Anda di halaman 1dari 36

Ikhlas

‫ بِالنِّيَّ ِة – َوِإنَّ َما‬: ‫ت – َوفِي ِر َوايَ ٍة‬ِ ‫ إنَّ َما اَأل ْع َما ُل بِالنِّيَّا‬: ‫ْت َرسُو َل هَّللا ِ صلى هللا عليه وسلم يَقُو ُل‬ 'ُ ‫ َس ِمع‬: ‫ب رضي هللا عنه قَا َل‬ ِ ‫ع َْن ُع َم َر ب ِْن ْال َخطَّا‬
‫َأ‬ ‫َأ‬
، ‫ُصيبُهَا وْ ا ْم َر ٍة يَتَزَ َّو ُجهَا‬ ِ ‫َت ِهجْ َرتُهُ إلَى ُد ْنيَا ي‬ ‫هَّللا‬ ‫هَّللا‬
ْ ‫ َو َم ْن كَان‬، ‫ فَ ِهجْ َرتُهُ إلَى ِ َو َرسُولِ ِه‬، ‫َت ِهجْ َرتُهُ إلَى ِ َو َرسُولِ ِه‬
ْ ‫ فَ َم ْن كَان‬، ‫لِ ُكلِّ ا ْم ِرٍئ َما نَ َوى‬
‫ فَ ِهجْ َرتُهُ إلَى َما هَا َج َر إلَ ْي ِه‬.

Terjemah Dari Umar bin Khaththab ra, ia berkata; Aku mendengar Rasulullah saw bersabda; Amal itu
hanyalah dengan niat, dan bagi setiap orang (balasan) sesuai dengan apa yang diniatkannya.
Barangsiapa berhijrah (dengan niat) kepada Allah dan RasulNya, maka (ia mendapatkan balasan)
hijrahnya kepada Allah dan RasulNya, dan barangsiapa berhijrah (dengan niat) kepada (keuntungan)
dunia yang akan diperolehnya, atau wanita yang akan dinikahinya, maka (ia mendapatkan balasan)
hijrahnya kepada apa yang ia hijrah kepadanya.

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda,

‫ مسلم‬.‫ص َو ِر ُك ْم َو ٰل ِك ْن يَ ْنظُ ُر اِل َى قُلُوْ بِ ُك ْم‬


ُ ‫ اِ َّن هللاَ الَ يَ ْنظُ ُر اِل َى اَجْ َسا ِم ُك ْ'م َوالَ اِل َى‬: ‫ال َرسُوْ ُل هللاِ ص‬
َ َ‫ ق‬:‫ع َْن اَبِى ه َُر ْي َرةَ رض قَا َل‬

“Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan
wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu”. [HR. Muslim]

 ‫ متفق عليه‬. َ‫ْس لَهَا بَابٌ َو الَ َك َّوةٌ لَ َخ َر َج َع َملُهُ كَاِئنًا َما َكان‬ َ ‫ص ْخ َر ٍة‬
َ ‫ص َّما َء لَي‬ ِ ‫َو َر َوى ْالبُخ‬
ِ ‫ لَوْ اَ َّن اَ َح ُد ُك ْم يَ ْع َم ُل‬:‫َاريُّ َو ُم ْسلِ ٌم‬
َ ‫فى‬

“Seandainya salah seorang di antara kamu melakukan suatu perbuatan di dalam gua yang tidak ada
pintu dan lubangnya, maka amal itu tetap akan bisa keluar (tetap dicatat oleh Allah) menurut
keadaannya”. [HR. Bukhari dan Muslim]

Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena
Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud)

“Apabila Allah menurunkan adzab kepada sekelompok kaum, maka adzab itu akan menimpa orang-
orang yang berada di dalamnya. Kemudian mereka akan dibangkitkan berdasar niat mereka masing-
masing” [HR. Bukhari dan Muslim]

Barangsiapa memurkakan (membuat marah) Allah untuk meraih keridhaan manusia maka Allah murka
kepadanya dan menjadikan orang yang semula meridhoinya menjadi murka kepadanya. Namun
barangsiapa meridhokan Allah (meskipun) dalam kemurkaan manusia maka Allah akan meridhoinya dan
meridhokan kepadanya orang yang pernah memurkainya, sehingga Allah memperindahnya,
memperindah ucapannya dan perbuatannya dalam pandanganNya. (HR. Ath-Thabrani)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Orang yang paling berbahagia dengan syafa’atku kelak pada hari kiamat adalah orang yang
mengucapkan la ilaha illallah dengan ikhlas dari dalam hati atau dirinya.” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah
radhiyallahu’anhu)

Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah maka Allah akan menyempurnakan hubungannya
dengan manusia. Barangsiapa memperbaiki apa yang dirahasiakannya maka Allah akan memperbaiki
apa yang dilahirkannya (terang-terangan). (HR. Al Hakim)
Maukah kukabarkan kepada kalian mengenai sesuatu yang lebih aku takutkan menyerang kalian
daripada al-Masih ad-Dajjal?”. Para sahabat menjawab, “Mau ya Rasulullah.” Beliau berkata, “Yaitu
syirik yang samar. Tatkala seorang berdiri menunaikan sholat lantas membagus-baguskan sholatnya
karena merasa dirinya diperhatikan ole

Silaturahmi

ِ َ‫ َو َم ْن َكانَ يُْؤ ِمنُ بِاهللِ َو ْاليَوْ ِم ْاآل ِخ ِر فَ ْلي‬,ُ‫ض ْيفَه‬


” ُ‫صلْ َر ِح َمه‬ َ ‫آلخ ِر فَ ْليُ ْك ِر ْم‬
ِ ‫“ َم ْن َكانَ يُْؤ ِمنُ بِاهللِ َو ْاليَوْ ِم ْا‬

Artinya: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan
tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung
hubungan silaturahmi”

َ ‫ك َوَأ ْع ِرضْ َع َّم ْن ظَلَ َم‬


”‫ك‬ َ ‫صلْ َم ْن قَطَعَكَ َوَأ ْع ِط َم ْن َح َر َم‬
ِ “

Artinya:“Sambunglah orang yang memutuskan (hubungan dengan)mu, berilah kepada orang yang tidak
memberi kepadamu, dan berpalinglah dari orang yang berbuat zalim kepadamu” (HR Ahmad)

ِ َ‫ َو ْلي‬،َ ‫ق هَّللا‬
ُ‫صلْ َر ِح َمه‬ ِ َّ‫ فَ ْليَت‬،‫ َويُ ْن َسَأ لَهُ فِي َأ َجلِ ِه‬،‫َم ْن َأ َحبَّ َأ ْن يُ ْب َسطَ لَهُ فِي ِر ْزقِ ِه‬
Artinya: “Barangsiapa yang suka diluaskan rizkinya dan ditangguhkan ajalnya, hendaklah ia bertaqwa
kepada Allah dan menyambung silaturahim”.

َ ِ‫ َأ َّن َرسُو َل هللا‬: ُ‫ض َى هللاُ َع ْنه‬


 ‫صلَّى هللاُ علي ِه‬ َ ‫َوع َْن أبِى أي‬
ِ ‫ُّوب َر‬

‫ث لَيَا ٍل يَ ْلتَقِيَا ِن‬


ِ َ‫ق ثَال‬
َ ْ‫أن يَ ْه ُج َر أخَاهُ فَو‬
ْ ‫ الَ يَ ِحلُّ لِ ُم ْسلِ ٍم‬: ‫وسلم قَا َل‬

ٌ َ‫ ُمتَّف‬. ‫ َو َخ ْي ُر هُ َما الَّ ِذى يُ ْب َدُأبِال َّسالَ ِم‬، ‫ْرضُ ه َذا‬


‫ق َعلَ ْي ِه‬ ِ ‫ْرضُ ه َذا َويُع‬
ِ ‫ فَيُع‬.
Artinya:Abu Ajjub r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: Tidak dihalalkan seorang muslim memboikot
saudara sesama Muslim lebih dari tiga hari, hingga bertemu masing-masing mengabaikan pada yang
lain. Dan sebaik-baik keduanya ialah yang dahulu memberi salam.

ُ ‫ “اَل ُمؤ ِمنُ لِ ْل ُمؤ ِم ِن ك َْالبُ ْنيَا ِن يَ ُش ُّد بَ ْع‬: ‫صلّى هللاُ علي ِه َو َسلّ َم‬
 )‫ضهُ بَ ْعضًا”((روه مسلم‬ َ ‫ قَا َل َرسُوْ ُل هللا‬: ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬
ِ ‫ع َْن أبِ ْي ُمو َسى َر‬

Artinya: Abu Musa mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Orang mukmin yang satu dengan lain bagai
satu bangunan yang bagian-bagiannya saling mengokohkan.”

” ‫احبِ ِه ْال ُعقُوْ بَةَ فِي ال ُّد ْنيَا َم َع َما يُدَّخَ ُر لَهُ فِي ْاآل ِخ َر ِة ِمنَ ْالبَ ْغ ِي َوقَ ِط ْي َع ِة ال َّر ِح ِم‬
ِ ‫ص‬َ ِ‫ب َأحْ َرى َأ ْن يُ َعجِّ َل هللاُ ل‬
ٍ ‫“ َما ِم ْن َذ ْن‬

Artinya: “Tidak ada dosa yang Allah swt lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang
tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturahmi” (HR Tirmidzi)

” ‫س لَ ْيلَةَ ْال ُج ُم َع ِة فَالَ يُ ْقبَ ُل َع َم ُل قَا ِط ِع َر ِح ٍم‬ َ ‫“ ِإ َّن َأ ْع َم‬


ٍ ‫ال بَنِي آ َد َم تُع َْرضُ ُك َّل َخ ِم ْي‬
Artinya: “Sesungguhnya amal ibadah manusia diperlihatkan setiap hari Kamis malam Jum’at, maka tidak
diterima amal ibadah orang yang memutuskan hubungan silaturahmi” (HR Ahmad)
ِ َ‫“ َم ْن َأ َحبَّ َأ ْن يُ ْب َسطَ لَهُ فِى ِر ْزقِ ِه َويُ ْن َسَأ لَهُ فِى َأثَ ِر ِه فَ ْلي‬
” ُ‫صلْ َر ِح َمه‬

Artinya:“Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia
menyambung hubungan silaturahmi”

‫ك َوَأ ْقطَ َع‬َ َ ‫صل‬ ِ ‫ض ْينَ َأ ْن َأ‬


َ ‫ص َل َم ْن َو‬ َ ْ‫ َأ َما تَر‬,‫ َن َع ْم‬:‫ قَا َل‬.‫ك ِمنَ ْالقَ ِط ْي َع ِة‬
َ ِ‫هَ َذا َمقَا ُم ْال َعاِئ ُذ ب‬:‫ت‬
ْ َ‫َّح ُم فَقَال‬ َ ‫ق ْال َخ ْل‬
ِ ‫ق َحتَّى ِإ َذا فَ َر َغ ِم ْنهُ ْم قَا َم‬
ِ ‫ت الر‬ َ َ‫َإ َّن هللاَ خَ ل‬
‫ك؟' ق‬ َ ‫� َم ْن َقطَ َع‬

Akhlak

‫ق‬ َ ‫ت ُِألتَ ِّم َم‬


ِ َ‫صالِ َح اَْأل ْخال‬ ُ ‫ِإنَّ َما بُ ِع ْث‬.

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik. (HR. Ahmad)

‫ق اإلسال َم ْال َحيَا ُء‬


ُ ُ‫ "ِإ َّن لِ ُك ِّل ِد ْي ِن ُخلُقًا َو ُخل‬: -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫قال رسو ُل هللا‬

Dari Anas -semoga Allah meridhoinya- dia berkata : Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam- bersabda :
"Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islami adalah rasa malu." (HR. Ibnu Majah)

ِ َ‫َر ْي ٌم يُ ِحبُّ ْالك ََر َم َو َم َعالِ َي اَْأل ْخال‬


‫ق َويُ ْب ِغضُ ِس ْف َسافَهَا‬ ِ ‫ِإ َّن هللاَ ك‬
“Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang mulia serta membenci
akhlak yang rendah/hina. (HR. Bukhori, HR Muslim)

 ‫ار ُك ْم َأحْ َسنَ ُك ْم َأ ْخالَقًا‬


ِ َ‫إن ِم ْن ِخي‬
َّ

Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya. (HR. Ahmad)

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ ْك َم ُل ْال ُمْؤ ِمنِينَ ِإي َمانًا َأحْ َسنُهُ ْم ُخلُقًا َو ِخيَا ُر ُك ْم ِخيَا ُر ُك ْم لِنِ َساِئ ِه ْم ُخلُقًا (الترمذى‬
َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫ع َْن َأبِي ه َُر ْي َرةَ ق‬
َ َ‫ال ق‬

“Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah ia yang memiliki akhlak terbaik. Yang terbaik
di antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya kepada pasangannya.” (Hadits riwayat Tirmidzi)

َ ‫ت قَاِئ ِم اللَّ ْي ِل‬


ِ َ‫صاِئ ِم النَّه‬
‫ار (مسند أحمد‬ ُ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل ِإ َّن ْال ُمْؤ ِمنَ يُ ْد ِر‬
ِ ‫ك بِ ُحس ِْن ُخلُقِ ِه َد َر َجا‬ َّ ِ‫ْت النَّب‬
َ ‫ي‬ ْ َ‫ع َْن عَاِئ َشةَ قَال‬
'ُ ‫ت َس ِمع‬

‘Aisyah – semoga Allah meridhainya – berkata, “Aku mendengar Nabi – shallallaahu ‘alaihi wassalaam –
berkata, sungguh orang-orang yang beriman dengan akhlak baik mereka bisa mencapai (menyamai)
derajat mereka yang menghabiskan seluruh malamnya dalam sholat dan seluruh siangnya dengan
berpuasa.” [Musnad Imam Ahmad]

ِ ُ‫ب ُحس ِْن ْال ُخل‬


‫ق‬ َ ‫اح‬
ِ ‫ص‬ ِ ُ‫ض ُع فِي ْال ِمي َزا ِن َأ ْثقَ ُل ِم ْن ُح ْس ِن ْال ُخل‬
َ ‫ق وَِإ َّن‬ ْ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل َما ِم ْن ش‬
َ ‫َي ٍء يُو‬ َّ ِ‫ْت النَّب‬
َ ‫ي‬ َ َ‫ع َْن َأبِي الدَّرْ دَا ِء ق‬
'ُ ‫ال َس ِمع‬
‫صاَل ِة (الترمذي‬ َّ ‫ب الصَّوْ ِم َوال‬ ‫ح‬ ‫ا‬ ‫ص‬ َ
ِ ِ َ َ َ َ ِِ َ ‫ة‬‫ج‬‫ر‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ُ
‫غ‬ ُ ‫ل‬‫ب‬ْ ‫ي‬َ ‫ل‬

Abu Darda’ meriwayatkan: Aku mendengar Nabi Muhammad saw berkata, “Tak ada yang lebih berat
pada timbangan (Mizan, di hari Pembalasan) dari pada akhlak yang baik. Sungguh, orang yang berakhlak
baik akan mencapai derajat orang yang berpuasa dan sholat.” (Hadits riwayat al-Tirmidzi)
ِ َ‫ال ْال ُم ْسلِ ُم َم ْن َسلِ َم ْال ُم ْسلِ ُمونَ ِم ْن لِ َسانِ ِه َويَ ِد ِه َو ْال ُمه‬
‫اج ُر َم ْن هَ َج َر َما‬ َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
َ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َما ع َْن النَّبِ ِّي‬
ِ ‫ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن َع ْم ٍرو َر‬
‫نَهَى هَّللا ُ َع ْنهُ )البخاري‬

“Orang muslim yang baik adalah yang muslim lainnya aman dari ganguan ucapan dan tangannya, dan
orang yang Hijrah (tergolong kelompok Muhajirin) adalah yang meninggalkan apa-apa yang dilarang
Allah.” (Hadits riwayat Bukhari)

ُ‫َي ٍء ِإاَّل شَانَه‬ ُ ‫َي ٍء ِإاَّل زَ انَهُ َواَل يُ ْن َز‬


ْ ‫ع ِم ْن ش‬ َ ‫ِإ َّن ال ِّر ْف‬
ْ ‫ق اَل يَ ُكونُ فِي ش‬

“Sesungguhnya kelembutan itu tidak berada pada sesuatu kecuali menghiasinya dan tidak dicabut dari
sesuatu kecuali memperburuknya.” (HR. Muslim). ‫�َأ‬

Bersyukur

)‫ َواِ َذا َمانَ ِس ْيتَنِى َكفَرْ تَنِى (رواه الطبرانى عن ابى هريرة‬,‫ اِنَّكَ َما َذكَرْ تَنِى َشكَرْ تَنِى‬,‫ يَاا ْبنَ اَ َد َم‬: ‫الى‬
َ ‫قَا هللاُ تَ َع‬
“Allah berfirman dalam hadits qudsi-Nya: “wahai anak Adam, bahwa selama engkau mengingat Aku,
berarti engkau mensyukuri Aku, dan apabila engkau melupakan Aku, berarti engkau telah mendurhakai
Aku!”. (H.R Thabrani)

َ‫اس الَيَ ْش ُك ِر هللا‬


َ َّ‫َو َم ْن الَيَ ْش ُك ِر الن‬

“barang siapa yang tidak bersyukur kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur kepada Allah”. (H.R
Ahmad dan Baihaqi)

  ‫ والمعافى‬.‫ الطاعم الشكر له من األجر كأجر الصائم المحتسب‬: ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫عن ابى عبد هللا عليه السالم قال‬
‫ والمعطى ال ّشكر له من األجر كأجر المحروم القانعز‬.‫الشكر له من األجر كأجر المبتلى الصبر‬

“Dari Abu Abdillah a.s, beliau berkata, “bahwa Rasulullah saw. bersabda, “orang yang menyantap
makanan dengan rasa syukur, maka dia diberi pahala, seperti orang yang berpuasa menjaga dirinya.
Orang yang sehat yang mensyukuri kesehatannya, maka dia diberi pahala, orang yang menanggung
penderitaan (jasmani)-nya dengan sabar. Dan orang yang memberikan dengan rasa syukur, maka dia
mendapat pahala yang sama dengan orang yang menanggung kerugian dari menjaga diri”. (H.R Abu
Hurairah dan al-Qudha’i)

  ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ا ْنظُرُوا ِإلَى َم ْن َأ ْسفَ َل ِم ْن ُك ْم َواَل تَ ْنظُرُوا ِإلَى َم ْن ه َُو فَوْ قَ ُك ْم فَهُ َو َأجْ َد ُر‬ َ َ‫ق‬: ‫ح ع َْن َأبِي هُ َري َْرةَ قَا َل‬
َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬ َ ‫ع َْن َأبِي‬
ٍ ِ‫صال‬
‫اويَةَ َعلَ ْي ُك ْم‬
ِ ‫ال بُو ُم َع‬‫َأ‬ ‫هَّللا‬
َ َ‫ْن اَل ت َْز َدرُوا نِ ْع َمةَ ِ ق‬ ‫َأ‬

Bersumber dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallah Alaihi wa Sallam bersabda,
“Perhatikanlah orang yang statusnya berada di bawah kalian, dan janganlah kalian memperhatikan
orang statusnya berada di atas kalian. Dengan begitu maka kalian tidak akan menganggap kecil nikmat
Allah yang kalian terima.”

ِ َّ‫الط‬
  ‫اع ُم ال َّشا ِك ُر بِ َم ْن ِزلَ ِة الصَّاِئ ُم الصَّابِ ِر‬
Orang makan yang bersyukur adalah sederajat dengan orang bershaum yang sabar. (HR. Bukhari,
Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)

 ‫ من اعطى عطا ء فوجد فليجز به فان لم يجد فليثن فان من اثنى فقد شكر ومن كتم فقد كفر‬: ‫وروى التر مذى و قا ل حسن غريب‬.

“Barang siapa yang diberikan suatu pemberian dan merasa cukup atas pemberian tersebut, maka
hendaklah dia membalasnya. Dan jika dia tak merasa cukup maka hendaklah dia memuji, sebab
sesungguhnya perbuatan memuji itu merupakan tanda syukur dan barang siapa yang hanya diam saja
maka sungguh dia telah kufur”. (H.R.Turmudzi)
ُ ‫ص َّحةُ َو ْالفَ َرا‬
 ‫غ‬ ِ َ ‫ نِ ْع َمتَا ِن َم ْغبُوْ ٌن فِ ْي ِه َما َك ِش ْي ٌر ِم ْن النَّا‬:‫صلَّى هلَّلا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
ِّ ‫س ال‬ َ َ‫ ق‬:‫ض َي هلَّلا ُ َع ْنهُ َما قَا َل‬
َ ‫ال النَّبِ ُّي‬ ٍ ‫َع ِن ا ْب ِن َعبَّا‬
ِ ‫س َر‬

“Dari Ibnu Abbas, dia berkata : Nabi SAW bersabda : “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu
pada keduanya, yaitu kesehatan dan waktu (HR Bukhari).
ٰ َّ‫فَ ْنعج ْزتُمع ْنمكَافََأتهفَا ْد ُعوْ الَهُحتَّتَ ْعلَموْ اَأ ْنقَ ْد َشكَرْ تُمفَ ن‬
  َ‫اللّهَيُ ِحبُّال َّشا ِك ِر ْين‬ ‫ْ ِإ‬ ُ َ ِ ِ ُ َ ْ ِ َ ‫ِإ‬
Artinya : “Jika engkau tidak mampu membalasnya maka doakan dia hingga engkau merasa bahwa
engkau telah mensyukuri kebaikan tersebut, karena sesungguhnya Allah

Berbakti Kepada Kedua Oranag Tua

َ‫ال ُأ ُّمك‬َ َ‫ص َحابَتِي ق‬


َ ‫اس بِ ُح ْس ِن‬ ِ َّ‫ق الن‬ ُّ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَقَا َل يَا َرسُو َل هَّللا ِ َم ْن َأ َح‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬ ِ ‫ع َْن َأبِي هُ َري َْرةَ َر‬
َ َ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ق‬
ِ ‫ال َجا َء َر ُج ٌل ِإلَى َرس‬
‫َأ‬ ُ ُ
َ‫ك قَا َل ث َّم َم ْن قَا َل ث َّم بُوك‬ ‫ُأ‬ ُ ُ
َ َ‫ك قَا َل ث َّم َم ْن ق‬
َ ‫ال ث َّم ُّم‬ ‫ُأ‬ ُ ُ
َ ‫ال ث َّم َم ْن قَا َل ث َّم ُّم‬
َ َ‫ق‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam sambil berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti
kepadanya?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab:
“Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi;
“Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, mengatakan:

َ َ‫ى ق‬
‫ال‬ ّ ‫قَا َل ثُ َّم َأ‬. » ‫ قَا َل ثُ َّم َأىُّ قَا َل « ثُ َّم بِرُّ ْال َوالِ َد ْي ِن‬. » ‫صالَةُ َعلَى َو ْقتِهَا‬ َ َ‫ى – صلى هللا عليه وسلم – َأىُّ ْال َع َم ِل َأ َحبُّ ِإلَى هَّللا ِ ق‬
َّ ‫ال « ال‬ ُ ‫َسَأ ْل‬
َّ ِ‫ت النَّب‬
‫هَّللا‬
‫ قَا َل َح َّدثَنِى بِ ِه َّن َولَ ِو ا ْستَزَ ْدتُهُ لَزَا َدنِى‬. » ِ ‫« ال ِجهَا ُد فِى َسبِي ِل‬ ْ

“Aku bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah
‘azza wa jalla?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya’. Lalu aku bertanya,
‘Kemudian apa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Kemudian berbakti kepada kedua
orang tua.’ Lalu aku mengatakan, ‘Kemudian apa lagi?’ Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengatakan, ‘Berjihad di jalan Allah’.”

Lalu Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan hal-hal tadi
kepadaku. Seandainya aku bertanya lagi, pasti beliau akan menambahkan (jawabannya).” (HR. Bukhari
dan Muslim)
‫س‬َ َ‫ق ْال َوالِ َد ْي ِن ) َو َجل‬ُ ْ‫ك بِاهللِ َو ُعقُو‬ ُ ‫ ( اِإل ْش َرا‬: ‫ال‬
َ َ‫لى يَا َرسُوْ َل هللاِ ق‬ َ َ‫ ب‬: ‫ قَالُوْ ا‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأالَ ُأنَبُِّئ ُك ْم بَِأ ْكبَ ِر ْال َكبَاِئ ِر ؟) ثَالَثًا‬
َ ِ‫قَا َل َرسُوْ ُل هللا‬
ُ ‫ى قُ ْل‬
َ‫ت لَ ْيتَهُ َسكَت‬ ُّ ‫َو َكانَ ُمتَّ ِكًئا ( َأالَ َوقَوْ ُل‬
َّ ‫الزوْ ُر ) َما زَا َل يُ َك ِّر ُرهَا َحت‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kalian mau kuberitahu mengenai dosa yang
paling besar?” Para sahabat menjawab, “Mau, wahai Rasulullah.” Beliau lalu bersabda, “(Dosa terbesar
adalah) mempersekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Beliau mengucapkan hal itu
sambil duduk bertelekan [pada tangannya]. (Tiba-tiba beliau menegakkan duduknya dan berkata), “Dan
juga ucapan (sumpah) palsu.” Beliau mengulang-ulang perkataan itu sampai saya berkata (dalam hati),
“Duhai, seandainya beliau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
ْ ‫ك فِ ْي ِه َّن َد ْع َوةُ ْال َم‬
‫ظلُوْ ِم َو َد ْع َوةُ ْال ُم َسافِ ِر َو َد ْع َوةُ ْال َوالِ َدي ِْن عَل َى َولَ ِد ِه َما‬ ٌ َ‫ت ُم ْست ََجاب‬
َّ ‫ات لَه َُّن الَ َش‬ ُ َ‫ثَال‬
ٍ ‫ث َد َع َوا‬

“Ada tiga jenis doa yang mustajab (terkabul), tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa
orang yang bepergian dan doa kejelekan kedua orang tua kepada anaknya.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan
Ibnu

Sabar

‫وعن أبي مالك الحارث بن عاصم األشعري رضي هللا عنه قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم الطهور شطر اإليمان والحمد هلل تمأل‬
‫الميزان وسبحان هللا والحمد هلل تمآلن أو تمأل ما بين السموات واألرض والصالة نور والصدقة برهان والصبر ضياء والقرآن حجة لك أو‬
‫عليك كل الناس يغدو فبائع نفسه فمعتقها أو موبقها رواه مسلم‬

Artinya : Abu Malik Al-Harits bin ‘Ashim Al-Asy’ari RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Kesucian itu sebagian dari iman, dan kalimat alhamdulillah memenuhi timbangan. Kalimat subhanallah
dan alhamdulillah memenuhi ruang yang ada di antara langit dan bumi. Shalat itu cahaya, sedekah itu
bukti, sabar itu cerminan, Al-Qur’an itu hujjah yang akan membela atau menuntutmu. Setiap manusia
bekerja. Ada yang menjual dirinya, ada yang membebaskan dirinya, dan ada pula yang menghancurkan
dirinya.” (HR. Muslim)

‫وعن أبي سعيد بن مالك بن سنان الخدري رضي هللا عنهما أن ناسا من األنصار سألوا رسول هللا صلى هللا عليه وسلم فأعطاهم ثم سألوه‬
‫فأعطاهم حتى نفد ما عنده فقال لهم حين أنفق كل شيء بيده ما يكن من خير فلن أدخره عنكم ومن يستعفف يعفه هللا ومن يستغن يغنه هللا‬
‫ومن يتصبر يصبره هللا وما أعطى أحد عطاء خيرا وأوسع من الصبر متفق عليه‬

Artinya : Abu Sa’id, Sa’d bin Sinan Al-Khudri RA berkata bahwa beberapa orang Anshar meminta sesuatu
kepada Rasulullah SAW. Rasulullah memberinya, hingga apa yang ada padanya habis. Lalu, beliau
bersabda kepada mereka ketika beliau menginfakkan semua yang ada di tangannya. “Aku tidak akan
menyimpan harta yang ada padaku. Barangsiapa yang menjaga dirinya dengan tidak meminta-minta,
maka Allah akan menjaganya. Siapa pun dari kalian yang merasa cukup, maka Allah akan mencukupinya.
Barangsiapa yang berlatih untuk bersabar, niscaya Allah memberikan kesabaran kepadanya. Dan, tidak
ada nikmat yang lebih baik dan lebih luas, yang diberikan kepada seseorang, selain kesabaran.”
(Muttafaq ‘alaih)

‫وعن أبي يحيى صهيب بن سنان رضي هللا عنه قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم عجبا ألمر المؤمن إن أمره كله له خير وليس ذلك‬
‫ألحد إال للمؤمن إن أصابته سراء شكر فكان خيرا له وإن أصابته ضراء صبر فكان خيرا له رواه مسلم‬
Artinya : Abu Yahya, Shuhaib bin Sinan RA, berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh unik
urusan orang yang beriman itu. Semua urusannya, baik baginya. Hal itu hanya dimiliki oleh orang yang
beriman. Jika dia memperoleh kegembiraan, dia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ditimpa kesulitan,
dia bersabar, dan itu baik baginya.” (Muslim).

‫وعن أبي زيد أسامة بن زيد حارثة مولى رسول هللا صلى هللا عليه وسلم وحبه وابن حبه رضي هللا عنهما قال أرسلت بنت النبي صلى هللا‬
‫عليه وسلم إن ابني قد احتضر فاشهدنا' فأرسل يقرئ السالم ويقول إن هلل ما أخذ وله ما أعطى وكل شيء عنده بأجل مسمى فلتصبر‬
‫ولتحتسب فأرسلت إليه تقسم عليه ليأتينها فقام ومعه سعد بن عبادة ومعاذ ابن جبل وأبي بن كعب' وزيد بن ثابت ورجال رضي هللا عنهم‬
‫فرفع إلى رسول هللا صلى هللا عليه وسلم الصبي فأقعده' في حجره ونفسه تقعقع ففاضت عيناه فقال سعد يا رسول هللا ما هذا فقال هذه رحمة‬
‫�جعلها هللا تعلى في قلوب عباده وفي رواية في قلوب من شاء من عباده وإنما يرحم هللا م‬

Sahabat

َ ‫ك ِإ َّما تَ ْشت َِري ِه َأوْ تَ ِج ُد ِر‬


‫ َو ِكي ُر‬، ُ‫يحه‬ ِ ‫ب ْال ِم ْس‬
ِ ‫اح‬ِ ‫ص‬ َ ‫ك ِم ْن‬ َ ‫ الَ يَ ْع َد ُم‬، ‫ير ْال َح َّدا ِد‬ ِ ‫ب ْال ِم ْس‬
ِ ‫ك َو ِك‬ ِ ‫اح‬
ِ ‫ص‬ ِ ِ‫ح َو ْال َجل‬
َ ‫يس السَّوْ ِء َك َمثَ ِل‬ ِ ِ‫َمثَ ُل ْال َجل‬
ِ ِ‫يس الصَّال‬
ً‫ك َأوْ تَ ِج ُد ِم ْنهُ ِريحًا خَ بِيثَة‬
َ َ‫ق بَ َدنَكَ َأوْ ثَوْ ب‬ُ ‫ْال َح َّدا ِد يُحْ ِر‬

“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan orang yang jelek bagaikan berteman
dengan pemilik minyak wangi dan pandai besi. Pemilik minyak wangi tidak akan merugikanmu; engkau
bisa membeli (minyak wangi) darinya atau minimal engkau mendapat baunya. Adapun berteman
dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal
engkau mendapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari, no. 2101)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi  wa sallam bersabda,

‫ْال َمرْ ُء َعلَى ِدي ِن َخلِيلِ ِه فَ ْليَ ْنظُرْ َأ َح ُد ُك ْم َم ْن يُخَالِ ُل‬

“Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan
menjadi teman karib kalian.” (HR. Abu Daud, no. 4833; Tirmidzi, no. 2378; dan Ahmad, 2:344. Al-Hafizh
Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

ُ‫امرى ٍء ِمنَ ال َّشرِّ َأن يَحقِ َر َأخَاه‬


ِ ‫ب‬ ِ ‫ت – بِ َحس‬ َ َ‫در ِه َثال‬
ٍ ‫ث َمرَّا‬ ِ ‫ص‬ َ ‫ال ُمسلِ ُم َأ ُخو ال ُمسلِ ِم الَ يَظلِ ُمهُ َواَل يَخ ُذلُهُ َواَل يَحقِ ُرهُ التَق َوى هَاهُنَا – َو ي ُِشي ُر ِإلَى‬
ُ ‫ال ُمسلِ َم ُكلُّ ال ُمسلِ ِم َعلَى ال ُمسلِ ِم َح َرا ٌم َد ُمهُ َو َمالُهُ َو ِعر‬
‫ َر َواهُ ُم ْسلِم‬. ُ‫ضه‬

Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya; Tidak boleh menzhalimi atau menghinakan atau
mencelanya. Ketakwaan ada di sini –sambil menunjuk ke arah dada tiga kali. Cukuplah seorang muslim
itu menjadi jelek hanya dengan mencela saudaranya sesama muslim. Setiap muslim terhadap muslim
yang lain diharamkan darahnya, harta, serta kehormatannya. (H.R. Muslim)

Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam hadits Abu Hurairah Radhiallaahu anhu ,
diceritakan, “Dahulu ada seorang laki-laki yang berkunjung kepada saudara (temannya) di desa lain. Lalu
ditanyakan kepadanya, ‘Ke mana anda hendak pergi? Saya akan mengunjungi teman saya di desa ini’,
jawabnya, ‘Adakah suatu kenikmatan yang anda harap darinya?’ ‘Tidak ada, selain bahwa saya
mencintainya karena Allah Azza wa Jalla’, jawabnya. Maka orang yang bertanya ini mengaku,
“Sesungguhnya saya ini adalah utusan Allah kepadamu (untuk menyampaikan) bahwasanya Allah telah
mencintaimu sebagaimana engkau telah mencintai temanmu karena Dia.”
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dari
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, beliau bersabda: Tidak beriman salah seorang diantara kamu
hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. 

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Shallallahu`alaihi wasallam, beliau bersabda:Sesunguhnya kelak di
Hari Kiamat Allah akan berfirman, “Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku?
Pada hari ini Aku akan memberikan naungan kepadanya dalam naungan-Ku disaat tidak ada naungan
kecuali naungan-Ku”(HR. Muslim)(HR. Bukhori dan Muslim)

"Di sekitar Arsy-Nya ada menara-menara dari cahaya, di dalamnya ada orang-orang yang pakaiannya
dari cahaya, wajah-wajah mereka pun bercahaya. Mereka bukan para nabi dan syuhada, hingga para
nabi dan syuhada pun iri kepada mereka.” Ketika para sahabat bertanya, Rasulullah menjawab, 'Mereka
adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, saling bersahabat karena Allah, dan saling
berkunjung karena Allah." (HR. Tirmidzi)

"Teman yang paling baik adalah apabil

Rezeki

‫ال َأ م ِم ْن َحاَل ٍل َأ ْم ِم ْن َح َر ٍام‬


َ ‫ان اَل يُبَالِي ْال َمرْ ُء بِ َما َأخَ َذ ْال َم‬ ‫ْأ‬ َ ‫ َأ َّن َرس‬، َ‫ع َْن َأبي ه َُري َْرة‬
ِ َّ‫ لَيَ تِيَ َّن َعلَى الن‬: ‫ قَا َل‬، ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
ٌ ‫اس َز َم‬ َ ِ ‫ُول هَّللا‬
‫(البخارى وأبو يعلى‬

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Pasti akan datang pada manusia suatu zaman
dimana orang tidak perduli lagi dengan apa dia mengambil harta, apakah dari yang halal ataukah dari
yang haram." (HR. Bukhari dan Abu Ya’la).

ِ َ‫ فََأجْ ِملُوا فِي الطَّل‬،‫ب ِر ْزقَهَا‬


‫ َوال يَحْ ِملَنَّ ُك ِم ا ْستِ ْبطَا ُء‬،‫ب‬ َ ‫ َوتَ ْستَوْ ِع‬،‫ُس فِي رَوْ ِعي َأ َّن ن ْفسًا لَ ْن ت َْخ ُر َج ِمنَ ال ُّد ْنيَا َحتَّى تَ ْستَ ْك ِم َل َأ َجلَهَا‬
ِ ‫ث رُو ُح ْالقُد‬
َ َ‫نَف‬
‫هَّللا‬ ‫هَّللا‬
‫ فَِإ َّن َ ال يُنَا ُل َما ِع ْن َدهُ ِإال بِطَا َعتِ ِه‬،ِ ‫صيَ ِة‬ ُ ْ
ِ ‫ق ْن تَطلبُوهُ بِ َم ْع‬ ‫َأ‬ ِ ‫”الر ِّْز‬.
“Ruh Kudus (Malaikat Jibril) membisikkan di dadaku bahwa ‘tidaklah suatu jiwa meninggal dunia sampai
disempurnakan baginya ajal dan dipenuhi rezekinya. Oleh karenanya perbaguslah di dalam mencari
rezeki. Janganlah ia merasa lambatnya rezeki, menyebabkan ia mencari rezeki tersebut dengan
bermaksiat kepada Allah, karena sesungguhnya Allah tidak dapat dicapai kecuali dengan mentaati-Nya’”
(HR.Thabrani)

‫ َم َّر َعلَى النَّبِ ِّي‬n ِ‫ َر ُج ٌل فَ َرَأى َأصْ َحابُ َرسُو ِل هللا‬n ِ‫ فَقَا َل َرسُو ُل هللا‬.ِ‫يل هللا‬ َ ‫ يَا َرس‬:‫َاط ِه فَقَالُوا‬
ِ ِ‫ لَوْ َكانَ هَ َذا فِي َسب‬،ِ‫ُول هللا‬ ِ ‫ ِم ْن َجلَ ِد ِه َونَش‬n: ‫ِإ ْن‬
‫ َوِإ ْن َكانَ َخ َر َج‬،ِ‫ َوِإ ْن َكانَ خَ َر َج يَ ْس َعى َعلَى َأبَ َو ْي ِن َش ْي َخ ْي ِن َكبِ ْي َر ْي ِن فَه َُو فِي َسبِي ِل هللا‬،ِ‫يل هللا‬ ‫ب‬ ‫س‬ ‫ي‬
ِ َِ ِ َ ‫ف‬ ‫ُو‬ ‫ه‬َ ‫ف‬ ‫ًا‬
‫ر‬ ‫َا‬
‫غ‬ ِ ِ ِ َ َ‫َكانَ َخ َر َج َي ْس َعى َعل‬
‫ص‬ ‫ه‬ ‫د‬َ ‫ل‬ ‫و‬ ‫ى‬
‫ َوِإ ْن َكانَ َخ َر َج يَ ْس َعى ِريَا ًء َو ُمفَاخَ َرةً فَهُ َو فِي َسبِي ِل ال َّش ْيطَا ِن‬،ِ‫يَ ْس َعى َعلَى نَ ْف ِس ِه ي ُِعفُّهَا فَه َُو فِي َسبِي ِل هللا‬

Seseorang telah melewati Nabi n maka para sahabat Nabi melihat keuletan dan giatnya, sehingga
mereka mengatakan: “Wahai Rasulullah, seandainya ia lakukan itu di jalan Allah l.” Maka Rasulullah n
bersabda: “Bila ia keluar (rumah) demi mengusahakan untuk anak-anaknya yang kecil maka ia berada di
jalan Allah. Bila ia keluar demi mengusahakan untuk kedua orangtuanya yang telah berusia lanjut maka
ia berada di jalan Allah. Bila dia keluar demi mengusahakan untuk dirinya sendiri agar terjaga
kehormatannya maka ia berada di jalan Allah. Namun bila dia keluar dan berusaha untuk riya’ (mencari
pujian orang) atau untuk berbangga diri, maka ia berada di jalan setan.” (Shahih lighairihi, HR. At-
Thabarani. Shahih At-Targhib, 2/141 no. 1692)

ٍ ‫ِ َو ُكلُّ َك ْس‬،‫ َع َم ُل ال َّر ُج ِل بِيَ ِده‬:‫ال‬


ٍ ‫ب َم ْبر‬
ِ‫ ُسِئ َل َرسُو ُل هللا‬n: ‫ُور‬ ْ ‫ب َأ‬
َ َ‫طيَبُ ؟ ق‬ ِ ‫َأيُّ ْال َك ْس‬

Rasulullah n ditanya: ”Penghasilan apakah yang paling baik?” Beliau menjawab: ”Pekerjaan seseorang
dengan tangannya sendiri dan semua penghasilan yang mabrur (diterima di sisi Allah).” (Shahih
Lighairihi, HR. Al Hakim)

ِ َ‫ فََأجْ ِملُوا فِي الطَّل‬، ُ‫ َواتَّقُوا هَّللا َ َأيُّهَا النَّاس‬،َ‫ِإ َّن َأ َح َد ُك ْم لَ ْن يَ ُموتَ َحتَّى يَ ْستَ ْك ِم َل ِر ْزقَهُ فَاَل تَ ْستَ ْب ِطُئوا ال ِّر ْزق‬
‫ ُخ ُذوا‬،‫ب‬

Sakit

‫يب َد َوا ُء ال َّدا ِء بَ َرَأ بِِإ ْذ ِن هَّللا ِ عز وجل‬


َ ‫ص‬ِ ‫لِ ُكلِّ دَا ٍء د ََوا ٌء فإذا ُأ‬

“Setiap penyakit ada obatnya, jika obat itu sesuai dengan penyakitnya, akan sembuh dengan izin Allah
Azza wajalla,”(HR.Muslim¬,no:2204)

‫عجبا ألمر المؤمن إن أمره كله خير وليس ذاك ألحد إال للمؤمن إن أصابته سراء شكر فكان خيرا له وإن أصابته ضراء صبر فكان خيرا‬
‫له‬

“Sungguh mengagumkan urusan orang Mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik , dan hal
itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali orang Mukmin. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur,
dan demikian itu lebih baik baginya. Jika ditimpa kesusahan, dia akan bersabar, dan demikian itu lebih
baik baginya.” (HR. Muslim, al Baihaqi dan Ahmad )

ِ ُ‫َم ْن ي ُِرد هَّللا ُ بِ ِه خَ ْيرًا ي‬


ُ‫صبْ ِم ْنه‬

“Barang siapa yang Allah menghendaki kebaikan baginya, maka akan ditimpakan cobaan padanya.” ( HR.
Al-Bukhari )

“Jika sakit seorang hamba hingga tiga hari, maka keluar dari dosa-dosanya sebagaimana keadaannya
ketika baru lahir dari kandungan ibunya,” (HR Ath-Thabarani).

“sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui cobaan yang besar pula. Apabila Allah mencintai
seseorang, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya, barangsiapa yang ridho (menerimanya)
maka Allah akan meridhoinya dan barangsiapa yang murka (menerimanya) maka Allah murka
kepadanya.” HR. At-Tirmidzi )

"Sesungguhnya besarnya pahala sebanding dengan besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah
mencintai suatu kaum pasti Dia menguji mereka. Maka siapa yang ridha (terhadapnya) maka baginya
keridhaan Allah, dan siapa yang marah (terhadapnya) maka baginya kemurkaan Allah." (HR. Al-Tirmidzi
dan Ibnu Majah)

“Sesungguhnya Allah benar-benar akan menguji hamba-Nya dengan penyakit, sehingga ia


menghapuskan setiap dosa darinya”. (HR. Al-Hakim I/348).
“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, melainkan ditetapkan baginya dengan
sebab itu satu derajat dan dihapuskan pula satu kesalahan darinya”. (HR. Muslim no. 2572).

"Tidaklah seorang mukmin dan mukminan tertimpa musibah pada dirinya, anaknya dan hartanya
sehingga ia berjumpa Allah Ta'ala tidak membawa satu kesalahanpun." (HR. Al-Tirmidzi. Beliau berkata:
hadits hasan shahih)

“Tidaklah seorang muslim yang tertimpa gangguan berupa penyakit atau semacamnya, kecuali Allah
akan menggugurkan bersama dengannya dosa-dosanya, sebagaimana pohon yang menggugurkan
dedaunannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Tiada seorang mu’min yang ditimpa oleh lelah atau penyakit, atau risau fikiran atau sedih hati,
sampaipun jika terkena duri, melainkan semua penderitaan itu akan dijadikan penebus dosanya oleh
Allah” (HR Bukhari-Muslim).

“Jika sakit seorang hamba hingga tiga hari, maka keluar dari dosa-dosanya sebagaimana keadaannya
ketika baru lahir dari kandungan ibunya,”(HR Ath-Thabarani).

“Janganlah kamu mencaci-maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan
menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi”.
(HR. Muslim no. 2575).

“Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga
kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengan dosa-
dosanya”. (HR. Muslim no. 2573).

“Wahai anak Adam, jika engkau sabar dan mencari keridhoan pada saat musibah yang pertama, maka
Aku tidak meridhoi pahalamu melainkan surga”.(HR. Ibnu Majah no.1597)

“Penyakit panas itu menjaga tiap mu’min dari neraka, dan panas semalam cukup dapat menebus dosa
setahun,” (HR Al-Qadha’i).

“Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api neraka”. (HR. Al-Bazzar)

“Jika anak seorang hamba meninggal dunia, maka Allah akan berkata kepada malaikat-Nya : ‘Apakah
kalian telah mencabut nyawa anak hamba-Ku?. Para Malaikat menjawab : ‘Ya, benar’. Lalu Dia bertanya
lagi : ‘Apakah k

Keutamaan Sedekah

Dari Uqbah bin Harits r.a., ia berkata, “Saya pernah shalat Ashar di belakang Nabi saw., di Madinah
Munawwarah. Setelah salam, beliau berdiri dan berjalan dengan cepat melewati bahu orang-orang,
kemudian beliau masuk ke kamar salah seorang istri beliau, sehingga orang-orang terkejut melihat
perilaku beliau saw. Ketika Rasulullah saw. keluar, beliau merasakan bahwa orang-orang merasa heran
atas perilakunya, lalu beliau bersabda, ‘Aku teringat sekeping emas yang tertinggal di rumahku. Aku
tidak suka kalau ajalku tiba nanti, emas tersebut masih ada padaku sehingga menjadi penghalang bagiku
ketika aku ditanya pada hari Hisab nanti. Oleh karena itu, aku memerintahkan agar emas itu segera
dibagi-bagikan.” (HR.Bukhari).

Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju
besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan
sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat
dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan
pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya
namun tidak bisa.” (HR. Bukhari no. 1443)

Ada 3 hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah dan
merahasiakan shodaqah (yang kita keluarkan).”(HR. Ath-Thabrani)

Bersodaqoh pahalanya sepuluh, memberi hutang (tanpa bunga) pahalanya delapan belas,
menghubungkan diri dengan kawan-kawan pahalanya dua puluh dan silaturrahmi (dengan keluarga)
pahalanya dua puluh empat. (HR. Al Hakim)

Yang dapat menolak takdir ialah doa dan yang dapat memperpanjang umur yakni kebajikan (amal bakti).
(HR. Ath-Thahawi)

Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan
penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak (baik laki-laki maupun perempuan)
yang mendoakannya. (HR. Muslim)

Rasulullah (S.A.W.) pernah bersabda, "Satu dirham memacu dan mendahului seratus ribu dirham". Para
sahabat bertanya, "Bagaimana itu?" Nabi (S.A.W.) menjawab, "Seorang memiliki (hanya) dua dirham.
Dia mengambil satu dirham dan bersedekah dengannya, dan seorang lagi memiliki harta-benda yang
banyak, dia mengambil seratus ribu dirham untuk disedekahkannya. (HR. An-Nasaa'i)

Sedekah meredakan kemarahan Allah dan menangkal (mengurangi) kepedihan saat maut
(Sakratulmaut).

Tidaklah ada satu pekerjaan yang paling mulia yang dilakukan oleh seseorang daripada pekerjaan yang
dilakukan dari tangannya sendiri. Dan tidaklah seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga,
anak dan pembantunya melainkan akan menjadi sedekah.”( HR. Ibnu Majah )

Tidak ada hari yang disambut oleh para hamba melainkan di sana ada dua malaikat yang turun, sala
satunya berkata: "Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang-orang yang berinfaq. Sedangkan (malaikat)
yang lainnya berkata: "Ya Allah berikanlah kehancuran kepada orang-orang yang menahan (hartanya)."
(H.R. Bukhari - Muslim)

tidak boleh hasad/iri kecuali pada dua orang: seseorang yang diberikan harta oleh Allah, kemudia ia
belanjakan di jalan yang haq, dan seseorang yang diberikan oleh Allah ilmu dan ia mengamalkannya dan
mengajarkannya” (HR. Al Bukhari 73, Muslim 816)

Allah Tabaraka wata’ala berfirman (di dalam hadits Qudsi): “Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah
hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu.” (HR. Muslim)
Orang yang mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad di jalan
Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia tidak merasa lelah dan ia juga ibarat orang berpuasa yang tidak
pernah berbuka. (HR. Bukhari

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Allah swt.
akan menambah kemuliaan kepada hamba-Nya yang pemaaf. Dan bagi hamba yang tawadhu’ karena
Allah swt., Allah swt. akan mengangkat (derajatnya). (HR. Muslim)

Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia mengatas

Kejujuran

 )‫ق يَ ْه ِديْ اِلَى ْالبِ ِّر اِ َّن ْالبِ ِّريَ ْه ِديْ اِلَى ْال َجنَّ ِة (رواه البخارى ومسلم‬ ِ ‫َعلَ ْي ُك ْم بِالصِّ ْد‬
َ ‫ق فَاِ َّن الصِّ ْد‬

Artinya : “Hendaknya kamu selalu jujur karena kejujuran itu akan membaca kepada kebaikan dan
kebaikan itu akan membawa ke dalam surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

55- ‫ « َد ْع ما‬: ‫صلّى هللاُ َعلَ ْي ِه و َسلَّم‬


َ ‫ت ِم ْن رسو ِل هَّللا‬ ُ ‫ظ‬ْ ِ‫ال حف‬
َ َ‫ ق‬، ‫ َرض َي هَّللا ُ َع ْنهما‬، ‫ب‬ ِ ‫ ع َْن أبي ُم َح َّم ٍد ْال َح‬: ‫الثَّاني‬
ٍ ِ‫سن ْب ِن َعلِ ِّي ْب ِن أبي طَال‬
ٌ
‫حديث صحي ٌح‬ : ‫ب ِريبةٌ » رواه التِرْ مذي وقال‬ َ ‫ َو ْال َك ِذ‬،ٌ‫ق طُمأنينَة‬َ ‫ فَِإ َّن الصِّ ْد‬، ‫ك‬ َ ُ‫ يَ ِريبُكَ ِإلَى َما ال يَريب‬.

‫ وا ْع ِدلْ ِإلى َما ال تَ ُش ُّك فيه‬، ‫ُك ما تَ ُش ُّك في ِحلِّه‬


ْ ‫ ا ْتر‬: ُ‫ َو َمعْناه‬، ‫وض ِّمها‬
َ ‫بفتح الياء‬
ِ ‫ك » هُ َو‬ ِ « : ُ‫ قَوْ لُه‬.
َ ُ‫يريب‬

Artinya: Kedua:  Dari Abu Muhammad Al Hasan Bin Ali  ‫ رضي هللا عنه‬, Ia Berkata Aku menghafal hadits dari
Nabi ‫صلی هللا عليه وسلم‬, Yaitu: “Tinggalkanlah olehmu apa saja yang kamu ragukan dan beralihlah kepada
yang tidak kamu ragukan,Sesungguhnya Kejujuran itu ketenangan dan Kedustaan itu
kebimbangan”(Hadits Shohih Riwayat Tirmidzi)

َ ‫َّار يُ ْب َعثُونَ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة فُجَّارًا ِإالَّ َم ِن اتَّقَى هَّللا َ َوبَ َّر َو‬
 َ‫ص َدق‬ َ ‫ِإ َّن التُّج‬

Artinya: “Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti sebagai orang-orang
fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertakwa pada Allah, berbuat baik dan berlaku jujur.

َ ‫ق يَ ْه ِدي ِإلَى ْالبِ ِّر َوِإ َّن ْالبِ َّر يَ ْه ِدي ِإلَى‬
‫ َوِإ َّن‬، ‫الجنَّ ِة‬ َّ ‫ « ِإ َّن ال‬: ‫صلّى هللاُ َعلَ ْي ِه و َسلَّم قال‬
َ ‫ص ْد‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫ عَن اب ِْن َم ْسعُو ٍد رضي هَّللا عنه عن النَّب‬: ‫فَاَأل َّو ُل‬
َ ‫ َوِإ َّن ال َّر ُج َل لَيَ ْك ِذبُ َحتَّى يُكت‬، ‫ار‬
‫َب ِع ْن َد‬ ِ َّ‫ُور َوِإ َّن الفجُو َر يَ ْه ِدي ِإلَى الن‬
ِ ‫ب يَ ْه ِدي ِإلَى الفج‬ َ ‫ وِإ َّن ْال َك ِذ‬، ً ‫صدِّيقا‬
ِ ِ ‫َب ِع ْن َد هَّللا‬
َ ‫ق َحتَّى يُكت‬
ُ ‫ال َّرج َُل ليصْ ُد‬
‫ق عليه‬ ٌ ‫ هَّللا ِ ك ََّذابا ً » متف‬.

Artinya: Pertama: Dari Ibnu Mas’ud ‫ رضي هللا عنه‬dari Nabi ‫صلی هللا عليه وسلم‬, sabdanya: “Sesungguhnya
Kejujuran itu menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan ke syurga
dan sesungguhnya seseorang selalu berbuat jujur sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang
jujur. Dan sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada Kejahatan dan sesungguhnya Kejahatan itu
menunjukkan kepada neraka dan sesungguhnya seseorang  yang selalu berdusta maka dicatatlah di sisi
Allah sebagai seorang yang pendusta.” (Muttafaq ‘alaih)

ِ ‫ف ْالكَا ِذ‬
 ‫ب‬ ِ َ‫ق ِس ْل َعتَهُ بِ ْال َحل‬
ُ ِ‫ ْال ُم ْسبِ ُل ِإ َزا َرهُ َو ْال ُم ْنف‬, ُ‫ ْال َمنَّان‬: ‫ثَاَل ثَةٌ اَل يُ َكلِّ ُمهُ ُم هللاُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َواَل يَ ْنظُ ُر ِإلَ ْي ِه ْم َواَل يُ َز ِّك ْي ِه ْم َولَهُ ْم َع َذابٌ َألِ ْي ٌم‬
Artnya: “Tiga (golongan) yang Allah tidak berbicara kepada mereka pada hari Kiamat, tidak melihat
kepada mereka, tidak mensucikan mereka dan mereka akan mendapatkan siksaan yang pedih, yaitu:
orang yang sering mengungkit pemberiannya kepada orang, orang yang menurunkan celananya
melebihi mata kaki  dan orang yang menjual barangnya dengan sumpah dusta ‫�آي‬

Kematian

 ‫ ثم ال‬، ‫ فمت‬، ‫ خلقتك لما رأيت‬، ‫ أنت خلق من خلقي‬، ‫ ملك‬ ‫ " يا‬: ‫ وفيه‬، ‫ عن النبي صلى هللا عليه وسلم نحو هذا الحديث‬، ‫ أبي هريرة‬ ‫عن‬
‫" تحيا أبدا‬

Dari Abi hurairoh dari Nabi shollallohu alaihi wasallam sebagaimana hadits tersebut, dan dalam hadisnya
Abu Hurairoh terdapat kata : "wahai malaikat maut, engkau adalah bagian dari makhluk-Ku, Ku-ciptakan
kamu ketika Aku melihatmu, maka matilah, kemudian malaikat maut tidak hidup selamanya". (HR Al
Madini )

  . ‫ مت موتا ال تحيا بعده أبدا‬، ‫ يا ملك الموت‬: ‫ يقال له‬ ، ‫ بلغني أن آخر من يموت من الخلق ملك الموت‬: ‫عن محمد بن كعب القرظي قال‬
‫ لمن الملك اليوم هلل الواحد‬:  ‫ ثم يقول تعالى‬، ‫ ثم يموت‬، ‫ صرخة لو سمعها' أهل السماوات واألرض لماتوا فزعا‬ ‫ فيصرخ عند ذلك‬: ‫قال‬
‫القهار‬

Dari Muhammad bin Ka'b Al Qirodzi berkata : " telah sampai kepadaku bahwa orang yang meninggal
paling akhir dari makhluk adalah malaikat maut, dikatakan kepada malaikat maut : " wahai malaikat
maut, matilah kamu dengan mati yang tidak akan hidup lagi setelahnya selamanya". Muhammad bin
Ka'b berkata : "lalu malaikat maut menjerit dengan jeritan yang jika penduduk langit dan bumi
mendengarnya maka mereka meninggal  dunia sebab kaget, kemudian malaikat maut mati , kemudian
Alah ta'ala  berfirman :

ِ ‫ك ْاليَوْ َم هَّلِل ِ ْال َوا ِح ِد ْالقَه‬


‫َّار‬ ُ ‫لِ َم ِن ْال ُم ْل‬

"Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? kepunyaan Allah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. "
(QS Al-Mu’min 40: 16). (HR Ibnu Abid Dunya )

ِ ‫َأ ْكثِرُوْ ا ِذ ْك َر ه‬
ِ ‫َاذم اللَّ َّذا‬
‫ت‬

“Perbanyaklah  mengingat-ingat sesuatu yang melenyapkan segala macam kelezatan(kematian).” (HR.


At-Tirmidzi)

َ ‫ ُأولَِئ‬،‫ت ِذ ْكرًا َوَأحْ َسنُهُ ْم لِ َما بَ ْع َدهُ ا ْستِ ْعدَادًا‬


ٌ‫ك َأ ْكيَاس‬ ِ ْ‫َأ ْكثَ ُرهُ ْم ِل ْل َمو‬

“Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati.
Mereka itulah orang-orang yang cerdas.”

ِ ْ‫ ِإ َّن لِ ْل َمو‬،ُ‫الَ ِإلَهَ ِإاَّل هللا‬


ٍ ‫ت َس َك َرا‬
‫ت‬

“Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah . Sesungguhnya kematian ada masa
sekaratnya.” (HR. Al-Bukhari)
ِ ْ‫س َذاِئقَةُ ْال َمو‬
‫ت‬ ٍ ‫ُكلُّ نَ ْف‬
“Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati,” sudah mencukupi bagi orang yang mendengar dan
melihat.

Alangkah bagusnya ucapan orang yang berkata:

‫ص ْي ُر اَْأل َم ِل‬ ِ ْ‫َار ْال َمو‬


ِ ‫ت تَ ْق‬ ِ ‫ فِي ِإ ْذك‬،ً‫ْاذ ُك ِر ْال َموْ تَ ت َِج ُد َرا َحة‬
“Ingatlah mati niscaya kau kan peroleh kelegaan, dengan mengingat mati akan pendeklah angan-angan.”

Suatu hari ada seorang yang bertanya:

‫تذكر الجنة والنار وال تبكي وتبكي من هذا؟‬

“Tatkala mengingat surga dan neraka engkau tidak menangis, mengapa engkau menangis ketika melihat
perkuburan?” Utsman pun menjawab, “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:

‫إن القبر أول منازل اآلخرة فإن نجا منه فما بعده أيسر منه وإن لم ينج منه فما بعده أشد منه‬

“Sesungguhnya liang kubur adalah awal perjalanan akhirat. Jika seseorang selamat dari (siksaan)nya
maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Namun jika ia tidak selamat dari (siksaan)nya maka
(siksaan) selanjutnya akan lebih kejam.”

َ ‫آخ ُر كَاَل ِم ِه اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َدخَ َل‬


َ‫الجنَّة‬ ِ َ‫َم ْن َكان‬

“Barang siapa yang akhir perkataannya adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga.”

ُ ‫لَقِّنُوا َموْ تَا ُك ْم الَ ِإلَهَ ِإالَّ هَّللا‬

“Talqinkanlah (tuntunkanlah) orang yang akan meni

Cinta

Cintailah Allah atas anugerah nikmat yang diberikan kepadamu, dan cintailah aku karena cinta kepada
Allah, dan cintailah keluargaku karena mencintaiku." (Hr. At-Tirmidzy dan al-Hakim)

Bahwa seseorang mengunjungi saudaranya di desa lain, lalu Allah mengutus malaikat untuk
membuntutinya. Tatkala malaikat menemaninya, ia berkata: “Kau mau kemana?” Ia menjawab: “Aku
ingin mengunjungi saudaraku di desa ini. “Lalu malaikat bertanya: “Apakah kamu akan memberikan
sesuatu kepada saudaramu?” Ia menjawab: “Tidak ada, melainkan hanya aku mencintainya karena Allah
SWT”. Malaikat berkata: “Sesungguhnya aku diutus Allah kepadamu, bahwa Allah mencintaimu
sebagaimana kamu mencintai orang tersebut karena-Nya”. (HR. Muslim)

Dalam riwayat Bukhari dan Muslim, anas bin Malik radillahu’anhu menceritakan “Ketika saya dan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari masjid, kami bertemu dengan seorang laki-laki di
pintu masjid. Dan pria itu bertanya ‘Wahai Rasulullah, kapankah hari kebangkitan?’.”Beliau bertanya,
“Apa persiapanmu menghadapi hari kiamat itu?” Lelaki itu seakan merasa bersedih, kemudian berkata,
“Wahai Rasulullah, Saya tidak punya persiapan suatu yang besar baik berupa shalat, puasa, dan sedekah,
tetapi saya mencintai Allah dan Rasul- Nya.”Mendengar ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, “Engkau akan dikumpulkan bersama siapa saja yang engkau cintai.”

"Demi Dzat yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, kalian tidak akan masuk surga sebelum kalian
beriman. Kalian tidak akan beriman sebelum kalian saling mencintai. Tidakkah aku tunjukkan kepada
kalian mengenai sesuatu yang ketika kalian melakukannya, maka kalian akan saling mencintai?
Sebarkanlah salam di antara kalian!." (HR. Muslim)

Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat berfirman : Dimanakah orang yang cinta mencintai karena
keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi dengan menunggu-Ku dihari yang tiada naungan
melainkan naungan-Ku." (H.R. Muslim)

Tiga perkara, yang barang siapa memilikinya, ia dapat merasakan manisnya iman, yaitu cinta kepada
Allah dan Rasul melebihi cintanya kepada selain keduanya, cinta kepada seseorang karena Allah dan
membenci kekafiran sebagaimana ia tidak mau dicampakan ke dalam api neraka." (H.R. Bukhari-Muslim)

Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu saudaranya yang muslim, lalu ia memegang tangannya
(berjabat tangan) gugurlah dosa keduanya sebagaimana gugurnya daun dan pohon kering jika ditiup
angin kencang. Sungguh diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak buih dilaut." (H.R. Tabrani)

Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka
terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.”

Bahwa seseorang mengunjungi saudaranya di desa lain, lalu Allah mengutus malaikat untuk
membuntutinya. Tatkala malaikat menemaninya malaikat berkata, Kau mau kemana?

Ia menjawab, "Aku ingin mengujungi saudaraku di desa ini"

Malaikat terus bertanya, "Apakah kamu akan memberikan sesuatu pada saudaramu?"

Ia menjawab, "Tidak ada, melainkan hanya aku mencintainya karena Allah SWT"

Malaikat berkata, "Sesungguhnya aku diutus Allah kepadamu, bahwa Allah mencintaimusebagaimana
kamu mencintai orang tersebut karena-Nya". (H.R. Muslim)

Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya,
kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya
engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)

Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal rasa saling mencintai, saling mengasihi, saling
berkasih sayang adalah seperti satu tubuh yang ketika satu anggota tubuh itu ada yang mengeluh, maka
seluruh tubuh meraa mengaduh dengan terus jaga tidak bias tidur dan merasa panas. (HR. Muslim)

Cintailah kekasihmu sewajarnya saja karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi orang yang kamu
benci. Bencilah sewajarnya karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi kekasihmu." (HR. Al-
Tirmidzi)

Batasan Pakaian Wanita


«‫يض لَ ْم تَصْ لُحْ َأ ْن يُ َرى ِم ْنهَا ِإالَّ هَ َذا َوهَ َذا َوَأشَا َر ِإلَى َوجْ ِه ِه َو َكفَّ ْي ِه‬
َ ‫ت ْال َم ِح‬
ِ ‫ال يَا َأ ْس َما ُء ِإ َّن ْال َمرْ َأةَ ِإ َذا بَلَ َغ‬
َ َ‫»ق‬

Artinya : Wahai Asma’, sesungguhnya seorang wanita, apabila telah balig (mengalami haid), tidak layak
tampak dari tubuhnya kecuali ini dan ini (seraya menunjuk muka dan telapak tangannya). (HR Abu
Dawud).

« َ‫ُور فََأ َّما ْال ُحيَّضُ فَيَ ْعت َِز ْلن‬


ِ ‫ت ْال ُخد‬ َ ‫ق َو ْال ُحي‬
ِ ‫َّض َو َذ َوا‬ َ ِ‫ط ِر َواَألضْ َحى ْال َع َوات‬ ْ ِ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ ْن نُ ْخ ِر َجه َُّن فِي ْالف‬َ ِ‫ت َأ َم َرنَا َرسُو ُل هللا‬
ْ َ‫قَال‬
ْ ْ ‫ُأ‬ ْ ْ
‫ُول هللاِ ِإحْ دَانَا الَ يَ ُكونُ لَهَا ِجلبَابٌ قَا َل لِتُلبِ ْسهَا ختُهَا ِم ْن ِجلبَابِهَا‬
َ ‫ت يَا َرس‬ ْ ُ ْ ْ ْ
ُ ‫صالَةَ َويَشهَ ْدنَ الخَ ي َْر َو َد ْع َوةَ ال ُم ْسلِ ِمينَ قل‬ َّ ‫»ال‬

Artinya : Kami, para wanita, diperintahkan oleh Rasulullah untuk keluar pada saat Idul Fitri dan Idul
Adha, baik para gadis, wanita yang sedang haid, maupun gadis-gadis pingitan. Wanita yang sedang haid
diperintahkan meninggalkan shalat serta menyaksikan kebaikan dan dakwah (syiar) kaum Muslim. Aku
bertanya, “ Ya Rasulullah, salah seorang di antara kami ada yang tidak memiliki jilbab. Rasulullah saw.
bersabda: Hendaklah saudaranya meminjamkan jilbabnya.” (HR Muslim).

Dan berkata A’mas dari Said bin jubair dari Ibnu abbas: Dan jangan menampakkan perhiasan kecuali
apa-apa yang boleh nampak darinya, yaitu wajahnya dan telapak tangannya dan cincinnya (jarinya).

Anas RA meriwayatkan bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam pernah
mendatangi putrinya Fatimah Az-Zahra (ra) bersama seorang hamba sahaya yang telah diberikannya
kepada putrinya, sedangkan ketika itu Fatimah mengenakan kain yang jika dengan pakaian tersebut ia
menutupi kepalanya, maka kain penutup itu tidak sampai kepada kedua kakinya, dan jika kain itu
digunakan sebagai penutup kedua kakinya maka kepalanya tidak tertutupi. Melihat hal demikian
Rasulullah Shalallahu alahi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda, “Hal itu tidak masalah engkau
mengenakan kain penutup tersebut, karena yang ada di hadapanmu hanyalah ayah dan budak
sahayamu.”

Diriwayatkan dari Bahaz bin Hakim dari kakeknya yang pernah bertanya kepada Rasulullah, “Wahai
Rasulullah, bagian manakah dari ‘aurat kami yang boleh kami tutupi dan kami biarkan tampak?”
Rasulullah menjawab, “Jagalah dan jangan kau perlihatkan ‘auratmu kecuali kepada istrimu atau kepada
budak sahayamu.” HR. Abu Dawud dan At- Turmudzi

Dari Abu Said Al-Khudri diriwayatkan bahwa suatu saat Nabi pernah bersabda, “Seorang pria tidak
diperkenankan melihat ‘aurat wanita, begitupula wanita tidak boleh melihat ‘aurat wanita sesamanya.”
HR. Muslim, Abu Daud dan At-Turmdzi.

Diriwayatkan bahwa Sayyidina Ali RA pernah berkata, “Aku menghadiahkan kepada Nabi Shalallahu
alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam sebuah pakaian yang mengandung campuran kain sutera. Nabi
kemudian mengembalikannya lagi kepadaku maka aku pun memakainya. Lantas aku melihat kemurkaan
tampak pada wajah Nabi Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam seraya bersabda,
“Sesungguhnya aku tidak mengembalikannya kepadamu bukan untuk kau pakai, melainkan untuk kau
potong-potong lalu kau jadikan sebagai kerudung bagi kaum wanita.” Hadits ini disepakati
keshahihannya.
Wanita

Dari HR. At-Tirmidji, Nabi salallahualahiwasallam bersabda, “Mana-mana perempuan yang meninggal
dunia dalam keadaan suaminya redha padanya, maka dia akan masuk syurga”.

Dalam riwayat HR Ahmad Rasulullah bersabda, "Apabila seorang isteri menjaga solat lima waktu,
berpuasa di bulan Ramadan, menjaga kehormatannya dan taat kepada suaminya, maka ketika berada di
akhirat dikatakan kepadanya: Masuklah kamu ke dalam syurga dari pintu mana saja yang kamu suka".

Bersabda Rasulullah SAW: "Sampaikanlah kepada sesiapa yang engkau temui daripada kaum wanita,
bahawasanya taat kepada suami dan mengakui haknya adalah menyamai pahala orang yang berjihad
pada jalan Allah, akan tetapi sedikit dari golongan kamu yang dapat melakukannya."  Riwayat dari Al-
Bazzar dan Ath-Thabrani

Ketika beginda selesai berkhutbah hari raya yang berisikan perintah untuk bertakwa kepada Allah s.w.t.
dan anjuran untuk mentaatiNya. Baginda pun bangkit mendatangi kaum wanita, baginda menasihati
mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat kemudian baginda bersabda : “Bersedekahlah kamu
semua. Kerana kebanyakan kamu adalah kayu api Neraka Jahanam!” Maka berdirilah seorang wanita
yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, dia pun bertanya :
“Mengapa demikian, wahai Rasulullah?” Baginda menjawab : “Kerana kamu banyak mengeluh dan kamu
tidak taat terhadap suami.” (Hadis Riwayat Al- Bukhari)

Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam :
“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.”
(HR. Muslim no. 1467)

Dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda
(artinya) :

“Janganlah kalian melarang wanita-wanita kalian dari masjid-masjid, akan tetapi rumah-rumah mereka
adalah lebih baik untuk mereka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah; Shahih)

Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seorang wanita redha atas kehamilannya dari suaminya yang sah,
sesungguhnya ia telah mendapat ganjaran pahala seperti ibadah puasa dan mengerjakan ibadah-ibadah
lainnya dijalan Allah; dan jika ia merasa berat, letih atau lesu, tidaklah dapat dibayangkan oleh penghuni
langit dan bumi, betapa kesenangannya disediakan oleh Allah di hari akhirat nanti. Apabila anaknya
lahir, maka dari setiap teguk air susu yang dihisap oleh anak, si ibu mendapat kebajikan pahala. Apabila
si ibu berjaga malam (kurang tidur kerana anak) maka si ibu mendapat ganjaran pahala seperti
memerdekakan 70 orang hamba sahaya kerana Allah.” (HR Ibn Hibban)

Sabda Rasulullah s.a.w : “Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada
pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” Dari HR. Nasa’i

Rasulullah s.a.w bersabda: “Wanita yang meminta cerai kepada suaminya tanpa sebab yang syar’ie,
maka haram baginya mencium wangi Syurga.” Hadis Riwayat Abu Daud dan At-Tirmizi.

Di dalam kisah gerhana matahari yang mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para
shahabatnya melakukan shalat gerhana padanya dengan shalat yang panjang, beliau melihat surga dan
neraka. Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya : “… Dan aku melihat
neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan
penduduknya adalah kaum wanita”.

Para shahabat pun bertanya : “Wahai Rasulullah, Mengapa (demikian) ?”

Beliau menjawab : “Karena kekufuran mereka.”

Kemudian mereka bertanya lagi : “Apakah mereka kufur kepada Allah?”

Beliau menjawab : “Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap
kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama
waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan
berkata : Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas
radhiyallahu ‘anhuma)

“Barangsiapa yang mempunyai tiga orang anak perempuan, dia melindungi,

Sombong

)‫ (رواه مسلم‬.‫الَ يَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّةَ َم ْن َكانَ فِي قَ ْلبِ ِه ِم ْثقَا ُل َذ َّر ٍة ِم ْن ِكب ٍْر‬

Tidak akan masuk surga seorang yang dalam hatinya ada sebiji dzarrah dari kesombongan. (HR. Muslim)

ِّ ‫ْال ِك ْب ُر بَطَ ُر ْال َح‬


ِ َّ‫ق َو َغ ْمطُ الن‬
‫اس‬

“Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. [HR. Muslim, no. 2749, dari
‘Abdullah bin Mas’ûd]

‫ض فَهُ َو يَتَ َج ْل َج ُل فِيهَا ِإلَى يَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة‬


َ ْ‫بَ ْينَ َما َر ُج ٌل يَتَبَ ْختَ ُر يَ ْم ِشي فِي بُرْ َد ْي ِه قَ ْد َأ ْع َجبَ ْتهُ نَ ْف ُسهُ فَ َخسَفَ هَّللا ُ بِ ِه اَأْلر‬

“Ketika seorang laki-laki sedang bergaya dengan kesombongan berjalan dengan mengenakan dua
burdahnya (jenis pakaian bergaris-garis; atau pakaian yang terbuat dari wol hitam), dia mengagumi
dirinya, lalu Allah membenamkannya di dalam bumi, maka dia selalu terbenam ke bawah di dalam bumi
sampai hari kiamat”. [HR. Bukhari, no. 5789; Muslim, no. 2088; dan ini lafazh Muslim]

  . ُ‫ك َو تَ َعالَى َو ه َُو َعلَ ْي ِه غَضْ بَان‬ َ َ‫َال فِى ِم ْشيَتِ ِه لَقِ َي هللاَ تَب‬
َ ‫ار‬ ْ ‫ َم ْن تَ َعظَّ َم فِى نَ ْف ِس ِه اَ ِو‬:ُ‫ْت َرسُوْ َل هللاِ ص يَقُوْ ل‬
َ ‫اخت‬ 'ُ ‫ َس ِمع‬:‫ع َِن اب ِْن ُع َم َر رض قَا َل‬
569 :3 ‫الطبرانى فى الكبير فى الترغيب و الترهيب‬

Dari Ibnu Umar RA ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa merasa besar
pada dirinya atau sombong dalam berjalannya, pasti akan bertemu Allah tabaaroka wa ta'aalaa murka
kepadanya". [HR. Thabarani di dalam Al-Kabir, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal. 569]

Dalam hadits qudsi yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ‫رضي هللا عنه‬, Rasulullah ‫صلى هللا عليه وسلم‬
bersabda:

ِ ‫َاريْ َو ْال ِكب ِْريَا َء ِردَاِئ ْي فَ َم ْن ن‬


)‫ (رواه الطبراني‬.ُ‫َاز ُعنِ ْي فِ ْي ِه َما ع ََّذ ْبتُه‬ ِ ‫ ِإ َّن ْال ِع َّز ِإز‬:ُ‫ِإ َّن هللاَ تَ َعالَى يَقُوْ ل‬
Sesunguhnya Allah Ta’ala berfirman: “Kemuliaan adalah pakaian-Ku dan sombong adalah selendang-Ku.
Barangsiapa yang mengambilnya dariku, Aku Adzab dia. (HR. Muslim)

 ‫ وعائل مستكبر‬،‫ وملك كذاب‬،‫ شيخ زان‬:‫ثالثة ال يكلمهم هللا يوم القيامة وال يزكيهم وال ينظر إليهم ولهم عذاب أليم‬.

Tiga golongan yang Allah tidak akan berbicara dengannya kelak pada Hari Kiamat, tidak membersihkan
mereka, dan tidak melihat kepada mereka, serta bagi mereka adzab yang pedih : seorang tua yang
berzina, penguasa yang pendusta, orang miskin yang sombong.

َ‫اع َوَأ ْه ُل ْال َجنَّ ِة الضُّ َعفَا ُء ْال َم ْغلُوبُون‬ ٍ ‫ي َجوَّا ٍظ ُم ْستَ ْكبِ ٍر َج َّم‬
ٍ َّ‫اع َمن‬ ِ َّ‫ِإ َّن َأ ْه َل الن‬
ٍّ ‫ار ُكلُّ َج ْعظَ ِر‬

“Sesungguhnya penduduk neraka adalah semua orang yang kasar lagi keras, orang yang bergaya
sombong di dalam jalannya, orang yang bersombong, orang yang banyak mengumpulkan harta, orang
yang sangat bakhil. Adapun penduduk sorga adalah orang-orang yang lemah dan terkalahkan”. [Hadits
Shahih. Riwayat Ahmad, 2/114; Al-Hakim, 2/499]

  ُ‫ت َو فِى قَ ْلبِ ِه ِم ْثقَا َل َحبَّ ٍة ِم ْن خَ رْ َد ٍل ِم ْن ِكب ٍْر ت َِحلُّ لَه‬ ُ ْ‫ َما ِم ْن َرج ٍُل يَ ُمو‬:ُ‫ع َْن ُع ْقبَةَ ب ِْن عَا ِم ٍر رض اَنَّهُ َس ِم َع َرسُوْ َل هللاِ ص يَقُوْ ل‬
ُ ْ‫ت ِح ْينَ يَ ُمو‬
566 :3 ‫ احمد فى الترغيب و الترهيب‬.‫لجنَّةُ اَ ْن يَ ِري َْح ِر ْي َحهَا َو الَ يَ َراهَا‬ َ ‫ْا‬

Dari Uqbah bin 'Amir RA, sesungguhnya ia mendengar Rasulullah SAW, bersabda, "Orang yang
meninggal dunia, dan ke

Shalat

Rasulullah SAW bersabda,

ْ‫ هَل‬،‫ اُ ْنظُرُوْ ا‬.‫صالَةُ ْال َم ْكتُوْ بَةُ فَاِ ْن اَتَ َّمهَا َو اِالَّ قِ ْي َل‬
َّ ‫ اِ َّن اَ َّو َل َما ي َُحا َسبُ بِ ِه ْال َع ْب ُد يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ال‬:ُ‫ْت َرسُوْ َل هللاِ ص يَقُوْ ل‬ 'ُ ‫ َس ِمع‬:‫ال‬ َ َ‫ع َْن اَبِى هُ َر ْي َرةَ ق‬
:1 ‫ فى نيل االوطار‬،‫ الخمسة‬. َ‫ض ِة ِم ْث ُل ذلِك‬ َ ْ‫ ثُ َّم يُ ْف َع ُل بِ َساِئ ِر ْاالَ ْع َما ِل ْال َم ْفرُو‬،‫ْضةُ ِم ْن تَطَوُّ ِع ِه‬ َ ‫ت ْالفَ ِري‬
ِ َ‫ع اُ ْك ِمل‬
ٌ ُّ‫ع؟ فَاِ ْن َكانَ لَهُ تَطَو‬
ٍ ُّ‫لَهُ ِم ْن تَطَو‬
345

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya pertama-
tama perbuatan manusia yang dihisab pada hari qiyamat, adalah shalat wajib. Maka apabila ia telah
menyempurnakannya (maka selesailah persoalannya). Tetapi apabila tidak sempurna shalatnya,
dikatakan (kepada malaikat), “Lihatlah dulu, apakah ia pernah mengerjakan shalat sunnah ! Jika ia
mengerjakan shalat sunnah, maka kekurangan dalam shalat wajib disempurnakan dengan shalat
sunnahnya”. Kemudian semua amal-amal yang wajib diperlakukan seperti itu”. [HR. Khamsah, dalam
Nailul Authar juz 1, hal. 345]

‫صلَّى ْالبَرْ َدي ِْن َدخَ َل ْال َجنَّة‬


َ ‫َم ْن‬

“Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk
surga.” (HR. Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635)

Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫صالَ ِة‬ ُ ْ‫ك َو ْال ُك ْف ِر تَر‬


َّ ‫ك ال‬ ِ ْ‫بَ ْينَ ال َّر ُج ِل َوبَ ْينَ ال ِّشر‬
“(Pembatas) antara seorang muslim dan kesyirikan serta kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR.
Muslim no. 257)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ‫َي ٍء يُ ْد ِر ْكهُ ثُ َّم يَ ُكبَّهُ َعلَى َوجْ ِه ِه فِي ن‬


‫َار‬ ْ َ‫َي ٍء فَِإنَّهُ َم ْن ي‬
ْ ‫طلُ ْبهُ ِم ْن ِذ َّمتِ ِه بِش‬ ْ َ‫صاَل ةَ الصُّ بْح فَه َُو فِي ِذ َّم ِة هَّللا ِ فَاَل ي‬
ْ ‫طلُبَنَّ ُك ْم هَّللا ُ ِم ْن ِذ َّمتِ ِه بِش‬ َ ‫صلَّى‬
َ ‫َم ْن‬
ِ
‫َجهَنَّ َم‬

“Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai
Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan
sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas
wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no. 163)

Buraidah bin Al Hushoib Al Aslamiy berkata,”Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

Rasulullah SAW bersabda,

َّ ‫ْال َع ْه ُد الَّ ِذى بَ ْينَنَا َوبَ ْينَهُ ُم ال‬


‫صالَةُ فَ َم ْن ت ََر َكهَا فَقَ ْد َكفَ َر‬

“Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia
telah kafir.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, An Nasa’i, Ibnu Majah. )

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫صاَل ةُ ْالفَجْ ِر َولَوْ يَ ْعلَ ُمونَ َما فِي ِه َما َأَلتَوْ هُ َما َولَوْ َح ْب ًوا‬
َ ‫صاَل ةُ ْال ِعشَا ِء َو‬
َ َ‫صاَل ٍة َعلَى ْال ُمنَافِقِين‬
َ ‫ِإ َّن َأ ْثقَ َل‬

“Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat isya dan
shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya
sekalipun dengan merangkak.” (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651)

Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu -bekas budak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, beliau mendengar
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫صاَل ةُ ف‬ ِ ‫بَ ْينَ ال َع ْب ِد َوبَ ْينَ ال ُك ْف ِر َواِإل ْي َم‬


َّ ‫ان ال‬

Kebersihan

‫﴿ﺮﻮﺍﻩ ﺍحمد‬٠‫اَلنَّظَافَةٌ ِمنَ ا ِﻻ ْي َما ِن‬

“Kebersihan itu sebagian dari iman”. (HR. Ahmad)

ُّ‫َر ْي ٌم ي ُِحبُّ ْالك ََر َم َج َوا ٌدي ُِحب‬


ِ ‫ْف يُ ِحبُّ النَّظَافَةَ ك‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اِ َّن هللاَ طَيِّبٌ يُ ِحبُّ الطَّي‬
ٌ ‫ِّب ن َِظي‬ ٍ ‫ع َْن َس ْع ِدب ِْن اَبِى َوقَّا‬
َ ‫ص ع َْن اَبِ ْي ِه ع َِن النَّبِ ِّي‬
‫ْال َج َوا َدفَنَظِّفُوْ ااَ ْفنَ ْيتَ ُك ْم‬

”An sa’dibni abi waqqasin ’an abihi ’aninnabiyyi sallallahu ’alaihi wasallama innallaha tayyibun
yuhibbuttayyiba nadifun yuhibbunnadifa karimun yuhibbulkarama jawadun yuhibbuljawada fanaddifu
afnaitakum”.
Artinya : ”Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik (dan) menyukai kebaikan, bersih (dan) menyukai
kebersihan, mulia (dan) menyukai kemuliaan, bagus (dan) menyukai kebagusan. Oleh sebab itu,
bersihkanlah lingkunganmu”. (HR. At- Turmudzi)

ُ‫ك فََأ َخ َذهُ فَ َشك ََرهللاُ' لَهُ فَ َغفَ َرلَه‬ َ ‫ بَ ْينَ َم‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬
ٍ ‫ار ُج ٌل يَ ْم ِشى بِطَ ِر ْي‬
ٍ ْ‫ق َو َج َد ُغصْ نَ َشو‬ َ ِ‫اَ َّن َرسُوْ َل هللا‬

“Bahwsanya Rasulullah saw bersabda, ”Ketika seorang laki-laki sedang berjalan di jalan, ia menemukan
dahan berduri, maka ia mengambilnya (karena mengganggunya). Lalu Allah swt berterima kasih
kepadanya dan mengampuni dosanya”. (HR. Bukhari)

ٌ ‫ْف فَتَنَظَّفُوْ افَاِنَّهُ الَيَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّةَ اِالَّ نَ ِظي‬


‫ْف‬ ٌ ‫اَ ِال ْسالَ ُم نَ ِظي‬

“Agama Islam adalah agama yang bersih dan suci. Karena itu kamu harus menjaga kebersihan. Maka
sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali hanya orang-orang yang suci.”(HR. Al-Baihaqi)

‫وقد أمر النبي لنا ببناء المساجد في أماكن إقامتهم وتنظيفها واالحتفاظ بها نظرا العطر‬

Dari A’isyah RA berkata : Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada kami untuk membangun masjid
di tempat-tempat tinggal dan agar selalu dibersihkan serta diberi wangi-wangian. (HR Ahmad, Tirmidzi,
lbn Majah dan Abu Dawud).

َ‫َطر ُْا ِال ْي َما ِن َو ْال َح ْم ُدهللِ تَ ْمالَ َء ْال ِم ْيزَا ِن َو ُس ْبحَان‬ ْ ‫ الطَّهُوْ ُر ش‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ َ‫ق‬:‫َاص ِم ْاالَ ْش َع ِريِّ قَا َل‬
َ ِ‫ال َرسُوْ ُل هللا‬ ِ ‫ث ب ِْن ع‬ ِ ‫ع َْن اَبِى َمالِ ْك ْالحا َ ِر‬
‫س يَ ْغدُو‬ ِ َّ ‫ك هُ َو َعلَ ْيكَ اَ ُل النا‬ َ َ‫ضيَا ٌء َو ْالقُرْ َأنُ ُح َّجةٌ ل‬
ِ ‫ص ْب ُر‬ ٌ ‫ص َدقَةُبُرْ ه‬
َّ ‫َان َوال‬ َّ ‫صالَةُ نُوْ ٌر َوال‬ ِ ْ‫هللاِ َو ْال َح ْم ُد هللِ تَمْالنَ اَوْ تَ ْمالَ َء َمابَ ْينَ ال َّس َما ِء َو ْاالَر‬
َّ ‫ض َوال‬
‫فَبَاِئ ُع نَ ْف ِس ِه فَ ُم ْعتِقُهَااَوْ ُموْ بِقُهَا‬ 

Dari Abu Malik Al-As’ari, Rasulullah bersabda: “Bersuci merupakan sebagian dari iman, membaca
hamdalah dapat memenuhi timbangan amal, membaca tasbih dapat memenuhi seisi langit dan bumi,
shalat sunnah merupakan cahaya, sedekah merupakan petunjuk, sabar adalah sinar yang memancar,
dan Al-Quran adalah hujjah dalam pembicaraan. Setiap manusia di pagi hari hakikatnya harus
memperjual belikan dirinya. Ada kala ia selamat dari maksiat dan ada kalanya ia terseret dalam
maksiat.”
ُّ ‫صلَّى اللَّهم َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِم ْفتَا ُح الصَّال ِة‬
)221 :‫الطهُو ُر (رواه التيرمدى‬ َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫ع َْن َأبِي َس ِعي ٍد ق‬
َ َ‫ال ق‬

Dari Abu Sa'id berkata, Rasulullah saw. Bersabda, “Kunci dari salat adalah bersuci.” (H.R. at-Tirmizi: 221)

Seandainya tidak memberatkan umatku, sungguh

Menuntut Ilmu

ْ
‫اطلُبُوْ ا ْال ِع ْل َم ِمنَ ْال َم ْه ِد ِإلَى اللَّحْ د‬ 

“Carilah ilmu sejak bayi hingga ke liang kubur.”

‫َأ َرا َدهُ َما فَ َعلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم‬  ‫ َو َم ْن‬,‫ َو َم ْن َأ َرا َد اَأل ِخ َرةَ فَ َعلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم‬,‫ َم ْن َأ َرا َد ال ُّد ْنيَا فَ َعلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم‬ 
"Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya ;
dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula;
dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula". (HR.
Bukhari dan Muslim)

‫َم ْن َخ َر َج فِى طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَه َُو فِى َسبِ ْي ِل هللاِ َحتَّى يَرْ ِج َع‬

Artinya : ”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang”.
(HR. Turmudzi)

َ ‫ ٍمطَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِري‬ 


‫ْضةٌ َعلَى ُكلِّ ُم ْسلِ ٍم‬

Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam” (Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr,
dan Ibnu Adi, dari Anas bin Malik)

‫َْمن َسلَكَ طَ ِْريقًا َْيلتَ ِمسُ فِ ْي ِه ِع ْل ًما َسهَّ َل هللاُ لَهُ طَ ِر ْيقًا ِإل َى ْال َجنَّ ِة (رواه مسلم‬

Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan
ke surga (HR Muslim)

) ‫ (الديلمى‬. ٌ‫ُم َجالَ َسةُ ْال ُعلَ َما ِء ِعبَا َدة‬

“Duduk bersama para Ulama adalah ibadah.” (HR. Al-Dailami)

)‫ (الطبرانى‬. ‫ َم َجالِسُ ْال ِع ْل ِم‬: ‫ َو َما ِريَاضُ ْال َجنَّ ِة ؟ قَا َل‬، ِ ‫ارسُوْ َل هَّللا‬
َ َ‫ ي‬: ‫ قَالُوْ ا‬، ‫اض ْال َجنَّ ِة فَارْ تَعُوْ ا‬
ِ َ‫ِإ َذا َم َررْ تُ ْم بِ ِري‬
“Apabila kamu melewati taman-taman surga, minumlah hingga puas. Para sahabat bertanya,”Ya
Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman surga itu?” Nabi SAW menjawab,”majelis-majelis
ta’lim/ilmu.” (HR. Al-Thabrani)

‫ ( ابوداود والطوسى‬. ‫ َو ِإ ْك َرا َم الس ُّْلطَا ِن ْال ُم ْق ِس ِط‬، ‫ َوِإ ْك َرا َم َح َملَةَ ْالقُرْ اَ ِن َو َأ ْهلِ ِه‬، ‫ َو ِذى ال َّش ْيبَ ِة ْال ُم ْسلِ ِم‬، ‫ ِإ ْك ِرا َم ْال ِع ْل ِم َو ْال ُعلَ َما ِء‬، ِ ‫ِإ َّن ِم ْن ِإجْ الَ ِل هَّللا‬
)

“Termasuk mengagungkan Allah ialah mengormati (memuliakan) ilmu, para ulama, orang tua yang
muslim dan para pengemban Al-Qur’an dan ahlinya, serta penguasa yang adil (Abu Dawud, dan al-
Thusiy)

‫َم ْن ي ُِر ِد هَّللا ُ بِ ِه َخ ْيرًا يُفَقِّ ْههُ فِي الدِّي ِن‬

“Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan, niscana akan difahamkan tentang urusan
agamanya.”

ُ‫ وَِإ َّن ْال َعالِ َم لَيَ ْستَ ْغفِ ُر لَه‬، ‫ب ْال ِع ْل ِم‬
ِ ِ‫ض ُع َأجْ نِ َحتَهَا ِرضًا لِطَال‬ َ َ‫ َوِإ َّن ْال َماَل ِئ َكةَ لَت‬، ‫ُق ْال َجنَّ ِة‬ ْ َ‫َم ْن َسلَكَ طَ ِريقًا ي‬
َ َ‫طلُبُ فِي ِه ِع ْل ًما َسل‬
ِ ‫ك هَّللا ُ بِ ِه طَ ِريقًا ِم ْن طُر‬
‫ َوِإ َّن‬،‫ب‬ ْ ْ ْ ْ ْ
ِ ‫ َوِإ َّن فَضْ َل ال َعالِ ِم َعلَى ال َعابِ ِد َكفَضْ ِل القَ َم ِر لَ ْيلَةَ البَ ْد ِر َعلَى َساِئ ِر ال َك َوا ِك‬،‫ف ال َما ِء‬ ْ ْ
ِ ْ‫ض َوال ِحيتَانُ فِي َجو‬ ‫َأْل‬
ِ ْ‫ت َو َم ْن فِي ا ر‬ ِ ‫َم ْن فِي ال َّس َم َوا‬
‫ فَ َم ْن َأ َخ َذهُ َأخ‬،‫ وَِإ َّن اَأْل ْنبِيَا َء لَ ْم يُ َو ِّرثُوا ِدينَارًا َواَل ِدرْ هَ ًما ِإنَّ َما َو َّرثُوا ْال ِع ْل َم‬، ‫ْال ُعلَ َما َء َو َرثَةُ اَأْل ْنبِيَا ِء‬

Munafik

َ‫ب وَِإ َذا َو َع َد َأ ْخلَفَ َوِإ َذا اْؤ تُ ِمنَ َخان‬


َ ‫ث َك َذ‬ ِ ِ‫آيَةُ ْال ُمنَاف‬
ٌ ‫ق ثَاَل‬
َ ‫ث ِإ َذا َح َّد‬
Artinya :Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga. jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar, dan
jika dipercaya ia berkhianat. (HR Bukhari)

dalam riwayat lain,

‫صلَّى َو َز َع َم َأنَّهُ ُم ْسلِ ٌم‬ ِ ِ‫آيَةُ ْال ُمنَاف‬


ٌ َ‫ق ثَال‬
َ ‫ث َوِإ ْن‬
َ ‫صا َم َو‬

“Tanda munafik itu ada tiga, walaupun orang tersebut puasa dan mengerjakan shalat, lalu ia mengklaim
dirinya muslim.” (HR. Muslim no. 59)

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

‫ب َوِإ َذا‬ ِ َ‫َت فِي ِه خَصْ لَةٌ ِمنَ النِّف‬


َ ‫اق َحتَّى َي َد َعهَا ِإ َذا اْؤ تُ ِمنَ َخانَ وَِإ َذا َح َّد‬
َ ‫ث َك َذ‬ ْ ‫ َو َم ْن كَان‬، ‫َأرْ بَ ٌع َم ْن ُك َّن فِي ِه َكانَ ُمنَافِقًا خَالِصًا‬
ْ ‫َت فِي ِه خَصْ لَةٌ ِم ْنه َُّن كَان‬
‫خَاص َم فَ َج َر‬
َ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ ‫و‬ ،
‫َ َِإ‬ ‫َر‬‫د‬ َ
‫غ‬ ‫د‬
ََ ‫ه‬ ‫َا‬
‫ع‬

“Ada empat tanda, jika seseorang memiliki empat tanda ini, maka ia disebut munafik sejati/tulen. Jika ia
memiliki salah satu tandanya, maka dalam dirinya ada tanda kemunafikan sampai ia meninggalkan
perilaku tersebut, yaitu: (1) jika diberi amanat, khianat; (2) jika berbicara, dusta; (3) jika membuat
perjanjian, tidak dipenuhi; (4) jika berselisih, dia akan berbuat zalim.” (HR. Muslim no. 58)

‫صدِّيقًا‬ ِ ِ ‫َب ِع ْن َد هَّللا‬َ ‫ق َحتَّى يُ ْكت‬ َ ‫ص ْد‬ ِّ ‫ق َويَتَ َحرَّى ال‬ ُ ‫ق يَ ْه ِدى ِإلَى ْالبِ ِّر َوِإ َّن ْالبِ َّر يَ ْه ِدى ِإلَى ْال َجنَّ ِة َو َما يَ َزا ُل ال َّر ُج ُل يَصْ ُد‬ ِّ ‫ق فَِإ َّن ال‬
َ ‫ص ْد‬ ِ ‫َعلَ ْي ُك ْم بِالصِّ ْد‬
‫َب ِع ْن َد هَّللا ِ َك َّذابًا‬
َ ‫ب َحتَّى يُ ْكت‬ َ ‫ار َو َما يَزَ ا ُل ال َّر ُج ُل يَ ْك ِذبُ َويَتَ َحرَّى ْال َك ِذ‬
ِ َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬‫ِإ‬ ‫ى‬‫د‬ِ ْ
‫ه‬ ‫ي‬
َ ‫ر‬
َ ‫ُو‬‫ج‬ ُ ‫ف‬ ْ
‫ال‬ ‫ن‬ َّ ‫و‬ ‫ُور‬
‫ِ َ ِإ‬ ‫ج‬ ُ ‫ف‬ ْ
‫ال‬ ‫ى‬َ ‫ل‬‫ِإ‬ ‫ى‬‫د‬ِ ْ
‫ه‬ َ ‫ي‬ ‫ب‬
َ ‫ذ‬
ِ َ
‫ك‬ ْ
‫ال‬ َّ
‫ن‬ َ
‫ب ِإ‬‫ف‬ َ ‫َوِإيَّا ُك ْم َو ْال َك ِذ‬

“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada
kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku
jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah
kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan
kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk
berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari no. 6094 dan Muslim no.
2607)

َ َ‫َأ ِّد اَأل َمانَةَ ِإلَى َم ِن اْئتَ َمن‬


َ َ‫ك َوالَ تَ ُخ ْن َم ْن خَان‬
‫ك‬

“Tunaikanlah amanat pada orang yang memberikan amanat padamu dan janganlah mengkhianati orang
yang mengkhianatimu” (HR. Abu Daud no. 3535, Tirmidzi no. 1264 dann Ahmad 3: 414)

َ ‫بي – صلى هللا عليه وسلم – ُكلُّهُ ْم يَخَافُ النِّفَا‬


‫ق َعلَى نَ ْف ِس ِه‬ ِ ‫ت ثَالَثِ ْينَ ِم ْن َأصْ َحا‬
ِّ َّ‫ب الن‬ ُ ‫ َأ ْد َر ْك‬: ‫ وقال ابنُ أبي ُملَ ْيكَة‬.

“Ibnu Abi Mulaikah pernah berkata: Aku telah mendapati 30 orang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, semuanya khawatir pada dirinya tertimpa kemunafikan.” (HR. Bukhari no. 36)

‫س ع َْن َأبِي‬
ٍ َ‫ال قُتَ ْيبَةُ َح َّدثَنَا َأبُو َع َوانَةَ ع َْن قَتَا َدةَ ع َْن َأن‬
َ َ‫َريُّ ِكاَل هُ َما ع َْن َأبِي ع ََوانَةَ ق‬
ِ ‫� َح َّدثَنَا قُتَ ْيبَةُ بْنُ َس ِعي ٍد َوَأبُو كَا ِم ٍل ْال َجحْ د‬

Hijrah

َ ‫ َأوْ ت َِج ُد ِر‬، ‫ك ِإ َّما تَ ْشت َِري ِه‬


‫ َو ِكي ُر‬، ُ‫يحه‬ ِ ‫ب ْال ِم ْس‬ ِ ‫صا ِح‬ َ ‫ الَ يَ ْع َد ُمكَ ِم ْن‬، ‫ير ْال َح َّدا ِد‬ ِ ‫ب ْال ِم ْس‬
ِ ‫ َو ِك‬، ‫ك‬ ِ ‫اح‬
ِ ‫ص‬ ِ ِ‫ح َو ْال َجل‬
َ ‫يس السَّوْ ِء َك َمثَ ِل‬ ِ ِ‫َمثَ ُل ْال َجل‬
ِ ِ‫يس الصَّال‬
ً‫ك َأوْ تَ ِج ُد ِم ْنهُ ِريحًا خَ بِيثَة‬ ‫ب‬ َ ‫ث‬ ‫َأ‬
َ َ ْ‫ِ َ َ كَ وْ و‬ َ ‫ن‬ ‫د‬ ‫ب‬ ُ
‫ق‬ ‫ر‬ ْ‫ُح‬ ‫ي‬ ‫د‬‫ا‬
ِ ََّ
‫د‬ ‫ح‬ ْ
‫ال‬
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan
berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk
olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai
besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat
baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari, no. 2101, dari Abu Musa)

ِ ‫َاع ًما َموْ لَى ُأ ِّم َسلَ َمةَ َح َّدثَهُ َأ َّن َع ْب َد هَّللا‬
ِ ‫ب َأ َّن ن‬
ٍ ‫ث ع َْن يَ ِزي َد ب ِْن َأبِي َحبِي‬ ِ ‫ب َأ ْخبَ َرنِي َع ْمرُو بْنُ ْال َح‬
ِ ‫ار‬ ٍ ‫ُور َح َّدثَنَا َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ َو ْه‬
ٍ ‫َح َّدثَنَا َس ِعي ُد بْنُ َم ْنص‬
َ
‫اص قا َل‬ ْ
ِ ‫ْبنَ َع ْم ِرو ْب ِن ال َع‬
َ َ‫ك َأ َح ٌد َح ٌّي ق‬
ْ‫ال نَ َع ْم بَل‬ َ ‫ال ُأبَايِعُكَ َعلَى ْال ِهجْ َر ِة َو ْال ِجهَا ِد َأ ْبتَ ِغي اَأْلجْ َر ِم ْن هَّللا ِ قَا َل فَهَلْ ِم ْن َوالِ َد ْي‬ َ ِ ‫َأ ْقبَ َل َر ُج ٌل ِإلَى نَبِ ِّي هَّللا‬
َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَق‬
‫ك فََأحْ ِس ْن صُحْ بَتَهُ َما‬ َ ‫ال فَتَ ْبتَ ِغي اَأْلجْ َر ِم ْن هَّللا ِ قَا َل نَ َع ْم قَا َل فَارْ ِج ْع ِإلَى َوالِ َد ْي‬ َ
َ َ ِ ‫ق‬ ‫ا‬‫م‬ ُ ‫ه‬ ‫اَل‬‫ك‬

“Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu dia berkata: Aku bai’at
(berjanji setia) dengan Anda akan ikut hijrah dan jihad, karena aku mengingini pahala dari Allah.” Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya: “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Jawab orang itu;
“Bahkan keduanya masih hidup.” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya lagi: “Apakah kamu
mengharapkan pahala dari Allah?” Jawabnya; “Ya!” Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam; “Pulanglah
kamu kepada kedua orang tuamu, lalu berbaktilah pada keduanya dengan sebaik-baiknya.“ (Hadits
riwayat Muslim : 4624)

‫ُصيبُهَا َأوْ ا ْم َرَأ ٍة‬ ْ ‫اَأْل ْع َما ُل بِالنِّيَّ ِة َولِ ُكلِّ ا ْم ِرٍئ َما ن ََوى فَ َم ْن كَان‬
ْ ‫َت ِهجْ َرتُهُ ِإلَى هَّللا ِ َو َرسُولِ ِه فَ ِهجْ َرتُهُ ِإلَى هَّللا ِ َو َرسُولِ ِه َو َم ْن كَان‬
ِ ‫َت ِهجْ َرتُهُ ل ُد ْنيَا ي‬
‫َاج َر ِإلَ ْي ِه‬
َ ‫يَتَزَ َّو ُجهَا فَ ِهجْ َرتُهُ ِإلَى َما ه‬

“Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang
diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah
dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang
perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan.”. (HR.Bukhari : 52)

ُ‫ي َح َّدثَنِي َعطَا ُء بْن‬ ِّ ‫الز ْه ِر‬ُّ ‫ب‬ ِ ْ‫و َح َّدثَنَا َأبُو بَ ْك ِر بْنُ خَ اَّل ٍد ْالبَا ِهلِ ُّي َح َّدثَنَا ْال َولِي ُد بْنُ ُم ْسلِ ٍم َح َّدثَنَا َع ْب ُد الرَّحْ َم ِن بْنُ َع ْم ٍرو اَأْلو‬
ٍ ‫زَاع ُّي َح َّدثَنِي ابْنُ ِشهَا‬
‫�يَ ِزي َد اللَّ ْيثِ ُّي َأنَّهُ َح َّدثَهُ ْم قَا َل َح َّدث‬

Pemimpin

‫س ع َْن َع ْب ِد‬ ٍ ْ‫َار ع َْن َع ْم ِرو ب ِْن َأو‬ ٍ ‫ب َوابْنُ نُ َمي ٍْر قَالُوا َح َّدثَنَا ُس ْفيَانُ بْنُ ُعيَ ْينَةَ ع َْن َع ْم ٍرو يَ ْعنِي ا ْبنَ ِدين‬ ٍ ْ‫َح َّدثَنَا َأبُو بَ ْك ِر بْنُ َأبِي َش ْيبَةَ َو ُزهَ ْي ُر بْنُ َحر‬
َّ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِإن‬ ‫هَّللا‬ َ َ
َ ِ ‫ث زهَي ٍْر قا َل قا َل َرسُو ُل‬ ُ َّ َ ‫هَّللا‬
ِ ‫صلى ُ َعل ْي ِه َو َسل َم َوفِي َح ِدي‬ َّ َ ‫ي‬َّ ِ‫ال ابْنُ نُ َمي ٍْر َوَأبُو بَ ْك ٍر يَ ْبلغ بِ ِه النب‬
َّ ُ ُ َ َ‫هَّللا ِ ب ِْن َع ْم ٍرو ق‬
ُ ‫َأ‬ ْ ُ َّ
‫ين ال ِذينَ يَ ْع ِدلونَ فِي ُحك ِم ِه ْ'م َو ْهلِي ِه ْم َو َما َولوا‬ ْ َّ
ٌ ‫ين الرَّحْ َم ِن َعز َو َج َّل َو ِكلتَا يَ َد ْي ِه يَ ِم‬ ِ ‫ور ع َْن يَ ِم‬ٍ ‫ْال ُم ْق ِس ِطينَ ِعن َد ِ َعلى َمنَابِ َر ِم ْن ن‬
ُ َ ‫هَّللا‬ ْ
Abdullah bin ‘amru bin al ‘ash r.a berkata: rasulullah saw bersabda: sesungguhnya orang-orang yang
berlaku adil, kelak disisi allah ditempatkan diatas mimbar dari cahaya, ialah mereka yang adil dalam
hokum terhadap keluarga dan apa saja yang diserahkan (dikuasakan) kepada mereka. (muslim)

‫ار ب ِْن ع ُْث َمانَ َواللَّ ْفظُ َأِلبِي َغسَّانَ َوا ْب ِن ْال ُمثَنَّى قَااَل َح َّدثَنَا ُم َعا ُذ بْنُ ِهش ٍَام َح َّدثَنِي َأبِي‬ ِ ‫َح َّدثَنِي َأبُو َغسَّانَ ْال ِم ْس َم ِع ُّي َو ُم َح َّم ُد بْنُ ْال ُمثَنَّى َو ُم َح َّم ُد بْنُ بَ َّش‬
ُ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل ََأ ْه ُل ْال َجنَّ ِة ثَاَل ثَةٌ ذو‬ ‫هَّللا‬ ‫َأ‬ ْ
َ ِ ‫ار ال ُم َجا ِش ِع ِّي َّن َرسُو َل‬ ٍ ‫اض ْب ِن ِح َم‬ِ َ‫ير ع َْن ِعي‬ ِ ‫ف ْب ِن َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن ال ِّش ِّخ‬
ِ ِّ‫ع َْن قَتَا َدةَ ع َْن ُمطَر‬
ُ
‫ف ذو ِعيَا ٍل‬ ٌ ِّ‫يف ُمتَ َعف‬ ٌ ِ‫ب لِ ُك ِّل ِذي قُرْ بَى َو ُم ْسلِ ٍم َو َعف‬ ْ ْ
ِ ‫ق القَل‬ُ ‫ق َو َر ُج ٌل َر ِحي ٌم َرقِي‬ٌ َّ‫ق ُم َوف‬ٌ ‫ص ِّد‬ ٌ ْ
َ َ‫ان ُمق ِسط ُمت‬ ٍ َ‫س ُْلط‬
Ijadl bin himar r.a berkata: saya telah mendengar rasulullah saw bersabda: orang-orang ahli surga ada
tiga macam: raja yang adil, mendapat taufiq hidayat ( dari allah). Dan orang belas kasih lunak hati pada
sanak kerabat dan orang muslim. Dan orang miskin berkeluarga yang tetap menjaga kesopanan dan
kehormatan diri. (muslim).

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َيا‬ َ َ‫ث َح َّدثَنَا يُونُسُ ع َْن ْال َح َس ِن ق‬
َ ِ ‫ال َح َّدثَنِي َع ْب ُد الرَّحْ َم ِن بْنُ َس ُم َرةَ قَا َل قَا َل لِي َرسُو ُل هَّللا‬ ِ ‫َح َّدثَنَا َأبُو َم ْع َم ٍر َح َّدثَنَا َع ْب ُد ْال َو‬
ِ ‫ار‬
َ ْ َ َ َ ْ ‫ُأ‬ َ ‫َأ‬ ‫ُأ‬ َ ْ َ ‫َأ‬
‫ارةَ فَِإ ْن ْع ِطيتَهَا ع َْن َم ْس ل ٍة ُو ِكلتَ ِإل ْيهَا َوِإ ْن ْع ِطيتَهَا ع َْن َغي ِْر َم ْس ل ٍة ِعنتَ َعل ْيهَا َوِإذا َحلفتَ َعلى يَ ِمي ٍن‬ ‫ُأ‬ َ ‫َع ْب َد الرَّحْ َم ِن ْبنَ َس ُم َرةَ اَل تَ ْسَألْ اِإْل َم‬
َ‫ت ال ِذي هُ َو َخ ْي ٌر َو َكفِّرْ ع َْن يَ ِمينِك‬ َّ ‫ْأ‬ ‫َأ‬
ِ َ‫فَ َر يْتَ َغ ْي َرهَا َخ ْيرًا ِم ْنهَا ف‬

Abu Said (abdurrahman) bin samurah r.a. Berkata: rasulullah saw telah bersabda kepada saya : Ya
Abdurrahman bin Samurah, jangan menuntut kedudukan dalam pemerintahan, karena jika kau diserahi
jabatan tanpa minta, kau akan dibantu oleh Allah untuk melaksanakannya, tetapi jika dapat jabatan itu
karena permintaanmu, maka akan diserahkan ke

Ghibah

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala aalihi wa sallam
bersabda:

َ َ‫يل َأفَ َرَأيْتَ ِإ ْن َكانَ فِي َأ ِخي َما َأقُو ُل ق‬


ُ‫ال ِإ ْن َكانَ فِي ِه َما تَقُو ُل فَقَ ْد ا ْغتَ ْبتَه‬ َ ِ‫ال ِذ ْكرُكَ َأ َخاكَ بِ َما يَ ْك َرهُ ق‬
َ َ‫َأتَ ْدرُونَ َما ْال ِغيبَةُ قَالُوا هَّللا ُ َو َرسُولُهُ َأ ْعلَ ُم ق‬
ُ‫َوِإ ْن لَ ْم يَ ُك ْن فِي ِه فَقَ ْد بَهَتَّه‬

“Tahukah kalian apa itu ghibah?”, Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau
bersabda, “Yaitu engkau menceritakan tentang saudaramu yang membuatnya tidak suka.” Lalu
ditanyakan kepada beliau, “Lalu bagaimana apabila pada diri saudara saya itu kenyataannya
sebagaimana yang saya ungkapkan?” Maka beliau bersabda, “Apabila cerita yang engkau katakan itu
sesuai dengan kenyataan maka engkau telah meng-ghibahinya. Dan apabila ternyata tidak sesuai
dengan kenyataan dirinya maka engkau telah berdusta atas namanya (berbuat buhtan).” (HR. Muslim)

Larangan Marah

ُ ْ‫ فَفَ َّكر‬:ُ‫ قَا َل ال َّر ُجل‬:‫ قَا َل‬. ْ‫ضب‬


‫ت‬ َ ‫ الَ تَ ْغ‬:‫ قَا َل‬.‫صنِى‬ َ َ‫ب النَّبِ ّي ص ق‬
ِ ْ‫ اَو‬،ِ‫ يَا َرسُوْ َل هللا‬:ٌ‫ قَا َل َر ُجل‬:‫ال‬ ِ ‫من ع َْن َر ُج ٍل ِم ْن اَصْ َحا‬
ِ ْ‫ع َْن ُح َم ْي ِد ب ِْن َع ْب ِد الرَّح‬
‫ احمد‬.ُ‫ضبُ يَجْ َم ُع ال َّش َّر ُكلَّه‬ َ َ
‫غ‬ ‫ل‬ ْ
‫ا‬ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ ‫ا‬َ ‫ف‬
ِ َ َ . ‫ال‬َ ‫ق‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ص‬ ‫ي‬ ‫ب‬َّ
ُّ ِ َ ‫ن‬‫ال‬ ‫ل‬ ‫ا‬َ ‫ق‬ َ‫ن‬ ْ
‫ي‬ ‫ح‬
ِ
Artinya : Dari Humaid bin Abdurrahman dari seorang shahabat Nabi SAW, ia berkata : Ada seorang laki-
laki berkata, "Ya Rasulullah, nasehatilah saya". Rasulullah SAW bersabda, "Jangan marah". (Perawi)
berkata : Lalu orang laki-laki itu berkata, "Kemudian saya berfikir ketika Nabi SAW menyabdakan apa
yang beliau nasehatkan itu, jika demikian marah itu mengumpulkan kejahatan seluruhnya". [HR. Ahmad]

:‫ فَقَا َل النَّبِ ُّي ص‬.ُ‫ضبًا قَ ِد احْ َم َّر َوجْ هُه‬ َ ُّ‫ اِ ْستَبَّ َر ُجالَ ِن ِع ْن َد النَّبِ ّي ص َو نَحْ نُ ِع ْن َدهُ ُجلُوْ سٌ َو اَ َح ُدهُ َما يَسُب‬:‫ال‬
َ ‫صا ِحبَهُ ُم ْغ‬ َ َ‫ع َْن ُسلَ ْي َمانَ ْب ِن ص َُر ٍد ق‬
ُ ‫ اِنّى لَس‬:‫ اَالَ تَ ْس َم ُع َما يَقُوْ ُل النَّبِ ُّي ص قَا َل‬:‫ فَقَالُوْ ا لِل َّر ُج ِل‬.‫ اَ ُعوْ ُذ ِباهللِ ِمنَ ال َّش ْيطَا ِن ال َّر ِجي ِْم‬:‫ لَوْ قَا َل‬،ُ‫َب َع ْنهُ َما يَ ِجد‬
‫ْت‬ َ ‫اِنّ ْي َالَ ْعلَ ُم َكلِ َمةً لَوْ قَالَهَا لَ َذه‬
‫ البخارى‬.‫بِ َمجْ نُوْ ٍن‬

Dari Sulaiman bin Shurad, ia berkata : Ketika kami duduk di sisi Nabi SAW, ada dua orang saling mencaci.
Lalu salah seorang diantara keduanya menjadi marah, merah mukanya. Kemudian Nabi SAW bersabda,
"Sesungguhnya aku mengetahui suatu kalimat seandainya ia mau mengucapkannya pastilah hilang
marah itu darinya, seandainya ia mengucapkan : A'uudzu billaahi minasy-syaithoonir rojiim (Aku
berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk)". Kemudian orang-orang berkata kepada
laki-laki tersebut, "Tahukah kamu apa yang disabdakan oleh Nabi SAW tadi ?". Orang yang marah itu
menjawab, "Aku ini tidak gila !". [HR. Bukhari juz 7, hal. 99]

‫ضبْ [رواه‬ َ َ‫ ق‬،ً‫ضبْ فَ َر َّد َد ِم َرارا‬


َ ‫ الَ تَ ْغ‬:‫ال‬ ِ ْ‫ َأو‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫ الَ تَ ْغ‬: ‫ قَا َل‬،‫صنِي‬ َ ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َأ َّن َر ُجالً قَا َل لِلنَّبِ ِّي‬
ِ ‫ع َْن َأبِي هُ َري َْرةَ َر‬
]‫البخاري‬

Artinya : Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah
sholallohu ‘alaihi wa sallam : (Ya Rasulullah) nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu marah.
Beliau menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda : Jangan engkau marah (Riwayat Bukhori )

‫ الطبرانى فى االوسط‬.ُ‫ك ْال َجنَّة‬ َ ‫ الَ تَ ْغ‬:‫ال َرسُوْ ُل هللاِ ص‬


َ َ‫ َو ل‬. ْ‫ضب‬ َ ‫ ُدلَّنِ ْي َعلَى َع َم ٍل يُ ْد ِخلُنِى ْا‬،ِ‫ يَا َرسُوْ َل هللا‬ ‫ت‬
َ َ‫ ق‬.َ‫لجنَّة‬ ُ ‫ قُ ْل‬:‫ع َْن اَبِى الدَّرْ دَا ِء قَا َل‬
‫رقم‬

Dari Abu Darda', ia berkata : Ada seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah,
tunjukkanlah kepada saya atas suatu amal yang bisa memasukkan saya ke surga". Rasulullah SAW
bersabda, "Jangan marah, maka bagimu surga". [HR. Thabarani dalam Al-Ausath no 2353]

،َ‫ ثُ َّم آ َذاهُ الثَّانِيَة‬،‫ت َع ْنهُ اَبُوْ بَ ْك ٍر‬ َ َ‫ ف‬.ُ‫ بَ ْينَ َما َرسُوْ ُل هللاِ ص َجالِسٌ َو َم َعهُ اَصْ َحابُهُ َوقَ َع َر ُج ٌل بِاَبِى بَ ْك ٍر فَآ َذاه‬:‫ال‬
'َ ‫ص َم‬ ِ َّ‫ع َْن َس ِع ْي ِد ب ِْن ْال ُم َسي‬
َ َ‫ب اَنَّهُ ق‬
ّ ُ‫ ثُ َّم آ َذاه‬.‫ص َمتَ َع ْنهُ اَبُوْ بَ ْك ٍر‬
‫الث‬ َ َ‫ف‬

Riba

‫ق َوِإ َّن هَ ِذ ِه ال َّر ِح َم ِشجْ نَةٌ ِم ْن‬ ِ ْ‫ال ِم ْن َأرْ بَى ال ِّربَا ااِل ْستِطَالَةُ فِي ِعر‬
ٍّ ‫ض ُم ْسلِ ٍم بِ َغي ِْر َح‬ َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأنَّهُ ق‬
َ ‫ع َْن َس ِعي ِد ب ِْن زَ ْي ٍدع َْن النَّبِ ِّي‬
ََّ‫الرَّحْ َم ِن فَ َم ْن قَطَ َعهَا َح َّر َم هَّللا ُ َعلَ ْي ِه ْال َجنة‬
Dari Sa’id bin Zaid dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: “Sesungguhnya riba
yang paling buruk adalah merusak kehormatan seorang muslim tanpa hak, dan sesungguhnya rahim
dijalinkan oleh Ar Rahman, barangsiapa yang memutuskannya niscaya Allah mengharamkan baginya
syurga.” (Ahmad, bab Musnad Said bin Zaid, no 1564)

َ ِ ‫ لَعَنَ َرسُو ُل هَّللا‬:‫ قَا َل‬،‫ ع َْن َأبِي ِه‬،‫ َح َّدثَنِي َع ْب ُد الرَّحْ َم ِن بْنُ َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن َم ْسعُو ٍد‬،‫ك‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه‬ َ ُ‫َح َّدثَنَا َأحْ َم ُد بْنُ يُون‬
ٌ ‫ َح َّدثَنَا ِس َما‬،ٌ‫ َح َّدثَنَا ُزهَ ْير‬،‫س‬
ُ‫ َو ُمْؤ ِكلَهُ َوشَا ِه َدهُ َوكَاتِبَه‬،‫َو َسلَّ َم آ ِك َل ال ِّربَا‬

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus, telah menceritakan kepada kami Zuhair, telah
menceritakan kepada kami Simak, telah menceritakan kepadaku Abdurrahman bin Abdullah bin Mas’ud,
dari ayahnya, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat orang yang makan riba, orang
yang memberi makan riba, saksinya dan penulisnya.(HR. Abu Dawud)

‫ك بِاهَّلل ِ َوالسِّحْ ُر‬


ُ ْ‫ت قَالُوا يَا َرسُو َل هَّللا ِ َو َما ه َُّن قَا َل ال ِّشر‬ ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل اجْ تَنِبُوا ال َّس ْب َع ْال ُموبِقَا‬ ِ ‫ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ َر‬
َ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َع ْن النَّبِ ِّي‬
ْ
ِ ‫ت الغَافِاَل‬
‫ت‬ ْ
ِ ‫ت ال ُمْؤ ِمنَا‬ ِ ‫صنَا‬ ْ
َ ْ‫ف َوقَذفُ ال ُمح‬ْ ِّ ْ ‫َأ‬ ‫َأ‬
ِ ْ‫ق َو ْك ُل ال ِّربَا َو ْك ُل َما ِل اليَتِ ِيم َوالتَّ َولي يَوْ َم ال َّزح‬ ْ ‫هَّللا‬
ِّ ‫س التِي َح َّر َم ُ ِإاَّل بِال َح‬ َّ ْ
ِ ‫َوقَ ْت ُل النَّف‬
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah tujuh
perkara yang membinasakan”. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah itu? Beliau bersabda:
“Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan haq, memakan
riba, makan harta anak yatim, kabur dari medan peperangan dan menuduh seorang wanita mu’min yang
suci berbuat zina”. (Bukhari, Bab Ramyul Muhsanat, No. 6351)

‫الربَا ثَالَثَةٌ َو َس ْبعُوْ نَ بَابًا أ ْي َس ُرهَا ِم ْث ُل َأ ْن يَ ْن ِك َح الرُّ ُج ُل ُأ َّمهُ َوِإ ْن َأرْ بَى ال ِّربَا ِعرْ ضُ ال َّرج ُِل ْال ُم ْسلِ ِم‬
ِ
Artinya:“Riba itu ada 73 pintu (dosa). Yang paling ringan adalah semisal dosa seseorang yang menzinai
ibu kandungnya sendiri. Sedangkan riba yang paling besar adalah apabila seseorang melanggar
kehormatan saudaranya.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi)

َ ‫ِإ َذا ظَهَ َر ال ِّزنا َ َوال ِّربَا فِي قَرْ يَ ٍة فَقَ ْد َأ َحلُّوْ ا بَِأ ْنفُ ِس ِه ْم َع َذ‬
ِ‫اب هللا‬

“Apabila telah marak perzinaan dan praktek ribawi di suatu negeri, maka sungguh penduduk negeri
tersebut telah menghalalkan diri mereka untuk diadzab oleh Allah.” (HR. Al Hakim)

‫ت فَ َسَأ ْلتُهُ ع َْن َذ‬


ْ ‫ْت َأبِي ا ْشتَ َرى َحجَّا ًما فََأ َم َر ِب َم َحا ِج ِم ِه فَ ُك ِس َر‬
ُ ‫ال َرَأي‬ َ ‫�َأ ْخبَ َرنِي عَوْ نُ بْنُ َأبِي ج‬
َ َ‫ُح ْيفَةَ ق‬

Hutang Piutang

َ ‫نَ ْفسُ ْال ُمْؤ ِم ِن ُم َعلَّقَةٌ بِ َد ْينِ ِه َحتَّى يُ ْق‬


ُ‫ضى َع ْنه‬

“Jiwa seorang mukmin tergantung karena hutangnya, sampai hutang itu dilunaskannya.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ‫ﺃَﻳُّ َﻤﺎ َﺭ ُﺟ ٍﻞ ﻳَ َﺪﻳَّﻦُ َﺩ ْﻳﻨًﺎ َﻭﻫُ َﻮ ُﻣﺠْ ِﻤ ٌﻊ ﺃَ ْﻥ ﻻَ ﻳ َُﻮﻓِّﻴَﻪُ ﺇِﻳَّﺎﻩُ ﻟَﻘِ َﻰ ﻪَّﻠﻟﺍ َ َﺳ‬
‫ﺎﺭﻗًﺎ‬

“Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari
kiamat) dalam status sebagai pencuri.”

ِ ُ‫ث َد َخ َل ْال َجنَّةَ ِمنَ ْال ِكب ِْر َو ْال ُغل‬


« ‫ول َوال َّد ْي ِن‬ ٍ َ‫ق الرُّ و ُح ْال َج َس َد َوه َُو بَ ِرى ٌء ِم ْن ثَال‬ َ َ‫» َم ْن ف‬
َ ‫ار‬

“Barangsiapa yang rohnya berpisah dari jasadnya dalam keadaan terbebas dari tiga hal, niscaya masuk
surga: (pertama) bebas dari sombong, (kedua) dari khianat, dan (ketiga) dari tanggungan hutang.” (HR.
Ibnu Majah II/806 no: 2412, dan At-Tirmidzi IV/138 no: 1573)

‫ فَِإ َذا ُأ ْتبِ َع َأ َح ُد ُك ْم َعلَى َملِ ٍّى فَ ْليَ ْتبَ ْع‬، ‫ط ُل ْال َغنِ ِّى ظُ ْل ٌم‬
ْ ‫ُول هَّللا ِ – صلى هللا عليه وسلم – قَا َل « َم‬
َ ‫» ع َْن َأبِى ه َُري َْرةَ – رضى هللا عنه – َأ َّن َرس‬

Dari Abu Hurairah , bahwa Rasulullah  bersabda: “Memperlambat pembayaran hutang yang dilakukan
oleh orang kaya merupakan perbuatan zhalim. Jika salah seorang kamu dialihkan kepada orang yang
mudah membayar hutang, maka hendaklah beralih (diterima pengalihan tersebut)”. (HR. Bukhari dalam
Shahihnya IV/585 no.2287, dan Muslim dalam Shahihnya V/471 no.3978, dari hadits Abu Hurairah .)

. ْ‫ قِي َل لَهُ ا ْنظُر‬، ‫ُوحهُ فَقِي َل لَهُ هَلْ َع ِم ْلتَ ِم ْن َخي ٍْر قَا َل َما َأ ْعلَ ُم‬َ ‫ضر‬ َ ِ‫ك لِيَ ْقب‬ ُ َ‫ال ُح َذ ْيفَةُ َو َس ِم ْعتُهُ يَقُو ُل « ِإ َّن َر ُجالً َكانَ فِي َم ْن َكانَ قَ ْبلَ ُك ْم َأتَاهُ ْال َمل‬
َ َ‫ق‬
َ‫ فََأ ْد َخلَهُ هَّللا ُ ْال َجنَّة‬. ‫او ُز َع ِن ْال ُم ْع ِس ِر‬‫ج‬َ ‫ت‬‫َأ‬‫و‬ ،
َ َ َ َ ِ ُ ‫ر‬ ‫س‬‫و‬ ‫م‬ ْ
‫ال‬ ‫ر‬
ُ ‫ظ‬
ِ ْ
‫ن‬ ‫ُأ‬َ ‫ف‬ ، ‫م‬‫ه‬ ‫ي‬ ‫از‬‫ج‬‫ُأ‬
ِْ ِ َ َ َ‫و‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ْ
‫ن‬ ُّ
‫د‬ ‫ال‬ ‫ى‬ ‫ف‬
ِ َ‫اس‬ َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ع‬
ُ ‫ي‬
ِ َ‫ا‬‫ب‬‫ُأ‬ ُ
‫ت‬ ْ
‫ن‬ ُ
‫ك‬ ‫ى‬ ِّ ‫ن‬‫َأ‬ ‫ر‬
َ ْ
‫ي‬ َ
‫غ‬ ‫ا‬‫ًئ‬ ْ
‫ي‬ َ
‫ش‬ ‫م‬
ُ َ ‫ل‬ ْ
‫ع‬ ‫َأ‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ل‬
َ َ ‫ا‬َ ‫ق‬ »

Artinya:Dari sahabat Hudzaifah, beliau pernah mendengar Rasulullah bersabda:“Ada seorang laki-laki
yang hidup di zaman sebelum kalian. Lalu datanglah seorang malaikat maut yang akan mencabut
rohnya. Dikatakan kepadanya (oleh malaikat maut): “Apakah engkau telah berbuat kebaikan?” Laki-laki
itu menjawab: “Aku tidak mengetahuinya.” Malaikat maut berkata: “ Telitilah kembali apakah engkau
telah berbuat kebaikan.” Dia menjawab: “Aku tidak mengetahui sesuatu pun amalan baik yang telah aku
lakukan selain bahwa dahulu aku suka berjual beli barang dengan manusia ketika di dunia dan aku selalu
mencukupi kebutuhan mereka. Aku memberi keluasan dalam pembayaran hutang bagi orang yang
memiliki kemampuan dan aku membebaskan tanggungan orang yang kesulitan.” Maka Allah (dengan
sebab itu) memasukkannya ke dalam surga.” (HR. Bukhari III/1272 no.3266)

Diriwayatkan dari Abu Qatadah radhiallaahu ‘anhu dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bahwasanya seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

َ َ‫ت فِى َسبِي ِل هَّللا ِ َأتُ َكفَّ ُر َعنِّى َخطَاي‬


( ‫اى ؟‬ ُ ‫)َأ َرَأيْتَ ِإ ْن قُتِ ْل‬

“Bagaimana menurutmu jika aku terbunuh di jalan Allah, apakah dosa-dosaku akan diampuni?”

Beliau pun menjawab:

َ َ‫�نَ َع ْم َوَأ ْنت‬


( َ‫صابِ ٌر ُمحْ تَ ِسبٌ ُم ْقبِ ٌل َغ ْي ُر ُم ْدبِ ٍر ِإالَّ ال َّد ْينَ فَِإن‬

Iman
‫ ااْل ِ ْي َمانُ اَ ْن تُْؤ ِمنُ بِاهلل َو َماَل ِئ َكتِ ِه َوبِلقَاِئ ِه َوبِ ُر ُسلِ ِه‬: ‫ال‬
َ َ‫ َماااْل ِ ْي َمانُ ؟ ق‬: ‫ال‬ َ َ‫اس فََأتَاهُ َر ُج ٌل فَق‬ ِ َّ‫ار ًزا يَوْ ًما لِلن‬ ِ َ‫ال َكانَ النبي ص م ب‬ َ َ‫ْث اَبِى ه َُري َْرةَ ق‬ُ ‫َح ِدي‬
:‫ قَا َل‬. َ‫ضةَ َوتَصُوْ َم َر َمضَان‬ ْ
َ ْ‫ى ال َّزكَاةَ ال َم ْفرُو‬ َّ ‫ ااْل ِ ْسالَ ُم اَ ْن تَ ْعبُ َدهللاَ َواَل تُ ْش ِر ْك بِ ِه َوتُقِ ْي َم ال‬:‫ال‬
َ ‫صـاَل ةَ َوتَُؤ ِّد‬ َ َ‫ َماااْل ِ ْسالَ ُم؟ ق‬:‫قَا َل‬،‫ث‬
ِ ‫َوتُْؤ ِمنَ بِالبَ ْع‬
،‫ك ع َْن اَ ْش َرا ِطهَا‬ َ ‫ َو َسُأ ْخبِ ُر‬،‫ َم ْاالمسْـُئوْ ُل َع ْنهَا بَِأ ْعلَ َم ِمنَ السَّـاِئ ِل‬:‫ال‬ َ َ‫ َمتَى السَّـا َعةُ؟ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬.َ‫ فَِأنهُ يَ َراك‬،ُ‫ اَ ْن تَ ْعبُ َدهللاَ َكَأنَّكَ ت ََراه‬: ‫َماااْل ِ حْ َسانُ ؟ قَا َل‬
.‫اآلية‬،‫ ثُ َّم تَالَ النَّبِ ُّى ص م اِ َّن هللاَ ِع ْن َدهُ ِع ْل ُم السّـا َع ِة‬.ُ‫س اَل يَ ْعلَ ُمه َُّن اِاّل هللا‬ ٍ ‫ فِى خَ ْم‬،‫ان‬ ِ َ‫او َل ُرعَاةُ ااْل ِ بِ ِل ْالبَ ْه ُم فِى ْالبُ ْني‬
َ َ‫ َواِ َذاَ تَط‬،‫ت االَ َمةُ َربَّهَا‬ ِ ‫اِ َذا َولَ َد‬
‫اس ِد ْينَهُ ْم‬ َّ ِّ َ َ َ ً َ َ َ ُّ َ َ ْ َ ُ
َ ‫ هَذا ِجب ِْر ْي ُل َجا َء يُ َعل ُم الن‬:‫فق َل‬.‫ فل ْم يَ َروْ ا شيْئا‬،ُ‫ ُردوْ ه‬:‫ فق َل‬.‫ث َّم ادبَ َر‬.                                      

Artinya : Hadits Abu Hurairah ra. Dimana ia berkata : “pada suatu hari Nabi SAW. Berada di tengah-
tengah para sahabat, lalu ada seseorang datang kepada beliau lantas bertanya : “Apakah iman itu?”.
Beliau menjawab : “Iman adalah kamu percaya kepada Allah dan malaikatNya, percaya dengan adanya
pertemuan denganNya, dan dengan adanya rasul-rasulNya, dan kamu percaya dengan adanya hari
kebangkitan (setelah mati)”. Ia bertanya : “Apakah Islam itu?”. Beliau menjawab : “Islam yaitu kamu
yang menyembah kepada Allah dan tidak mempersekutukanNya, mendirikan shalat, menunaikan zakat
yang diwajibkan, dan berpuasa pada bulan ramadhlan”. Ia bertanya : “Apakah Ihsan itu?”. Beliau
menjawab : “kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihatNya, dan jika kamu tidak bisa (seakan-
akan) melihatNya maka (beryakinlah) bahwa sesungguhnya Allah melihat kamu”. Ia bertanya : “Kapan
hari kiamat itu?”. Beliau menjawab : “Orang yang ditanya tentang hari kiamat itu tidak lebih tahu
daripada orang yang bertanya. Akan tetapi aku akan memberitahukan kepadamu tentang tanda-
tandanya (yaitu)apabila seorang budak perempuan melahirkan tuannya, apabila pengembala unta dan
ternak berlomba-lomba dalam bangunan; dalam lima hal tidak mengetahuinya kecuali Allah”. Kemudian
Nabi SAW. Membaca ayat (yang artinya) : “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisiNya sajalah pengetahuan
tentang hari kiamat; dan Dialah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim.
Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi maha mengenal”. Orang yang bertanya itu lantas pergi , lalu beliau bersabda : “itu
adalah Jibril yang datang untuk mengajarkan manusia tentang agama mereka”. (HR Bukhari; Muslim ).

ُ ‫صلَّى هَّللا‬ ِ ‫ال َأ ْخبَ َرنَا َح ْنظَلَةُ بْنُ َأبِي ُس ْفيَانَ ع َْن ِع ْك ِر َمةَ ْب ِن خَالِ ٍد ع َْن اب ِْن ُع َم َر َر‬
َ ِ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َما قَا َل قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫َح َّدثَنَا ُعبَ ْي ُد هَّللا ِ بْنُ ُمو َسى ق‬
ْ ‫َأ‬ َ
‫س شهَا َد ِة ن ال‬ َ َ َ َّ
ٍ ‫َعل ْي ِه َو َسل َم بُنِ َي اِإل ْسال ُم َعلى خ ْم‬ َ

Fitnah

ْ ‫اربُ ال َّز َمانُ َويُ ْقبَضُ ْال ِع ْل ُم َوت‬


‫ قَالُوا َو َما‬.» ‫َظهَ ُر ْالفِتَنُ َوي ُْلقَى ال ُّشحُّ َويَ ْكثُ ُر ْالهَرْ ُج‬ َ َ‫ « يَتَق‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫َأ َّن َأبَا هُ َري َْرةَ ق‬
َ َ‫ال ق‬
‫» ْالهَرْ ُج قَا َل « ْالقَ ْت ُل‬

Artinya: "Zaman akan semakin dekat, dicabutnya ilmu, akan timbul fitnah-fitnah, dimasukkan (ke dalam
hati) sifat kikir dan akan banyak al harj", mereka (para shahabat) bertanya: "Apakah al harj,wahai
Rasulullah?", beliau menjawab: "Pembunuhan". HR. Bukhari dan Muslim.
ٍ ‫ َما َأ ْنتَ بِ ُم َح ِّد‬.
ِ ‫ث قَوْ ًما َح ِديثًا الَ تَ ْبلُ ُغهُ ُعقُولُهُ ْم ِإالَّ َكانَ لِبَ ْع‬
ً‫ض ِه ْم فِ ْتنَة‬

Artinya: "Tidak anda berbicara dengan suatu kaum sebuah pembicaraan yang tidak bisa dipahami oleh
akal mereka kecuali akan menjadi fitnah bagi sebagian dari mereka". HR.Muslim.
ٌ‫ق ِمنَ ال ُّد ْنيَا ِإاَّل بَاَل ٌء َوفِ ْتنَة‬
َ ‫لَ ْم يَ ْب‬

"Tidaklah akan tersisa dari dunia ini melainkan cobaan dan fitnah." (HR. Ibnu Majah)

ُ‫ق َويُْؤ تَ َمنُ فِ ْيهَا ْالخَاِئنُ َويُ َخ َّون‬


ُ ‫ق فِ ْيهَا ْالكَا ِذبُ َويُك ََّذبُ فِ ْيهَا الصَّا ِد‬ ‫ْأ‬
ُ ‫ُص َّد‬َ ‫َات ي‬ُ ‫ات َخ َّداع‬ ِ َّ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َسيَ تِ ْي َعلَى الن‬
ٌ ‫اس َسن ََو‬ َ َ‫ق‬
َ ِ‫ال َرسُوْ ُل هللا‬
ْ ‫َأ‬
‫ضة قَا َل ال َّر ُج ُل التَّافِهُ فِى ْم ِر ال َعا َّم ِة‬ُ ُ
َ ِ‫ضة قِي َْل َو َما الرُّ َو ْيب‬َ ِ‫ق فِ ْيهَا الرُّ َو ْيب‬ ْ ‫َأْل‬
ُ ‫فِ ْيهَا ا ِميْنُ َويَن ِط‬

Rasulullah saw. bersabda: "Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia.
Pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang
jujur dikhianati, dan Ruwaibidlah turut bicara." Lalu beliau ditanya, "Apakah Ruwaibidlah itu?" beliau
menjawab: "Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan orang banyak (umat)." (HR. Ibnu Majah)
‫ َم ْن تَ َشرَّفَ لَها تَ ْستَ ْشر ْفهُ َو َم ْن َو َج َد َم ْل َجًأ‬.‫والماشي فيها خير من السَّا ِعي‬
ِ ِ ‫القاع ُد فِيْها خَ ْي ٌر ِمنَ ْالقَاِئ ِم والقائ ُم فيها خي ٌر من ال َم‬
‫اشي‬ ِ ‫َستَ ُكوْ نَ فِت ٌَن‬
ِ
ْ ْ َ ً
‫وْ َم َعاذا فليَ ِعذ بِ ِه‬ ‫َأ‬

“Kelak akan ada banyak kekacauan dimana di dalamnya orang yang duduk lebih baik daripada yang
berdiri, yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan yang berjalan lebih baik daripada yang
berusaha (dalam fitnah). Siapa yang menghadapi kekacauan tersebut maka hendaknya dia
menghindarinya dan siapa yang mendapati tempat kembali atau tempat berlindung darinya maka
hendaknya dia berlindung.” (HR. Al-Bukhari no. 3601 dan Muslim no. 2886)

ٍ ‫ك َواتَّ ِخ ْذ َسيْفا ً ِم ْن َخ َش‬


‫ب‬ َ ِ‫َستَ ُكوْ نُ فِت ٌَن َوفِرْ قَةٌ فَِإ َذا َكانَ َك َذل‬
َ َ‫ك فَا ْك ِسرْ َسيِف‬

“Kelak akan ada banyak kekacauan dan perpecahan. Jika sudah seperti itu maka patahkanlah pedangmu
dan pakailah pedang dari kayu.” (HR. Ahmad no. 20622)

‫ما تركت بعدي فتنة هي أضر على الرجال من النساء‬

“Tidak aku tinggalkan di masa setelah aku nanti fitnah yang lebih memadharati kaum lelaki dari pada
fitnah wanita.” (HR Bukhari 5096, Muslim 2740).

َ‫ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَن‬ ‫تَ َع َّو ُذوا بِاهللِ ِم ْن ْالفِتَ ِن‬

“Berlindunglah kalian kepada Allah dari segala fitnah, baik yang tampak ataupun yang tersembunyi” (HR
Muslim : 2867).

‫َان يَ ُكو‬ ِ ‫�الَ تَقُوْ ُم السَّا َعةُ َحتَّى تَ ْقتَتِ َل فَِئتَا ِن ع‬


ِ ‫َظ ْي َمت‬

Persaudaraan - Ukhuwah Islamiyah


ُ‫ ْال ُم ْسلِ ُم َأ ُخوْ ْال ُم ْسلِ ِم ال يَضْ لِ ُمهُ واليخذله َوال يُ ْسلِ ُمه‬:‫صلّى هللا َعلَ ْي ِه َو َسلّ َم‬ َ َ‫ضى هللا َع ْنه ق‬
َ َ‫ ق‬:‫ال‬
َ ِ‫ال َرسُوْ َل هللا‬ ِ ‫ع َْن أب ِْن ُع َم َر َر‬

Artinya: "Diriwayatkan dari Ibnu Umar, beliau berkata: "Rasulullah SAW bersabda: Seorang muslim itu
adalah saudara muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan menzdalimi dan meremehkannya dan jangan
pula menykitinya." (HR. Ahmad, Bukhori dan Muslim).

‫ُول هللاِ صلّي هللاُ علي ِه‬ َّ .‫ض هللاُ عَنهُ َما‬
َ ‫أن َرس‬ ِ ‫َح ِد يث َع ْب ِدهللاِ ْب ِن ُع َم َر َر‬
ْ َ‫ اَل ي‬، ‫وال ُم ْسلِ ِم‬
‫ َو َم ْن َكانَ فِى‬. ُ‫ َوالَ يُ ْسلِ ُمه‬، ُ‫ظلِ ُمه‬ ْ ‫ ْال ُم ْسلِ ُم َأ ُخ‬: ‫ قَا َل‬، ‫َو َسلّ َم‬

ُ‫ فَ َّر َج هللا‬، ً‫ َو َم ْن فَ َّر َج ع َْن ُم ْسلِ ٍم ُكرْ بَة‬. ‫ َكانَ هللاُ فِى َحا َجتِ ِه‬. ‫اج ِة َأ ِخي ِه‬
َ ‫َح‬
‫ – باب اليظلم المسلم المسلم‬:‫ – كتاب المظالم‬: ‫ َستَ َرهُ هللاُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة اخرجه البخاري فى‬، ‫ َو َم ْن َست ََر ُم ْسلِ ًما‬.‫ت يَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة‬
ِ ‫َع ْنهُ ُكرْ بَةً ِم ْن ُك ُربَا‬
‫ واليسلمه‬.

Artinya: Abdullah bin Umar r.a. berkata : Rasulullah saw. Bersabda : Seorang muslim saudara terhadap
sesama muslim, tidak menganiyayanya dan tidak akan dibiarkan dianiaya orang lain. Dan siapa yang
menyampaikan hajat saudaranya, maka Allah akan menyampaikan hajatnya. Dan siapa yang
melapangkan kesusahan seorang muslim, maka Allah akan melapangkan kesukarannya di hari qiyamat,
dan siapa yang menutupi aurat seorang muslim maka Allah akan menutupinya di hari qiyamat. (Bukhari,
muslim).

. ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل لِ َج ِّد ِه يَ ِزي َد‬َ ‫ي‬ َّ ِ‫ْريِّ ع َْن َأبِي ِه َأ َّن النَّب‬
ِ ‫ال َأ ْخبَ َرنَا َسيَّا ٌر ع َْن خَالِ ِد ب ِْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْالقَس‬
َ َ‫ال َعبْد هَّللا ِ َح َّدثَنَا َأبُو َم ْع َم ٍر َح َّدثَنَا هُ َش ْي ٌم ق‬
َ َ‫ق‬
‫ أحمد‬- َ‫اس َما تُ ِحبُّ لِنَ ْف ِسك‬ ِ َّ ‫ن‬ ‫ل‬‫ل‬
ِ َّ‫ب‬‫ح‬ِ ‫َأ‬ ‫د‬
ٍ ‫س‬
َ ‫َأ‬ ‫ْن‬ِ ‫ب‬

Artinya: Abdullah berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar telah menceritakan kepada
kami Hutsaim berkata; telah mengabarkan kepada kami Sayyar dari Khalid bin Abdullah Al Qasri dari
Bapaknya sesungguhnya Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda kepada kakeknya, Yazid bin Asad,
"Cintailah kepada manusia sebagaimana kamu mencintai dirimu." (Ahmad)

 ‫عن البراء قال قال رسول هللا صلى اللهم عليه وسلم ما من مسلمين يلتقيان فيتصافحان إال غفر لهما قبل أن يفترقا‬

Artinya “Setiap dua orang muslim bertemu dan berjabat tangan nescaya diampunkan dosa keduanya
sebelum mereka berpisah” (Riwayat Abu Daud)

ِ‫ َو ُكونُوا ِعبَا َد هللا‬، ‫ الَتَقَا طَعُوا َوالَتَدَا بَرُوا َواَل تَبَا َغضُوا َوالَتَ َحا َسدُوا‬: ‫صلَّى هللاُ علي ِه وسلم‬ َ َ‫ ق‬: ‫ض َى هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬
َ ِ‫ال َرسُو ُل هللا‬ ٍ َ‫َوع َْن أن‬
ِ ‫س َر‬
‫ق َعلَ ْي ِه‬ٌ َ‫ ُمتَّف‬. ‫ث‬
ٍ َ‫ق ثَال‬ ْ .
ْ ‫ َوالَيَ ِحلُّ لِ ُم ْسلِ ٍم‬، ‫إخ َوانًا‬
َ ْ‫أن يَ ْه ُج َر أخَاهُ فَو‬

Artinya :Anas r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: jangan putus-memutus hubungan dan jangan
belakang-membelakangi dan jangan benci-membenci, dan jangan hasud-menghasud dan jadilah kamu
hamba Allah sebagai saudara, dan tidak dihalalkan bagi seorang muslim memboikot saudaranya sesama
muslim lebih dari tiga hari. (Muttafaq Alaih) (Buchary, Muslim)

. ‫حدثنا هناد حدثنا أبو معاو‬

Puasa
ُ‫اطيْن‬ ِ ‫صفِّ َد‬
ِ َ‫ت ال َّشي‬ ْ َ‫ت اَ ْب َوابُ ْال َجنَّ ِة َو ُغلِّق‬
ِ َّ‫ت اَ ْب َوابُ الن‬
ُ ‫ار َو‬ ْ ‫ضانُ فُتِ َح‬
َ ‫اِ َذا َجا َء َر َم‬.

Jika tiba bulan Ramadhan, maka dibuka pintu-pintu syurga dan ditutup pintu-pintu neraka dan
dibelenggu semua syaitan (HR. Bukhari dan Muslim).

‫صا َم َر َمضَانَ ِا ْي َمانًا َواحْ تِ َسابًا ُغفِ َرلَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬
َ ‫ َم ْن‬.

Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (ridha Allah),
maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu (HR. Bukhari).

Dalam hadits ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, Rasulullah
shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ْ‫صنُ لِ ْلفَر‬
‫ فَِإنَّهُ لَهُ ِو َجا ٌء‬،‫ َو َم ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَ َعلَ ْي ِه بِالصَّوْ ِم‬،‫ج‬ َ ْ‫ َوَأح‬،‫ص ِر‬
َ َ‫ فَِإنَّهُ َأغَضُّ لِ ْلب‬، ْ‫ب َم ِن ا ْستَطَا َع ْالبَا َءةَ فَ ْليَتَزَ َّوج‬
ِ ‫يَا َم ْعش ََر ال َّشبَا‬

“Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, hendaklah ia menikah
karena hal tersebut lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan, dan barangsiapa yang
belum mampu, hendaknya ia berpuasa karena sesungguhnya (puasa itu) adalah pemutus syahwatnya.”
ْ ‫ اَلصَّاِئ ُم َحتَّى يُ ْف ِط َر َو ْاإل َما ُم ْال َعا ِد ُل َو ْال َم‬:‫ثَالَثَةٌ الَتُ َر ُّد َد ْع َوتُهُ ْم‬.
‫ظلُوْ ُم‬

Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak doanya mereka: orang yang berpuasa hingga berbuka,
pemimpin yang adil dan donya orang yang dizalimi (HR. Tirmidzi).

ُ ‫ق َوثَبَتَ اَأْلجْ ُر ِإ ْن شَا َء هَّللا‬ ْ َّ‫َب الظَّ َمُأ َوا ْبتَل‬


ُ ‫ت ْال ُعرُو‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِإ َذا َأ ْفطَ َر قَا َل َذه‬
َ ِ ‫َكانَ َرسُو ُل هَّللا‬

“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, jika sedang berbuka puasa dia membaca: “Dzahaba Azh
Zhama’u wab talatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah.”

‫صاِئ ًما َكانَ لَهُ ِم ْث ُل َأجْ ِر ِه َغ ْي َر َأنَّهُ اَل يَ ْنقُصُ ِم ْن َأجْ ِر الصَّاِئ ِم َش ْيًئا‬
َ ‫َم ْن فَطَّ َر‬

Barang siapa yang memberikan makanan untuk berbuka bagi orang berpuasa maka dia akan
mendapatkan pahala sebagaimana orang tersebut, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang itu.

ُ‫ قَا َل َعلَ ْيكَ بِالصَّوْ ِم فَِإنَّهُ الَ ِم ْث َل لَه‬. َ‫ُول هَّللا ِ فَ ُمرْ نِ ْي بِ َع َم ٍل َأ ْد ُخ ُل بِ ِه ْال َجنَّة‬
َ ‫يَا َرس‬.

“Wahai Rasulullah, perintahlah saya untuk mengerjakan suatu amalan, yang dengannya, saya
dimasukkan ke dalam surga. Beliau bersabda, ‘Berpuasalah, karena (puasa) itu tak ada bandingannya.’.”

ِ َّ‫ك ْاليَوْ ِم َوجْ هَهُ ع َِن الن‬


‫ار َسب ِْعينَ َخ ِريفًا‬ َ ِ‫يل هَّللا ِ ِإالَّ بَا َع َد هَّللا ُ بِ َذل‬
ِ ِ‫َما ِم ْن َع ْب ٍد يَصُو ُم يَوْ ًما فِى َسب‬
“Tidak seorang hamba pun yang berpuasa sehari di jalan Allah, kecuali, karena (amalannya pada) hari
itu, Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka (sejauh perjalanan) selama tujuh puluh tahun.”

‫كان أصحاب محمد صلى هللا عليه و سلم أعجل الناس إفطارا وأبطأهم سحورا‬

Para sahabat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah manusia yang paling bersegera dalam
berbuka puasa, dan paling akhir dalam sahurnya.

ِ ‫صيَا ُم ُجنَّةٌ َك ُجنَّ ِة َأ َح ِد ُك ْم ِمنَ ْالقِت‬


‫َال‬ ِّ ‫ال‬
“Puasa merupakan tameng terhadap neraka, seperti tameng salah seorang dari kalian pada
peperangan.”

ُ‫ْس لَه‬
َ ‫صاِئ ٍم لَي‬
َ ‫َك ْم ِم ْن‬

Zakat

  َ‫ث َوطُ ْع َمةَ لِ ْل َم َسا ِك ْين‬ ْ ِ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم زَ كَاةَ ْالف‬
ِ َ‫ط ِر طُ ْه َرةَ لِلصَّاِئ ِم ِم ْن الَّ ْغ ِو َوال َّرف‬ َ ‫فَ َر‬
َ ِ‫ض َرسُو ُل هللا‬

Rasulullah Saw mewajibkan zakat fitrah untuk mensucikan diri orang puasa dari perbuatan sia-sia (al-
laghw) dan perkataan kotor (ar-rafats), sekaligus untuk memberi makan orang-orang miskin.

‫ ( َأ َّن هَّللَا َ قَ ِد‬:‫ َوفِي ِه‬,‫يث‬َ ‫ فَ َذ َك َر اَ ْل َح ِد‬ ) ‫ث ُم َعا ًذا رضي هللا عنه ِإلَى اَ ْليَ َم ِن‬َ ‫ي صلى هللا عليه وسلم َب َع‬ َّ ِ‫ ( َأ َّن اَلنَّب‬:‫ض َي هَّللَا ُ َع ْنهُ َما‬ ٍ ‫ع َِن اِ ْب ِن َعبَّا‬
ِ ‫س َر‬
ّ ‫َار‬
‫ي‬ ْ ُ ْ َّ َ ٌ َ َّ َ ُ ُّ ُ َ ْ ‫َأ‬ ْ ُ ‫ُْؤ‬
ِ ‫ َواللفظ لِلبُخ‬,‫ ُمتفق َعل ْي ِه‬ ) ‫ فت َرد فِي فق َراِئ ِه ْم‬,‫ ت َخذ ِمن غنِيَاِئ ِه ْم‬,‫ص َدقة فِي ْم َوالِ ِه ْم‬ ‫َأ‬ ً َ َ
َ ‫ض َعل ْي ِه ْم‬ ْ
َ ‫ِ اِفتَ َر‬

Dari Ibnu Abbas r. bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengutus Mu'adz ke negeri Yaman --ia
meneruskan hadits itu-- dan didalamnya (beliau bersabda): "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan
mereka zakat dari harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan dibagikan
kepada orang-orang fakir di antara mereka." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari.

 Rasulullah Saw bersabda:

ِ ‫َأ ْغنِ ُموْ ا َع ِن السَُؤ‬.


‫ال فِى َذلِكَ اليَوْ ِم‬

Buatlah mereka tidak perlu meminta-minta pada hari itu.

Beliau juga bersabda,


ْ ِ‫ض الَيَرْ فَ َع ِإالَّ بِ َز َكا َ ِة الف‬
‫ط ِر‬ ِ ْ‫ق بَ ْينَ ال َّس َما ِء َواَألر‬
ٌ َّ‫صَوْ ُم َر َمضَانَ ُم َعل‬

Puasa Ramadhan menggantung antara langit dan bumi, tidak akan naik kecuali dengan ditunaikannya
zakat fitrah.

  ‫َر َأوْ ُأ ْنثَى ِم ْن‬


ٍ ‫صاعَا ِم ْن َش ِعي ٍْر َعلَى ُك ِّل ُح ِّر َأوْ َع ْب ٍد َذك‬
َ ْ‫صاعَا ِم ْن تَ ْم ِر َأو‬ ْ ِ‫ض َزكَاةَ ْالف‬
َ ‫ط ِر‬ َ ِ‫َأ َّن َرسُوْ ُل َرسُو ُل هللا‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَ َر‬
ْ
َ‫ال ُم ْسلِ ِم ْين‬.

Bahwa Rasulullah Saw mewajibkan zakat fitrah dari Ramadhan sebesar satu sha’ kurma, atau sha’
gandum, atas setiap orang merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan, dari kalangan kaum
muslimin.

 ‫وكانوا يعطونها قبل الفطر بيوم او يومين‬.

“adalah para sahabat Nabi SAW., mengeluarkan zakat fitri sehari atau dua hari sebelum hari raya.” (HR.
Bukhori)

ِ ْ‫ َوفِي َما ُسقِ َي بِالنَّض‬,ُ‫ اَ ْل ُع ْشر‬:‫ َأوْ َكانَ َعثَ ِريًّا‬, ُ‫ت اَل َّس َما ُ'ء َو ْال ُعيُون‬
:‫ح‬ ِ َ‫ ( فِي َما َسق‬:‫ ع َْن اَلنَّبِ ِّي صلى هللا عليه وسلم قَا َل‬,‫ ع َْن َأبِي ِه‬,ِ ‫َوع َْن َسالِ ِم ب ِْن َع ْب ِد هَّللَا‬
ْ ِ ْ‫ َوفِي َما ُسقِ َي بِالس ََّوانِي ِو النض‬,ُ‫ ال ُعشر‬: ‫ ( َأوْ َكانَ بَ ْع‬:َ‫ َوَأِلبِي دَا ُود‬.ُ ‫ي‬
ْ َ
) ‫ نِصْ فُ ال ُعش ِر‬:‫ح‬ َّ َ ‫َأ‬ ْ ْ َ ‫اًل‬ ِ ‫ َر َواهُ اَ ْلب‬ ) .‫نِصْ فُ اَ ْل ُع ْش ِر‬
ّ ‫ُخَار‬
Dari Salim Ibnu Abdullah, dari ayahnya r.a, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Tanaman yang disiram dengan air hujan atau dengan sumber air atau dengan pengisapan air dari
tanah, zakatnya sepersepuluh, dan tanaman yang disiram dengan tenaga manusia, zakatnya
seperduapuluh." Riwayat Bukhari. Menurut riwayat Abu Dawud: "Bila tanaman ba'al (tanaman yang
menyerap air dari tanah), zakatnya sepersepuluh, dan tanaman yang disiram dengan tenaga manusia
atau binatang, zakatnya setengah dari sepersepuluh (1/20)."

َ‫ض َي هَّللَا ُ َع ْنه‬ ِّ ‫�وع َْن َأبِي ُمو َسى اََأْل ْش َع ِر‬
ِ ‫ي; َو ُم َعا ٍذ َر‬ َ

Pernikahan

ِ ْ‫صنُ لِ ْلفَر‬
  ‫ َو َم ْن لَ ْم‬.‫ج‬ َ َ‫ فَاِنَّهُ اَغَضُّ لِ ْلب‬، ْ‫ب َم ِن ا ْستَطَا َع ِم ْن ُك ُم ْالبَا َءةَ فَ ْليَتَ َز َّوج‬
َ ْ‫ص ِر َو اَح‬ ِ ‫ يَا َم ْع َش َر ال َّشبَا‬:‫ال َرسُوْ ُل هللاِ ص‬
َ َ‫ ق‬:‫ع َِن ا ْب ِن َم ْسعُوْ ٍد قَا َل‬
‫ الجماعة‬.ٌ‫يَ ْستَ ِط ْع فَ َعلَ ْي ِه بِالصَّوْ ِم فَاِنَّهُ لَهُ ِو َجاء‬

Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata : Rasulullah SAW  bersabda, “Hai para pemuda, barangsiapa diantara kamu
yang sudah mampu menikah, maka nikahlah, karena sesungguhnya nikah itu lebih dapat menundukkan
pandangan dan lebih dapat menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaklah
ia berpuasa, karena berpuasa itu baginya (menjadi) pengekang syahwat”.

  ‫ فَبَلَ َغ‬،ُ‫ اَصُوْ ُم َو الَ اُ ْف ِطر‬:‫ضهُ ْم‬ُ ‫ َو قَا َل بَ ْع‬.‫صلِّى َو الَ اَنَا ُم‬ َ ُ‫ ا‬:‫ضهُ ْم‬ َ َ‫ َو ق‬.ُ‫ الَ اَتَزَ َّوج‬:‫ضهُ ْم‬
ُ ‫ال بَ ْع‬ َ َ‫ب النَّبِ ِّي ص ق‬
ُ ‫ال بَ ْع‬ ِ ‫ اَ َّن نَفَرًا ِم ْن اَصْ َحا‬ ‫س‬ٍ َ‫ع َْن اَن‬
.‫ْس ِمنّى‬ َ ‫ي‬َ ‫ل‬َ ‫ف‬ ‫ى‬ ِ ‫ت‬َّ ‫ن‬ ‫س‬
ُ ْ
‫َن‬‫ع‬ ‫ب‬ ‫غ‬ ‫ر‬ ‫ن‬ْ
َ ِ َ َ َ َ ‫م‬ َ ‫ف‬ ، ‫ء‬‫ا‬‫س‬ ّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ج‬
ُ ‫و‬
َّ َ
‫ز‬ َ ‫ت‬َ ‫ا‬ ‫و‬ ‫م‬‫َا‬ ‫ن‬َ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ى‬ِّ
َ ُ َ َ َ ِ َ ُ ‫ل‬‫ص‬ ُ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ر‬
ُ ‫ط‬ ‫ف‬ْ ُ ‫ا‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ص‬
ْ‫ُو‬ َ ‫ا‬ ‫ى‬ّ ‫ن‬ ‫ك‬
ِ ‫ل‬ .‫ا‬ َ
‫ذ‬ َ
‫ك‬ ‫و‬َ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ َ
‫ك‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ ‫ل‬ ‫ا‬َ ‫ق‬ ‫ام‬
ٍ َ‫و‬ ْ
‫ق‬ َ ‫ا‬ ‫ل‬
ُ ‫ا‬ ‫ب‬ ‫ا‬
َ َ َ‫م‬ : ‫ل‬ ‫ا‬َ ‫ق‬َ ‫ف‬ ‫ص‬ َّ ِ‫ذلِكَ النَّب‬
‫ي‬
‫احمد و البخارى و مسلم‬

Dan dari Anas, bahwasanya ada sebagian shahabat Nabi SAW yang berkata, “Aku tidak akan kawin”.
Sebagian lagi berkata, “Aku akan shalat terus-menerus dan tidak akan tidur”. Dan sebagian lagi berkata,
“Aku akan berpuasa terus-menerus”. Kemudian hal itu sampai kepada Nabi SAW, maka beliau bersabda,
“Bagaimanakah keadaan kaum itu, mereka mengatakan demikian dan demikian ?. Padahal aku berpuasa
dan berbuka, shalat dan tidur, dan akupun mengawini wanita. Maka barangsiapa yang tidak menyukai
sunnahku, bukanlah dari golonganku”.

َ َ‫َالخت‬
 ‫ احمد و البخارى و مسلم‬.‫ص ْينَا‬ ْ ‫ َر َّد َرسُوْ ُل هللاِ ص َعلَى ع ُْث َمانَ ْب ِن َم‬:‫ال‬
ْ ُ‫ظعُوْ ٍن التَّبَتُّ َل َو لَوْ اَ ِذنَ لَه‬ ٍ ‫ع َْن َس ْع ِد ب ِْن اَبِى َوقَّا‬
َ َ‫ص ق‬

Dan Sa’ad bin Abu Waqqash ia berkata, “Rasulullah SAW pernah melarang ‘Utsman bin Madh’un
membujang dan kalau sekiranya Rasulullah mengijinkannya tentu kami berkebiri”.

 :‫ الرعد‬.ً‫ك َو َج َع ْلنَا لَهُ ْم اَ ْز َواجًا َّو ُذ ّريَّة‬


َ ِ‫ َو قَ َرَأ قَتَا َدةُ { َو لَقَ ْد اَرْ َس ْلنَا ُر ُسالً ّم ْن قَ ْبل‬،‫ي ص نَهَى ع َِن التَّبَتُّ ِل‬ َ ‫ع َْن قَتَا َدةَ ع َِن ْا‬
َّ ِ‫لح َس ِن ع َْن َس ُم َرةَ اَ َّن النَّب‬
‫} الترمذى و ابن ماجه‬38

Dari Qatadah dari Hasan dari Samurah, bahwa sesungguhnya Nabi SAW melarang membujang, dan
Qatadah membaca ayat, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan
Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan”. (Ar-Ra’d : 38). [HR. Tirmidzi dan Ibnu
Majah]
ْ ‫ق هللاَ فِى ال َّش‬
  ‫ الطبرانى فى‬.‫ط ِر ْالبَاقِى‬ ْ ‫صالِ َحةً فَقَ ْد اَعَانَهُ َعلَى ش‬
ِ َّ‫ فَ ْليَت‬،‫َط ِر ِد ْينِ ِه‬ َ ً‫ َم ْن َرزَ قَهُ هللاُ ا ْم َرَأة‬:‫ال‬
َ َ‫س رض اَ َّن َرسُوْ َل هللاِ ص ق‬
ٍ َ‫ع َْن اَن‬
‫ و قال الحاكم صحيح االسناد‬.‫االوسط و الحاكم‬
Dari Anas RA, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda, “Barangsiapa yang Allah telah memberi rezqi
kepadanya berupa istri yang shalihah, berarti Allah telah menolongnya pada separo agamanya. Maka
bertaqwalah kepada Allah untuk separo sisanya”.

‫لَ ْم نَ َر لِ ْل ُمت ََحابَّي ِْن ِم ْثل‬

Kematian

 ‫ ثم ال‬، ‫ فمت‬، ‫ خلقتك لما رأيت‬، ‫ أنت خلق من خلقي‬، ‫ ملك‬ ‫ " يا‬: ‫ وفيه‬، ‫ عن النبي صلى هللا عليه وسلم نحو هذا الحديث‬، ‫ أبي هريرة‬ ‫عن‬
‫" تحيا أبدا‬

Dari Abi hurairoh dari Nabi shollallohu alaihi wasallam sebagaimana hadits tersebut, dan dalam hadisnya
Abu Hurairoh terdapat kata : "wahai malaikat maut, engkau adalah bagian dari makhluk-Ku, Ku-ciptakan
kamu ketika Aku melihatmu, maka matilah, kemudian malaikat maut tidak hidup selamanya". (HR Al
Madini )

  . ‫ مت موتا ال تحيا بعده أبدا‬، ‫ يا ملك الموت‬: ‫ يقال له‬ ، ‫ بلغني أن آخر من يموت من الخلق ملك الموت‬: ‫عن محمد بن كعب القرظي قال‬
‫ لمن الملك اليوم هلل الواحد‬:  ‫ ثم يقول تعالى‬، ‫ ثم يموت‬، ‫ صرخة لو سمعها' أهل السماوات واألرض لماتوا فزعا‬ ‫ فيصرخ عند ذلك‬: ‫قال‬
‫القهار‬

Dari Muhammad bin Ka'b Al Qirodzi berkata : " telah sampai kepadaku bahwa orang yang meninggal
paling akhir dari makhluk adalah malaikat maut, dikatakan kepada malaikat maut : " wahai malaikat
maut, matilah kamu dengan mati yang tidak akan hidup lagi setelahnya selamanya". Muhammad bin
Ka'b berkata : "lalu malaikat maut menjerit dengan jeritan yang jika penduduk langit dan bumi
mendengarnya maka mereka meninggal  dunia sebab kaget, kemudian malaikat maut mati , kemudian
Alah ta'ala  berfirman :

ِ ‫ك ْاليَوْ َم هَّلِل ِ ْال َوا ِح ِد ْالقَه‬


‫َّار‬ ُ ‫لِ َم ِن ْال ُم ْل‬

"Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? kepunyaan Allah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. "
(QS Al-Mu’min 40: 16). (HR Ibnu Abid Dunya )

ِ ‫َأ ْكثِرُوْ ا ِذ ْك َر ه‬
ِ ‫َاذم اللَّ َّذا‬
‫ت‬

“Perbanyaklah  mengingat-ingat sesuatu yang melenyapkan segala macam kelezatan(kematian).” (HR.


At-Tirmidzi)

َ ‫ ُأولَِئ‬،‫ت ِذ ْكرًا َوَأحْ َسنُهُ ْم لِ َما بَ ْع َدهُ ا ْستِ ْعدَادًا‬


ٌ‫ك َأ ْكيَاس‬ ِ ْ‫َأ ْكثَ ُرهُ ْم ِل ْل َمو‬

“Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati.
Mereka itulah orang-orang yang cerdas.”

ِ ْ‫ ِإ َّن لِ ْل َمو‬،ُ‫الَ ِإلَهَ ِإاَّل هللا‬


ٍ ‫ت َس َك َرا‬
‫ت‬

“Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah . Sesungguhnya kematian ada masa
sekaratnya.” (HR. Al-Bukhari)
ِ ْ‫س َذاِئقَةُ ْال َمو‬
‫ت‬ ٍ ‫ُكلُّ نَ ْف‬
“Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati,” sudah mencukupi bagi orang yang mendengar dan
melihat.

Alangkah bagusnya ucapan orang yang berkata:

‫ص ْي ُر اَْأل َم ِل‬ ِ ْ‫َار ْال َمو‬


ِ ‫ت تَ ْق‬ ِ ‫ فِي ِإ ْذك‬،ً‫ْاذ ُك ِر ْال َموْ تَ ت َِج ُد َرا َحة‬
“Ingatlah mati niscaya kau kan peroleh kelegaan, dengan mengingat mati akan pendeklah angan-angan.”

Suatu hari ada seorang yang bertanya:

‫تذكر الجنة والنار وال تبكي وتبكي من هذا؟‬

“Tatkala mengingat surga dan neraka engkau tidak menangis, mengapa engkau menangis ketika melihat
perkuburan?” Utsman pun menjawab, “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:

‫إن القبر أول منازل اآلخرة فإن نجا منه فما بعده أيسر منه وإن لم ينج منه فما بعده أشد منه‬

“Sesungguhnya liang kubur adalah awal perjalanan akhirat. Jika seseorang selamat dari (siksaan)nya
maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Namun jika ia tidak selamat dari (siksaan)nya maka
(siksaan) selanjutnya akan lebih kejam.”

َ ‫آخ ُر كَاَل ِم ِه اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َدخَ َل‬


َ‫الجنَّة‬ ِ َ‫َم ْن َكان‬

“Barang siapa yang akhir perkataannya adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga.”

ُ ‫لَقِّنُوا َموْ تَا ُك ْم الَ ِإلَهَ ِإالَّ هَّللا‬

“Talqinkanlah (tuntunkanlah) orang yang akan meni

Anda mungkin juga menyukai