Oleh :
ANDHIKA RIZKI PRATAMA
88112242Z
BIOGRAFI
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 2 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BAB I
PENDAHULUAN
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 3 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Pada saat ini, ada beberapa macam metode yang digunakan untuk menganalisa medan listrik
dan medan magnet pada sebuah material atau media. Beberapa metode tersebut antara lain :
- Finite Element Method (FEM)
- Finite Different Method (FDM)
- Charge Simulation Method (CSM)
- Boundary Method
- Monte Carlo Method
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 4 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
3. Mengetahui dampak dari adanya sisi tajam (Menggunakan case Lead Bushing, Konduktor Bushing)
pada isolasi udara dan isolasi minyak
I.3. Permasalahan
Pada Studi Kasus ini akan disimulasikan dan dianalisis pengaruh koneksi Konduktor Bushing
arah LA (bagian luar) dan Lead Bushing arah Winding pada Bushing 70 kV Trafo, sehingga dapat
diketahui efek dari koneksi tersebut terhadap isolasi udara dan isolasi minyak trafo di sekelilingnya.
Analisis dilakukan dengan menggunakan metode Elemen Hingga (Finite Element Method) dan
disimulasikan menggunakan software FEMM 4.2.
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 5 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BAB II
LANDASAN TEORI
Gambar 2.1. Titik P merupakan penjumlahan vektor medan listrik akibat muatan +Q
Jika ada banyak muatan pada kedudukan yang berbeda-beda, medan yang disebabkan oleh
n muatan titik adalah
E (r )
Q1
.a1
Q2
.a2 ...
Qn
.an
(2.4)
4 o r r1 4 o r r2 4 o r rn
2 2 2
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 6 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
II.2 Metode Perhitungan untuk Menganalisis Distribusi Tegangan dan Medan Listrik
Pada saat ini, ada beberapa macam metode yang digunakan untuk menganalisis Distribusi
Tegangan dan Medan Listrik pada sebuah material atau media. Beberapa metode tersebut antara lain
:
- Finite Element Method (FEM)
- Finite Different Method (FDM)
- Charge Simulation Method (CSM)
- Boundary Method
- Monte Carlo Method
Finite Element Method (FEM) merupakan salah satu metode populer yang digunakan untuk
menyelesaikan persamaan – persamaan differensial, salah satunya untuk menyelesaikan persamaan
Poisson. Metode Finite Element membagi daerah yang akan diselesaikan menjadi elemen – elemen
yang lebih kecil. Pembagian ini bisa fleksibel mengikuti bentuk daerah atau bidang yang akan
diselesaikan. Pembagian daerah atau bidang permasalahan menjadi elemen – elemen yang lebih kecil
ini disebut diskritisasi. Jumlah dan ukuran elemen yang dibentuk tergantung dari permasalahan yang
akan diselesaika.
Karena benda atau peralatan listrik yang merupakan benda yang statis dan steady state, yaitu
bushing, maka metode perhitungan dengan Finite Element Method lebih memberikan jumlah node
yang lebih sedikit, lama perhitungan dan waktu komputasi yang lebih singkat, besar penyimpanan
data yang lebih ringkas dan kecil, besar memori yang dipakai untuk komputasi yang lebih kecil, lebih
baik dalam mendeskripsikan geometri, serta perlakuan yang lebih baik untuk bagian yang tipis dan
mempunyai bentuk yang kompleks. Metode Finite Element Method (FEM) juga memiliki keunggulan
dalam fleksibilitas, akurasi, dan efisiensi perhitungan. Dalam paper lain yang pernah dibaca,
disebutkan bahwa Finite Element Method sangat cocok digunakan pada problem steady state seperti
bushing ini. Untuk itulah, penulis mencoba menggunakan Software bernama FEMM (Finite Element
Method Magnetic) untuk mensimulasikan distribusi tegangan dan distribusi medan listrik pada
bushing dengan koneksi yang berbeda ini.
Beberapa kelebihan dan keuntungan Finite Element Method dibandingkan dengan metode
perhitungan dan komputasi lain adalah:
1. Memberikan jumlah node yang lebih sedikit
2. Memberikan lama perhitungan dan waktu komputasi yang lebih singkat
3. Besar penyimpanan data yang lebih ringkas dan kecil
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 7 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
1 A 1 A
J
x x y y
Untuk daerah dengan nilai µ konstan, persamaan poisson tersebut dapat disederhanakan
sebagai berikut :
A A
J
x y
b. Pembagian domain menjadi elemen-elemen
Metode elemen hingga melakukan diskretisasi domain menjadi domain yang lebih kecil yang
disebut elemen. Bentuk dan ukuran elemen bebas sehingga fleksibel menyesuaikan dengan
bentuk geometri yang bermacam-macam.
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 8 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 9 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
k11
1 1
k12 1
k14 k 22
2 2
k 24 2
k 25 k 22
3 3
k 23 3
k 25 k33
4 4
k35 4
k36
1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4
k21 k22 k24 k42 k44 k45 k32 k33 k35 k53 k55 k56
k41
1 1
k42 1 2
k44 2 2 3 3 3 4 4 4
k52 k54 k55 k52 k53 k55 k63 k65 k66
k11
1 1
k12 0 1
k14 0 0
1
k21
1
k22 k22
2
k22
3 3
k23 1
k24 k24
2
k k25
2
25
3
0
0 3
k32 k33 k33
3 4
0 k k35
3 4 4
k36
1
35
Gambar 2.4 Diskritisasi (pembagian bidang atau daerah menjadi elemen – elemen)
2. Menentukan fungsi perkiraan untuk setiap elemen
Fungsi perkiraan menggambarkan variasi dari setiap elemen yang akan dibentuk. Fungsi perkiraan
yang paling sederhana adalah dengan menggunakan pendekatan liniear. Persamaan fungsi
perkiraan :
𝜑∆𝑆 (𝑥, 𝑦) = 𝐶1 + 𝐶2 𝑥 + 𝐶3 𝑦
C1, C2 dan C3 adalah koefisien yang belum diketahui. Misalkan ada 3 pasang koordinat (xiyi, xjyj,
xkyk), koefisien C1, C2 dan C3 dapat dinyatakan dengan node potensial ϕi, ϕj, ϕk. Persamaan elemen
menjadi :
𝜑𝑖 (𝑥𝑖 𝑦𝑖 ) = 𝐶1 + 𝐶2 𝑥𝑖 + 𝐶3 𝑦𝑖
𝜑𝑗 (𝑥𝑗 𝑦𝑗 ) = 𝐶1 + 𝐶2 𝑥𝑗 + 𝐶3 𝑦𝑗
𝜑𝑘 (𝑥𝑘 𝑦𝑘 ) = 𝐶1 + 𝐶2 𝑥𝑘 + 𝐶3 𝑦𝑘
Semakin kecil ukuran elemen, semakin besar tingkat akurasinya.
3. Evaluasi permasalahan untuk setiap elemen dan penyusunan matrik elemen
Setelah didapatkan elemen – elemen penyusun bidang atau permasalahan yang akan diselesaikan,
langkah selanjutnya adalah menyelesaikan persamaan permasalahan untuk setiap elemen yang
telah dibentuk. Penyelesaian permasalahan untuk setiap elemen kemudian disusun dalam sebuah
matriks. Dengan metode ‘Weighted Galerkin Residual’, dapat disusun matrik sebagai berikut :
bi2 ci2 bi b j ci c j bi bm ci cm Ai Pi 0
1
b j bi c j ci b 2j c 2j b j bm c j cm x Aj p j 0
4 S
bmbi cm ci
bmb j cm c j bm2 cm2 Am Pm 0
Untuk daerah yang bebas sumber (tidak ada rapat arus) dan batas yang homogen, maka
persamaan di atas bisa disederhanakan menjadi :
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 11 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Matrik elemen yang sudah didapatkan kemudian disusun menjadi matrik sistem. Peletakan setiap
matrik elemen pada matrik system dengan memperhatikan indeks setiap elemen di dalam sistem.
1 22
3 2 11
1
2
1 3
3
2 3 231
3 2
1
pemrosesan, penyusunan mesh, serta beberapa fungsi lain. Selain itu, tersedia juga fungsi Lua yang
sudah terintegrasi dengan program FEMM. Dengan Lua, pengguna dapat membuat fungsi yang
berjalan bertahap, mendeskripsikan geometri dari semua parameter, menjalankan optimasi, dan
fungsi fungsi lainnya.
Gambar 2.6 Tampilan Utama pada Software Aplikasi FEMM (Finite Element Method Magnetics)
Secara garis besar, software aplikasi FEMM (Finite Element Method Magnetics) dapat
menganalisis permasalahan permasalahan sebagai berikut:
1. Magnetics Problem
2. Electrostatic Problem
3. Heat Flow Problem
4. Current Flow Problem
Secara garis besar bushing dapat dibagi menjadi empat bagian utama yaitu isolasi,
konduktor, klem koneksi, dan asesoris. Isolasi pada bushing terdiri dari tiga jenis yaitu Oil
Impregnated Paper (OIP), Resin Impregnated Paper (RIP) dan Condeser. Pada tipe OIP isolasi
yang digunakan adalah kertas isolasi dan minyak isolasi sedangkan pada tipe RIP isolasi yang
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 13 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
digunakan adalah kertas isolasi dan resin dan pada tipe Non Condenser menggunakan isolasi
porselen yang dilengkapi dengan Rod.
Untuk desain Trafo saat ini untuk sisi HV sudah menggunakan Bushing tipe RIP sehingga
memiliki keandalan dan keamanan yang lebih baik dibandingkan tipe OIP, sedangkan untuk
sisi LV, TV dan Bushing Core-Yoke menggunakan bushing dengan tipe PBI karena kemudahan
instalasi dibandingkan dengan tipe RIP dengan keandalan yang serupa.
Bushing Jenis RIP terdiri dari core yang dikelilingi dengan kertas isolasi dan celah-celah
diantara kerta isolasi ditambah resin dengan teknik vacum. Core bushing mempunyai isolasi
ekternal dengan bahan porselin atau hollow composite dan jarak antara condensor core
dengan ruang isolasi luar diisi dengan isolasi minyak seperti gambar diatas. Dengan proses
vacum maka tidak ada void yang terbentuk dan tidak memicu timbulnya partial discharge.
Perbedaan mendasar dengan oil impreganted paper adalah core pada RIP bushing diperoleh
setelah proses impregnated yang menghasilkan bentuk padat dimana gas dan minyak menjadi
padat. Selain itu harga untuk resin impregnated paper bushing (RIP) lebih mahal dibandingkan
dengan oil impregnated paper bushing (OIP) dan aman karena jika bushing breakdown tidak
menyebabkan ledakan.
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 14 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Terdapat beberapa jenis koneksi pada bushing yaitu draw lead yang menggunakan flexible
lead, bottom connection yang menggunakan pengikat pada ujung keluaran lead dan draw rod
yang menggunakan besi pejal. Saat ini Bushing HV menggunakan koneksi tipe flexible lead
karena kebutuhannya untuk tegangan tinggi, dan untuk Bushing LV & TV menggunakan tipe
rod yang dapat menyalurkan arus yang tinggi. Koneksi tipe rod akan disambungkan dengan
flexible lead kearah winding dengan koneksi antara rod-lead menggunakan parallel clamp
yang dilapisi dengan isolasi Kraft paper seperti pada tabel dibawah ini.
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 15 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Koneksi lead bushing adalah salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan
bushing, karena jika tidak “rounded” dan masih terdapat sisi tajam akan dapat menimbulkan
konsentrasi medan listrik yang besar di titik yang tidak rounded tersebut. Medan listrik yang
besar akan menimbulkan panas pada titik yang tidak “rounded” tersebut dan akan
mengurangi kekuatan isolasinya. Selain itu juga akan menyebabkan penurunan kualitas isolasi
minyak trafo yang tentunya akan mengurangi keandalan trafo tersebut, oleh karena itu
proses koneksi lead bushing tersebut harus menghindari adanya sisi tajam agar keandalan
trafo dapat optimal.
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 16 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BAB III
PEMODELAN DAN SIMULASI
Gambar 3.1 Model Penampang Bushing 70 kV dan Pembanding dengan Bushing ABB Type RTKF 72.5 dan HSP
STARIP 73
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 17 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Dudukan flange bawah terhubung dengan Ground melalui Main Tank Trafo dan Metal Fitting di
Bagian atas Bushing terhubung dengan konduktor 70 kV.
III.3. Flowchart Komputasi pada Software FEMM 4.2 dengan Finite Element Method (FEM)
Secara garis besar, alur berpikir yang dipergunakan dalam program software aplikasi FEMM
(Finite Element Method Magnetics) 4.2 untuk menganalisis fenomena terkait distribusi tegangan dan
distribusi medan listrik adalah sebagai berikut:
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 18 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Gambar 3.2. Flowchart alur berpikir yang dipergunakan dalam program software aplikasi FEMM 4.2
III.4. Setting Parameter dan Langkah Komputasi pada Software FEMM 4.2
Finite Element Method (FEM) 2D digunakan untuk menganalisa Distribusi Tegangan dan
Medan Listrik pada Bushing 70 kV dan disimulasikan dengan menggunakan software FEMM 4.2.
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 19 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2. Setting Material
Setting parameter untuk material – material pada Bushing 70 kV antara lain :
- Udara
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 20 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
- Aluminium
- Metal Fitting
- Porcelain
- Transformer Oil
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 21 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
- Copper Rod
- Copper Conductor
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 22 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
- Ground
Ukuran (mm)
No Parameter
Simulasi FEMM HSP STARIP 73 ABB RTKF 72.5
1 Tinggi Stud Bushing – Flange bawah 95.5 958 980
2 Lebar Isolator 22.5 225 92
3 Lebar Copper Rod/Stud Bushing 3 30 30
4 Tinggi bottom connection 86 860 780
Tabel 1. Ukuran Bushing 70 kV HSP & ABB dibandingkan dengan simulasi
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 23 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Gambar 3.15 Perbandingan koneksi bushing yang rounded dan yang terdapat sisi tajam
5. Diskritisasi Finite Element Method (FEM)
Diskritisasi dilakukan secara otomatis dengan menggunakan software FEMM 4.2 dan didapat
masing-masing 19483 dan 19032 nodes untuk koneksi yang rounded dan koneksi yang tajam.
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 24 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Gambar 3.17 Diskritisasi Bushing 70 kV dengan koneksi yang terdapat sisi tajam
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 25 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BAB IV
HASIL SIMULASI DAN ANALISIS
Percobaan dan Simulasi distribusi tegangan dan distribusi medan listrik pada Bushing 70 kV
dibagi menjadi 2 kategori yaitu:
1. Bushing 70 kV dengan koneksi konduktor arah LA dan Lead Bushing arah winding yang
”rounded”
2. Bushing 70 kV dengan koneksi konduktor arah LA dan Lead Bushing arah winding yang tajam
Software aplikasi FEMM 4.2 digunakan untuk mengamati distribusi dan gradient tegangan serta
distribusi dan gradient medan listrik di sekitar Bushing 70 kV yang di simulasikan
IV.1. Bushing 70 kV dengan koneksi konduktor arah LA dan Lead Bushing arah winding yang
”rounded”
Koneksi Bushing adalah salah satu hal penting yang harus diperhatikan pada waktu
pembuatan dan pemasangan trafo. Pada bab ini akan dibahas kondisi ideal dimana koneksi konduktor
Bushing terhadap LA dan Lead Bushing terhadap winding yang rounded seperti pada Gambar 4.1
dibawah ini. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir adanya konsentrasi medan tinggi pada koneksi
tersebut yang dapat mempengaruhi isolasi minyak trafo dan udara.
Hasil simulasi Bushing 70 kV dengan koneksi yang ”rounded” adalah sebagai berikut:
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 26 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Dari gambar di atas dapat dianalisis bahwa terdapat gradient dan perbedaan besaran level
tegangan. Tegangan terbesar ada pada konduktor 70 kV – Copper Rod sampai Lead Bushing yang
terbuat dari copper yaitu sebesar 70 kV. Besaran tegangan semakin menurun seiring menjauh dari
Copper Rod. Adapun besaran tegangan terukur pada setiap bagian bushing terdapat pada tabel 4.1.
No Bagian Bushing Tegangan Max (kV) Tegangan Min (kV)
1 Copper Rod – Lead bushing 70 70
2 Isolator 69 1
3 Resin Impregnated Paper 69 68
4 Minyak Trafo 69 10
5 Udara 69 0
6 Flange bawah – Arcing Horn 0 0
Tabel 4.1. Besaran Tegangan dari simulasi Bushing 70 kV dengan koneksi rounded
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 27 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Besaran tegangan di isolator beragam dari + 69 kV sampai dengan + 1 kV. Hal ini sesuai dengan
Referensi Power Transformer Expertise – Areva [1] dimana tegangan pada isolator bushing akan
terdistribusi, dengan titik tegangan terendah pada perbatasan antara isolator dengan flange bawah
bushing dan akan terus meningkat seiring makin dekat dengan copper rod bushing seperti ditunjukkan
pada gambar 5.4. Bagian berwarna biru muda menandakan bagian tegangan dengan level terendah
ini. Tegangan terendah ada pada bagian flange bawah bushing yang menempel dengan main tank dan
arcing horn yaitu sebesar 0 V.
Gambar 4.3. Distribusi Tegangan pada isolator Bushing 70 kV dengan koneksi rounded
Untuk lebih detail mengamati perbedaan distribusi tegangan ini maka kita plot sebuah garis untuk
mengetahui grafik perbedaan tegangan yang dilewati garis tersebut. Plot sebuah garis berwarna
merah yang dibuat pada software FEMM 4.2 terihat pada gambar 4.6 di bawah ini:
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 28 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Gambar 4.4. Plot garis merah untuk mengetahui Distribusi Tegangan dari stud bushing ke flange bawah dan ke
udara
Dari hasil plot garis berwarna merah di atas, dapat diketahui bahwa perbedaan tegangan
antara stud bushing dengan flange bawah bushing dan dengan udara adalah sebesar 70 kV. Gradien
dan perbedaan nilai tegangan yang dilewati garis merah dapat ditampilkan pada grafik di bawah ini:
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 29 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Gambar 4.5. Gradien dan perbedaan nilai tegangan pada titik yang dilewati garis merah
Grafik di atas menunjukkan gradient tegangan dari stud bushing menuju flange bawah, dimana
tegangan turun dari 70 kV menjadi 0 kV dalam jarak + 200 cm. Grafik bawah menunjukkan gradient
tegangan dari stud bushing menuju udara, dimana tegangan turun dari 70 kV menjadi 0 kV dalam jarak
+ 80 cm. Gradient tegangan dari stud bushing menuju udara tersebut selaras dengan Rekomendasi
IEC 60076-3 [2] dimana jarak aman tegangan 72.5 kV sebesar 630 mm ≈ 63 cm.
Pengamatan selanjutnya adalah pengamatan distribusi medan listrik pada Bushing 70 kV
dengan koneksi rounded yang disimulasikan pada software FEMM. Gambar hasil simulasi pada
software FEMM 4.2 terlihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.6. Distribusi Medan Listrik pada Bushing 70 kV dengan koneksi rounded
Gambar di atas menunjukkan distribusi medan listrik pada bushing 70 kV, dimana pada
gambar sebelah kanan merupakan penjelasan dari gambar sebelah kiri dimana terlihat kuat medan
listrik tertinggi berada garis warna hitam yaitu sekitar arcing horn dan pada konduktor bushing yang
berbatasan dengan udara. Nilai kuat medan listrik tertinggi diperlihatkan dengan warna hijau muda
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 30 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
pada rentang 1.106 𝑉/𝑚 sampai dengan 4.107 𝑉/𝑚 atau kemudian terus menurun semakin jauh dari
arcing horn tersebut.
Setelah dilakukan zoom dari hasil simulasi dapat dilihat distribusi medan listrik pada koneksi bushing
yang rounded seperti pada gambar 4.7
Gambar 4.7. Distribusi Tegangan dan Medan Listrik pada Bushing 70 kV dengan koneksi atas rounded
Dari keseluruhan simulasi distribusi tegangan dan medan listrik dapat ditarik kesimpulan pada
Bushing 70 kV dengan koneksi rounded memiliki titik bertegangan 70 kV dari konduktor luar sampai
dengan copper rod dan lead bushing didalam trafo dan nilainya akan menurun ke 0 kV dari isolator
sampai flange bawah dan sampai ke udara sesuai dengan referensi dari Power Transformer Expertise
– Areva [1] dan dengan jarak aman sampai dengan 80 cm ke udara sesuai dengan dengan Rekomendasi
IEC 60076-3 [2]
IV.2. Bushing 70 kV dengan koneksi konduktor arah LA dan Lead Bushing arah winding yang
tajam
Pada simulasi ini digunakan type koneksi yang berbeda, dimana menggunakan koneksi yang
masih terdapat sisi tajam. Seperti dijelaskan pada Bab sebelumnya, sisi tajam pada material yang
berhubungan dengan suatu media isolasi dapat menimbulkan konsentrasi medan listrik yang tinggi.
Medan listrik ini dapat menimbulkan panas berlebih pada material dan penurunan kualitas media
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 31 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
isolasi disekitarnya. Gambar dibawah ini menunjukkan distribusi tegangan pada simulasi, dimana
gambar sebelah kanan menunjukkan arah equipotential dari distribusi tegangan tersebut.
Dari hasil simulasi diatas didapat data yang mendekati identik dengan simulasi bushing menggunakan
koneksi rounded. Begitu juga gradient tegangan dari stud bushing dengan flange bawah bushing dan
dari stud bushing dengan udara juga relative identik. Perbedaan yang ada dari sisi tegangan dan
medan listrik pada koneksi yang terdapat sisi tajam baik koneksi konduktor atas dan koneksi lead
bushing seperti pada gambar dibawah ini.
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 32 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Gambar 4.9. Perbandingan Distribusi Tegangan dan medan listrik antara Bushing 70 kV dengan koneksi
rounded dan dengan koneksi yang terdapat sisi tajam pada Konduktor Luar
Dari gambar diatas dapat ditarik kesimpulan menggunakan konduktor rounded lebih aman
dibandingkan menggunakan konduktor yang masih ada sisi tajam, dimana pada titik diatas yang
terdapat sisi tajam pada koordinat 5.25 : 17.74 (x:y) memiliki tegangan 63492.6 V dibandingkan
dengan menggunakan koneksi rounded sebesar 37447.3 V atau 42% lebih rendah. Begitu pula dengan
Medan listrik pada koneksi sisi tajam terdapat medan listrik 7.86227e+006 V/m atau 7862270 V/m
dibandingkan dengan menggunakan koneksi rounded sebesar 3.0465e+006 V/m atau 3046500 V/m
dengan perbandingan 62% lebih rendah. Adapun untuk koneksi pada lead bushing ditunjukkan pada
gambar dibawah ini.
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 33 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Gambar 4.10. Perbandingan Distribusi Tegangan dan medan listrik antara Bushing 70 kV dengan koneksi
rounded dan dengan koneksi yang terdapat sisi tajam pada Lead Bushing dalam
Dari gambar diatas dapat ditarik kesimpulan menggunakan Lead bushing rounded lebih aman
dibandingkan menggunakan lead bushing yang masih ada sisi tajam, dengan data perbandingan sbb :
No Perbandingan Koneksi Rounded Koneksi Tajam Deviasi
1 Distribusi Tegangan (V) 68687.6 69821.7 2%
2 Medan Listrik (V/m) 140922 203760 31 %
Tabel 4.2. Tabel Perbandingan Distribusi Tegangan dan medan listrik antara Bushing 70 kV dengan koneksi
rounded dan dengan koneksi yang terdapat sisi tajam
Dari Hasil simulasi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa menggunakan koneksi rounded lebih baik
daipada menggunakan koneksi yang terdapat sisi tajam baik pada konduktor atas maupun lead
bushing bawah dimana dengan menggunakan koneksi round distribusi tegangan dan medan listrik di
sekitar koneksi lebih rendah sehingga lebih aman untuk isolasi dan material tersebut.
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 34 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BAB V
KESIMPULAN
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 35 | 36
PROGRAM MAGISTER TEKNIK TENAGA ELEKTRIK
KERJA SAMA PT. PLN (PERSERO) – STEI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
REFERENSI
A N D H I K A R I Z K I P R A T A M A - 8 8 1 1 2 2 4 2 Z - 36 | 36