Pengantar
Teknik Listrik
Oleh:
Muhammad Khoiri
KATA PENGANTAR
Penyusun
3
Pengantar Teknik Listrik
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 MUATAN DAN ARUS LISTRIK 1
1.2 STANDARISASI DAN PERATURAN 8
1.2.1 Standarisasi 8
1.2.2 Peraturan 9
1.3 PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK 10
1.4 SIMBUL, GRAFIK, DAN DIAGRAM SKEMATIK 11
BAB II HUKUM OHM DAN DAYA 15
BAB III RANGKAIAN RESISTOR, KAPASITOR, INDUKTOR
19
3.1 RESISTOR (R) 19
3.1.1 Hubungan Seri 20
3.1.2 Hubungan Paralel 24
3.2 Kondensator (C) 23
3.2.1 Pengisian dan Pembuangan Muatan pada Kondensator
24
3.2.2 Hubungan antar Kondensator 25
3.3 INDUKTOR (L) 26
3.4 PERHITUNGAN DALAM RANGKAIAN 27
BAB IV RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK 31
4.1 ARUS BOLAK BALIK PADA TAHANAN 31
4.2 ARUS BOLAK BALIK PADA INDUKTOR 32
4.3 ARUS BOLAK BALIK PADA KAPASITOR 35
BAB V RANGKAIAN TIGA FASA 40
5.1 HUBUNGAN BINTANG (Y) 40
5.2 HUBUNGAN DELTA () 42
5.3 KONVERSI HUBUNGAN Y- dan -Y 43
BAB VI MESIN-MESIN LISTRIK 45
4
Pengantar Teknik Listrik
6.1 TRANSFORMATOR 45
6.1.1 Prinsip Kerja Transformator 45
6.1.2 Transformator Tanpa Titik Beban 46
6.1.3 Transformator Berbeban 47
6.1.4 Kerja Paralel Transformator 48
6.1.5 Rugi-rugi dan Efisiensi Transformator 49
6.1.6 Transformator Tiga Fasa 50
6.2 MOTOR LISTRIK 51
6.2.1 Motor AC 52
6.2.2 Motor DC 58
6.3 GENERATOR 60
6.3.1 Generator DC 60
6.3.2 Generator AC 64
BAB VII PENGAMANAN MOTOR LISTRIK
7.1 PENGAMANAN TEGANGAN NOL
7.1.1 Pengamanan Tegangan Nol Dengan Penguncian
7.1.2 Pengamanan Tegangan Nol Sentral
7.2 PENGAMANAN ARUS IKUT DAN ARUS BALIK
7.3 PENGAMANAN MAKSIMUM THERMIS DAN
MAGNETIK
7.3.1 Sakelar Maksimum Tanpa Kelambatan
7.3.2 Sakelar Maksimum Dengan Kelambatan Yang Tidak
Tergantung Pada Arus
7.3.3 Sakelar Maksimum Dengan Kelambatan Yang
Tergantung Pada Arus
7.3.2 Sakelar Maksimum Dengan Kelambatan Yang
Tergantung Terbatas
7.4 PENGAMANAN DENGAN THERMOSTAT
7.5 PENGAWASAN PENGAMAN LEBUR
BAB VIII TINDAKAN-TINDAKAN PENGAMANAN
8.1 MENCEGAH TERSENTUHNYA BAGIAN-BAGIAN
INSTALASI YANG BERTEGANGAN
8.2 TEGANGAN AMAN
8.3 ISOLASI GANDA
8.4 HUBUNGAN KABEL FLEKSIBEL YANG AMAN
8.5 PENTANAHAN PENGAMAN
8.5.1 Tahanan Penyebaran
5
Pengantar Teknik Listrik
BAB I
PENDAHULUAN
Q
I 1-1
t
Q qnA d t
Jadi arusnya adalah
Q
I nqA d 1-2
t
9
Pengantar Teknik Listrik
Contoh 1-1
Berapakah kecepatan drift (alir) elektron pada suatu kawat
tembaga (15 gauge) berjari-jari 0,815 mm yang dialiri arus 1 A?
Penyelesaian:
Jika kita asumsikan terdapat 1 elektron bebas per atom tembaga,
densitas elektron bebasnya sama dengan densitas atom na, yang
dihubungkan terhadap rapat massa ρ, bilangan Avogadro NA, dan
massa molar M dengan
N A
na
M
Contoh 1-2
Jika arus sebesar 2 A mengalir melalui sebuah titik dalam
konduktor selama satu menit, berapa coulomb-kah muatan yang
lewat melalui konduktor tersebut?
Penyelesaian:
2 A sama dengan 2 coulomb per detik (C/det). Karena satu menit
sama dengan 60 detik, muatan sebesar 60x2=120 coulomb
melewati konduktor tersebut.
1.2.1 Standarisasi
Tujuan standarisasi ialah mencapai keseragaman, antara
lain mengenai:
a. ukuran, bentuk, dan mutu barang
b. cara menggambar dan cara kerja
1.2.2 Peraturan
Pemasangan instalasi listrik terikat pada peraturan-
peraturan. Tujuan peraturan-peraturan ialah:
a. pengamanan manusia dan barang
b. penyediaan tenaga listrik yang aman dan efisien.
BAB II
HUKUM OHM DAN DAYA
V
I 2-1
R
V IxR 2-3
Contoh
Sebuah lampu listrik menarik arus 1,0 A ketika beroperasi pada
rangkaian 120 V dc. Berapakah resistensi lampu listrik tersebut?
Penyelesaian:
Langkah pertama ialah membuat diagram skematiknya, dengan
memberi nama bagian-bagiannya dan menunjukkan nilai-nilai
yang telah diketahui (Gambar 2.3)
V 120
R 120
I 1
P VI (2-4)
V V
2
P VI V (2-5)
R R
Contoh
Jika tegangan pada resistor 25.000 Ω (25 k Ω) besarnya 500 V,
berapakah daya yang dikonsumsi oleh resistor tersebut?
Penyelesaian
Karena R dan V diketahui, gunakanlah pers. 2-5 untuk mencari P
V 2 500
2
P 10 W
R 25.000
Motor adalah alat berupa poros berputar yang
mengkonversi daya listrik menjadi daya mekanis. Daya listrik yang
dipasok untuk sebuah motor diukur dalam watt; daya mekanis
yang dihasilkan motor diukur dalam daya kuda (dk). Satu daya
kuda ekivalen dengan 746 W daya listrik.
Energi dan kerja dinyatakan dalam satuan yang identik.
Daya dalah laju sesuatu dalam melakukan kerja (W). Joule (J)
merupakan satuan praktis dasar untuk kerja dan energi. Satu watt
sama dengan satu joule per detik. Kilowatt-jam merupakan satuan
yang lazim digunakan untuk energi atau kerja yang besar.
Besarnya kWj ini tiada lain hanyalah berupa hasil-kali kilowatt
dengan jam.
W
P ; dimana t adalah waktu.
t
1 watt = 1 joule / detik
1 kW-j = 1.000 W-j
= 1.000 x 3.600 watt.det.
= 3,6 x 106 J
= 3,6 Mj
24
Pengantar Teknik Listrik
BAB III
RANGKAIAN
RESISTOR, KAPASITOR, INDUKTOR
L
R (3-1)
A
Contoh:
Suatu kawat nikhrom (resistivitas 10-6 Ω.m) memiliki jari-jari 0,65
mm. Berapakah panjang kawat yang dibutuhkan untuk
memperoleh resistansi 2,0 Ω?
25
Pengantar Teknik Listrik
Penyelesaian:
Luas penampang lintang kawat ini adalah:
A r 2 (3,14)(6,5x10 4 m) 2 1,33x10 6
RA (2)(1,33x10 6 m 2 )
L 2,66 m
10 6 .m
Ri
Vi VT
RT
Contoh
Sebuah baterai 100 V dihubungkan secara seri dengan tiga resistor:
R1 = 20 ohm, R2 = 30 ohm, dan R3 = 50 ohm. Carilah tegangan
(jatuh tegangan) pada setiap resistornya!
R1
27
Pengantar Teknik Listrik
Contoh
Aculah Gambar 3-3. sumber tegangan VT diberi baterai 95 V
tandailah jatuh tegangan dalam rangkaiannya. Carilah tegangan
pada titik-titik A, B, C, dan D terhadap tanahnya!
V V V
I T I1 I 2 I 3
R1 R2 R3
Contoh
Sebuah baterai 120 V dihubungkan secara paralel dengan tiga
resistor: R1 = 20 ohm, R2 = 30 ohm, dan R3 = 50 ohm, yang ketiga
resistor ini juga dihubungkan secara paralel. Carilah arus total yang
keluar dari baterai tersebut?
C = Q/V
Dimana:
C = kapasitas kondensator (F)
Q = muatan listrik (Coulomb)
V = tegangan antar keping-keping elektroda (V)
E t RC t
I e I 0e
R
Dimana:
I = arus yang masuk/keluar ke kapasitor setelah waktu t
mulai saat pengisian.
I0 = arus mula-mula masuk/keluar kapasitor
= RC = konstanta waktu
30
Pengantar Teknik Listrik
1) Hubungan seri
a) Jika dua atau lebih kondensator dihubungkan seri/deret,
maka besar kapasitansi total menjadi lebih kecil dari
kapasitansi yang terkecil, lihat Gambar 3.7.
V4
R R
I
1 4
V1
V3
R V2 R
2 3
Gambar 3.10 Persamaan dalam kalang tertutup dengan
menggunakan hukum Kirchoff
33
Pengantar Teknik Listrik
I1 + I2 + I3 = 0
I3 = - I1 - I2 = - 2 – 8 = -10 A, atau sebesar 10 A dengan arah
kebalikan atau masuk ke titik P.
Jadi
1). I1 = IB - IY = 2 A
2). I2 = IY – IR = 8 A
3). IB RB + IYRY + IR RR = 0
2 IB + 4 IY + 6 IR = 0
I R1 + V4 + I R4 - V3 + I R3 - V2 + I R2 - V1 = 0
34
Pengantar Teknik Listrik
Misalkan:
V1 = 3 V, V2 = 6 V, V3 = 9 V dan V4 = 24 V; R1 = 2 , R2 = 4 ,
R3 -= 8 dan R4 = 10
serta arah arus seperti pada gambar, maka:
I .2 + 24 + I 10 – 6 + I. 8 - 9 + I. 4 - 3 = 0
24 I + 6 = 0
I = - 0,25 A (arah arus terbalik)
Dan bila daya yang diserap oleh beban R ini dijumlahkan maka
akan sama dengan daya total yang dikeluarkan oleh sumber
sebesar 1,5 W
35
Pengantar Teknik Listrik
BAB IV
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK
Gambar 4.1
Rangkaian resistansi
Gambar 4. 2.
Hubungan antara arus
dan tegangan pada
rangkaian resistansi
Gambar 4.3.
Rangkaian induktif
Gambar 4.4.
Bentuk arus dan
tegangan pada
rangkaian induktif
Gambar 4.6 :
Hubungan arus,
tegangan dan daya
pada rangkaian
induktor
Contoh
Suatu resistor 10 (kapassitor 100 (F dan induktor 0,15 H
dihubungkan secara seri pada satu daya 230 V, 50 Hz. Hitunglah
1). impedansi total rangkaian Zt
2). arus yang mengalir pada rangkaian
3). beda potensial pada tiap komponen
4). faktor daya (Cos () total rangakian
5). daya total
10
100 F 0,15 H
230 V, 50 Hz
Jawab :
XL = (L = 2(fL= 2 x 3,14 x 50 x 0,15 = 47,1 (XC = 1/(C = 1/2(fC= 1/(2 x 3,14 x
50 x 100. 10-6) = 31,83
V
L
Vt V
VL V
A
- A
VC R
V W
R
V
C
44
Pengantar Teknik Listrik
BAB V
RANGKAIAN TIGA FASA
Dalam rangkaian fasa banyak atau sering disebut rangkaian
3 fasa dikenal 2 jenis hubungan, yaitu hubungan bintang atau Y
dan hubungan delta atau
BAB VI
MESIN-MESIN LISTRIK
6.1. TRANSFORMATOR
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat
memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian
listnk ke rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan
rnagnet berdasarkan prinsip induksi elektromagnet
Transformator digunakan secara luas baik dalam bidang
tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator
dalam bidang tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang
sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya kebutuhan
akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.
Transformator yang digunakan dalam bidang tenaga listrik antara
lain transformator daya, distribusi dan transformator pengukuran
yang terdiri dari transformator arus dan tegangan
Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara
lain sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban, untuk
memisahkan satu rangkaian dari rangkaian yang lain, dan untuk
menghambat arus searah sambil tetap melakukan atau mengalirkan
arus bolak-balik antara rangkaian. Transformator yang digunakan
dalam bidang elektronika antara lain transformator dengan
frekuensi 50 -60 Hz, transformator dengan frekuensi pendengaran
20 -50 Hz, transformator dengan frekuensi radio di atas 30 Hz.
Kerja transformator berdasarkan induksi elektromagnet,
menghendaki adanya gandengan magnet antara rangkaian primer
dan sekunder. Gandengan magnet ini berupa inti besi tempat
melakukan fluks bersama
Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti, dikenal 2
macam transformator yaitu tipe inti dan tipe cangkang.
50
Pengantar Teknik Listrik
Gambar 6.1
Prinsip induksi
elektromagnetik
Gambar 6.2. :
Konstruksi sederhana
transformator berbeban
Auto trafo
Adalah transformator yang sebagian lilitan primernya
dipakai untuk lilitan sekunder. Dalam hal ini maka ada keuntungan
penghematan lilitan. Kerugiannya adalah adanya gandengan
induksi langsung antara primer dan sekunder sehingga tidak boleh
terjadi kesalahan dalam penyambungan
Trafo Arus
Trafo arus adalah trafo yang dipakai untuk mengukurv arus
yang besar. Dengan trafo tersebut, arus primer yang besar
diturunkan menjadi kecil sehingga dapat diukur dengan mudah.
Pada trafo arus berlaku rumus N1I1 = N2I2. Karena I2 < I1, maka N2
harus lebih besar dari pada N1
56
Pengantar Teknik Listrik
Trafo tegangan
Trafo tegangan adalah trafo yang dipakai untuk mengukur
v tegangan yang besar. Dengan trafo tersebut, maka tegangan
primer yang besar diturunkan menjadi kecil sehingga dapat diukur
dengan mudah. Pada trafo tegangan V2 < V1, maka N2 < N1
6.2.1 Motor AC
Motor AC banyak jenisnya, tetapi yang paling terkenal dan
paling luas digunakan adalah motor induksi atau motor asinkron.
Arus pada rotor bukan berasal dari sumber, tetapi merupakan arus
yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara
putaran rotor dengan kecepatan putar medan magnit (rotating
magnetic field) pada stator yang dihasilkan oleh arus stator dari
sumber.
Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber
tegangan akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan
kecepatan sinkron
Medan putar pada stator tersebut akan memotong
konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus, dan
sesuai dengan hukum Lentz, rotor pun akan turut berputar
mengikuti medan putar stator karena mendapatkan gaya F dengan
arah sesuai dengan aturan tangan kiri dari FLEMING, lihat
pelajaran mesin dinamik elementer.
Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip
(S). Dengan bertambahnya beban, akan memperbesar kopel motor,
57
Pengantar Teknik Listrik
motor tidak sinkron sama besar dengan putaran medan putar dari
stator.
Slip
Slip adalah perbedaan antara kecepatan sinkron ns dan
kecepatan sebenarnya dari rotor motor nr disebut slip (S). Bila
dinyatakan dalam %:
S = (ns -nr)/ns x 100 %
Berubah-ubahnya kecepatan rotor (nr) mengakibatkan
berubahnya harga slip dari 100 % pada saat tanpa beban sampai 0
% pada saat motor diam atau start (nr = ns).
Besarnya slip dapat dinyatakan sebagai S = (ns - nr) yaitu
slip kecepatan (absolut).
Hubungan antara f'ekuensi dengan slip adalah sebagai
berikut
Bila f1 adalah frekuensi jala-jala
E2s = 4.44 f2 N2 m
= 4.44 (s f1 )N2 m
= s (4.44 f1 N2 m)
E2s = s E2
Dengan E2s = tegangan induksi pada belitan rotor saat motor
berputar dengan slip s
E2 = tegangan induksi pada belitan rotor saat motor diam
5
ROTOR JANGKAR POROS
STATOR
1
2 3 4
Pengaturan Putaran
Motor induksi pada umumnya berputar dengan kecepatan
konstan, mendekati kecepatan sinkronnya. Meskipun demikian
pada penggunaan tertentu dikehendaki juga adanya pengaturan
putaran.
Pengaturan putaran motor induksi memerlukan biaya yang
cukup besar. Biasanya pengatuian ini dapat dilakukan dengan
beberapa cara sesuai dengan rumus dari kecepatan putar motor n =
120 f , yaitu
P
61
Pengantar Teknik Listrik
3 Sa 2 R2
T (V1 ) 2
W (a 2 R2 ) 2 S 2 (a 2 X 2 ) 2
6.2.2 Motor DC
Pada motor DC, selain terdapat stator dan rotor juga
terdapat komutator, yaitu peralatan yang dipakai untuk
memasukkan tegangan ke rotor melalui sikat (brush). Lilitan stator
sebagai lilitan medan berfungsi untuk penguatan atau eksitasi. Catu
daya berupa tegangan atau arus eksitasi dapat berasal dari luar
(penguatan luar) maupun dari dalam (penguatan dalam). Jadi
dilihat dari konsrtruksinya motor DC lebih rumit dan untuk
menjalankannya diperlukan sumber tegangan DC. Hal ini
63
Pengantar Teknik Listrik
U I a Ra
n
C
Dimana n : kecepatan putar (rpm), U : tegangan sumber
(V), (Ra)tahanan jangkar (), (Ia) arus jangkar (A), dan fluks
magnit eksitasi (weber)
64
Pengantar Teknik Listrik
Pengereman motor DC
Seperti telah dijelaskan bahwa motor DC banyak dipakai
untuk pengendalian suatu proses. Dalam hal ini sering diperlukan
teknik pemberhentian motor DC dengan cara pengereman. Jenis
jenis pengereman yang sering dilakukan adalah Plugging.
Regeneratif dan Dinamik.
6.3. GENERATOR
Generator adalah mesin listrik yang digunakan untuk
mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik.
Generator listrik dibagi menjadi 2 tipe. yaltu
1 Generator arus searah (generator DC)
2 Generator arus bolak-balik (generator AC)
6.3.1 Generator DC
Seperti pada umumnya mesin dinamik, generator DC
mempunyai 2 bagian utama yaitu rotor (bagian yang berputar ) dan
stator (bagian yang tidak berputar atau diam)
la = arus Jangkar
Ra = tahanan jangkar
P = jumlah kutub
= fuks per kutub
z = jumlah penghantar total
n = kecepatan putaran
a = jumlah hubungan paralel
Effisiensi generator DC
= Po/Pin = (Pin - Ploss)/Pin = Po/(Po + Ploss)
dengan;
Pin = daya total yang diterima mesin
Po= daya berguna dalam kerja/daya keluar
Ploss =rugi-rugi daya, terdiri dan rugi tembaga, besi dan mekanis
6.3.2 Generator AC
Secara umum prinsip kerja dari generator AC sama dengan
generator DC, yaitu prinsip induksi elektromagnetik. Bagian-
bagian utama dari generator AC juga sama dengan generator DC
yaitu terdiri dari rotor dan stator.
69
Pengantar Teknik Listrik
BAB VII
PENGAMANAN MOTOR LISTRIK
Tanpa kelambatan :
Arus jatuh maksimum = 1,8 x In
maksimum pengaman lebur
Gambar 7.5
Sakelar maksimum
Gambar 7.7
Tanpa kelambatan
NTC
Gambar 7.22
LATIHAN SOAL
1. Faktor-faktor apakah yang dapat membahayakan sebuah
motor fasa-tiga?
2. Cara-cara pengamanan motor apakah yang anda ketahui
selain pengamanan dengan pengaman lebur?
3. Apakah tujuan pengamanan tegangan nol?
4. Gambarlah diagram lingkaran arus dari bagian arus kemudi
untuk pengamanan tegangan nol dengan penguncian yang
digambar dalam gambar 7.1. Sakelar utama yang
digunakan berupa sebuah sakelar magnet yang dilayani
dengan tombol-tombol tekan. Kontak-kontak bantu yang
diperlukan harus dihubungkan dalam lingkaran arus
kemudi.
5. Apakah tujuan pengamanan tegangan nol sentral? Uraikan
cara kerjanya.
6. Pada pengamanan arus ikut dan arus balik dikenal dua
prinsip. Sebutkan dua prinsip ini. Di manakah cara
pengamanan ini digunakan?
7. Uraikanlah secara singkat jenis-jenis sakelar maksimum
yang ada. Uraikanlah juga cara kerjanya dengan bantuan
diagram-diagram. Di manakah jenis-jenis sakelar
maksimum ini digunakan?
8. Apa yang harus dilakukan, supaya sakelar magnet tidak
mendengung kalau digunakan untuk arus bolak-balik? Dan
supaya angkernya tidak tetap lengket, setelah sakelar ini
diputuskan?
9. Uraikanlah cara kerja pengamanan dengan termostat yang
menggunakan sakelar termo.
10. Mengapa untuk pengamanan dengan termostat lebih baik
digunakan termistor daripada sakelar termo?
89
Pengantar Teknik Listrik
11. Apa yang akan terjadi, jika salah satu dari pengaman-
pengaman lebur sebuah motor fasa-tiga putus? Bagaimana
cara mengatasi kesulitan ini?
12. Gangguan-gangguan apakah yang dapat menyebabkan
sebuah motor fasa-tiga menjadi terlalu panas?
13. Sebuah sakelar maksimum dengan kelambatan yang arus
jatuhnya dapat disetel, digunakan untuk mengamankan
sebuah kabel suplai. Berapakah kemampuan hantar arus
maksimum kabel ini, kalau arus jatuh maksimum sakelar
itu sama dengan 1 ampere?
90
Pengantar Teknik Listrik
BAB VIII
TINDAKAN-TINDAKAN PENGAMANAN
terhadap sentuhan (PUIL 1977, ayat 310 A1). Dalam ayat ini, dan
dalam ayat-ayat 310 A3 dan 310 A4, PUIL 1977,disebut juga
beberapa pengecualian.
Gambar 8.1 memperlihatkan beberapa contoh dari bagian-bagian
aktif yang harus diisolasi atau dilindungi terhadap sentuhan,
berikut beberapa pengecualian.
Secara umum, konstruksi sebuah aparat harus sedemikian hingga
kemungkinan untuk menyentuh bagian-bagiannya yang
bertegangan, sekecil mungkin.
Gambar 8.2 misalnya memperlihatkan sebuah fiting lampu aman.
Konstruksi fiting ini sedemikian hingga bumbung ulir lampunya
tidak mungkin disentuh. Jadi kalau lampu ini harus diganti karena
putus, dan tidak diketahui apakah sudah dimatikan atau belum,
tidak akan ada kemungkinan untuk menyentuh bumbung ulirnya.
Supaya lebih aman lagi, kabel arus yang datang dari sakelar, harus
selalu dihubungkan dengan kontak tengah dari fiting lampu. Kabel
netral, yang umumnya memiliki potensial tanah, dihubungkan
dengan kontak untuk bumbung ulir lampu (lihat gambar 8.2).
di atas kapal, kendaraan dan sebagainya. Fiting jenis B22 ini juga
digunakan untuk instalasi penerangan darurat. Lampu-lampu
instalasi ini jarang dinyalakan. Kalau digunakan fiting bayonet,
akan ada jaminan bahwa lampunya tidak akan terlepas dari fiting
atau menjadi kendur.
Gambar 8.4 memperlihatkan sebuah fiting lampu dengan isolasi
ganda. Fiting ini sangat aman. Fiting dan kabel penghubungnya
merupakan satu bagian dan dibuat dari karet yang divulkanisasi.
Rak hubung-bagi selalu memiliki bagian-bagian telanjang yang
bertegangan. Karena itu rak-rak ini hanya boleh dipasang dalam
ruangan kerja listrik atau ruangan kerja listrik terkunci (lihat PUIL
1977 ayat 613 A1).
Dalam ruangan-ruangan lain, bagian-bagian telanjang yang
bertegangan dari perlengkapan hubung-bagi harus dipasang dalam
kotak hubung-bagi (lihat gambar 8.5). Gambar ini memperlihatkan
sebuah baterai kotak hubung-bagi dari bahan buatan. Jenis ini lebih
aman daripada jenis yang dibuat dari logam dan ditanahkan.
Benar salah
Kelas I Kelas II
Kelas I
Gambar 8.15 Tusuk-tusuk Gambar 8.16 Kontak
kontak kutub dua tusuk konsentris
kelas I dan kelas II
Tegangan antara badan aparat yang rusak dan tanah tidak boleh
melebihi 50 V. Karena itu tahanan pentanahan harus memenuhi
syarat di bawah ini (PUIL 1977 ayat 324 B1):
50
Ra ohm
IA
IA = k ln
di mana:
109
Pengantar Teknik Listrik
100 25
Ra atau R a
4l n ln
25
Ra 1,6
16
110
Pengantar Teknik Listrik
70,4 V
Tabel 8.1
Ukuran-ukuran Minimum Elektroda Pentanahan
Jenis Bahan
elektroda Baja berlapis seng Baja berlapis Tembaga
(proses panas) tembaga
Pita baja: Luas penam- Pita tembaga:
Luas penam- pang : 50 mm2 Luas penam-
pang : 100 mm2 pang : 50 mm2
Tebal : 3 mm Tebal : 2 mm
Elektroda
Hantaran pilin: Hantaran pilin:
(bukan kawat halus) (bukan kawat halus)
Luas penam- Luas penam-
pang : 95 mm2 pang : 35 mm2
Pipa baja: Baja bulat: Pipa tembaga:
Diameter: 1´´ Diameter : 15 mm Luas penam-
pang : 50 mm2
Elektroda Baja profil: Tebal lapisan tebal : 2 mm
batang 65x65x7 mm tembaga : 2,5 mm
(atau barang profil Hantaran/hantaran
lain yang setaraf) pilin (bukan kawat
halus)
Luas penam-
pang : 35 mm2
Pelat baja: Pelat tembaga:
Elektroda Luas : 0,5 – 1 m2 - Luas : 0,5 – 1 m2
pelat Tebal : 3 mm Tebal : 2 mm
118
Pengantar Teknik Listrik
Tabel 8.2
TAHANAN PENTANAHAN
(untuk tahanan jenis tanah Q = 100 m)
Tabel 8.3
TAHANAN JENIS TANAH
Tabel 8.4
LUAS PENAMPANG NOMINAL MINIMUM HANTARAN
PENGAMAN
1 2 3 4 5
Hantaran fasa Hantaran pengaman berisolasi Hantaran pengaman tembaga
telanjang
Kabel berinti Kabel tanah dilindungi Tidak
1 berinti 4 dilindungi
mm2 mm2 mm2 mm2 mm2
0,5 0,5 - - -
0,75 0,75 - - -
1 1 - -
1,5 1,5 1,5 1,5 4
2,5 2,5 2,5 1,5 4
4 4 4 2,5 4
6 6 6 4 4
10 10 10 6 6
16 16 16 10 10
25 16 16 16 16
35 16 16 16 16
50 25 25 25 25
70 35 35 35 35
95 50 50 50 50
120 70 70 50 50
150 70 70 50 50
185 95 95 50 50
240 - 120 50 50
300 - 150 50 50
400 - 185 50 50
Gambar 8.25
Gambar 8.26
Gambar 8.27
Gambar 8.28
LATIHAN SOAL
Bagian A
1. Sebutkanlah beberapa cara untuk melindungi manusia den
binatang terhadap bahaya sentuhan dengan bagian-bagian yang
bertegangan.
2. Tindakan-tindakan apakah yang dapat diambil untuk
mengurangi kemungkinan tersentuhnya bagian-bagian yang
bertegangan, pada waktu mengganti bola lampu?
3. Dalam sebuah ruangan kerja harus dipasang Instalasi untuk
menghubungkan perkakas tangan listrik. Uraikanlah cara-cara
yang dapat digunakan.
4. Apakah keuntungan-keuntungan motor frekuensi tinggi,
dibandingkan dengan motor universal?
5. Faktor-faktor apakah yang menentukan pilihan frekuensi untuk
perkakas frekuensi tinggi?
6. Dapatkah sebuah motor frekuensi tinggi digunakan untuk
frekuensi 50 Hz?
7. Sebutkanlah beberapa ketentuan internasional yang berlaku
untuk perkakas tangan listrik berisolasi ganda.
132
Pengantar Teknik Listrik
Bagian B
1. Apakah tujuan penggunaan pentanahan pengaman?
2. Gambarlah suatu diagram dari lingkaran arus yang akan
timbul kalau terjadi hubungan tanah.
3. Bahaya apakah yang dapat timbul, kalau suatu jaringan diberi
suplai oleh sebuah transformator yang tidak bintangnya tidak
ditanahkan?
4. Apa yang dimaksud dengan tahanan penyebaran dari suatu
pentanahan? Dan dengan corong tegangan?
Jelaskanlah jawaban anda dengan gambar.
5. Bahaya apakah yang dapat timbul, kalau pentanahan suatu
instatasi memiliki tahanan penyebaran yang terlalu tinggi?
6. Dapatkah hantaran pentanahan dari suatu instatasi tenaga
hantaran netral, digunakan sebagai hantaran netral? Mengapa?
133
Pengantar Teknik Listrik
Bagian C
1. Apakah yang harus diperhatikan, jika menggunakan saluran air
minum dalam rumah atau gedung sebagai elektroda
pentanahan?
2. Dapatkah jaringan pipa air yang sudah tidak dipakai lagi,
digunakan sebagai elektroda pentanahan?
3. Bahan-bahan apakah yang boleh digunakan untuk elektroda
pentahanan?
4. Berapakah luas penampang minimum dan ukuran minimum
dari masing-masing jenis elektroda pentanahan?
5. Bagaimana cara memasang elektroda pits di dalam tanah?
Dan elektroda pelat?
6. Berapakah Was penampang minimum dari hantaran tembaga
yang boleh di gunakan sebagai hantaran pentanahan?
7. Dapatkah pipa instatasi dari logam dan pipa fleksibel
digunakan sebagai hantaran pentanahan?
134
Pengantar Teknik Listrik
Bagian D
1. Gambarlah diagram sebuah sakelar diferensial dan jelaskanlah
cara kerjanya. Berapakah tahanan pentahanan maksimum yang
diperbolehkan, kalau tegangan pengaman yang diperbolehkan,
tidak boleh melebihi 24 V ?
2. Uraikanlah cara kerja sebuah magnet halang yang digunakan
dalam sakelar diferensial.
3. Untuk menghubungkan sebuah alat pemakai digunakan NYA
10 mm2 dalam pipa instalasi. Tegangan suplainya 380/220 V
Tentukanlah tahanan pentahanan maksimum yang
diperbolehkan, kalau digunakan :
a. pentanahan langsung;
b. sakelar diferensial yang arus jatuhnya sama dengan 10%
dari kemampuan hantaran arus nominal dari pengaman
lebur yang digunakan.
135
Pengantar Teknik Listrik
DAFTAR PUSTAKA
Indeks
Istilah Halaman
A
ambar 1
ammeter 12
antena 12
armatur 60
arus Eddy 49
arus efektif 31
arus jangkar 59
arus konvensional 6
arus listrik 1, 2
arus pusar 49
autotrafo 51
B
baterai 12, 15
BSN 9
C
CEE 9
CENECOM 9
coulomb 5
D
daya kuda 18
daya listrik 17, 18
daya rata-rata 37
daya sesaat 37
diagram blok 14
dielektrik 23
diode semikonduktor 12
E
elektron bebas 2
elektrostatik 2, 4
F
faktor daya 38
faktor kerja 49
G
gaya gerak listrik 1, 4, 15
138
Pengantar Teknik Listrik
Biodata
Muhammad Khoiri, lahair di Solo, 12 Agustus 1962. memperoleh
gelar Insinyur Teknik Nuklir pada Jurusan Teknik Nuklir, Fakultas
Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tahun 1988.
Mulai tahun 2007 sedang studi lanjut di Jurusan teknik Mesin dan
Industri di Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada.
Sejak tahun 1988 sampai sekarang menjadi dosen tetap pada
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir nasional
(STTN-BATAN) Yogyakarta. Mata kuliah yang pernah dipegang
antara lain Fisika Dasar, Alat Ukur dan Teknik Pengukuran,
Perlengkapan Sistem Tenaga, Sistem PLTN dan Pembangkit
Konvensional, Teknik Tenaga Listrik.