Anda di halaman 1dari 32

Bahan Ajar

KATA PENGANTAR

Pembuatan bahan ajar ini merupakan perbaikan dari bahan ajar yang
dibuat sebelumnya yang dimaksudkan untuk lebih memperlancar proses
pembelajaran. Dengan adanya bahan ajar ini mahasiswa diharapkan
sebelum mengikuti perkuliahan telah menyiapkan diri sehingga proses
belajar mengajar lebih banyak diisi dengan diskusi-diskusi dan
penyelesaian studi kasus yang pada akhirnya materi secara keseluruhan dapat
dipahami lebih kopeherensif.

Pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada


semua pihak yang telah membantu memperlancar penyelesaian diktat ini.
Penulis menyadari bahan ajar ini masih sangat jauh dari sempurna sehingga
perlu diadakan perbaikan-perbaikan untuk lebih menyempurnakannya. Untuk
itu saran dan kritik sangat penulis perlukan. Sebagai akhir kata, semoga bahan
ajarini bermanfaat bagi kita semua.

Bukit Jimbaran, Agustus 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I. TEORI DASAR LISTRIK


1.1. Teori Elektron 1
1.2. Aliran Listrik 4
1.3. Daya Elektromotoris 5
1.4. Arus Listrik 5
1.4.1. Reaksi arus listrik 6
1.4.2. Arah arus 6
1.4.3. Rapat arus 7
1.5. Tahanan Listrik 7
1.5.1. Tahanan dan daya hantar 8
1.5.2. Tahanan jenis dan daya ghantar jenis 9
1.5.3. Pengaruh suhu pada tahanan 10
1.6. Tegangan dan Hukum Ohm 10
1.7. Daya dan Usaha Listrik 11
1.8. Rugi Tegangan pada Kawat Penghantar 12

BAB II. INDUKSI ELEKTROMAGNETIK


2.1. Teori Kemagnetan 14
2.1.1. Medan magnet 14
2.1.2. Kemagnetan listrik 16
2.1.3. Arah arus dan gaya magnet 18
2.1.4. Hubungan arus listrik dan medan magnet 19
2.2. Induksi Elektromagnetik 20
2.2.1. Hukum Faraday 20
2.2.2. Hukum Lenz 22
2.3. GGL Gerak 23
2.4. Gaya Lorentz 23

ii
2.5. Penerapan Induksi Elektromagnetik 24
2.6. Fenomena Arus Eddy 26

BAB III. BEBAN LISTRIK DAN CATU DAYA


3.1. Tegangan dan Arus Bolak Balik 27
3.2. Nilai Efektif dan Maksimum Arus Bolak-Balik 28
3.3. Sudut Fasa 28
3.4. Beban dalam Rangkaian Listrik 28
3.4.1. Beban Hambatan Murni / Resistensi ( R ) 28
3.4.2. Beban Induktif / Reaktansi Induktif ( L ) 29
3.4.3. Beban Reaktif Induktif ( R dan L ) 31
3.4.4. Beban Kapasitip (C) 32
3.4.5. Beban Reaktif Kapasitip (R dan C) 34
3.4.6. Rangkaian beban R-C-L Seri 34
3.5. Daya Rata-Rata 36
3.6. Faktor Daya 37
3.7. Catu Daya 41
3.7.1. Penyearah Setengah Gelombanh 41
3.7.2. Penyearah Gelombang Penuh 42
3.7.3. Penyearah Sistem Jembatan 42

BAB IV. SISTEM TENAGA LISTRIK


4.1. Elemen Sistem Tenaga 43
4.2. Pusat Pembangkit 44
4.2.1. Prinsip Kerja Simtem Tenaga Listrik 44
4.2.2. Jenis Pembangkit Tenaga Listrik 45
4.3. Transmisi dan Distribusi 48
4.4. Konsumen Listrik 49
4.5. Tujuan Operasi Sistem Tenaga Listrik 50
4.6. Kondisi Operasi Sistem Tenaga Listrik 50
6.7. Persoalan-Persoalan Operasi Sistem Tenaga Listrik 51

iii
BAB V. TRANSFORMATOR
5.1. Pengertian Transformator 53
5.2. Prinsip Kerja Transformator 53
5.3. Trafo Tanpa Beban 55
5.4. Trafo Dengan Beban 59
5.5. Rugi-Rugi pada Transformator 60
5.6. Pengukuran Beban 61
5.6.1. Pengukuran Beban Nol 61
5.6.2. Pengukuran Hubungan Singkat 61
5.7. Pengaturan Tegangan 61
5.8. Transformator Ideal 63
5.9. Effisiensi Transformator 65
5.10. Jenis-jenis transformator 67

BAB VI. GENERATOR LISTRIK


6.1. Mesin Listrik 71
6.2. Generator Listrik 72
6.3. Generator Arus Bolak-Balik (Alternating Current/AC) 72
6.4. Generator Arus Searah (Direct Current/DC) 73
6.4.1. Konstruksi Generator DC 74
6.4.2. Prinsip Kerja Generator DC 79
6.4.3. Prinsip penyearah 80
6.4.4. Reaksi Jangkar 82
6.4.5. Pembangkitan Tegangan Induksi pada Generator Arus Searah 84
6.4.6. Pengaturan Tegangan Generator Arus Searah 85
6.4.7. Jenis Generator Arus Searah 86
6.5. Generator DC Tanpa Beban 92
6.6. Torque (Kopel Elektromagnetik) 93
6.7. Torsi Poros 96

BAB VII. MOTOR LISTRIK


7.1. Pengertian Motor Listrik 100
7.2. Jenis Motor listrik 101

iv
7.3. Motor Listrik Arus Searah (Motor DC) 101
7.3.1. Jenis Motor DC 103
7.3.2. Daya Armatur Maksimum 107
7.3.3. Pengaturan Kecepatan Motor DC 108
7.3.4. Efisiensi Motor DC 109
7.4. Motor Listrik Arus Bolak-Balik (Motor AC) 110
7.4.1. Motor induksi (Asinkron) 110
7.4.2. Motor Sinkron 120

DAFTAR PUSTAKA 125

v

 



Bab 1
Teori Dasar Listrik

1.1. Teori Elektron


Benda merupakan sesuatu yang memiliki masa dan menempati ruang. Benda
terdiri dari molekul-molekul. Molekul merupakan bagian benda yang masih memiliki
sifat yang sama dengan benda tersebut. Setiap molekul terdiri dari atom-atom. Atom
merupakan bagian dari molekul. Berbeda dengan molekul, atom sama sekali tidak
memiliki sifat yang sama dengan benda. Sebagai suatu contoh, air terdiri dari molekul
H2O. Molekul H2O terdiri dari 2 atom H dan 1 atom O. Atom H memiliki sifat yang
berbeda dengan H2O, demikian juga atom O memiliki sifat yang berbeda dengan H2O.

Benda

Molekul

Atom

Kulit Inti Atom


(elektron) (proton,netron)

Gambar 1.1. Kedudukan electron pada suatu benda

Atom terdiri dari inti dan kulit. Inti terdiri dari neutron (tidak bermuatan) dan
proton (bermuatan positif). Sedangkan kulit diisi oleh sejumlah electron (bermuatan
negatif). Elektron bergerak mengelilingi inti dengan kecepatan kira-kira 300.000 km/dt
dengan suatu lintasan berbentuk lingkaran. Lintasan hanya dapat diisi sejumlah electron
dengan aturan tertentu, yaitu:

N = 2n2 (1.1)

Dengan, N = Jumlah electron pada lintasan ke n

  


 1

 



n = banyaknya lintasan yang dimulai dari lintasan terdekat dengan inti

Gambar 1.2. Elektron dan inti atom


Elektron Bebas
Dengan adanya suatu jumlah tertentu yang menempati lintasan elektron, maka
terdapat kemungkinan elektron terluar tidak memenuhi pola tersebut, sehingga terdapat
electron yang tidak dalam kelompoknya, mudah berpindah dan menjadi electron bebas.
Contoh, hidrogen memiliki 1 elektron bebas, helium dan carbon masing-masing
memiliki 2 dan 6 elektron bebas.

Elektron Bebas

Gambar 1.3. Elektron bebas

Dengan adanya suatu jumlah tertentu yang menempati lintasan elektron, maka
terdapat kemungkinan elektron terluar tidak memenuhi pola tersebut, sehingga terdapat
electron yang tidak dalam kelompoknya, mudah berpindah dan menjadi electron bebas.
Contoh, hidrogen memiliki 1 elektron bebas, helium dan carbon masing-masing
memiliki 2 dan 6 elektron bebas.
Diskusi:
Mana yang memiliki electron bebas yang lebih banyak, antara
a. Metalis (besi, tembaga,dll)
b. Non metalis (gelas,kayu, karet, dll)

  


 2

 



Muatan atom positif dan negatif


Pada saat atom kehilangan sebuah electron, maka atom tersebut kelebihan
proton. Pada saat atom kedatangan sebuah electron, maka atom tersebut kelebihan
electron. Atom yang kelebihan electron adalah atom yang bermuatan listrik negatif.
Atom yang kekurangan electron adalah atom yang bermuatan listrik positif. Muatan 1
elektron = - 1,6. 10-19 coloumb, sedangkan muatan 1 proton = 1,6. 10-19 coloumb.

Gambar 1.4. Atom positif dan negatif

Sifat Dua Muatan Listrik


Ion adalah atom yang jumlah muatan elektronnya tidak sama dengan jumlah
muatan protonnya. Ion (+) terjadi karena atom kekurangan electron, berusaha menarik
electron dari atom lain. Ion (-) merupakan atom yang kelebihan electron, berusaha
melepaskan electron ke atom lain yang membutuhkan electron.
Jadi : a. Muatan sejenis akan selalu tolak menolak, muatan tak sejenis tarik menarik
b. Elektron bergerak dari yang kelebihan electron (ion negatif menuju) yang
kekurangan electron (ion positif)
c. Muatan negatif bergerak menuju muatan positif

Gerakan Elektron Bebas


Dengan adanya sifat-sifat dari muatan listrik tersebut maka elektron bebas akan
mudah terlepas dan bergerak menuju atom yang kekurangan elektron sehingga terjadi
pergerakan elektron bebas, seperti ditunjukkan pada gambar 1.5. Pergerakan elektron
bebasini ada yang teratur namun ada juga yang tidak teratur seperti ditunjukkan pada
gambar 1.6 dan 1.7.

Gambar 1.5. Gerakan elektron bebas

  


 3

 



Gambar 1.6. Arah gerak elektron bebas tak beraturan

Gambar 1.7. Arah gerak elektron bebas beraturan

Pada gambar 1.7 terlihat perpindahan electron bebas secara estapet dan terjadi
secara beraturan. Gerakan electron bebas yang beraturan ini disebut aliran elektron.

1.2. Aliran Listrik


Gerakan electron bebas yang teratur akan menuju suatu arah dengan ketetapan
sebagai berikut:

Gambar 1.8. Proses perpindahan electron bebas


(1) Atom bermuatan positif (2) Atom netral (electron bebas)

(1) Apabila electron mengalir ke kanan, maka arus proton mengalir ke kiri.
(2) Bila terdapat muatan yang berbeda-beda akan terjadi gaya-gaya listrik
(3) Gerakan electron bebas yang teratur akan mengalir secara estapet

  


 4

 



(4) Aliran electron seolah-olah berlawanan dengan arus protonnya


(5) Aliran electron yang teratur menghasilkan arus listrik
(6) Aliran listrik terdiri dari sejumlah electron-elektron yang sangat banyak
mengalir melalui suatu penghantar

1.3. Daya Elektromotoris


Tenaga yang dapat menggerakkan electron-elektron dalam suatu penghantar
disebut daya elektromotoris (electromotive force/emf), atau ggl (gaya gerak listrik). Alat
penghasil ggl adalah sumber listrik (pembangkit listrik)
Sebagai sumber listrik dikenal:
1. Reaksi Kima : Baterai, Accu
2. Induksi magnetic : Dynamo, Generator
3. Pemanasan : Thermocouple
4. Pencahayaan : Photoelectric, cell

1.4. Arus Listrik (I)


Adalah aliran listrik (electron) yang bergerak pada suatu penghantar dengan
kecepatan tertentu. Ketika salah satu ujung penghantar mendapat tenaga pendorong
electron untuk bergerak maka akan terjadi beda potensial ujung-ujung penghantar,
sehingga terjadilah arus listrik. Tiap logam memiliki jumlah atom yang berbeda,
sehingga ada logam yang mudah mengalirkan arus listrik karena konduktivitas yang
baik. Ada logam yang konduktivitas arus listriknya lebih kecil. Listrik mengalir sebagai
arus listrik seperti air dan melakukan kerja. Bila material kelistrikan dikelompokkan,
maka akan terdapat tiga kelompok yaitu; Konductor yang dapat menghantarkan arus
listrik dengan baik, Non-konductor (resistor) yaitu meterial yang tidak menghatarkan
listrik dan Semikonductor merupakan material yang memliki daya hantar menengah
yaitu diantara konductor dan non-konductor. Karakteristiknya ditentukan oleh
konfigurasi elektronik berdasarkan struktur material atom.
1. Konductor: Konductor dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Banyak logam
yang dapat menghantarkan arus listrik dan elektron dengan baik. Urutan conductor
dari yang paling baik adalah sebagai berikut: perak, tembaga, emas, aluminium,
tungsten, seng, nickel dll.

  


 5

 



2. Non-konductor: Non-konductor tidak dapat menghantarkan arus listrik.


Nonconductor disebut juga dengan isolator karena electron bebas tidak mudah
dialirkan oleh material tersebut seperti; keramik, gelas, karet, plastik, kayu, dll.
3. Semikonductor: Semikonductor memiliki karakteristik menengah diantara konductor
dan non-konductor. Yang termasuk material semiconductor adalah; silicon (Si),
germanium (Ge), selenium (Se) dan sebagainya, yang banyak digunakan pada
komponen electronic.

1.4.1. Reaksi dari Arus Listrik


Arus listrik akan bereaksi jika mengalir. Itu termasuk panas, magnetic dan gerak
kimiawi. Hal ini disebut tiga aksi (three action) dari aliran listrik.
1. Reaksi panas
Ketika arus listrik mengalir pada konduktor, arus tersebut mengalami tahanan.
Akibat tahanan, aliran arus listrik menhasilkan panas didalam konduktor. Makin
besar tahanan arus listrik, makin besar panas yang dihasilkan.
2. Reaksi magnet
Arus listrik yang mengalir, menembus konduktor dan menghasilkan garis gaya
magnet, bisa dilihat dengan mengadakan percobaan sederhana yaitu taburkan serbuk
besi diatas selembar kertas, kemudian alilrkan arus listrik pada kawat menembus
kertas
3. Reaksi kimia
Ketika arus listrik mengalir dalam asam balerang, melelui elektroda platina asam
balerang terurai menjadi O2 dan H2 dinamakan Elektrolisa, yang mana merupakan
gerak kimia dari arus listrik. Baterai, elektro plating dan polising menggunakan gerak
kimiawi dari arus listrik.

1.4.2. Arah Arus


a. Teori Elektron
Aliran electron bergerak dari muatan (-) ke muatan (+)
b. Perjanjian (digunakan untuk selanjutnya)
Arah arus (bukan arah aliran electron) selalu bergerak dari bagian positif (+) ke
bagian negatif (-).
Arus listrik timbul karena adanya aliran electron. Arus listrik diluar sumbernya
mengalir dari kutub positif ke kutub negatif dan di dalam sumbernya dari kutub negatif

  


 6

 



ke kutub positif. Jadi aliran arus listrik adalah kebalikan dari arah aliran electron. Arah
aliran elektron dan arus listrik ditunjukkan pada gambar 1.9.

- -
+
+

Perjanjian Teori elektron


Arus mengalir dari (+) ke (-) Elektron mengalir dari (-) ke (+)

Gambar 1.9. Arah aliran elektron dan arus

Muatan Listrik diukur dalam Coulomb (C), 1 C = 6,25.1018 e. Arus listrik


diukur dalam ampere (A). Jika sejumlah listrik dari 1 Coulomb (1C) dipindahkan
melalui sebuah penampang penghantar dalam suatu rangkaian dalam waktu satu detik (1
s), maka besar arus disebut satu Ampere (1A)

I = Q/t atau Q = I t (1.2)

Dimana I = Kuat arus (ampere)


Q = Jumlah muatan (coulomb)
T = waktu (detik)
Diskusi:
1. Tentukan besarnya arus yang mengalir bila sejumlah electron 60 coulomb pada
suatu rangkaian tertutup selama setengah menit?
2. Sebuah baterai memberikan arus 0,5 A kepada sebuah lampu selama 2 menit.
Berapakah banyaknya muatan listrik yang dipindahkan?
3. Sebuah accu diisi dengan arus 3 A selama 20 jam, hitung banyaknya muatan
selama itu?

1.4.3. Rapat Arus


Rapat arus (S) adalah besarnya arus listrik tiap-tiap mm2 luas penampang kawat.

  


 7

 



S = I/A (1.3)

Dimana S = rapat arus, A/mm2


I = kuat arus (A)
A = luas penampang kawat (mm2)
Soal
1. Sebuah kawat Sebuah kawat dengan penampang I mm2 yang dilalui kuat arus sebesar
0,5 A mempunyai rapat arus yang sarna dengan rapat arus di dalam kawat yang
penampangnya 3 mm2 dengan kuat arus sebesar 1,5 A. Diminta menghitung
besarnya rapat arus yang pertama dan kudua.
2. Harus berapa besarkah penampang minimum dari suatu kawat saluran yang rapat
arusnya tidak boleh kurang dari 0,8 A/mm2 dan kuat arus yang mengalir di dalam
kawat itu sebesar 0,72 A, dan hilling besarnya diameter tersebut!

1.5. Tahanan Listrik


1.5.1. Tahanan dan Daya Hantar
Tahanan adalah gesekan/rintangan yang diberikan suatu bahan terhadap suatu
aliran arus. Resistor /hambatan dapat berupa:

Keterangan gambar.
1. Lampu pijar
2. Radio
3. Motor listrik
4. Kumparan Kawat

Gambar 1.10. Bentuk-bentuk hambatan listrik

Definisi Hambatan satu Ohm:


Hambatan satu ohm ialah tahanan satu kolom air raksa yang panjangnya 1,063 m
dengan penampang 1 mm2 pada suhu 00 C

Suatu penghantar yang mempunyai nilai tahanan yang kecil atau mempunyai daya
hantar yang besar ini berarti mudah dilalui arus. Besar daya kemampuan pengantar arus

  


 8

 



ini disebut daya hantar arus. Sedangkan penyekat atau isolasi adalah suatu bahan yang
mempunai tahanan yang besar sekali atau mempunyai daya hantar yang kecil ini berarti
sukar dilalui arus listrik. Hubungan ini dinyatakan dalam:

R = 1/G (1.4)

Dimana:
R = Tahanan kawat listrik dalam satuan.Q (ohm)
G = Daya hantar arus dalam satuan u (mho) atau Siemens

1.5.2. Tahanan Jenis dan Daya Hantar Jenis


Tahanan jenis (ρ) adalah tahanan bahan itu yang panjangnya 1 m dengan luas
penampang 1 mm2. Sedangkan daya hantar jenis adalah kebalikan dari tahanan jenisnya,
dan diberi simbul g.

ρ = 1/g (1.5)

Besarnya tahanan dari kawat penghantar adalah

ρl l
R  (1.6)
A gA

Dengan R = tahanan kawat (Ω)


ρ = tahanan jenis (Ω mm2/m)
g = daya hantar jenis (m/ Ω mm2)
A = luas penampang (mm2)
Soal
1. Sebuah kumparan dililit dengan kawat tembaga yang panjangnya 10 m dengan
penampang 0,5 mm2. Berapakah besarnya tahanan kumparan tersebut? ρtembaga =
0.0175 Ω mm2/m.
2. Sebuah penangkal petir dibuat dari batang tembaga dengan ukuran panjang 45 m,
tebal 3 mm dan lebar 20 mm. Berapakah besarnya tahanan penangkal petir itu?
3. Sebuah kumparan mempunyai tahanan sebesar 7,85 Ω. Tentukan panjangnya yang
dililitkan, jika kawat yang dipakai adalah kawat tembaga dengan penampang
sebesar 0,35 mm2?

  


 9

 



1.5.3. Pengaruh Suhu pada Tahanan


Bila benda dipanaskan sehingga suhunya naik, ukurannya berubah, begitu juga
tahanannya. Pada umumnya jika logam itu suhunya naik maka tahannya pun naik.
Koefisien suhu adalah besarnya kenaikkan tahanan tiap derajat kenaikan suhu untuk
besarnya 1 Ohm.
Besarnya pertambahan kenaikan tahanan dapat dihitung dengan rumus:

Rt  Rr 1  α tt  tr  = Rt  Rr 1  α t  (1.7)

Rt  Rr
α (1.8)
t.Rr

Dimana Rt = tahanan pada suhu tinggi ()


Rr = tahanan pada suhu rendah ()
α  koefisien suhu (/oC)
tt = suhu tinggi (oC)
tr = suhu rendah (oC)

Soal
1. Sepotong kawat tembaga pada suhu 200C mempunyai tahanan 10 . Tentukan
tahanan pada suhu 750C, jika diketahui α  0,0039 (/oC).
2. Sepotong kawat platina pada 200C mempunyai tahanan 0,5 . Tahanan naik
menjadi 0,542  karena menjadi panas. Berapakah suhu sekarang, jika
α  0,0024 (/oC).
3. Sepotong kawat nikrum mempunyai garis tengah 0,1 mm dan panjangnya 4 m
dengan tahanan jenis 0,9  mm2/m. Hitung besarnya tahanan pada suhu 8000C
jika koefisien suhunya 0,00036 (/oC).

1.6. Tegangan dan Hukum Ohm


Tegangan 1 volt adalah tegangan yang dapat mengalirkan arus satu amper
melalui tahanan satu ohm. Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Ohm.

V=IR I = V/R R = V/I (1.9)

  


 10

 



Dengan I = Arus listrik (ampere) [A]


R = Hambatan listrik (ohm) []
V = Tegangan listrik (volt) [V]

Diskusi:
1. Tentukan arus dan hambatan pada rangkaian berikut

2. Sebuah kawat berbentuk silinder berdiameter 5 mm, panjang 250 mm. Apabila
kawat tersebut dialiri arus listrik sebesar 15 A dari sebuah sumber tegangan 220 V,
tentukan hambatan jenis kawat tersebut?
3. Berapa buah lampukah yang bertahanan sebesar 44 ohm dapat menyala secara
normal pada tegangan kerja 220 Volt, jika kuat arus yang mengalir ke tiap lampu
sebesar 0,5 A.
4. Suatu penghanhantaran tembaga panjangnya tertentu disambungkan dengan hantaran
aluminium, sehingga panjang seluruhnya 4.000 m. Tegangan yang dibutuhkan
untukmengalirkan arus listrik melalui hantaran tembaga temyata sama dengan
tegangan antar ujung-ujung hantaran aluminium. Luas penampang hantaran tembaga
5 mm2, sedangkan luas penampang hantaranaluminium sebesar 10 mm2. Jika
tahanan jenis tembaga dan aluminium berturutr-turut adalah 0,017  mm2/m dan
0,03 mm2/m tentukan:
a. Panjang hantaran tembaga
b. Berapa tegangan antara ujung-ujung hantaran, jika kuat arus yang mengalir
sebesar 25A?

1.7. Daya dan Usaha Listrik


Untuk memindahkan electron (banyaknya muatan listrik), maka diperlukan
usaha listrik.

W = V Q = V I t =I2 R t = V2 t/R (1.10)

Dimana W = usaha listrik (Volt Coloum atau Joule)

  


 11

 



V = Tegangan listrik (Volt)


Q = banyaknya muatan listrik (Coloum)
I = Kuat arus (ampere)
R = Tahanan (Ohm)
t = waktu (dt)

Daya listrik, (P)


P = W/t = V I =I2 R = V2 /R (watt) (1.11)

Soal.
1. Sebuah strika listrik dinyatakan dengan 720 watt, pada tegangan 120 Volt. Bila
alat ini dihubungkan dengan tahanan tersebut, tentukan tahanan dari strika!
2. Batas minimum langganan listrik adalah 300 watt. Tiap hari pemakain rata-
ratanya 120 volt. Diminta menghitung usaha listrik selama 6 jam!
3. Sebuah lampu pijar bertulis 100 watt/100 volt. Jika dipasang pada tegangan 80
vot, tentukan daya lampu sekarang?
4. Dalam sebuah rumah tinggal terdapat alat otomatis bertuliskan 200VA/110 Volt.
Apa arti tulisan itu?

1.8. Rugi Tegangan dalam Kawat Penghantar


Rugi Tegangan dalam Kawat Penghantar adalah tegangan yang hilang atau
tegangan yang tidak dapat dimanfaatkan. Kerugian ii disebabkan adanya kuat arus yang
mengalir melalui penghantar.
Jika tegangan yang terdapat pada transformator adalah U1 (tegangan sumber)
dan tegangan pada alat pemakai adalah U2, dimana U1> U2, maka rugi tegangan dapat
dituliskan:

Ur = U1 – U2 (1.12)

Dalam bentuk prosentase


U1  U 2
ε x100% (1.13)
U1
Bearnya rugi tegangan, Ur
2 Iρ l 2 I l
Ur  = (1.14)
A gA

  


 12

 



Untuk keamanan, PLN menetapkan rugi tegangan instalasi penerangan 2% dan


instalasi daya 5%. Besarnya luas penampang kawat didapat,

2I ρ l 2I l
A  (1.15)
Ur gUr
Jika Ur dinyatakan dalam %,

200 I ρ l 200 I l
A  (1.16)
ε U1 g ε U1

Dimana, A = luas penampang kawat (mm2)


I = kuat arus (A)
l = panjang kawat (m)
g = daya hantar jenis (m/Ω mm2)
ε = rugi tegangan (%)
U1 = tegangan sumber (Volt)
Soal.
1. Tentukan rugi tegangan segulung kawat tembaga dari 100 m yang dilalui kuat
arus 10 A. Luas penampangnya 2,5 mm2 dengan tahanan jenis 0,0175 (Ω
mm2/m)
2. Sebuah pompa listrik memakai arus sebesar 5 A pada tegangan 110 volt. Jarak
antara pompa dan sumber listrik adalah 100 m. Pebampang kawat
penghantarnya adalah 2,5 mm2. Tahanan jenisnya 0,0175 (Ω mm2/m). Tentukan
tegangan sumber listriknya ?
3. Sebuah motor listrik memakai arus sebesar 29,4 A. Jarak antara motor dan
sakelar 40 m. Tegangan pada saklar 220 Volt. Kawat penghubung ialah tembaga
dengan daya hantar jenis 57 m/ Ω mm2. Rugi tegangan yang diijinkan 5%.
Berapakah penampang kawat minimum yang dapat dipakai?
4. Sebuah rumah tinggal memerlukan arus sebesar 5 A. Tegangan pada tiang listrik
sebesar 110 V. RJarak antara rumah dan tiang listrik 75 m. Kawat saluran yang
digunakan adalah kawat besi. Kerugian tegangan yang diijinkan adalah 2 %.
Berapakah garis tengah kawat besi yang digunakan, jika tahanan jenis besi 0,12
Ω mm2/m.

  


 13
 
    

Bab 2
Induksi Elekromagnetik

2.1. Teori Kemagnetan


Sebuah magnet adalah sepotong baja yang dapat menarik potongan baja atau
logam-logam yang lain. Besarnya gaya tarik menarik atau tolak menolak antara dua
kutub dinyatakan sebagai Hukum Coulomb:
m1m2
F (2.1)
r2
dengan K = gaya (dyne)[1dyne=1,02 mg gaya]
m1 = kuat kutub pertama (weber)
m2 = kuat kutub kedua (weber)
r = jarak kedua kutub (cm)

2.1.1. Medan Magnet


Medan magnet memiliki arah, kerapatan dan intensitas yang digambarkan dengan
garis-garis khayal (garis-garis fluks) yang disebut garis medan magnet atau garis gaya
magnet. Garis-garis ini mempunyai arah yang keluar dari kutub utara magnet dan masuk
ke kutub selatan magnet seperti ditunjukkan gambar di bawah ini. Besarnya fluks
magnet ditentukan oleh:

  A B cos α (2.2)

Dimana:  = fluks magnet (Wb), B = induksi magnet (T), A = luas permukaan (m2)
 = sudut antara B dengan garis normal bidang

Gambar 2.1. Fluks magnet

 
 

14
 
    

Besarnya kerapatan medan magnet/induksi magnet (B) dinyatakan dengan


banyaknya garis-garis fluks yang menembus suatu bidang tertentu,

 Weber
B ( ) (2.3)
A m2

B
U S

Gambar 2.2. Garis gaya magnet

Ada tiga aturan garis-garis medan magnet, yaitu :


a. Garis - garis medan magnet tidak pernah saling berpotongan (bersilangan).
b. Garis-garis medan magnet selalu keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub
selatan serta membentuk kurva tertutup
c. Jika garis-garis medan magnet pada suatu tempat rapat, maka medan magnet
pada tempat tersebut kuat, sebaliknya jika garis-garis medan magnet pada suatu
tempat renggang, maka medan magnet pada tempat tersebut lemah.

Intensitas medan magnet disebut kuat medan (H) dan dinyatakan dengan
besarnya fluks sepanjang jarak tertentu,

H dalam (Ampere/m)

Kerapatan medan B dan kuat medan H merupakan besaran vector yang


mempunyai besaran dan arah yang besarnya:

B  μH (2.4)

dimana  = permeabilitas (Henry/m)


o= 4. 10-7 H/m (untuk udara)

 
 

15
 
    

Besaran fluks dapat juga dinyatakan dengan    B dA (2.5)

2.1.2. Kemagnetan Listrik


Kemagnetan listrik adalah kemagnetan yang dibangkitkan oleh arus listrik. H.C.
Oersted membuktikan bahwa di sekitar kawat berarus listrik terdapat medan magnet
(artinya listrik menimbulkan magnet). Jika terdapat arus yang mengalir dalam kawat
penghantar, maka kuat arus ini akan membangkitkan medan magnet di sekeliling
penghantar tersebut. Jika penghantar itu berbentuk lilitan atau kumparan kawat dan
dialiri arus listrik maka akan timbul medan magnet. Salah satu ujung menjadi kutub
utara (U) sedangkan ujung yang lain menjadi kutub selatan (S)

Gambar 2.3. Medan magnet pada kumparan

Besarnya induksi magnet:


a. Besarnya induksi magnet di titik O adalah:
μo I (2.6)
BO 
2r

Jika terdapat N lilitan kawat melingkar, maka persamaan-nya menjadi.


Nμ o i (2.7)
BO 
2r
Dimana: N = jumlah lilitan, r = jari-jari kawat (m)
i = arus listrik (A)
o = permeabilitas ruang hampa (4 x 107 Wb/Am)
Bo = induksi magnet di titik O (T)

 
 

16
 
    

b. Induksi magnet di titik S adalah:

μ o i r sin θ (2.8)
BS 
2a2

Dimana:
a = jarak antara titik p dengan titik s (m)
r = jari-jari kawat ( m )
 = sudut antara SP dengan SO
c. Induksi magnet pada solonoid
c.1. Induksi di tengah-tengah solonoid
μoi (2.9)
B N
l

c.2. Induksi di kedua ujung solonoid

μoi
B N
2l (2.10)
dimana: i = arus listrik ( A ),
l = panjang solenoida ( m ),
N = jumlah lilitan
d. Induksi magnet pada toronoid
μoi (2.11)
B N
2π r

 
 

17
 
    

Dimana:
r = jari-jari toroida ( m )
i = arus listrik ( A )
N = jumlah lilitan

2.1.3. Arah Arus dan Gaya Magnet


Bila penghantar yang dilalui arus kita pegang dengan tangan kanan di mana ibu
jari menunjuk ke depan, dan keempat jari lainnya melingkari penghantar, maka ibu jari
menunnjukkan arah kuat arus listrik dan jari yang lainnya menunjukkan arah garis gaya
magnet.

Gambar 2.4. Arah kuat arus dan garis gaya pada penghantar yang dialiri arus

Faktor yang mempengaruhi kuat medan pada kumparan.


1. Kuat arus
Kekuatan medan akan bertambah bila intensitas arus listriknya bertambah.
2. Jumlah gulungan
Dengan intensitas kuat arus yang tetap, maka kekuatan medan akan bertambah
bila jumlah gulungan ditambah.
3. Memasukkan inti besi ke dalam kumparan
Dengan memasukkan inti besi ke dalam kumparan, maka kekuatan medan akan
bertambah secara menyolok.

Besar kuat medan magnet pada suatu titik di sekitar penghantar yang dialiri arus
dinyatakan dengan:

 
 

18
 
    

I 0,2 I
H  (ampere / cm) atau H  (Oersted ) (2.12)
r r
Dengan I = kuat arus (Ampere)
r = jarak titik satuan terhadap penghantar (cm)

Gambar 2.5. Kuat medan magnet pada suatu titik


di sekitar penghantar yang dialiri arus

2.1.4. Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet


Sumber tegangan (V) mengalirkan arus listrik (i) melalui suatu kumparan
dengan jumlah lilitan (N), maka pada inti besi (Core) akan ditimbulkan suatu kuat
medan (H), dan menurut Ampere adalah:

Ni  Hl (2.13)

dengan N = jumlah lilitan


i = arus listrik (A)
H = kuat medan (A/m)
l = panjang alur (m)

Penampang luas
bidang A

Gambar 2.6. Hubungan arus, belitan, dan kuat medan

 
 

19
 
    

Soal.
1. Sebuah kutub utara dengan kuat kutub sebesar 5 weber berada dekat sebuah
kutub selatan dengan kuat kutub 10 weber. Jarak antara kedua kutub 0,5 cm.
Tentukan besarnya gaya tarik menarik/tolak menolak?
2. Dua buah kutub utara dan selatan, mempunyai kuat kutub 6 weber dan 5 weber.
Besar gaya tarik kedua kutub adalah 30 dyne. Berapa jarak kedua kutub?
3. Sebuah kumparan dengan 100 lilitan dan panjang 6 cm, mempunyai luas
penampang 2 cm2. Ke dalam kumparan dialiri arus 2,4 A. Tentukan kuat medan
magnet yang terjadi

2.2. Induksi Elektromagnetik


2.2.1. Hukum Faraday
Apabila medan magnet berubah-ubah terhadap waktu akibat arus bolak-balik
yang berbentuk sinusoid, suatu medan listrik akan dibangkitkan atau diinduksikan.
Medan magnet atau fluks yang berubah-ubah pada inti besi menghasilkan gaya gerak
listrik (ggl) yang berlawanan dengan tegangan sumber, sebesar: (Hukum Faraday)

d
e  N (2.14)
dt
dimana
N = jumlah belitan,  = fluk yang berubah-ubah terhadap waktu

Perubahan fluks yang menghasilkan ggl dapat terjadi karena:


a. Perubahan fungsi waktu(t) akibat arus bolak balik yang berbentuk sinusoid
b. Fungsi putaran () akibat berputarnya rotor pada mesin-mesin dinamis.

Terjadinya induksi elektromagnetik


Pengamatan tersebut dilakukan oleh Michael Faraday pada tahun 1831. Dia
melakukan pengamatan “apakah medan magnet dapat menimbulkan arus listrik?”.
Pengamatan yang dilakukan menggunakan batang magnet, kumparan dan Galvanometer
(alat ukur yang dapat mendeteksi keberadaan arus listrik yang relatif kecil didalam
sebuah kawat penghantar/kumparan).

 
 

20
 
    

Gambar 2.7. Test uji terjadinya induksi elektromagnetik

Ketika kutub magnet bergerak memasuki (mendekati) kumparan, jarum


galvanometer menyimpang ke salah satu arah. Ketika magnet berhenti sejenak di dalam
kumparan, jarum galvanometer kembali menunjuk nol. Ketika magnet kita tarik keluar,
jarum galvanometer menyimpang kearah sebaliknya. Menyimpangnya jarum
galvanometer menunjukkan bahwa ketika magnet bergerak mendekati dan menjauhi
kumparan, pada ujung-ujung kumparan timbul beda potensial yang menyebabkan
timbulnya arus listrik pada kumparan. Beda potensial yang ditimbulkan disebut GGL
induksi (gaya gerak listrik).
Berbedanya arah penyimpangan jarum galvanometer pada saat magnet
mendekati dan menjauhi kumparan menunjukkan bahwa arus yang timbul adalah arus
bolak-balik (AC) yang biasa disebut arus induksi. Gejala terjadinya GGL atau arus
listrik pada suatu penghantar atau kumparan akibat mengalami perubahan jumlah garis
- garis gaya magnet (Fluks Magnetik) yang menembus bidang kumparan disebut
sebagai peristiwa induksi elektromagnetik.

GGL induksi dapat dibangkitkan dengan cara berikut:


1) Menggerakkan magnet keluar masuk kumparan
2) Memutar magnet di dekat kumparan (prinsip Dinamo)
3) Memutar kumparan dalam magnet (prinsip Generator)
4) Memutus-mutus arus listrik yang melalui kumparan (prinsip Trafo).

Menurut Faraday, besar GGL induksi pada kedua ujung kumparan sebanding
dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi kumparan. Artinya, semakin
cepat terjadinya perubahan fluks magnetik, makin besar GGL induksi yang timbul. Jika
GGL induksi lebih besar, kuat arus induksi yang timbul juga lebih besar.
Ada berapa faktor yang menentukan besar GGL induksi yaitu:
1) Jumlah lilitan pada kumparan
 
 

21
 
    

2) Kecepatan gerak magnet keluar-masuk kumparan


3) Kekuatan magnet batang yang digunakan.

2.2.2. Hukum Lenz


Besarnya GGL (Gaya Gerak Listrik) bergantung besarnya kecepatan perubahan
fluks magnetik. Untuk memenuhi hukum kekekalan energi, maka arah arus listrik yang
terjadi menyebabkan fluks magnetik imbas yang melawan perubahan fluks magnetik
asal. Ini dinyatakan oleh Lenz sebagai berikut:

“ Polaritas (arah) ggl induksi dalam loop tertutup adalah sedemikian sehingga
cenderung menghasilkan arus yang membentuk fluks magnetik untuk melawan
fluks magnetik yang melalui loop itu “

Gambar 2.8. Arah GGL induksi

Penghantar PQ bergerak dengan kecepatan v dalam medan magnet B secara tegak


lurus, Maka pada penghatar PQ terdapat arus induksi yang arahnya dari P menuju Q

Gambar 2.9. Arah GGL induksi dalam berbagai kondisi

Perhatikan bahwa arus Iinduced selalu menghasilkan Binduced yang melawan fluks
magnetik penyebab (warna hijau) dan arah v.

 
 

22
 
    

2.3. GGL Gerak


Apabila sebuah konduktor digerakkan tegak lurus sejauh ds, memotong suatu
medan magnet dengan kerapatan fluks B, maka perubahan fluks pada konduktor dengan
panjang efektif l adalah:
d  B l ds (2.15)

Dari hukum Faraday diketahui bahwa ggl,


d
e (2.16)
dt

B l ds ds
Maka e  dimana  v  kecepa tan
dt dt
Jadi
e  Bl v (2.17)

U B S

Gambar 2.10. Arah gaya gerak listrik.

Persamaan e = B l v dapat diartikan bahwa apabila dalam medium medan


magnet diberikan energi mekanik (untuk menghasilkan kecepatan v), maka akan
dibangkitkan energi listrik (e); dan ini merupakan prinsip dasar sebuah generator.

2.4. Gaya lorentz

Arus listrik I yang dialirkan di dalam suatu medan magnet dengan kerapatan
fluks B akan menghasilkan suatu gaya F (Lorentz Force) sebesar:

F  BIl (2.18)

U B S

Gambar 2.11. Gaya Lorentz

 
 

23
 
    

Gambar 2.12. Arah gaya akibat arus dalam medan magnet.

Arah gaya ini ditentukan oleh aturan tangan kiri, dengan jempol, telunjuk dan
jari tengah yang saling tegak lurus menunjukkan masing-masing arah, F, B, dan I.
Persamaan F  B I l merupakan prinsip sebuah motor, di mana terjadi proses
perubahan energi listrik (I) menjadi energi mekanik (F). Bila jari-jari rotor adalah r,
kopel yang dibangkitkan:

T  F .r  B I l r (2.19)

2.5. Penerapan Induksi Eelektromagnetik


Induksi elektromagnetik diaplikasikan pada banyak peralatan, diantaranya:
 Dinamo sepeda
Dinamo sepeda menggunakan magnet permanen yang diputar dekat kumparan yang
diam yang dililitkan pada inti besi. Akibat putaran magnet garis garis gaya magnet
yang memotngn kumparan berubah - ubah sehingga menimbulkan GGL Induksi
pada ujung - ujung kumparan sehingga menghasilkan arus induksi. Makin cepat
cepat di kayuh, makin besar laju perubahan garis - garis magnetnya sehingga arus
listrik induksi yang dihasilkan makin besar.

Gambar 2. 13. Dinamo sepeda


 
 

24
 
    

2. Generator
Generator merupakan alat yang prinsip kerjanya berdasarkan induksi
elektromagnetik. Alat ini pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday. Generator
adalah mesin yang mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Energi kinetik
pada generator dapat juga diperoleh dari angin atau air terjun. Berdasarkan arus
yang dihasilkan, generator dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu gerator AC
(alternating current) dan generator DC (direct current). Generator AC menghasilkan
arus bolak-balik dan generator DC menghasilkan arus searah. Baik arus bolak-balik
maupun searah dapat digunakan untuk penerangan dan alat-alat pemanas.
3. Transformator
Transformator atau trafo adalah alat yang digunakan untuk merubah besar tegangan
listrik AC. Dengan menghubungkan kumparan primer ke sumber listrik AC, maka
arus listrik yang mengalir pada kumparan primer selalu berubah, sehingga kutub
magnet juga selalu berubah. Meskipun kutub magnet pada kumparan primer terus
berubah, garis-garis gaya magnetik tetap keluar dari kumparan primer yang
memberi imbas (menginduksi) kumparan sekunder. Alhasil, kumparan sekunder
terus mengalami perubahan garis gaya magnet sehingga menghasilkan listrik secara
terus –menerus (arus listrik sekunder).
c. Electric guitar
Dalam sebuah gitar listrik, getaran dari senar menginduksi suatu emf (electromotive
force) di dalam suatu coil pengambil (gambar 2.14 a). Lingkaran-lingkaran di
bawah senar logam dari gitar ini mendeteksi nada yang sedang dimainkan dan
mengirim informasi ini melalui sebuah amplifier dan ke dalam speaker. (gambar
2.14.b)

Gambar 2.14. Electric gitar

 
 

25
 
    

2.6. Fenomena Arus Eddy

Untuk memahami terjadinya arus eddy, perhatikan gambar 2.15. Sebuah


keping terbuat dari tembaga atau aluminium berayun seperti bandul diantara dua kutub
magnet permanen. Ketika keping mulai memasuki medan magnetik, timbul perubahan
fluks magnetik yang memasuki keping. Arah perubahan atau pertambahan fluks ini
searah dengan arah medan magnetic. Menurut Lenz pertambahan fluks ini
menyebabkan timbulnya arus induksi (arus Eddy). Medan magnetik yang ditimbulkan
arus Eddy pada keping arahnya berlawanan dengan arah medan magnet permanen,
sehingga keping ditolak pada kedua sisi.

Gambar 2.15. Terjadinya arus eddy

Salah satu pengaplikasian arus


eddy ini adalah electromagnetic brake
pada rel kereta api. Ketika rem rel
kereta api diinjak, arus akan mengalir
pada elektromagnet sehingga menjadi
magnet yang kuat dan timbul medan
magnetik yang besar. Karena kereta
bergerak, terjadi perubahan medan
magnetik dari elektromagnetik pada rel.
Perubahan medan magnetik ini akan
menimbulkan arus Eddy pada rel yang
selanjutnya menimbulkan gaya yang
memperlambat gerak kereta. Karena
arus Eddy berkurang secara teratur,
maka gaya perlambatannya pun
berkurang secara teratur akibatnya
kereta dapat berhenti dengan mulus.

Gambar 2.16. Electromagnetic brake pada rel kereta api

 
 

26

Anda mungkin juga menyukai