Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

PEMETAAN MEDAN LISTRIK

KELOMPOK : KELOMPOK 3

NAMA PRAKTIKAN : MUHAMAD FIKRI IRIANSYAH (1217020026)

NAMA ANGGOTA KELOMPOK : BAIHAQI ARIA RANGGA P.T. (1217020012)

FARAH ADIBAH RAMADHANTY (1217020044)

HARRID NAUFAL GIFARI (1217020045)

IRMAWATI IRAWAN (1217020006)

MUHAMMAD AKBAR ASHIDIQ (1217020007)

KELAS : 4J

TANGGAL PRAKTIKUM : 14 MEI 2019

TANGGAL PENYERAHAN LAPORAN : 28 MEI 2019

PEMBIMBING : P.JANNUS, MT.

NILAI :

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

DEPOK

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan percobaan dengan judul “PEMETAAN MEDAN
LISTRIK”
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk memenuhi persyaratan akademis
guna mencapai kompetensi materi yang diujikan kepada mahasiswa.
Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah praktikum tegangan tinggi yaitu Bapak Jannus, tak lupa
berterimakasih kepada tean –teman yang memberikan bantuan secara langsung ataupun
tidak langsung.
Saya menyadari bahwa laporan praktikum ini belum sempurna, sheingga segala kritik
dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca

Depok, 28 Mei 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 4
1.2. Tujuan Praktikum 4
1.3. Dasar Teori 4
BAB II PELAKSANAAN
2.1. Lokasi dan Waktu Praktikum 9
2.2. Alat dan Bahan 9
2.3. Langkah Kerja 10
BAB III DATA HASIL PERCOBAAN
3.1. Data Pengukuran 15
3.2. Data Pemetaan Hasil Percobaan dengan Quickfield 6.3 15
3.3. Data Grafik Hasil Percobaan dengan Quick Field 6.3 16
3.4. Data Hasil Perbandingan dengan Kelompok Lain 17
BAB IV ANALISA DATA
4.1 Analisa Hasil Pemetaan dari Bentuk Segitiga (+) ke Lingkaran (-) 18
4.2 Analisa Grafik Hasil Pemetaan dari Bentuk Segitiga dan Setengah 18
4.3 Analisa Data Hasil Perbandingandengan Kelompok Lain 19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 20
5.2. Saran 20
BAB VI DAFTAR PUSTAKA 21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Latar belakang terjadinya praktikum ini adalah sebagai mahasiswa/i program studi
Teknik Konversi Energi kami mempelajari dua sub bab materi yaitu elektronika dan
mekanikal, pada elektronika salah satunya mempelajari teknik tegangan tinggi.
Materi tegangan tinggi nantinya akan digunakan pada instalasi listrik tegangan tinggi
misalnya pada suatu pembangkit listrik. Bagian dari materi tegangan tinggi salah satunya
ialah medan listrik, dimana pada praktikumnya akan menggabarkan pemetaan suatu medan
listrik dan pengaruh dari muatan listrik, arus, tegangan, dan jarak dengan menggunakan
kertas konduktif sebagai medianya.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini agar setelah selesai melakukan percobaan, diharapkan
praktikan dapat :
1. Mahasiswa/i menggambarkan pemetaan amodel medan listrik antara kedua
elektroda cairan logam
2. Mahasiswa/i membandingkan hasil pemetaan yang diperoleh dengan teori
3. Mahasiswa/i membuat kesimpulan dari hasil yang diperoleh
1.3 Dasar Teori
Dasar teori pemetaan medan listrik sebagai berikut :
Pengertian kekuatan listrik suatu bahan isolasi, ialah kuat medan listrik yangmasih
diperkenankan pada keadaan tertentu, keadaan yang dimaksud adalah jenis tegangan,
lamanya pembebanan, temperatur, dan bentuk elektroda. Batas- batas kekuatan litrik suatu
isolasi akan tercapai bila pada suatu tempat sembarang kuat medan tembusnya dilewati.

Kuat medan listrik memiliki arti tersendiri yaitu suatu pembebanan listrik pada suatu
bahan dielektrik. Oleh karena itu, penentuan kuat medan listrik merupakan suatu hal yang
penting didalam teknik tegangan tinggi. Persamaan medan listrik ialah :
Q
E=k a
2 r ……….. (1)
r
V
E= ……………….. (2)
r
Dengan, E = kuat medan listrik (Volt/m)
K = konstanta kesetaraan gaya listrik (8,99 x 109 Nm2/C2)
V = tegangan (Volt)
R = jarak (m)
Q = banyaknya muatan (Coulomb)
Penentuan kuat medan listrik dapat dilakukan dengan cara :
1. Penentuan medan secara grafis
2. Pengukuran pada suatu model dalam medan arus
3. Pengukuran pada tegangan tinggi
4. Perhitungan secara numeris dan analitis
1.3.1 Penentuan Medan Cara Grafis
Jalannya garis medan listrik ditentukan oleh arah kuat medan listrik. Pada setiap
tempat garis ini berjalan tegak lurus pada garis ekipotensial, sehingga tegak lurus pada
permukaan elektroda. Dengan asumsi tidak ada muatan permukaan pada bidang batas
dua dielektrik, maka komponen normal dari kuat medan listrik akan berbanding terbalik
dengan konstanta dielektik bahan isolasi. Sedangkan, komponen tangensial dari kuat
medan akan tetap pada bidang batas akan tetap.
Umumnya pada medan dua dimensi Pemetaan medan secara grafis mencapai
ketelitian yang cukup. Pada cara ini, mula-mula digambarkan garis batas-garis
ekipotensial dan garis-garis medan menurut penaksiran, kemudian gambar medan
dikoreksi selangkah demi selangkah dengan bantuan hukum-hukum medan
elektrostatis.
(Gombor 1.3.1.1 contoh garis-garls medan dan ekipotensial untuk medan dua
dimensi)
Daerah di sepanjang yang dibatasi oleh garis medan yang berdekatan (gambar
1.3.1.1) terdapat fluksi pergeseran yang besarnya sama sebagai,
∆ Q=bi l εi εo E…………….. (3)
Dimana, l = lebar susunan yang tegak lurus pada bidang gambar
ex konstanta dielektrik
Bila 4 Q dianggap sebagai selisih potensial tetap antara dua garis ekipotensial
berdekatan, maka AE dan hubung berikut akan dipenuhi:
b
εT =K …………………………. (4)
a
Konstanta K pilih sembarang. Dalam gb.1.3.11 diambil b / a = 1. Jika jarak dari dua
garis ekipotensial di tempat sembarang sama dengan a i, maka kuat medan dihitung dari
:
∆Q
Ei ¿ …………………………….. (5)
ai
Bila jumlah garis ekipotensial yang digambarkan (tanpa bidang elektroda) = m, maka
tegangan terpasang total :
m
U =( )∆ Q………………………. (6)
l
Bila jumlah garis medan yang digambar antara elektroda = n, maka pergeseran fluksi
total adalah :
Q=nbil εi εo E …………….. (7)
Kapasitansi susunan :
Q n
C= = k l εo ………….. (8)
U m+l
Cara ini dapat digunakan pada medan tiga dimensi yang memiliki simetris dengan
pengukuran yang analog, dengan penekanan medan yang didapat hubungan :
b
εT r =K …………………………. (9)
a

Dimana r = jarak dari volume diukur dari sumbu rotasi. Penentuan mefdarn ecara
grafis pada pengaturan dapat dipermudah, kałau sudah diketahul beberapa harga.
1.3.2 Pemetaan Medan Listrik dengan Kertas Konduktif
Medan listrik dua dimensi dapat diukur dengan mudah dan cukup teliti dengan
menggunakan kertas konduktif, dimana konstanta dielektrik seanding dengan jumlah
lapisan kertas konduktif. Sebagai kertas konduktif dikenal kertas grafik dengan suatu
tahanan permukaan sebesar 10W, seperti kertas yang digunakan sebagai lapisan
konduktif dari kabel tegangan tinggi.
Permukaan elektroda disimulasi dengan lapisan cat perak konduktif, dengan
pengokoh full logam, dengan paku atau jarum yang dihubungkan satu sama lain yang
dipakukan pada selembar papan kayu atau bahan logam yang ditekan. Pada bidang
batas antara elektroda dan dielektrik, antara dua dielektrik yang berlainan kertas
konduktif harus sama konduktifnya satu sama lain dengan baik, untuk ini cocok
digunakan jarum yang dipakukan di papan dasar

1.3.3 Hubungan Analogi Medan Elektrostatis dengan Medan Arus


Pengukuran medan pada model-model memanfaatkan analogi antara medan listrik
dengan medan arus listrik. Seperti :

a. Medan Elektrostatis b. Medan Arus Listrik

D=εE ……………………. (3) S=σE ……………………. (5)

∬ D .dA=Q ………………. (4) ∬ S . dA=I ……………….. (6)


E=−gradφ……….... (7)
¿ . gradφ=0 ….…… (8)
Q
C= ………………..…….(9)
U
1 1
= ……………………. (10)
R U

Distribusi garis medan dan ekipotensial membentuk rumus matematik yang sama
dalam hal kedua dan hanya tergantung pada geometri dan material. Di dalam hal ini
pergeseran listrik D, analog dengan kerapatan arus S dan konstanta dielektrik dapat
disimulasi oleh konduktivitas jenis adari medan arus. Kapasitansi susunan dapat
diketahui dari tahanan Ohm R, sebagai:
1 ε
C= =
R σ
Hubung analogi ini menjadi dasar untuk simulasi medan listrik dengan kertas
konduktif

1.3.4 Meniru Medan Listrik dengan Kertas Konduktif


Medan dua dimensi dapat diukur dengan sederhana dan cukup teliti dengan
menggunakan kertas konduktif, dimana konstanta dieektrik sebanding dengan jumlah
lapisan kertas konduktif. Sebagal kertas konduktif dikenal kertas grafik dengan tahanan
permukaan (tahanan dari dua sisi yang berhadapan atau junction) berjumlah kira-kira
10 k Ohm, seperti kertas yang digunakan sebagai lapisan konduktif dari kabel tegangan
tinggi.
Permukaan elektroda disimulasi dengan lapisan cat perak konduktif, dengan
pengokoh foli logam, dengan paku atau jarum yang dihubungkan satu sama lain yang
dipakukan pada selembar papan kayu atau dengan bahan logam yang ditekan. Pada
batas antara elektroda dan dielektrik, antara dua dielektrik yang berlainan kertas
konduktif yang harus diperbaiki konduktif satu sama lain dengan baik. Untuk ini cocok
digunakan jarum yang dipakukan pada papan dasar.
Keuntungan dari cara ini adalah penggambaran medan dapat langsung ditunjukkan
pada kertas konduktif.
BAB II

PELAKSANAAN

Sebelum melaksanakan praktikum pemetaan medan listrik, praktikan harus


mempersiapkan :
2.1 Lokasi dan Waktu Praktikum
Lokasi dan waktu praktikum pemetaan medan listrik adalah
Tanggal : 14 Mei 2019
Lokasi : Laboraturium Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Jakarta
2.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum pemetaan medan listrik adalah:
Nama Alat dan
No. Gambar
Bahan

1 Gunting

2 Cairan Perak

3 Kertas Konduktif
2.3 Langkah Kerja
2.3.1 Langkah Kerja
4 Kuas Secara Manual

5 Penggaris

Kabel Positif dan


6
Negatif

7 Pin

8 Papan Kerja

9 Galvanometer
Gambar 2.3.1 Rangkaian Percobaan Pemetaan Medan Listrik
Keterangan:
1.Simulasi elektroda
2.Kertas konduktif
3.Simulasi isolator / dielektrik
4.Jarum pelacak

Untuk melakukan prosedur percobaan pemetaan medan listrik adalah sebagai berikut :
1. Ukuran gambar kertas konduktif dengan membuat persegi berukuran 10 cm x 10 cm.
2. Gunting kertas konduktif sesuai ukuran yang telah ditentukan.
3. Buatlah gambar berupa persegi ataupun segitiga pada ujung kedua sisi kertas konduktif
tepat di garis tengah konduktif dengan ukuran:
 Persegi : 1 cm x 1 cm
 Segitiga : alas = 1 cm, tinggi = 1 cm
4. Catatlah permukaan yang telah di gambar bidang datar dengan menggunakan cat perak
konduktif secukupnya hingga permukaan bidang datar yang di gambar tertutup.
5. Pilihlah gambar yang akan diberi tanda (+) dan (-), lalu berilah tanda tersebut pada gambar.
6. Buatlah rangkaian seperti pada gambar (yang diambil gambar bidang datar segitiga dan
lingkaran sesuai dengan kelompok).
7. Pada sisi (+) cek dengan multimeter yang tersambungkan ke power supply, dan atur hingga
jarum pada power supply menunjukkan angka 100 µA.
8. Lalu gunakan jarum pelacak dimulai pada sisi (-) untuk mencari bidang manakah yang
terdapat arus 0 µA.
9. Tandai bidang yang terdapat arus 10 µA, hingga kira-kira membentuk setengah lingkaran.
10.Ulangi step 8 dan 9 dengan mencari bidang manakah yang terdapat arus 20 µA, 30 µA, 40
µA, 50 µA, 60 µA, 70 µA, dan 80 µA.
11.Analisa pemetaan yang terbentuk pada kertas konduktif dengan mengukur jarak antara
pemetaan tiap masing-masing arus terhadap sisi (+).

2.3.2 Langkah Kerja Menggunakan Quick Field


Langkah kerja membuat grafik melalui Quick Field adalah:
1. Buka aplikasi Quick Field
2. Klik ikon New Problem, lalu ketikan nama file yang akan dibuat, klik Next.

3. Pilih Problem Type “AC Conduction”.


4. Pilih Length Units dalam satuan centimeters, klik Finish.

5. Klik View, lalu pilih Grid Setting untuk menentukan ukran per bidang kotaknya.

6. Buat gambar seperti yang dibawah ini pada kertas konduktif

Alas = 1 cm
t = 1 cm

10 cm

10 cm
7. Tandai garis pada masing-masing bentuk (alas atau kertas, segitiga+, dan
lingkaran-). Klik kanan pada garis yang telah ditandai lalu pilih properties, namakan
masing-masing bentuk (Kertas, Segitiga+, dan lingkaran-).
8. Pada saat ditandai, disebelah kanan kertas bidang terdapat suatu bar dimana
terdapat tulisan “Block Labels” lalu klik nama bentuk, contoh adalah kertas yang
berada dibawah tulisan “Block Labels” tersebut dan masukan nilai konduktivitas
sebesar 9 S/m. Lakukan hal yang sama pada segitiga+ dan lingkaran-, masukan nilai
konduktivitasnya sebesar 1 S/m untuk keduanya.

9. Lalu klik pada masing-masing bidang kosong di setiap bentuknya, dan berikan nama
sesuai dengan bentuknya, yaitu alas atau kertas, segitiga+, dan lingakaran-. Di
sebelah kanan kertas bidang terdapat suatu bar dimana terdapat tulisan “Edge
Labels” lalu klik nama bentuk, contoh adalah kertas yang berada dibawah tulisan
“Edge Labels” dan masukan nilai tegangan sebesar 0 V. Lakukan hal yang sama
pada segitiga+ dan lingkaran-, masukan nilai tegangan sebesar 10V untuk segitiga+
dan sebesar 0V untuk lingkaran-.

10. Klik icon Build Mesh, pastikan semua bidang terMesh. Lalu klik icon Solve.

11. Muncul gambar pemetaan. Setelah itu klik icon Add Contour, lalu buatlah garis
dari positif ke negative, lalu klik Export Picture untuk menyimpan gambar
pemetaan yang terbentuk.
12. Lalu klik X-Y plot.

13. Pilih grafik Strenght, Potensial, Current Density, dan Resistivity. Lalu klik Export
Picture untuk menyimpan grafik (lakukan pergrafik).

BAB III
HASIL PERCOBAAN
3.1 Data Pengukuran

Data dan gambar hasil percobaan yang didapat dari praktikum pemetaan medan listrik sebagai
berikut :

(Gambar 3.1.1 hasil dari praktikum pemetaan medan listrik pada kertas konduktif pada kondisi
Segitiga (+) dan Setengah Lingkaran (-))

3.2 Data Pemetaan Hasil Percobaan dengan Quickfield 6.3


3.2.1 Pemetaan Kerapatan Arus
(Gambar 3.2.1.1 hasil pemetaan (Gambar 3.2.1.2 hasil pemetaan (Gambar 3.2.1.3
untuk kerapatan arus sebelum untuk kerapatan arus sesudah parameter nilai
ditambahkan contour) ditambahkan contour) kerapatan arus)

3.2.2 Pemetaan Tegangan

(Gambar 3.2.2.1 hasil pemetaan (Gambar 3.2.2.2 hasil pemetaan (Gambar 3.2.2.3
untuk tegangan sebelum untuk tegangan sesudah parameter nilai
ditambahkan contour) ditambahkan contour) tegangan)

3.2.3 Pemetaan Medan Listrik

(Gambar 3.2.3.1 hasil pemetaan (Gambar 3.3.2 hasil pemetaan (Gambar 3.2.3.3
untuk medan listrik sebelum untuk medan listrik sesudah parameter nilai
ditambahkan contour) ditambahkan contour) medan listrik)

3.2.4 Pemetaan Hambatan

(Gambar 3.2.4.1 hasil (Gambar 3.2.4.2 hasil (Gambar 3.2.4.3


pemetaan untuk hambatan pemetaan untuk hambatan parameter nilai
sebelum ditambahkan contour) sesudah ditambahkan contour) hambatan)
3.3 Data Grafik Hasil Percobaan dengan Quick Field 6.3

3.3.1 Gambar Grafik Hubungan 3.3.3 Gambar Grafik Hubungan


Kerapatan Arus Terhadap Jarak Medan Listik Terhadap Jarak

3.3.2 Gambar Grafik Hubungan 3.3.4 Gambar Grafik Hubungan


Tegangan Terhadap Jarak Hambatan Terhadap Jarak

3.4 Data Hasil Perbandingan dengan Kelompok Lain (Kerapatan Arus)

(Gambar 3.4.1 Kelompok (Gambar 3.4.2 Kelompok


3: Segitiga(+) dan Setengah 1: setengah lingkaran (-)
Lingkaran(-)) dan segitiga (+))

(Gambar 3.4.3 Kelompok (Gambar 3.4.4 Kelompok


2: Segitiga(+) dan 4: Setengah Lingkaran(+)
Persegi(-)) dan Persegi (-))
3.5 Data Hasil Perbandingan Dengan Kelompok Lain (Medan Listrik)

(Gambar 3.5.1) (Gambar 3.5.2)

(Gambar 3.5.3) (Gambar 3.5.4)

3.6 Data Hasil Perbandingan Dengan Kelompok Lain ( Hambatan )

(Gambar 3.6.1) (Gambar 3.6.2)


(Gambar 3.6.3) (Gambar 3.6.4)

3.7 Data Hasil Perbandingan Dengan Kelompok Lain (Tegangan)

(Gambar 3.7.1) (Gambar 3.7.2)


(Gambar 3.7.3) (Gambar 3.7.4)

BAB IV
ANALISA DATA

Berikut ini analisa data dari hasil praktikum pemetaan untuk kelompok 3 dengan bentuk
Segitiga (+) dan Lingkarang (-) sebagai berikut:

4.1 Analisa Hasil Pemetaan dari bentuk Segitiga (+) dan Lingkaran (-)
4.1.1 Pemetaan Kerapatan Arus
Gambar 3.2.1.1 terbentuk karena adanya perbedaan nilai kerapatan arus ditiap titik.
Ini terjadi karena adanya perbedaan nilai tegangan dan konduktivitas untuk ketiga
bentuk (kertas, segitiga +, dan setengah lingkaran -), sehingga warna pada tiap titik
berbeda. Jika semakin besar nilai kerapatan arusnya maka daerah tersebut akan
berwarna merah seperti yang terjadi pada sisi-sisi segitiga +, sedangkan semakin kecil
nilai kerapatan arusnya maka daerah tersebut akan berwarna biru atau ungu seperti
yang terjadi pada sisi-sisi dari setengah lingkaran(-) tersebut. Karena nilai tegangan
besar pada segitiga (+) bernilai 10 V maka kerapatan arusnya juga besar.
4.1.2 Pemetaan Tegangan
Gambar 3.2.2.1 terbentuk karena adanya perbedaan nilai tegangan ditiap titik. Jika
semakin besar nilai tegangannya maka daerah tersebut akan berwarna merah seperti
yang terjadi pada segitiga (+) karena nilai tegangan pada daerah segitiga(+) adalah 10
V. Sedangkan semakin kecil nilai tegangannya maka daerah tersebut akan berwarna
biru atau ungu seperti yang terjadi pada setengah lingkaran(-).
4.1.3 Pemetaan Medan Listrik
Gambar 3.2.3.1 terbentuk karena adanya perbedaan nilai medan listrik ditiap titiknya.
Hal ini dapat kita lihat dari gambar 3.2.3.1 diatas bahwa ditiap warnanya mempunyai
nilai medan listrik yang berbeda. Jika semakin besar nilai medan listriknya maka
daerah tersebut akan berwarna merah seperti yang terjadi pada segitiga (+),
sedangkan semakin kecil nilai medan listriknya maka daerah tersebut akan berwarna
ungu seperti yang terjadi pada setengah lingkaran (-).
4.1.4 Pemetaan Konduktivitas
Gambar pemetaan konduktivitas terbentuk karena adanya persamaan nilai
konduktivitas ditiap titiknya. Gambar 3.2.4.1 dan gambar 3.2.4.2 menggambarkan
bentuk yang tidak mempengaruhi dari pemetaan konduktivias, karena terlihat pada
gambar pemetaan yang berwarna orange atau mempunyai warna yang sama di tiap
titiknya, berarti nilai konduktivitasnya sama karena hambatan dipengaruhi oleh masa
jenis kertas, panjang kertas, dan luas kertas.

4.2 Analisa Grafik Hasil Pemetaan dari Bentuk Segitiga dan Setengah Lingkaran
4.2.1 Grafik Hubungan Kerapatan Arus terhadap Jarak
Berdasarkan gambar grafik 3.3.1 yang kita dapatkan, maka kita dapat menyimpulkan
bahwa besarnya nilai kerapatan arus bergantung pada jarak. Diketahui bahwa pada
tegangan yang besar berada pada daerah (+) sedangkan ketika nilai tegangan yang
kecil maka ditunjukkan pada daerah (-). Lalu dapat dilihat pada gambar 3.3.1 bahwa
nilai kerapatan arusnya menurun seiring dengan bertambahnya jarak.
4.2.2 Grafik Hubungan Tegangan Terhadap Jarak
Berdasarkan gambar grafik 3.3.2 yang kita dapatkan dari praktikum kemarin, maka
kita dapat menyimpulkan bahwa besarnya nilai tegangan bergantung pada jarak. Hal
ini sesuai dengan rumus V = I.R, karena nilai tegangannya menurun seiring dengan
bertambahnya jarak.
4.2.3 Grafik Hubungan Medan Listik Terhadap Jarak
Berdasarkan gambar grafik 3.3.3 dapat diketahui bahwa semakin besar nilai
potensial pada suatu titik tertentu semakin besar pula medan listriknya. Hal ini
sesuai dengan persamaan 𝐸 = V/r, dimana potensial di titik tertentu berbanding
lurus dengan kuat medan listriknya, demikian juga semakin dekat jarak titik tersebut
dengan potensial yang tinggi semakin tinggi pula medan listriknya dan sebaliknya.
Hal ini mengakibatkan bahwa semakin besar medan listrik, maka jaraknya akan
semakin kecil. Kesimpulannya adalah medan listrik dan jarak berbanding terbalik.
4.2.4 Grafik Hubungan Konduktivitas Terhadap Jarak
Berdasarkan gambar grafik 3.3.4, dapat diketahui bahwa hambatan disetiap titik
kertas konduktor itu memiliki nilai yang sama. Kita dapat menghitung nilai hambatan
dengan persamaan V = I.R, karena dalam hal ini kita sudah mengetahui arus dan
tegangan. Grafik hambatan / konduktivitas terhadap jarak mempunyai bentuk yang
sama.

4.3 Analisa Data Hasil Perbandingan dengan Kelompok Lain

4.3.1 Perbandingan Pemetaan Medan antara gambar 3.5.1 dengan 3.5.2

Berdasarkan gambar 3.5.1 dan 3.5.2, dapat diketahui bahwa pemetaan yang tejadi
pada gambar 3.5.2 lebih melebar. Hal itu disebabkan karena pada pemetaan medan
listrik, bentuk sisi positif sangat berpengaruh terhadap mudah atau sulitnya
menyerap medan listrik. Pada gambar 3.5.1 bentuk sisi positifnya adalah segitiga,
sedangkan pada gambar 3.5.2 bentuk sisi positifnya berupa setengah lingkaran.
Semakin luas bentuk sisi positifnya, maka akan semakin sulit menyerap medan lsitrik
dan akan terlihat pada pemetaannya berbentuk lebih melebar. Begitu juga
sebaliknya, semakin kecil luas bentuk sisi poritifnya maka semakin mudah
menyerap medan listrik. Selain itu dapat diketahui juga bahwa rumus
E = V/r mengakibatkan, bahwa semakin besar medan listriknya maka semakin
kecil pula jaraknya. Jarak (r) yang dimaksud disini adalah jarak antara sisi positif
dengan sisi negatif

(Grafik pemetaan gambar 3.5.1)

(Grafik pemetaan gambar 3.5.2)


Terlihat dengan jelas terdapat perbedaan nilai medan listrik yang menyebabkan
terjadinya perbedaan bentuk grafik. Hal ini disebabkan karena bentuk pemetaan
yang berbeda dipengaruhi oleh bentuk lingkaran atau segitiga pada sisi positif.
Dari grafik yang terlihat diatas sudah jelas medan listrik dengan sisi positif bentuk
segitiga lebih besar. Terdapat pemetaan yang tidak merata yaitu pada titik tengah di
depan bentuk lingkaran atau segitiga. Sehingga menyebabkan penurunan yang
sangat drastis. Semakin dekat jarak yang diukur terhadap sisi positif, maka medan
listrik semakin besar. Begitu juga sebaliknya semakin jauh dari sisi positif, maka
medan listrik semakin kecil.

4.3.2 Perbandingan Pemetaan Medan antara gambar 3.5.1 dengan 3.5.3

Berdasarkan gambar 3.5.1 dan 3.5.3, dapat diketahui bahwa pemetaan yang terjadi
pada keduanya hampir sama. Hal itu disebabkan karena sisi positif yang terdapat
pada gambar 3.5.1 dan 3.5.3 adalah sama yaitu segitiga. Tetapi ada sedikit
perbedaannya, yaitu pada gambar 3.5.1 pemetaannya sedikit lebih melebar. Hal ini
dikarenakan pada gambar 3.5.1 bentuk sisi negatifnya (setengah lingkaran) lebih
kecil daripada gambar 3.5.3 (segiempat). Semakin besar jarak antara sisi positif dan
negatif (r) maka akan semakin kecil besaran medan magnetnya

(Grafik pemetaan gambar 3.5.1)

(Grafik pemetaan gambar 3.5.3)

Terlihat dengan jelas terdapat perbedaan nilai medan listrik yang menyebabkan
terjadinya perbedaan bentuk grafik. Hal ini disebabkan karena bentuk pemetaan
yang berbeda dipengaruhi oleh bentuk segitiga pada sisi positif dan persegi pada sisi
negatif dengan bentuk segitiga pada sisi positif dan persegi pada sisi negatif. Dari
grafik yang terlihat diatas sudah jelas medan listrik dengan bentuk segitiga pada sisi
positif dan persegi pada sisi negatif lebih besar nilainya . Terdapat pemetaan yang
tidak merata yaitu pada titik tengahnya. Sehingga menyebabkan penurunan yang
sangat drastis. Semakin dekat jarak yang diukur terhadap sisi positif, maka medan
listrik semakin besar. Begitu juga sebaliknya semakin jauh dari sisi positif, maka
medan listrik semakin kecil.

`4.3.3 Perbandingan Pemetaan Medan antara gambar 3.5.1 dengan 3.5.4

Berdasarkan gambar 3.5.1 dan 3.5.4, dapat diketahui bahwa pemetaan yang terjadi
adalah gambar 3.5.4 lebih melebar. Itu bisa terjadi karena luas sisi positif pada
gambar 3.5.4 (setengah lingkaran) lebih besar dibandingkan gambar 3.5.1 (segitiga).
Hal itu juga disebabkan karena jarak (r) antara sisi positif dari gambar 3.5.4
(setengah lingkaran) dengan sisi negatifnya (segiempat) lebih kecil dibandingkan
dengan jarak antara sisi positif gambar 3.5.1(segitiga) dengan sisi negatifnya
(setengah lingkaran). Hal itu dapat dibuktikan dengan rumus E = V/r, semakin kecil
jarak antara sisi positif dengan negatifnya maka medan listriknya akan semakin
besar

(Grafik pemetaan gambar 3.5.1)

(Grafik pemetaan gambar 3.5.4)

Terlihat dengan jelas tidak terdapat perbedaan nilai medan listrik. Hal ini
disebabkan karena bentuk pemetaan yang sama dipengaruhi oleh bentuk
segitiga atau lingkaran pada sisi positif pada pemetaan. Dari kedua grafik yang
terlihat diatas sudah jelas kerapatan arus semakin lama menurun karena
menjauhi sisi positif, maka medan listrik semakin kecil. Begitu juga
sebaliknya, Semakin dekat jarak yang diukur terhadap sisi positif, maka
medan listrik semakin besar

4.3.4 Perbandingan Kerapatan Arus gambar 3.4.1 dengan gambar 3.4.2

Berdasarkan gambar 3.4.1 dengan gambar 3.4.2 maka dapat dilihat bahwa
pemetaan pada gambar 3.4.2 lebih melebar. Hal ini disebabkan karena bentuk sisi
positif sangat mempengaruhi kerapatan arus. Pada gambar 3.4.2 sisi positifnya yang
berupa setengah lingkaran lebih besar daripada sisi positif gambar 3.4.1 (segitiga).
Sehingga pada sisi positif gambar 3.4.2 (setengah lingkaran) sulit untuk menyerap
kerapatan arus, dan bentuknya yang melebar. Selain itu dapat diketahui
bahwa rumus J = I/A, ini mengakibatkan semakin besar kerapatan arus maka akan
semakin kecil luas bentuknya (A).

(Grafik pemetaan gambar 3.4.1)

(Grafik pemetaan gambar 3.4.2)

Pada grafik pemetaan gambar 3.4.1 dan 3.4.2 terlihat bahwa terdapat perbedaan
nilai kerapatan arus yang menyebabkan terjadinya perbedaan bentuk grafik. Hal ini
disebabkan karena bentuk sisi positif kedua gambar yang berbeda. Dapat diketahui
bahwa grafik pemetaan pada gambar 3.4.1 (segitiga) lebih besar dibandingkan
pemetaan gambar 3.4.2 (setengah lingkaran).

4.3.5 Perbandingan Kerapatan Arus gambar 3.4.1 dengan gambar 3.4.3

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bentuk sisi positif sangat mempengaruhi
dalam bentuk pemetaan. Dikarenakan bentuk sisi positif antara gambar 3.4.1 dan
gambar 3.4.3 adalah sama (segitiga) maka dapat dipastikan bahwa pemetaan yang
terjadi diantara keduanya adalah sama.

(Grafik pemetaan gambar 3.4.1)

(Grafik pemetaan gambar 3.4.3)

Dari dua grafik di atas terlihat bahwa nilai dari keduanya hampir sama. Hal ini
disebabkan karena bentuk sisi positif keduanya sama (segitiga). Tetapi disini ada
sedikit perbedaan. Berdasarkan nilai grafik diatas, nilai grafik pemetaan gambar
3.4.3 lebih besar. Hal ini bisa terjadi karena luas bentuk (A) dari gambar 3.4.3 sedikit
lebih kecil (mengerucut) dibandingkan gambar 3.4.1.

4.3.6 Perbandingan Kerapatan Arus gambar 3.4.1 dan gambar 3.4.4

Pada gambar 3.4.4 terlihat bahwa sisi positifnya (setengah lingkaran) memiliki luas
yang lebih besar dibandingkan gambar 3.4.1 (segitiga). Karena itu maka sisi positif
dari gambar 3.4.4 lebih sulit menyerap kerapatan arus dibandingkan gambar 3.4.1.
Selain itu dapat diketahui bahwa rumus J = I/A, ini mengakibatkan semakin besar
kerapatan arus maka akan semakin kecil luas bentuknya (A).
(Grafik pemetaan gambar 3.4.1)

(Grafik pemetaan gambar 3.4.4)

Berdasarkan perbandingan nilai grafik pemetaan diatas, dapat dilihat bahwa grafik
pemetaan gambar 3.4.1 (segitiga) jauh lebih besar dibandingkan grafik pemetaan
gambar 3.4.4 (setengah lingkaran). Hal itu disebabkan karena luas bentuk (A)
gambar 3.4.4 (setengah lingkaran) jauh lebih besar dibandingkan luas bentuk (A)
pada gambar 3.4.1 (segitiga)

4.3.7 Perbandingan Hambatan gambar 3.6.1 dan gambar 3.6.2

Pada perbandingan diatas memperlihatkan bahwa bentuk tidak mempengaruhi


pemetaan hambatan, karena terlihat dengan jelas kedua gambar memiliki
persamaan warna yaitu orange, berarti nilai hambatannya sama karena
hambatan dipengaruhi massa jenis kertas, panjang kertas, dan dimensi kertas.
(Grafik pemetaan gambar 3.6.1)

(Grafik pemetaan gambar 3.6.2)

Dari kedua grafik tersebut terlihat jelas bahwa tidak terjadi perbedaan nilai
hambatan, keduanya memiliki hambatan yang sama yaitu senilai 9Ω dengan jarak
berapapun karena hambatan dipengaruhi massa jenis kertas, panjang kertas, dan
dimensi kertas.

4.3.8 Perbandingan Hambatan gambar 3.6.1 dan gambar 3.6.3

Pada perbandingan diatas memperlihatkan bahwa bentuk tidak mempengaruhi


pemetaan hambatan, karena terlihat dengan jelas kedua gambar memiliki
persamaan warna yaitu orange, berarti nilai hambatannya sama karena
hambatan dipengaruhi massa jenis kertas, panjang kertas, dan dimensi kertas.
(Grafik pemetaan gambar 3.6.1)

(Grafik pemetaan gambar 3.6.3)

Dari kedua grafik tersebut terlihat jelas bahwa tidak terjadi perbedaan nilai
hambatan, keduanya memiliki hambatan yang sama yaitu senilai 9Ω dengan
jarak berapapun karena hambatan dipengaruhi massa jenis kertas, Panjang
kertas, dan dimensi kertas

4.3.9 Perbandingan Hambatan gambar 3.6.1 dan gambar 3.6.4

Pada perbandingan diatas memperlihatkan bahwa perbedaan bentuk tidak


mempengaruhi pemetaan hambatan, karena terlihat dengan jelas kedua gambar
memiliki persamaan warna yaitu orange, berarti nilai hambatannya sama
karena hambatan dipengaruhi massa jenis kertas, panjang kertas, dan dimensi
kertas.
(Grafik pemetaan gambar 3.6.1)

(Grafik pemetaan gambar 3.6.4)

Dari kedua grafik tersebut terlihat jelas bahwa tidak terjadi perbedaan nilai
hambatan, keduanya memiliki hambatan yang sama yaitu senilai 9Ω dengan
jarak berapapun karena hambatan dipengaruhi massa jenis kertas, panjang
kertas, dan dimensi kertas.

4.3.10 Perbandingan Tegangan gambar 3.7.1 dan gambar 3.7.2

Dari gambar perbandingan tersebut, kita dapat melihat bahwa bentuk kutub
positif dan bentuk kutub negative sangat mempengaruhi bentuk pemetaan
tegangannya. Pada gambar 3.7.1 mempunyai bentuk kutub positif segitiga,
sedangkan pada gambar 3.7.2 mempunyai bentuk kutub positif lingkaran.

Terlihat jelas bahwa pada kutub positif berbentuk segitiga (gambar 3.7.1)
mempunyai luas yang lebih kecil jika dibandingkan dengan kutub positif
berbentuk lingkaran (gambar 3.7.2) sehingga lebih mudah menyerap tegangan
yang begitu besar dan membuat bentuk pemetaannya mengerucut. Sedangkan
pada kutub positif berbentuk lingkaran (gambar 3.7.2) itu sebaliknya, lebih
sulit menyerap tegangan yang begitu besar dan bentuknya pemetaannya
melebar karena mempunyai luas yang lebih besar jika dibandingkan dengan
kutub positif berbentuk segitiga (gambar 3.7.1).

(Grafik pemetaan gambar 3.7.1)


(Grafik pemetaan gambar 3.7.2)

Dari grafik perbandingan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa nilai


tegangan menurun seiring dengan bertambahnya jarak. Hal ini sesuai dengan
rumus E=V/r, yang artinya semakin besar tegangan(V), semakin kecil
jaraknya (r). Perbedaan bentuk grafik diatas disebabkan oleh adanya
perbedaan nilai tegangan. Hal ini dapat terjadi karena kedua kutub positif
(gambar 3.7.1 dan gambar 3.7.2) mempunyai bentuk yang berbeda yaitu
segitiga dan lingkaran. Dari grafik diatas, kita dapat melihat dengan jelas
bahwa tegangan pada kutub positif bentuk segitiga lebih besar.

4.3.11 Perbandingan Tegangan gambar 3.7.1 dan gambar 3.7.3

Dari gambar perbandingan tersebut, kita dapat melihat bahwa pada kedua
kutub positif (gambar 3.7.1 dan gambar 3.7.3) mempunyai bentuk yang sama,
yaitu segitiga. Oleh karena itu, tidak terdapat perbedaan pada bentuk pemetaan
tegangannya.

(Grafik pemetaan gambar 3.7.1)


(Grafik pemetaan gambar 3.7.3)

Dari grafik perbandingan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa nilai


tegangan menurun seiring dengan bertambahnya jarak. Hal ini sesuai dengan
rumus E=V/r, yang artinya semakin besar tegangan(V), semakin kecil
jaraknya (r). Kita juga bisa melihat bahwa tidak terdapatnya perbedaan nilai
tegangan, sehingga membuat bentuk grafiknya sama. Hal ini dapat terjadi
karena kedua kutub positif (gambar 3.7.1 dan gambar 3.7.3) mempunyai
bentuk yang sama, yaitu segitiga.

4.3.12 Perbandingan Tegangan gambar 3.7.1 dan gambar 3.7.4

Dari gambar perbandingan tersebut, kita dapat melihat bahwa bentuk kutub
positif dan bentuk kutub negative sangat mempengaruhi bentuk pemetaan
tegangannya. Pada gambar 3.7.1 mempunyai bentuk kutub positif segitiga,
sedangkan pada gambar 3.7.4 mempunyai bentuk kutub positif lingkaran.

Terlihat jelas bahwa pada kutub positif berbentuk segitiga (gambar 3.7.1)
mempunyai luas yang lebih kecil jika dibandingkan dengan kutub positif
berbentuk lingkaran (gambar 3.7.4) sehingga lebih mudah menyerap tegangan
yang begitu besar dan membuat bentuk pemetaannya mengerucut. Sedangkan
pada kutub positif berbentuk lingkaran (gambar 3.7.4) itu sebaliknya, lebih
sulit menyerap tegangan yang begitu besar dan bentuknya pemetaannya
melebar karena mempunyai luas yang lebih besar jika dibandingkan dengan
kutub positif berbentuk segitiga (gambar 3.7.1).

(Grafik pemetaan gambar 3.7.1)


(Grafik pemetaan gambar 3.7.4)

Dari grafik perbandingan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa nilai


tegangan menurun seiring dengan bertambahnya jarak. Hal ini sesuai dengan
rumus E=V/r, yang artinya semakin besar tegangan(V), semakin kecil
jaraknya (r). Perbedaan bentuk grafik diatas disebabkan oleh adanya
perbedaan nilai tegangan. Hal ini dapat terjadi karena kedua kutub positif
(gambar 3.7.1 dan gambar 3.7.4) mempunyai bentuk yang berbeda yaitu
segitiga dan lingkaran. Dari grafik diatas, kita dapat melihat dengan jelas
bahwa tegangan pada kutub positif bentuk segitiga lebih besar.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang dilakukan, dapat kami simpulkan bahwa

1. Suatu medan listrik akan besar nilainya jika jarak antar muatan semakin kecil.
2. Suatu medan listrik akan besar nilainya, jika tegangan yang dimasukkan semakin besar juga.
3. Suatu medan listrik akan besar nilainya jika rapat arus (current density) yang diberikan
semakin kecil.
4. Bentuk mempengaruhi besaran nilai dari medan listrik.
5. Rapat Arus (Current Density) terbesar didapatkan pada kondisi bidang positif.
6. Nilai Konduktivitas dan nilai temperatur pada setiaap percobaan sama.
7. Percobaan yang menggunakan Quick Field itu mudah dan presisi, namun harus dimengerti
terlebih dahulu.
8. Bagian berwarna merah dari hasil pemetaan quickfield, yaitu bagian yang memiliki nilai
potensial lebih besar.
9. Bagian berwarna ungu atau biru dari hasil pemetaan quickfield, yaitu bagian yang memiliki
potensial kecil.
10. Medan listrik tebesar terletak pada kondisi positif dimana tegangan terbesar terletak pada
kondisi positif pula dan memiliki jarak yang dekat.

4.2 Saran

Beberapa saran dalam melakukan praktikum pemetaan medan listrik untuk hasil yang lebih baik
hendaknya memperhatikan beberapa hal seperti berikut :

1. Pada saat mencari arus, alat yang digunakan harus tegak lurus terhadap kertas bidang.
2. Tekana dari eksternal ( tangan ) pada saat memegang alat pencari arus sangat
mempengaruhi arus yang dicari.
3. Kerj tim yang baik sangat diperlukan dalam membuat rangkaian dan Analisa pada praktikum
pemetaan medan listrik.
4. Dalam langkah demi langkah maka harus hati – hati dalam praktek, melakukan prosedur
pekerjaan dengan benar, teliti dalam melakukan sesuatu.

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

id.m.wikipedia.org/wiki/medan-listrik

www.alatuji.com/article/detail/45/medan-listrik

jonialfian.blogspot.com/2013/10/pengertian-dan-fungsi-medan-listrik-atau.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai