri dan melakukan rujukan ke puskesmas,
dokter ahli, atau rumah sakit (Dr. Ida Ayu Chandranita Manuaba & Dr. Ida
Bagus Gde Manuaba, 2010).
Secara umum penatalaksanaan mioma uteri dibagi atas 2 metode, terapi
medisinal (hormonal), dan terapi pembedahan. Tidak semua mioma uteri
memerlukan pengobatan bedah dan 50% dari semua mioma uteri tidak
membutuhkan suatu peng obatan dalam bentuk apapun, terutama apabila mioma
itu masih kecil dan tidak menimbulkan gangguan atau keluhan. Pengobatan
operatif meliputi miomektomi, histerektomi dan embolisasi arteri uterus (Arifint
et al., 2019).
LAMPIRAN JURNAL/ARTIKEL
L
DAFTAR PUSTAKA

Arifint, H., Wagey, F., M Tendean, H. M., Ratulangi Manado, S., & Obstetri dan
Ginekologi RSUP R D Kandou Manado, B. D. (2019). Karakteristik Penderita
Mioma Uteri Di Rsup Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Jurnal Medik Dan
Rehabilitasi (JMR), 1(3), 1–6.

Dr. Ida Ayu Chandranita Manuaba, S., & Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, S. (2010). Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Tumaji, T., Rukmini, R., Oktarina, O., & Izza, N. (2020). Pengaruh Riwayat Kesehatan
Reproduksi terhadap Kejadian Mioma Uteri pada Perempuan di Perkotaan
Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 23(2), 89–98.
https://doi.org/10.22435/hsr.v23i2.3238

Anda mungkin juga menyukai