H HISYAM
Di susun oleh :
XI MIPA 3
KEMUHAMMADIYAHAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Muhammadiyah saat ini dikenal oleh masyarakat karena prestasi-
prestasinya di bidang pendidikan. Ketika sekolah Muhammadiyah ada di suatu
daerah, pertanda adanya keberadaan Muhammadiyah di daerah tersebut.
Ketika secara kualitas maupun kuantitas sekolah Muhammadiyah dikenal di
daerah tersebut juga bisa merupakan indikasi keaktifan warga dan pimpinan
Muhammadiyah di daerah tersebut.
Karenanya, tidak mengherankan jika sekolah-sekolah Muhammadiyah
terus bermunculan dan berkembang di seluruh nusantara. Sebab keberadaan
sekolah ini juga merupakan pertanda kehidupan Muhammadiyah di daerah
tersebut. Sehingga tidak mustahil jika warga dan pimpinan Muhammadiyah di
suatu tempat akan berusaha dengan sungguh-sungguh mewujudkan sekolah
Muhammadiyah jika di wilayah tersebut belum ada sekolah Muhammadiyah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana riwayat hidup KH. Hisyam?
2. Apa saja peran KH. Hisyam di Muhammadiyah?
3. Apa saja prestasi – prestasi yang pernah diraih oleh KH. Hisyam?
C. Tujuan
1. Mengetahui riwayat hidup KH. Hisyam
2. Dapat mengetahui peran – peran KH. Hisyam di Muhammadiyah
3. Mengetahui prestasi – prestasi yang pernah diraih oleh KH. Hisyam di
Muhammadiyah
4. Menambah pengetahuan tentang Muhammadiyah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Riwayat
Pada usia 21 tahun Hasyim Asyari menikah dengan putri Kyai Yakub,
pengasuh pesantren Siwalan, Panji Sidoarjo. Setelah menikah mereka
berangkat haji dan bermukim disana. Namun perkawinan dengan anak gadis
gurunya itu tidak berlangsung lama karena sang istri meninggal dunia ketika
melahirkan putra pertamanya, saat mereka mukim di Mekkah. Bayinya juga
menyusul ibunya setelah 40 hari kemudian. Muhammad Hasyim kemudian di
jemput oleh mertuanya untuk pulang ke Jawa Timur, namun tiga bulan
kemudian ia kembali lagi ke Mekkah untuk meneruskan mendalami ilmu
agama. Setelah belajar di Mekkah selama tujuh tahun, M. Hasyim kembali ke
kampung halamannya pada akhir 1899 M, kemudian ia mendirikan pesantren
Tebu Ireng di Jombang, jawa Timur.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan