Anda di halaman 1dari 4

‫ات‬ ِ ‫ َون َ ُعو ُذ اِب ِهلل ِم ْن رُش ُ ِور َأنْ ُف ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئ‬،‫َّإن الـ َح ْمدَ هّلِل ِ نَـ ْح َمدُ

ُ ُه َون َ ْس َت ِع ْي ُن ُه َون َ ْس َت ْغ ِف ُر ُه‬


‫ َوَأ ْشهَدُ َأن الَّ هَل َ الَّ هللا‬،ُ ‫ َو َم ْن يُضْ ِل ْل فَاَل هَا ِد َي هَل‬،ُ ‫هللا فَاَل ُم ِض َّل هَل‬ ُ ‫ َم ْن هَي ْ ِد ِه‬،‫َأمْع َ ا ِلنَا‬
‫ِإ ِإ‬ ‫َو ْحدَ ُه اَل رَش ِ يْ َك هَل ُ َوَأ ْشهَدُ َأ َّن ُمـ َح َّمد ًا َع ْبدُ ُه َو َر ُسوهُل‬
ْ ‫ اَي َأهُّي َا اذَّل ِ َين آ َمنُوا ات َّ ُقوا اهَّلل َ َح َّق تُ َقا ِت ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإ اَّل َوَأنْمُت‬،‫قال هللا تعاىل ىف كتابه الكرمي‬
َ ‫ُم ْس ِل ُم‬
‫ون‬
‫ اَي َأهُّي َا اذَّل ِ َين آ َمنُوا ات َّ ُقوا اهَّلل َ َوقُولُوا قَ ْواًل َس ِديدً ا‬،‫وقال تعاىل‬
‫يُ ْص ِل ْح لَمُك ْ َأمْع َ الَمُك ْ َوي َ ْغ ِف ْر لَمُك ْ ُذنُوبَمُك ْ َو َم ْن يُ ِطع ِ اهَّلل َ َو َر ُسوهَل ُ فَ َق ْد فَ َاز فَ ْو ًزا َع ِظميًا‬
‫ َوَأ ْح َس َن الْه َْد ِي ه َْد ُي ُم َح َّم ٍد َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه‬، ِ ‫اب اهَّلل‬ ُ ‫يث ِك َت‬ِ ‫ ف َّن َأ َصدَ َق الْ َح ِد‬، ُ‫َأ َّما ب َ ْعد‬
‫ َولُك َّ ضَ الةَل ٍ يِف‬، ٌ ‫ َولُك َّ ب ِْدعَ ٍة ضَ الةَل‬، ‫ َولُك َّ ُم ْحدَ ثَ ٍة ب ِْدعَ ٌة‬، ‫ور ُم ْحدَ اَث هُت َا‬ ‫ِإ‬
ِ ‫ َورَش َّ ا ُم‬، َ ‫َو َسمَّل‬
‫ُأل‬
‫النَّ ِار‬
Amma ba’du …
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang memerintahkan kita untuk terus bertakwa kepada-Nya. Prinsip
bertakwa yang penting adalah menjalankan Islam dengan benar.
Pada hari Jumat yang penuh berkah ini, kita diperintahkan bershalawat kepada Nabi akhir zaman, Nabi kita
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kepada keluarga, para sahabat, serta pengikut setia beliau hingga akhir
zaman.
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

َ ‫اَي َأهُّي َا اذَّل ِ َين آ َمنُوا ات َّ ُقوا اهَّلل َ َح َّق تُ َقا ِت ِه َواَل تَ ُموتُ َّن اَّل َوَأنمُت ُّم ْس ِل ُم‬
‫ون‬
‫ِإ‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali
kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” [Quran Ali Imran: 102].
Berdasarkan ayat ini, kita diperintahkan untuk bersungguh-sungguh dalam meniti jalan takwa. Menaati perintah Allah dan
menjauhi segala larangan-Nya. Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan firman Allah “Janganlah kalian mati melainkan dalam
keadaan beragama Islam”, maksudnya, jagalah Islam saat kalian sehat dan dalam keadaan aman sehingga kalian wafat
dalam keadaan Islam. Kemudian beliau melanjutkan:
‫ ومن مات عىل يشء بعث عليه‬، ‫من عاش عىل يشء مات عليه‬
“Barangsiapa yang hidup dengan suatu kebiasaan, maka ia akan diwafatkan dengan kebiasaan tersebut. Dan
barangsiapa yang wafat dalam suatu keadaan, maka ia akan dibangkitkan dalam keadaan tersebut.”
Dari sini bisa kita ketahui, orang-orang yang wafat dalam keadaan membaca Alquran, sedang shalat, sedang
mempelajari agama, bukanlah sesuatu yang sifatnya insidental, tapi ini merupakan kebiasaan dalam hidup mereka
sehingga Allah wafatkan mereka dalam keadaan tersebut. Husnul khotimah. Sebaliknya, -wal ‘iyadzubillah- orang-orang
yang wafat dalam keadaan berdosa. Sedang berzina, berjudi, meminum khamr, mencuri kemudian dipukuli dan mati, itu
adalah kebiasaan mereka. Sehingga Allah wafatkan mereka dalam keadaan su-ul khotimah. Semoga Allah melindungi
kita dari yang demikian.

Ibadallah,
Kita telah memasuki bulan Dzulhijjah. Bulan yang mulia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ما من أايم أعظم وال احب إىل هللا العمل فهين من هذه األايم العرش فأكرثوا فهين من الهتليل والتكبري والتحميد‬
Dari Umar Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari yang paling agung
dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah
pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid”. (HR. Ahmad).

Ibadallah,
Di Indonesia, suasana semarak ibadah masyarakat, kita jumpai ketika datang bulan ramadhan. Masjid yang biasanya
sepi dari jamaah, mendadak membludak ketika taraweh pertama. Jamaah subuh yang umumnya dihadiri 2 orang (imam
dan muadzin), bisa menjadi puluhan orang. Bahkan orang yang setahun tidak pernah menyentuh masjid, tiba-tiba berada
di shaf paling pertama ketika shalat jamaah subuh.

Semua peristiwa itu, hanya kita jumpai di bulan ramadhan. Banyak kaum muslimin telah sadar, ramadhan merupakan
momen terbesar untuk mendapatkan ribuan pahala. Barangkali ini bagian dari jasa besar para khatib, yang terus
memotivasi masyarakat untuk menyemarakkan ramadhan, menyambut ramadhan dengan berbagai amal ibadah dan
ketaatan. Ramadhan menjadi bulan yang identik dengan semarak ibadah kaum muslimin. Walhamdu lillah…

Sayangnya, suasana semarak ibadah semacam ini tiba-tiba sirna begitu ramadhan berlalu. Seolah bulan suci untuk
ladang pahala, hanyalah bulan Ramadhan.

Ibadallah,

Lain halnya bulan Dzulhijjah. Masyarakat kita belum banyak yang menyadari bahwa Dzulhijjah termasuk bulan yang
istimewa. Padahal banyak dalil yang menunjukkan bahwa di bulan Dzulhijjah, amal soleh dilipat gandakan. Sebagaimana
pahala yang dijanjikan ketika ramadhan. Dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

‫الح َّج ِة‬ ‫و‬ُ‫ذ‬‫و‬ ، ‫ن‬


ُ ‫ا‬ ‫ض‬
َ ‫م‬ ‫ر‬ : ٍ ‫ َش ْهرا ِع‬،‫ان‬
‫يد‬ ِ ‫ان الَ ي ْن ُقص‬
ِ ‫َش ْهر‬
َ َ ََ َ َ َ َ
”Ada dua bulan yang pahala amalnya tidak akan berkurang. Keduanya dua bulan hari raya: bulan Ramadlan dan bulan
Dzulhijjah.” (HR. Bukhari 1912 dan Muslim 1089).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggandengkan bulan Dzulhijjah dengan Ramadhan. Sebagai motivasi beliau
menyebutkan bahwa pahala amal di dua bulan ini tidak berkurang.
Rentang waktu yang paling mulia ketika Dzulhijjah adalah 10 hari pertama. Di surat al-Fajr, Allah berfirman:

ٍ َ‫و الْ َف ْج ِر * ولَي‬


‫ال َع ْش ٍر‬ َ َ
Demi fajar, dan demi malam yang sepuluh. (QS. Al Fajr: 1 – 2)

Ibn Rajab menjelaskan, malam yang sepuluh adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Inilah tafsir yang benar dan
tafsir yang dipilih mayoritas ahli tafsir dari kalangan sahabat dan ulama setelahnya. Dan tafsir inilah yang sesuai dengan
riwayat dari Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma…” (Lathaiful Ma’arif, hal. 469)

Allah bersumpah dengan menuebut sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Yang ini menunjukkan keutamaan sepuluh
hari tersebut. Karena semua makhluk yang Allah jadikan sebagai sumpah, adalah makhluk istimewa, yang menjadi bukti
kebesaran dan keagungan Allah.

Karena itulah, amalan yang dilakukan selama 10 hari pertama Dzulhijjah menjadi amal yang sangat dicintai Allah.
Melebihi amal soleh yang dilakukan di luar batas waktu itu. Dari Ibn Abbas radhiallahu ‘anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

‫ قَالُوا يَا‬.‫ َي ْعنِى َأيَّ َام ال َْع ْش ِر‬.‫ب ِإلَى اللَّ ِه ِم ْن َه ِذ ِه اَأليَّ ِام‬
ُّ ‫َأح‬ ِ ِ َّ ‫ما ِمن َأيَّ ٍام الْعمل‬
َ ‫الصال ُح ف َيها‬ ُ ََ ْ َ
‫يل اللَّ ِه ِإالَّ َر ُج ٌل َخ َر َج بَِن ْف ِس ِه‬
ِ ِ‫اد ِفى َسب‬ ُ ‫ْج َه‬ ِ ‫ال « والَ ال‬ ِ ِ ِ‫اد فِى سب‬
َ َ َ‫يل اللَّه ق‬
ِ
َ ُ ‫ول اللَّه َوالَ الْج َه‬
ِ َ ‫رس‬
َُ
‫ش ْى ٍء‬ َ ِ‫َو َمالِ ِه َفلَ ْم َي ْر ِج ْع ِم ْن ذَل‬
َ ِ‫ك ب‬
“Tidak ada hari dimana suatu amal salih lebih dicintai Allah melebihi amal salih yang dilakukan di sepuluh hari ini (sepuluh
hari pertama Dzulhijjah, pen.).” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama dari jihad fi sabilillah?
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Termasuk lebih utama dibanding jihad fi sabilillah. Kecuali orang yang
keluar dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad), dan tidak ada satupun yang kembali (mati dan hartanya diambil
musuh, pen.).” (HR. Ahmad 1968, Bukhari 969, dan Turmudzi 757).

Dalam riwayat yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Tidak ada amalan yang lebih suci di sisi Allah dan tidak ada yang lebih besar pahalanya dari pada kebaikan yang dia
kerjakan pada sepuluh hari al-Adha.” (HR. Ad-Daruquthni, dan dihasankan oleh al-Albani) Al-Hafidz Ibn Rajab
mengatakan, Hadis ini menunjukkan bahwa beramal pada sepuluh hari bulan Dzulhijjah lebih dicintai di sisi Allah dari
pada beramal pada hari-hari yang lain, tanpa pengecualian. Sementara jika suatu amal itu lebih dicintai Allah, artinya
amal itu lebih utama di sisiNya. (Lathaiful Ma’arif, hal. 456).

Diceritakan oleh Al Mundziri dalam At Targhib wa At Tarhib (2/150) bahwa Sa’id bin Jubair (Murid senior Ibn Abbas),
ketika memasuki tanggal satu Dzulhijjah, beliau sangat bersungguh-sungguh dalam beribadah, sampai hampir tidak
mampu melakukannya.

Ibadallah,
Memahami hal ini, saatnya kita menyadarkan masyarakat. Kita ajak mereka untuk bersama-sama menyemarakkan 10
hari pertama Dzulhijjah dengan berbagai amal soleh dan ibadah, sebagaimana ketika mereka menyemarakkan bulan
ramadhan. Jadikan kesempatan 10 hari pertama sebagai ladang untuk mendulang jutaan pahala.

Lebih dari itu, ada beberapa amal soleh yang dianjurkan untuk dikerjakan selama 10 hari pertama Dzulhijjah, diantaranya:

Memperbanyak puasa sunah selama 9 hari pertama


Memperbanyak takbiran dan dzikir.
Banyak melakukan amal soleh apapun bentuknya.

‫َأقُ ْو ُل قَ ْولِي هَ َذا َوا ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِي َولَ ُك ْم َولِ َساِئ ِر ال ُم ْسلِ ِمي َْن ِإنَّهُ هُ َو ال َس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‬
KHUTBAH KEDUA

‫ وأشهد أن ال إله‬،‫ نبينا محمد و آله وصحبه ومن وااله‬،‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا‬
ُ‫أن مح ّمداً عبده ورسوله‬
َّ ‫ وأشهد‬،‫إال هللا وحده ال شريك له‬
Jamaah sholat jum’at rohimakumullah
Seseorang yang hendak berkurban dilarang untuk memotong kuku dan rambut ketika sudah memasuki tanggal 1
Dzulhijjah sampai hewan kurbannya disembelih. Dalilnya hadis dari Ummu Salamah dari Nabi shallallahu ’alaihi wa
sallam,

‫ْح َّج ِة فَالَ يَْأ ُخ َذ َّن ِم ْن َش ْع ِر ِه َوالَ ِم ْن‬


ِ ‫من كا َن لَهُ ِذبح يذبـحه فَِإ ذَا َأه َّل ِهالَ ُل ِذى ال‬
َ ٌََُ َ
َ ُ‫َأظْ َفا ِر ِه َش ْيًئا َحتَّى ي‬
‫ض ِّح َى‬
”Barangsiapa yang telah memiliki hewan yang hendak diqurbankan, apabila telah masuk tanggal 1 Dzulhijjah, maka
janganlah dia memotong sedikitpun bagian dari rambut dan kukunya hingga dia selesai menyembelih.” (HR. Muslim 5236,
Abu Daud 2793, dan yang lainnya).

‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا? تَ ْسلِي ًما‬ َ ‫ون َعلَى النَّبِ ِّي ۚ يَا َأيُّهَا الَّ ِذ‬
َ ‫ين آ َمنُوا‬ ?َ ُّ‫ُصل‬
َ ‫ِإ َّن اللَّـهَ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬
‫ار ْك‬
ِ َ‫ َوب‬.،‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‬ ِ ‫ْت َعلَى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى‬ َ ‫صلَّي‬ ِ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬
َ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ َ ‫اَللَّهُ َّم‬
َ َّ‫ ِإن‬،‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ِ ‫ت َعلَى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى‬َ ‫ار ْك‬ ِ ‫َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬
َ َ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما ب‬
‫ت اَألحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأل ْم َوا ِ‬
‫ت‬ ‫اللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َوالم ْسلِ َما ِ‬
‫ت َوالمْؤ ِمنِي َ?ْن َوالمْؤ ِمنَا ِ‬
‫عوات‬‫إنك َس ِمي ٌع قَ ِريبٌ ُم ِجيبُ ال َّد َ‬

‫ُر ْال ُم َجا ِه ِدي َْن فِ ْي س ُْو ِريَا ‪ ،‬اَللَّهُ َّم ا ْنص ِ‬
‫ُر‬ ‫ْطي َْن ‪ ،‬اَللَّهُ َّم ا ْنص ِ‬ ‫ُر ْال ُم َجا ِه ِدي َْن فِ ْي ِفلِس ِ‬
‫اَللَّهُ َّم ا ْنص ِ‬
‫ُر ْال ُم َجا ِه ِدي َْن ِف ْي‬
‫ُر ْال ُم َجا ِه ِدي َْن ِف ْي َأ ْف ِر ْيقِيَا‪ ،‬اَللَّهُ َّم ا ْنص ِ‬
‫ْال ُم َجا ِه ِدي َْن فِ ْي ْاليَ َم ِن‪ ،‬اَللَّهُ َّم ا ْنص ِ‬
‫اع اَألرْ ض‪.‬اَللَّهُ َّم تَقَبَّلْ ِم ْنهُ ُم ال ُّشهَ َدا َء‬ ‫ُر ْال ُم َجا ِه ِدي َْن فِ ْي ُكلِّ بِقَ ِ‬ ‫ان‪ ،‬اَللَّهُ َّم ا ْنص ِ‬ ‫َأ ْف َغانِ ْستَ َ‬
‫ضى َو ْال َجرْ َحى‪ ،‬اللَّهُ َّم ُك ْن لَهُ ْم َوالَ تَ ُك ْن َعلَ ْي ِه ْم‪ ،‬فَِإنَّهُ الَ‬ ‫ف ِم ْنهُ ُم ْال َمرْ َ‬ ‫َوا ْش ِ‬
‫ك‬‫َح ْو َل لَهُ ْم َوالَ قُ َّوةَ ِإالَّ بِ َِ‬
‫اآلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ِ‬
‫‪:‬عباد هللا‬

‫ِإ َّن اللَّـهَ يَْأ ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل َواِإْل حْ َس ِ‬


‫ان َوِإيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َويَ ْنهَ ٰى َع ِن ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُمن َك ِر‬
‫ُون ﴿‪٩٠‬‬ ‫﴾ َو ْالبَ ْغ ِي ۚ يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر َ‬
‫‪.‬فَ ْاذ ُكرُوا هللا ال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُكم‪َ ،‬وا ْش ُكرُوهُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُكم‪ ،‬ول ِذك ُر هللا أكبَر‬

Anda mungkin juga menyukai