A.
disertai bacaan Ya Qohhar Ya Jabbar tiga kali. Setelah itu baru Kyai Hasyim
mengatakan bahwa Allah SWT telah mengizinkan untuk mendirikan jamiyah
(organisasi) dan beliau memerintahkan Kyai Wahab untuk mempersiapkan
berdirinya sebuah organisasi.
C.
bergabung dengan Nahdlatul Ulama. Sikap para ulama ini kemudian diikuti oleh
masyarakat sekitarnya, karena masyarakat pesantren sangat tunduk pada
ulamanya. Dengan demikian NU benar-benar menjadi organisasinya para ulama
dan masyarakat pesantren. Ada ungkapan yang mengatakan bahwa NU adalah
pesantren besar, sedangkan pesantren adalah NU kecil
2.
Respon Umat Islam
Berbeda dengan organisasi-organsasi lain yang sebelum dibentuk, para
perintisnya mengadakan serangkaian pembicaraan untuk mencari kesamaankesamaan
dalam
cita-cita,
program
dan
lain-lain.
Kemudian
mensosialisasikannya kepada orang-orang yang diharpakan menjadi anggotanya
Nahdlatul Ulama tidak melakukannya hal ini disebabkan:
a.
Kesamaan-kesamaan dimaksud sudah dimiliki kaum muslimin Indonseia
yaitu paham ahlussunnah wal jamaah dengan berhaluan madzhab yang menjadi
modal dasar NU
b.
Para calon anggota adalah pada umumnya adalah mereka yang berada
dibawah bimbingan para ulama pesantren yang mendirikan NU sehingga dengan
mudah dan cepat menerimanya.
Disamping itu lahirnya NU merupakan langkah pembaruan terhadap aspirasi dan
realitas sosial masyarakat Islam ketika itu. Ada beberapa hal yang
memperlihatkan adanya gerak maju dengan kelahiran NU yaitu :
a.
Masyarakat Islam yang ketika itu relative tertutup dengan lahirnya NU
telah berhasil membuka komunikasi dengan dunia luar serta mampu
menciptakan
antisipasi
terhadap
masalah-masalah
nasional
maupun
internasional.
b.
Dengan ciri pendekatan yang luwes NU berhasil mendorong terjadinya
proses pembaruan dalam usaha-usaha pendidikan Islam melalui pengaruh para
kyai
c.
Karena NU memang lahir dari realitas sosial yang ada dengan sendirinya
NU telah memberikan andilnya yang sangat besar terhadap usaha perawatan
dan pengambangan nila-nilai nasional dan warisan budaya bangsa.
Masyarakat umum nahdlatul ulama lebih banyak dikenal sebagai jamaah bukan
jamiyah. Mereka memahami nahdlatul ulama sebagai identitas diri dan legalitas
atas amalan-amalannya. Acara-acaranyapun tidak banyak mengalami perubahan
hanya beberapa penambahan yang bersifat organisasi. Sehingga dalam
perjalanannya sehari-hari, lebih dikendalikan oleh kyai atau tokoh setempat dari
pada instruksi organisasi diatasnya. Respon masyarakat yang demikian ini terus
berlanjut sampai sekarang. Cepatnya perkembangan NU terutama dalam jumlah
anggota yang bergabung dari satu sisi amat menggembirakan, tetapi dari sisi
lain agak memprihatinkan karena sekian banyak orang yang mendadak
bergabung ke dalam NU ternyata tidak mampu diurus secara organisatorisadministratif pada dasarnya NU jamiyah menjadikan kader-kader militan dengan
tugas-tugas yang lebih berat. Antara lain untuk membimbing kelompokkelompok yang terdiri dari NU jamaah. Semuanya berada pada jaringan yang
tidak terputus, saling mendukung dan saling melengkapi.
3.
Respon Pemerintahan Hindia Belanda
Sejak awal belanda memperoleh perlawanan rakyat Indonesia dan dalam
perlawanan tersebut peranan para ulama cukup besar ketidaksukaan rakyat
Indonesia terhadap Belanda bukan semata-mata karena mereka tertekan secara
politik dan ekonomi tetapi terlebih dari itu juga soal agama. Ketidaksukaan
rakyat khususnya kalangan santri terhadap belanda memunculkan istilah Londo
Kapir
Sebenarnya sikap politik belanda terhadap umat Islam lebih netral dibanding
penjajah spanyol dan portugis, akan tetapi sejak akhir abad ke-19 sikap ini
berubah yang ditandai antara lain dengan pemberian subsidi kepada umat
Kristen yang melebihi subsidi yang diterima umat Islam. Belanda sendiri juga
mencurigai hubungan umat Islam Indonesia dengan timur tengah yang semakin
intensif, baik melalui jamaah haji maupun para pelajar yang studi di Makkah,
Madinah, Mesir dan lain-lain.
Atas pengesahan ini lantas timbul teori mengenai lahirnya NU yang dikaitkan
dengan keterlibatan Belanda. Namun teori ini tidak benar karena kelahiran NU
tidak semata-mata terdorong oleh arus gerakan pembaruan Islam, tetapi lebih
dari itu adalah keinginan untuk menciptakan semangat nasionalisme dan
mewujudkan kemaslahatan umat, memang Nahdlatul Ulama adalah
organisasinya para ulama pesantren, tetapi untuk kepentingan umat Islam dan
seluruh bangsa Indonesia. Dari sisi faham keagamaan, Nahdlatul Ulama didirikan
untuk melestarikan dan mempertahankan ajaran Islam ahlussunnah wal jamaah
dari sisi nasionalisme untuk mewujudkan bangsa yang merdeka dan mandiri
sedangkan dari sisi ekonomi adalah untuk memberdayakan dan meningkatkan
kemaslahatan umat manusia. Oleh sebab itu yang diharapkan dari Nahdlatul
Ulama adalah kesejahteraan dan kemaslahatan umat (maslahatul ammah).