Akbar Ashidiq
Kelas: EN – 2J
NIM: 1217020007
ك ْال ِك َب َر َأ َح ُد ُه َما َأ ْو كِال ُه َما َفال َتقُ ْل ِ ُّك َأال َتعْ ُب ُدوا ِإال ِإيَّاهُ َو ِب ْال َوالِدَ ي
َ ْن ِإحْ َسا ًنا ِإمَّا َي ْبلُ َغنَّ عِ ْن َد َ َو َق
َ ضى َرب
ُّ اخفِضْ َل ُه َما َج َنا َح
ِّالذ ِّل م َِن الرَّ حْ َم ِة َوقُ ْل َرب ْ َو.َل ُه َما ُأفٍّ َوال َت ْن َهرْ ُه َما َوقُ ْل َل ُه َما َق ْوال َك ِريمًا
ص ِغيرً اَ ارْ َحمْ ُه َما َك َما َر َّب َيانِي
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah
dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (QS
Al-Isra : 23-24)
َ ْن َأ ِن ا ْش ُكرْ لِي َول َِوالِ َدي
َّْك ِإ َلي َ ان ِب َوالِدَ ْي ِه َح َم َل ْت ُه ُأ ُّم ُه َوهْ ًنا َع َلى َوهْ ٍن َوف
ِ ِصالُ ُه فِي َعا َمي َ ص ْي َنا اإل ْن َس
َّ َو َو
ْالمَصِ ي ُر
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-
Kulah kembalimu. (QS Luqman : 14)
Sebagai umat Islam, ada hal-hal yang harus ditunaikan antar sesama umat Islam sebagaimana
yang telah dijelaskan Rasulullah dalam sabdanya:
“Apabila engkau berjumpa dengannya, ucapkanlah salam, apabila ia mengundangmu,
penuhilah, apabila dia meminta nasehat kepadamu, berilah nasehat, apabila dia bersin dan
mengucapkan Alhamdulillah, ucapkanlah Yarhamukallah, apabila dia sakit, jenguklah dan
apabila dia meninggal dunia, antarkanlah jenazahnya.” (HR. Bukhari Muslim)
Akhlak terpuji seorang muslim terhadap saudaranya sesama muslim lainnya meliputi :
1. Mencintai saudaranya sesama muslim.
2. Mencintai karena Allah SWT.
3. Tolong menolong..
4. Membantu saudara yang kesulitan.
6. Menutupi a’ib saudaranya sesama muslim.
7. Saling menyanyangi satu sama lainnya.
8. Mendoakan kebaikan.
10. Saling berjabatan tangan ketika bertemu.
11. Ramah tamah dan rendah hati.
12. Mendahulukan kepentingan saudaranya daripada kepentingan sendiri.
13. Berprasangka baik.
2. Firman Allah SWT di dalam Al Qur’an, bahwa pada diri Rasulullah SAW terdapat suri tauladan
yang baik bagi segenap umatnya.
Allah berfirman:
3.
ُت َمسْ رُو ًقا َقا َل َقا َل َع ْب ُد هَّللا ِ بْن ٍ ت َأ َبا َو
ُ ْاِئل َس ِمع ُ ْان َس ِمع َ شعْ َب ُة َعنْ ُس َل ْي َم
ُ َح َّد َث َنا َح ْفصُ بْنُ ُع َم َر َح َّد َث َنا
ُوق َقا َل َد َخ ْل َنا َع َلى َع ْب ِد َأْل
ٍ ْن َس َل َم َة َعنْ َمسْ ر ِ ِيق ب ِ ش َعنْ َشق ِ مْرو َح َّد َث َنا قُ َت ْي َب ُة َح َّد َث َنا َج ِري ٌر َعنْ ا عْ َم ٍ َع
ْصلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َف َقا َل َل ْم َي ُكن
َ ِ او َي َة ِإ َلى ْال ُكو َف ِة َف َذ َك َر َرسُو َل هَّللا
ِ ِين َق ِد َم َم َع م َُع
َ مْروح ٍ ْن َع ِ هَّللا ِ ب
صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم ِإنَّ ِمنْ َأ ْخ َي ِر ُك ْم َأحْ َس َن ُك ْم ُخلُ ًقا
َ ِ َفا ِح ًشا َواَل ُم َت َفحِّ ًشا َو َقا َل َقا َل َرسُو ُل هَّللا
“Diriwayatkan dari Hafsh bin ‘Umar, dari Syu’bah, dari Sulaiman, aku mendengar Abu Wa’il,juga
aku telah mendengar dari Masruq berkata, ‘Abdullah bin ‘Umar berkata, dan dari Qutaibah, dari
Jarir, dari Al-‘A’masy, dari Syaqiq bin Salamah, dari Masruq berkata: kami telah bertemu dengan
‘Abdillah bin ‘Amr dan ketika berangkat dengan Mu’awiyah ke Kufah, kemudian dia menyebut
Rasulullah s.a.w.dan berkata: “Rasulullah s.a.w.sama sekali bukanlah orang yang keji dan bukan
pula orang yang jahat; dan dia berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda: “sesungguhnya orang paling
baik di antara kamu sekalian adalah yang paling baik budi pekertinya.”
4. Ketika Ummul Mukminin ‘Aisyah ditanya tentang akhlak Rasulullah s.a.w., ia menjawab :
5. “Anas bin Malik mengatakan: ”Aku melayani Rasulullah selama sepuluh tahun. Demi Allah,
Beliau sama sekali tidak pernah membentak dengan ucapan “husy”, dan tidak pernah pula
Beliau menegur “Mengapa engkau berbuat begitu?”, atau kenapa engkau tidak berbuat
begitu?.” (H.R. Muslim)
6. Betapa tinggi serta mulia akhlak Rasulullah SAW. Allah Azza wa Jalla berfirman:
Ridho:
1. Dari ‘Abbas bin ‘Abdil Muththalib radhiyallahu ‘anhu, bahwa dia telah mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ًالم دِي ًنا َو ِبم َُح َّم ٍد َرس ُْوال هَّلل ِ اق َطعْ َم اِإلي َم
َ َذ
ِ ْان َمنْ َرضِ َي ِبا ِ َر ًّبا َو ِباِإلس
“Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha kepada Allah sebagai Rabbnya
dan Islam sebagai agamanya serta (nabi) Muhammad sebagai rasulnya”.
Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan ridha kepada Allah Ta’ala, Rasul-Nya
dan agama Islam, bahkan sifat ini merupakan pertanda benar dan sempurnanya keimanan
seseorang.
1. “Barangsiapa yang sabar akan disabarkan Allah, dan tidak ada pemberian Allah yang paling
luas dan lebih baik daripada kesabaran“. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, at-Tirmidzi, Nasa’i,
Abu Dawud, Malik dan Ad-Darimi)
2. “Sangat menakjubkan semua urusan orang yang beriman, sesungguhnya segala urusannya
itu sangat baik baginya, dan hal itu tidak dimiliki oleh seorangpun, kecuali orang yang beriman.
Apabila ia mendapatkan kesenangan ia bersyukur, maka yang demikian itu sangat baik dan
apabila ia tertimpa kesusahan ia sabar, maka yang demikian itu sangat baik baginya“. (HR.
Muslim)
3. “Sabar itu ada tiga yaitu sabar dalam musibah, sabar dalam taat, dan sabar dalam menjauhi
maksiat. Barangsiapa bersabar dalam musibah sehingga dikembalikannya dalam keadaan baik
atas apa yang menimpa dirinya (ia ridho atas bala’ yang diberikan-Nya), maka Allah akan
menulis baginya 300 derajat yang tiap-tiap derajat jaraknya antara langit dengan bumi. Dan
barangsiapa bersabar dalam melaksanakan taat, maka Allah akan menuliskannya 600 derajat,
tiap dua derajat jaraknya antara langit dunia dengan Sidratul Muntaha. Dan barangsiapa yang
bersabar dalam menjauhi maksiat, maka Allah tulis baginya 900 derajat yang jarak dua
derajatnya seperti ‘Arasy dua kali“. (HR. Abu Dunya dan Abu Syaikh)