Allah Subhanahu wa
Ta’ala dengan berbuat
baik
Kelompok 2
Kelompok 2 Akhwat
Anggota :
• Marsella Valencia
• Nur Oktaviani
• Pungkas Nadina Hasannudin
• Siti Refania Anwar
• Ummu Salamah
BERBUAT BAIK
KEPADA SESAMA
Berbuat Baik Kepada Sesama
Perbuatan baik dalam bahasa Arab disebut ihsan. Kata ihsan berasal
dari istilah hasuna-yahsunu-hasanan, artinya baik.
Pada akhir ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala., menyatakan, “dan kamu
(masih menjadi) pembangkang”. Ini menunjukkan kebiasaan orang-orang Bani Israil
dalam merespons perintah AllahSubhanahu wa Ta’ala., yaitu “membangkang”,
sehingga tersebarlah kemungkaran dan turunlah azab kepada mereka
Hadis yang terkait dengan perintah berbuat Ihsan juga banyak sekali. Di antara
hadis yang dengan tegas menyatakan agar kita berbuat Ihsan adalah sabda Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa salam. berikut.
Artinya:
“Dari Syadad bin Aus, bahwa Rasulullah saw. bersabda:“Sesungguhnya Allah telah
mewajibkan berbuat Ihsan atas segala sesuatu, maka apabila kamu membun*h hendaklah
membunuh dengan cara yang baik, dan jika kamu menyembelih maka sembelihlah dengan
cara yang baik dan hendaklah menajamkan pisaunya dan menyenangkan hewan
sembelihannya”. (HR. Muslim).
Keterkaitan Kewajiban Beribadah dan
Bersyukur kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala. dengan Berbuat Baik terhadap
Sesama Manusia sesuai Q.S. al-
Baqarah/2:83
1. Ihsan kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala
Ihsan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu berlaku Ihsan dalam
menyembah/beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta,ala., baik dalam
bentuk ibadah khusus yang disebut ibadah mahdah (murni, ritual) ataupun
ibadah umum dengan ibadah gairu mahdah (ibadah sosial). Berdasarkan
hadis tentang Ihsan di atas, Ihsan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
mengandung dua tingkatan berikut ini.
• Beribadah kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala. seakan-akan melihat-Nya.
Keadaan ini merupakan tingkatan Ihsan
yang paling tinggi, karena dia berangkat
dari sikap membutuhkan, harapan, dan
kerinduan. Dia menuju dan berupaya • Beribadah dengan penuh keyakinan
mendekatkan diri kepada-Nya. bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala.
melihatnya. Kondisi ini lebih rendah
tingkatannya daripada tingkatan yang
pertama, karena sikap Ihsannya didorong
dari rasa diawasi dan takut akan
hukuman.
2. Ihsan kepada Sesama Makhluk
Ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalam Q.S al-Qassash/28:77 Allah berfirman:
Artinya :
“…dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Swt. telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah Swt. tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.”
A. Ihsan Kepada Orang Tua
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-
duanya berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekalikali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan
yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan .”
dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua mendidik aku di
waktu kecil.” (Q.S. al-Isra’/17:23-24).
Berbuat baik kepada kedua orangtua ialah dengan cara mengasihi, memelihara, dan menjaga mereka
dengan sepenuh hati serta memenuhi semua keinginan mereka selama tidak bertentangan dengan aturan
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalam sebuah hadis riwayat at-Tirmizi, dari Abdullah bin Umar, Rasulullah saw.
bersabda :
٠٦ ﴿ ان
ُ سَ ان ِإاَّل اِإْل ْح
ِ سَ َه ْل َج َزا ُء اِإْل ْح
Artinya : “Tidak ada balasan untuk kebaikan kecuali kebaikan (pula)” (Q.S.
ar-Rahman/55:60).
B. Ihsan Kepada Kerabat Karib
Allah Subhanahu wa Ta’ala. menyamakan seseorang yang memutuskan hubungan silaturahmi dengan
perusak di muka bumi. Allah Subhanahu wa Ta’ala. berfirman:
Artinya : “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan dimuka bumi dan
memutuskan hubungan kekeluargaan?” (Q.S. Muhammad/47:22).
Silaturahmi merupakan kunci mendapatkan keridaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebab paling utama
terputusnya hubungan seorang hamba dengan Tuhannya adalah karena terputusnya hubungan silaturahmi
C. Ihsan Kepada Anak Yatim
Berbuat baik kepada anak yatim ialah dengan cara mendidiknya dan memelihara hak-haknya. Banyak ayat
dan hadis menganjurkan berbuat baik kepada anak yatim, di antaranya adalah sabda Rasulullah shallallahu wa
‘alaihi wa salam.:
ًا[[ل َجنَّ ِة ه َك َذا » وأشار ب[[ا[[لسبابة وا[[لوسطىوفرج ب[[ينهما ش[[يئا ْ َأنَا َو َكافِ[ ُل
ْ ا[[ليَتِي ِم[ ِف[[[ى
Artinya : “Aku dan orang yang memelihara anak yatim di surga kelak akan seperti ini… (seraya menunjukkan
jari telunjuk jari tengahnya).” (HR. al-Bukhari, Abu Dawud, dan at-Tirmizi).
Berbuat hsann kepada orang miskin ialah dengan memberikan bantuan kepada mereka terutama pada
saat mereka mendapat kesulitan. Rasulullah bersabda.
Ihsan kepada tetangga dekat meliputi tetangga dekat dari kerabat atau tetangga yang berada di dekat
rumah, serta tetangga jauh, baik jauh karena nasab maupun yang berada jauh dari rumah. Rasulullah
sallallahu wa ‘alaihi wa salam. bersabda:
Artinya :“Demi Allah Subhanahu wa Ta’ala., tidak beriman, demi Allah Subhanahu wa Ta’ala., tidak
beriman. ”Para sahabat bertanya: “Siapakah yang tidak beriman, ya Rasulullah?” Beliau menjawab:
“Seseorang yang tidak aman tetangganya dari gangguannya.” (HR. al-Syaikhani).
F. Ihsan Kepada Tamu
Ihsan kepada tamu, secara umum adalah dengan menghormati dan menjamunya. Rasulullah sallallahu
wa ‘alaihi wa salam. bersabda:
Artinya : “Barang siapa beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. dan Hari Akhir, hendaklah memuliakan
tamunya.” (HR. Jama’ah, kecuali Nasa’i).
Tamu yang datang dari tempat yang jauh, termasuk dalam sebutan ibnu sabil (orang yang dalam
perjalanan jauh). Cara berbuat Ihsan terhadap ibnu sabil dengan memenuhi kebutuhannya, menjaga hartanya,
memelihara kehormatannya, menunjukkan jalan jika ia meminta.
G. Ihsan Kepada Karyawan/pekerja
Kepada karyawan atau orang-orang yang terikat perjanjian kerja dengan kita, termasuk pembantu, tukang,
dan sebagainya, kita diperintahkan agar membayar upah mereka sebelum keringat mereka kering (segera). Dari
‘Abdullah bin ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ْ َان يُْؤ ِمنُ بِاهَّلل ِ َوا ْليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر فَ ْليَقُ ْل َخ ْي ًرا اَ ْو لِي
ْص ُمت َ َمنْ َك
Artinya :“Barang siapa beriman kepada Allah Swt. dan Hari Kiamat, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
(¦R. Al-Bukhari dan Muslim).
I. Ihsan Kepada Binatang
Berbuat Ihsan terhadap binatang adalah dengan memberinya makan jika ia lapar, mengobatinya jika ia
sakit, tidak membebaninya di luar kemampuannya, tidak menyiksanya jika ia bekerja, dan
mengistirahatkannya jika ia lelah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
َّ سنُوا
الذ ْب َحةَ َو ْليُ ِح َّد ِ سنُوا ا ْلقِ ْتلَةَ وَِإ َذا َذبَ ْحتُ ْم فََأ ْح
ِ ان َعلَى ُك ِّل ش َْى ٍء فَِإ َذا قَتَ ْلتُ ْم فََأ ْح
َ س َ َِإنَّ هَّللا َ َكت
َ ب اِإل ْح
ُيحتَه َ َأ َح ُد ُك ْم
َ ِش ْف َرتَهُ َو ْليُ ِر ْح َذب
Artinya :
“Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat baik terhadap segala sesuatu. Jika kalian hendak membunuh,
maka bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian hendak menyembelih, maka sembelihlah dengan cara
yang baik. Hendaklah kalian menajamkan pisaunya dan senangkanlah hewan yang akan disembelih.” (HR.
Muslim)
J. Ihsan Kepada Alam Sekitar
Alam raya beserta isinya diciptakan untuk kepentingan manusia. Untuk kepentingan kelestarian hidup
alam dan manusia sendiri, alam harus dimanfaatkan dengan penuh rasa tanggungjawab. Allah Subhanahu wa
Ta’ala. berfirman:
Artinya :
“…dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Swt. telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah Swt. tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.” (Q.S. al-Qásas/28:77).
Kasus atau fenomena yang serupa dengan surat al baqarah ayat 83 pada saat ini :
2
Dapat membedakan amar makruf dan Menjalankan perintah dan Terbiasa tolong menolong
nahi munkar, serta menanamkannya larangan Allah Subhanahu dalam kebaikan
pada keyakinan bahwa itu wajib bagi Wata'ala
setiap muslim
Meyakini bahwa setiap Waktu dipakai untuk hal hal yang Menyeimbangkan amal
perbuatan akan ada balasannya bermanfaat dan lebih produktif ibadah dunia dan akhirat