Oleh
NIP. 197106131997021005
Universitas Udayana
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa
karena hanya berkat dan rahmat Nya lah Bahan Ajar Teknik Tenaga Listriki
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pembuatan bahan ajar ini merupakan
perbaikan dari bahan ajar yang dibuat sebelumnya yang dimaksudkan untuk
lebih memperlancar proses pembelajaran di lingkungan Program Studi Teknik
Mesin Universitas Udayana. Dengan adanya bahan ajar ini mahasiswa
diharapkan sebelum mengikuti perkuliahan telah menyiapkan diri sehingga
proses belajar mengajar lebih banyak diisi dengan diskusi-diskusi dan
penyelesaian studi kasus yang pada akhirnya materi secara keseluruhan dapat
dipahami lebih kopeherensif.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
ii
2.5. Penerapan Induksi Elektromagnetik 24
2.6. Fenomena Arus Eddy 26
iii
BAB V. TRANSFORMATOR
5.1. Pengertian Transformator 53
5.2. Prinsip Kerja Transformator 53
5.3. Trafo Tanpa Beban 55
5.4. Trafo Dengan Beban 59
5.5. Rugi-Rugi pada Transformator 60
5.6. Pengukuran Beban 61
5.6.1. Pengukuran Beban Nol 61
5.6.2. Pengukuran Hubungan Singkat 61
5.7. Pengaturan Tegangan 61
5.8. Transformator Ideal 63
5.9. Effisiensi Transformator 65
5.10. Jenis-jenis transformator 67
iv
7.3. Motor Listrik Arus Searah (Motor DC) 101
7.3.1. Jenis Motor DC 103
7.3.2. Daya Armatur Maksimum 107
7.3.3. Pengaturan Kecepatan Motor DC 108
7.3.4. Efisiensi Motor DC 109
7.4. Motor Listrik Arus Bolak-Balik (Motor AC) 110
7.4.1. Motor induksi (Asinkron) 110
7.4.2. Motor Sinkron 120
v
Teori Dasar Listrik
Bab 1
Teori Dasar Listrik
Benda
Molekul
Atom
Atom terdiri dari inti dan kulit. Inti terdiri dari neutron (tidak bermuatan) dan
proton (bermuatan positif). Sedangkan kulit diisi oleh sejumlah electron (bermuatan
negatif). Elektron bergerak mengelilingi inti dengan kecepatan kira-kira 300.000 km/dt
dengan suatu lintasan berbentuk lingkaran. Lintasan hanya dapat diisi sejumlah electron
dengan aturan tertentu, yaitu:
N = 2n2 (1.1)
Elektron Bebas
Dengan adanya suatu jumlah tertentu yang menempati lintasan elektron, maka
terdapat kemungkinan elektron terluar tidak memenuhi pola tersebut, sehingga terdapat
electron yang tidak dalam kelompoknya, mudah berpindah dan menjadi electron bebas.
Contoh, hidrogen memiliki 1 elektron bebas, helium dan carbon masing-masing
memiliki 2 dan 6 elektron bebas.
Diskusi:
Mana yang memiliki electron bebas yang lebih banyak, antara
a. Metalis (besi, tembaga,dll)
b. Non metalis (gelas,kayu, karet, dll)
Pada gambar 1.7 terlihat perpindahan electron bebas secara estapet dan terjadi
secara beraturan. Gerakan electron bebas yang beraturan ini disebut aliran elektron.
(1) Apabila electron mengalir ke kanan, maka arus proton mengalir ke kiri.
(2) Bila terdapat muatan yang berbeda-beda akan terjadi gaya-gaya listrik
(3) Gerakan electron bebas yang teratur akan mengalir secara estapet
ke kutub positif. Jadi aliran arus listrik adalah kebalikan dari arah aliran electron. Arah
aliran elektron dan arus listrik ditunjukkan pada gambar 1.9.
- -
+
+
S = I/A (1.3)
Keterangan gambar.
1. Lampu pijar
2. Radio
3. Motor listrik
4. Kumparan Kawat
Suatu penghantar yang mempunyai nilai tahanan yang kecil atau mempunyai daya
hantar yang besar ini berarti mudah dilalui arus. Besar daya kemampuan pengantar arus
ini disebut daya hantar arus. Sedangkan penyekat atau isolasi adalah suatu bahan yang
mempunai tahanan yang besar sekali atau mempunyai daya hantar yang kecil ini berarti
sukar dilalui arus listrik. Hubungan ini dinyatakan dalam:
R = 1/G (1.4)
Dimana:
R = Tahanan kawat listrik dalam satuan.Q (ohm)
G = Daya hantar arus dalam satuan u (mho) atau Siemens
ρ = 1/g (1.5)
l l
R (1.6)
A gA
Rt Rr
(1.8)
t.Rr
Soal
1. Sepotong kawat tembaga pada suhu 200C mempunyai tahanan 10 . Tentukan
tahanan pada suhu 750C, jika diketahui 0,0039 (/oC).
2. Sepotong kawat platina pada 200C mempunyai tahanan 0,5 . Tahanan naik
menjadi 0,542 karena menjadi panas. Berapakah suhu sekarang, jika
0,0024 (/oC).
3. Sepotong kawat nikrum mempunyai garis tengah 0,1 mm dan panjangnya 4 m
dengan tahanan jenis 0,9 mm2/m. Hitung besarnya tahanan pada suhu 8000C
jika koefisien suhunya 0,00036 (/oC).
Diskusi:
1. Tentukan arus dan hambatan pada rangkaian berikut
2. Sebuah kawat berbentuk silinder berdiameter 5 mm, panjang 250 mm. Apabila
kawat tersebut dialiri arus listrik sebesar 15 A dari sebuah sumber tegangan 220 V,
tentukan hambatan jenis kawat tersebut?
3. Berapa buah lampukah yang bertahanan sebesar 44 ohm dapat menyala secara
normal pada tegangan kerja 220 Volt, jika kuat arus yang mengalir ke tiap lampu
sebesar 0,5 A.
4. Suatu penghanhantaran tembaga panjangnya tertentu disambungkan dengan hantaran
aluminium, sehingga panjang seluruhnya 4.000 m. Tegangan yang dibutuhkan
untukmengalirkan arus listrik melalui hantaran tembaga temyata sama dengan
tegangan antar ujung-ujung hantaran aluminium. Luas penampang hantaran tembaga
5 mm2, sedangkan luas penampang hantaranaluminium sebesar 10 mm2. Jika
tahanan jenis tembaga dan aluminium berturutr-turut adalah 0,017 mm2/m dan
0,03 mm2/m tentukan:
a. Panjang hantaran tembaga
b. Berapa tegangan antara ujung-ujung hantaran, jika kuat arus yang mengalir
sebesar 25A?
Soal.
1. Sebuah strika listrik dinyatakan dengan 720 watt, pada tegangan 120 Volt. Bila
alat ini dihubungkan dengan tahanan tersebut, tentukan tahanan dari strika!
2. Batas minimum langganan listrik adalah 300 watt. Tiap hari pemakain rata-
ratanya 120 volt. Diminta menghitung usaha listrik selama 6 jam!
3. Sebuah lampu pijar bertulis 100 watt/100 volt. Jika dipasang pada tegangan 80
vot, tentukan daya lampu sekarang?
4. Dalam sebuah rumah tinggal terdapat alat otomatis bertuliskan 200VA/110 Volt.
Apa arti tulisan itu?
Ur = U1 – U2 (1.12)
2I l 2I l
A (1.15)
Ur gUr
Jika Ur dinyatakan dalam %,
200 I l 200 I l
A (1.16)
U1 g U1
Bab 2
Induksi Elekromagnetik
A B cos (2.2)
Dimana: = fluks magnet (Wb), B = induksi magnet (T), A = luas permukaan (m2)
= sudut antara B dengan garis normal bidang
Weber
B ( ) (2.3)
A m2
B
U S
Intensitas medan magnet disebut kuat medan (H) dan dinyatakan dengan
besarnya fluks sepanjang jarak tertentu,
H dalam (Ampere/m)
B H (2.4)
o i r sin (2.8)
BS
2a2
Dimana:
a = jarak antara titik p dengan titik s (m)
r = jari-jari kawat ( m )
= sudut antara SP dengan SO
c. Induksi magnet pada solonoid
c.1. Induksi di tengah-tengah solonoid
oi (2.9)
B N
l
oi
B N
2l (2.10)
dimana: i = arus listrik ( A ),
l = panjang solenoida ( m ),
N = jumlah lilitan
d. Induksi magnet pada toronoid
oi (2.11)
B N
2 r
Dimana:
r = jari-jari toroida ( m )
i = arus listrik ( A )
N = jumlah lilitan
Gambar 2.4. Arah kuat arus dan garis gaya pada penghantar yang dialiri arus
Besar kuat medan magnet pada suatu titik di sekitar penghantar yang dialiri arus
dinyatakan dengan:
I 0,2 I
H (ampere / cm) atau H (Oersted ) (2.12)
r r
Dengan I = kuat arus (Ampere)
r = jarak titik satuan terhadap penghantar (cm)
Ni Hl (2.13)
Penampang luas
bidang A
Soal.
1. Sebuah kutub utara dengan kuat kutub sebesar 5 weber berada dekat sebuah
kutub selatan dengan kuat kutub 10 weber. Jarak antara kedua kutub 0,5 cm.
Tentukan besarnya gaya tarik menarik/tolak menolak?
2. Dua buah kutub utara dan selatan, mempunyai kuat kutub 6 weber dan 5 weber.
Besar gaya tarik kedua kutub adalah 30 dyne. Berapa jarak kedua kutub?
3. Sebuah kumparan dengan 100 lilitan dan panjang 6 cm, mempunyai luas
penampang 2 cm2. Ke dalam kumparan dialiri arus 2,4 A. Tentukan kuat medan
magnet yang terjadi
d
e N (2.14)
dt
dimana
N = jumlah belitan, = fluk yang berubah-ubah terhadap waktu
Menurut Faraday, besar GGL induksi pada kedua ujung kumparan sebanding
dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi kumparan. Artinya, semakin
cepat terjadinya perubahan fluks magnetik, makin besar GGL induksi yang timbul. Jika
GGL induksi lebih besar, kuat arus induksi yang timbul juga lebih besar.
Ada berapa faktor yang menentukan besar GGL induksi yaitu:
1) Jumlah lilitan pada kumparan
Teknik Tenaga Listrik 21
Induksi Elektromagnetik
“ Polaritas (arah) ggl induksi dalam loop tertutup adalah sedemikian sehingga
cenderung menghasilkan arus yang membentuk fluks magnetik untuk melawan
fluks magnetik yang melalui loop itu “
Perhatikan bahwa arus Iinduced selalu menghasilkan Binduced yang melawan fluks
magnetik penyebab (warna hijau) dan arah v.
B l ds ds
Maka e dimana v kecepa tan
dt dt
Jadi
e Bl v (2.17)
U B S
Arus listrik I yang dialirkan di dalam suatu medan magnet dengan kerapatan
fluks B akan menghasilkan suatu gaya F (Lorentz Force) sebesar:
F BIl (2.18)
U B S
Arah gaya ini ditentukan oleh aturan tangan kiri, dengan jempol, telunjuk dan
jari tengah yang saling tegak lurus menunjukkan masing-masing arah, F, B, dan I.
Persamaan F B I l merupakan prinsip sebuah motor, di mana terjadi proses
perubahan energi listrik (I) menjadi energi mekanik (F). Bila jari-jari rotor adalah r,
kopel yang dibangkitkan:
T F .r B I l r (2.19)
2. Generator
Generator merupakan alat yang prinsip kerjanya berdasarkan induksi
elektromagnetik. Alat ini pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday. Generator
adalah mesin yang mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Energi kinetik
pada generator dapat juga diperoleh dari angin atau air terjun. Berdasarkan arus
yang dihasilkan, generator dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu gerator AC
(alternating current) dan generator DC (direct current). Generator AC menghasilkan
arus bolak-balik dan generator DC menghasilkan arus searah. Baik arus bolak-balik
maupun searah dapat digunakan untuk penerangan dan alat-alat pemanas.
3. Transformator
Transformator atau trafo adalah alat yang digunakan untuk merubah besar tegangan
listrik AC. Dengan menghubungkan kumparan primer ke sumber listrik AC, maka
arus listrik yang mengalir pada kumparan primer selalu berubah, sehingga kutub
magnet juga selalu berubah. Meskipun kutub magnet pada kumparan primer terus
berubah, garis-garis gaya magnetik tetap keluar dari kumparan primer yang
memberi imbas (menginduksi) kumparan sekunder. Alhasil, kumparan sekunder
terus mengalami perubahan garis gaya magnet sehingga menghasilkan listrik secara
terus –menerus (arus listrik sekunder).
c. Electric guitar
Dalam sebuah gitar listrik, getaran dari senar menginduksi suatu emf (electromotive
force) di dalam suatu coil pengambil (gambar 2.14 a). Lingkaran-lingkaran di
bawah senar logam dari gitar ini mendeteksi nada yang sedang dimainkan dan
mengirim informasi ini melalui sebuah amplifier dan ke dalam speaker. (gambar
2.14.b)
Bab 3
Beban Listrik dan Catu Daya
Gambar 3.2. (a) Rangkaian resistor dengan sumber tegangan AC (b) Grafik arus dan
tegangan sebagai fungsi waktu, (c) Diagram fasor rangkaian resistor murni
di di
Karena VL L , maka L = Vmax Sin t
dt dt
Vmax
atau di Sin t dt
L
Gambar 3.4. (a) Grafik arus dan tegangan sebagai fungsi waktu (b) Diagram fasor
rangkaian induktor murni
Jika Imax dan Vmax dibagi factor 2 maka, diperoleh harga faedah/efektif untuk I dan VL
Sehingga
VL
I (3.10)
L
Faktor L bersifat sebagai tahanan untuk arus bolak balik dan umumnya
tahanan ini disebut Reaktansi Induktif dan diberi simbul XL. Sehingga rumus di atas
dapat dirubah:
V
I
XL
Soal.
1. Sebuah gulungan induksi dengan koefisien induksi sebesar 1000 mH
dihubungkan pada sumber tegangan bolak balik sebesar 125,6 Volt dengan
frekuensi 1000Hz. Tentukan kuat arus yang mengalir ?
2. Sebuah gulungan induksi mempunyai induksi diri 500 mH dihubungkan pada
tegangan 100 V dengan frekuensi 50 Hz. Tentukan besarnya arus yang
mengalir ?
Jika gabungan seri antara resistor R dan induktor L dipasang pada sumber
tegangan bolak-balik, maka tegangan induktor VL mendahului arus I dengan beda fase
p/2 atau 90o, sedangkan tegangan resistor VR mempunyai fase yang sama dengan arus I.
Secara vektoris hubungan antara arus dan tegangan pada beban reaktif induktif
ditunjukkan pada gambar 3.6.
y y
VTot Z
VL XL
x ) R x
) VTot
I VR
I
(a) (b)
Gambar 3.6. (a) Hubungan VL dan VR, (b) Hubungan antara VTot dan I
Z 2 R 2 X L2 R 2 2 L2 sehingga Z R 2 2 L2
V V
V IZ dan I (3.13)
Z R 2 2 L2
Dimana
V = tegangan sumber (V)
I = kuat arus (A)
XL=tahanan induksi (ohm)
R = Resistensi (ohm)
Z = tahanan jumlah rangkaian bolak balik dari rangkaian seri (ohm)
= frekwensi putar (rad/dt)
Untuk beban reaktif induktif, arus I akan tertinggal sebesar terhadap tegangan
total (VTot). Beban reaktif induktif disebut beban tertinggal (LAGGING). Dalam bentuk
fulsa, dapat digambarkan seperti gambar 3.7.
Amplitudo
VM
VTot
IM
I
Time
Berlaku hubungan:
I I max Sint
T T
1 1
Vc I dt I max Sint dt
C0 C0
I max
Vc Sin (t 90 0 ) (3.14)
C
Gambar 3.9. (a) Grafik arus dan tegangan sebagai fungsi waktu (b) Diagram fasor
rangkaian kapasitor murni
Harga efektifnya,
V V
I atau I atau I X C V
1 XC
C
1 1
XC (3.15)
C 2fC
Dengan
I = kuat arus bolak balik yang melalui kondensator (A)
V = tegangan bolak-balik yang dipasangkan ke kondensator (Volt)
C = kapasitet kondensator (Farad)
XC = tahanan kondensator (Reaktansi Kapasitif) (Ohm)
Soal.
1. Sebuah kondensator dengan kapasitet 4 uF dihubungkan pada tegangan bolak-
balik sebesar 200 V dengan frekuensi 50 Hz. Tentukan arus bolak-balik yang
mengalir ke dalam kondensator?
2. Sebuah kondensator 200 uF dihubungkan pada tegangan 10 V dengan frekuensi
100 Hz. Tentukan kuat arus yang mengalir ke dalam kondensator?
Secara vektoris,
y
y
VR I
I x
)
) R x
) VTot
VC XC
VTot
Z
(a) (b)
Gambar 3.11. (a) Hubungan Vc dan VL (b) Hubungan I dan VTot
Berlaku hubungan
1
XC (3.17)
C
1 1
Z 2 R 2 X C2 R 2 sehingga Z R 2
C2
2
C2
2
V V
V IZ dan I (3.18)
Z 1
R 2 2
2
C
Dengan
I = kuat arus bolak balik yang melalui rangkaian (A)
V =tegangan bolak-balik yang pada rangkaian (Volt)
R = Resistensi (Ohm)
XC =tahanan kondensator (Ohm)
Amplitudo
VTot
Time
V I R 2
(X L X C )2
V I .Z
XC
R
P = VI (3.19)
Jika arus dan tegangan merupakan fungsi siklus, maka daya rata-rata (P) untuk
suatu periode siklus tersebut dapat ditentukan besarnya dengan rumus,
T
1
T 0
P p (t ) dt (3.20)
i (t ) I m cos( t ) (3.22)
1
p(t ) Vm I m {cos(t t ) cos(t t )}
2
1 1
Vm I m cos Vm I m cos(2t ) (3.23)
2 2
Harga rata-rata dari fungsi sinusoid yang berubah terhadap waktu untuk satu
periode adalah sama dengan nol, sehingga persamaan p(t) hanya terdapat bentuk
1
2
Vm I m cos yang tidak tergantung waktu. Maka bentuk yang ada,
1
P Vm I m cos = VI cos (3.24)
2
dimana V dan I adalah harga rms atau harga efektif dari tegangan dan arus.
Daya rata-rata merupakan fungsi dari rms dari arus, rms dari tegangan dan
perbedaan sudut fase arus dan tegangan. Jika arus dan tegangan dari persamaan sefase
dan 00 , maka persamaan daya menjadi,
Untuk :
600 , maka P VI cos 600 = 0,3 VI
Arus yang mengalir pada sebuah tahanan, akan menimbulkan tegangan pada
tahanan tersebut sebesar
Vr = Ir r sehingga P = Vr Im cos
Karena tidak ada beda fase antara arus dan tegangan pada tahanan, maka sudut
00 , sehingga;
P VI (Watt ) (3.26)
Untuk inductor dan kapasitor, arus yang mengalir pada elemen-elemen ini
masing-masing tertinggal (Lagging) dan terdahulu (Leading) sebesar 900 terhadap
tegangan. Tegangan dikalikan dengan arus disebut daya semu. Daya rata-rata dibagi
daya nyata disebut factor daya. Untuk arus dan tegangan sinusoid, factor daya dapat
dihitung dengan rumus,
P VI cos
Faktor daya cos (3.27)
VI VI
, disebut sudut factor daya. Sudut ini menentukan kondisi terdahulu atau
tertinggal tegangan terhadap arus. Bila sebuah beban diberi tegangan, impedansi dari
beban tersebut akan menentukan besar arus dan sudut fase yang mengalir pada beban
tersebut. Faktor daya merupakan petunjuk yang menyatakan sifat suatu bahan.
Misalnya, factor daya beban pertama = 1 dan factor daya beban kedua = 0,5, maka
beban kedua akan membutuhkan 2 kali lebih besar arus beban pertama. Untuk efisiensi
dan operasi diusahakan factor daya mendekati satu.
Gambar 3.13. Ilustrasi daya aktif, daya reaktif dan daya nyata
Faktor daya atau faktor kerja adalah perbandingan antara daya aktif (watt)
dengan daya nyata (VA), atau cosinus sudut antara daya aktif dan daya semu/daya total.
dengan lampu dirumah kita yang selalu menyala bila lampu tersebut dinyalakan,
padahal lampu tersebut sebenarnya nyala-mati-nyala-mati selama 50 kali / detik.
Banyak peralatan listrik yang dapat beroperasi bila langsung terhubung dengan stop
kontak rumah kita seperti : Oven, setrika, lampu, dll. Berarti peralatan listrik tersebut
memang membutuhkan tegangan 220 VAC.
Namun ada juga peralatan listrik yang membutuhkan tegangan DC dimana
tegangan yang dibutuhkan harus stabil atau tidak naik-turun seperti AC. Peralatan listrik
ini diantaranya TV, DVD player, Tape, Radio, dll. Untuk mendapatkan tegangan DC,
kita dapat menggunakan adaptor / power supply , batu baterai, aki, dll. Di rumah-rumah
TV, DVD player langsung terhubung ke stop kontak (PLN), berartikan tegangan yang
masuk adalah 220 VAC, tetapi bila dilihat isi di dalam TV, DVD player, dll. maka akan
ditemui sebuah modul power supply / adaptor, dimana fungsi modul ini adalah
mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC.
Tidak semua peralatan elektronik yang membutuhkan tegangan DC memiliki
modul power supply didalamnya. Misalnya saja, laptop. Laptop ini untuk bekerja tanpa
baterai harus terhubung ke suatu kotak hitam, baru kemudian kotak hitam tersebut
terhubung ke stop kontak PLN. Nah, Kotak hitam itulah sebenarnya power supply /
adaptor. Atau jika diperhatikan panel belakang dari komputer desktop, di bagian atas
terdapat kipas exhaust yang merupakan power supply dari computer. Komputer
biasanya membutuhkan tegangan 5 VDC dan 12 VDC, sedangkan tegangan dari PLN
adalah 220 VAC, nah inilah tugas dari power supply / adaptor untuk mengubahnya.
Catu daya merupakan suatu rangkaian yang paling penting bagi sistem
elektronika. Ada dua sumber catu daya yaitu sumber AC dan sumber DC. Sumber AC
yaitu sumber tegangan bolak - balik, sedangkan sumber tegangan DC merupakan
sumber tegangan searah. Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah
DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah
sumber catu daya DC yang paling baik. Namun untuk aplikasi yang membutuhkan catu
daya lebih besar, sumber dari baterai tidak cukup. Sumber catu daya yang besar adalah
sumber bolak-balik AC (alternating current) dari pembangkit tenaga listrik. Untuk itu
diperlukan suatu perangkat catu daya yang dapat mengubah arus AC menjadi DC.
Bila dilihat dengan osiloskop tegangan bolak balik dan tegangan searah
ditunjukkan seperti gambar 3.15. Bila diamati sumber AC tegangan berayun sewaktu-
waktu pada kutub negatif, sedangkan sumber DC selalu pada satu kutub saja, positif
saja atau negatif saja. Dari sumber AC dapat disearahkan menjadi sumber DC dengan
menggunakan rangkaian penyearah yang di bentuk dari dioda. Ada tiga macam
rangkaian penyearah dasar yaitu penyearah setengah gelombang, gelombang penuh dan
sistem jembatan.
Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana ditunjukkan pada gambar 3.2.
Transformator (T1) diperlukan untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala listrik pada
kumparan primernya menjadi tegangan AC yang lebih kecil pada kumparan sekundernya.
Pada rangkaian ini, dioda (D1) berperan hanya untuk merubah dari arus AC menjadi DC
dan meneruskan tegangan positif ke beban R1. Ini yang disebut dengan penyearah setengah
gelombang (half wave)
T1
D1 R1
CT D1
D2
Tegangan positif phasa yang pertama diteruskan oleh D1 sedangkan phasa yang
berikutnya dilewatkan melalui D2 ke beban R1 dengan CT transformator sebagai
common ground. Dengan demikian beban R1 mendapat suplai tegangan gelombang
penuh seperti gambar di atas. Untuk beberapa aplikasi seperti misalnya untuk men-catu
motor dc yang kecil atau lampu pijar dc, bentuk tegangan seperti ini sudah cukup
memadai.
Tegangan yang tersedia dari suatu sumber tegangan yang ada biasanya tidak
sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu diperlukan suatu regulator tegangan yang
berfungsi untuk menjaga agar tegangan bernilai konstan pada nilai tertentu.
Regulator tegangan ini biasanya berupa IC dengan kode 78xx atau 79xx. Untuk
seri 78xx digunakan untuk regulator tegangan DC positif, sedangkan 79xx digunakan
untuk regulator DC negatif. Nilai xx menandakan tegangan yang akan diregulasikan.
Misalnya kebutuhan sistem adalah positif 5 volt, maka regulator yang digunakan adalah
7805. IC regulator ini biasanya terdiri dari tiga pin yaitu input, ground dan output.
Dalam menggunakan IC ini tegangan input harus lebih besar beberapa persen
(tergantung pada data sheet) dari tegangan yang akan diregulasikan.
Bab 4
Sistem Tenaga Listrik
Pusat pusat pembangkit, sumber daya energi primer seperti bahan bakar fosil
(minyak, gas alam, dan batubara), hidro, panas bumi, dan nuklir diubah menjadi energi
listrik. Generator sinkron mengubah energi mekanis yang dihasilkan pada poros turbin
menjadi energi listrik tiga rasa. Melalui transformator penaik tegangan (step-up
transformator) energi listrik ini kemudian dikirimkan melalui saluran transmisi
bertegangan tinggi menuju pusat- pusat beban. Peningkatan tegangan dimaksudkan
untuk mengurangi jumlah arus yang mengalir pada saluran transmisi. Dengan demikian
saluran transmisi bertegangan tinggi akan membawa aliran arus yang rendah dan berarti
mengurangi rugi panas (heat loss) I2R yang menyertainya. Arus yang rendah ini juga
menguntungkan dari segi penggunaan kabel, karena kabel yang digunakan tidak besar
sehingga menghemat dari segi biaya. Ketika saluran transmisi mencapai pusat beban,
tegangan tersebut kembali diturunkan menjadi tegangan menengah, melalui
transformator penurun tegangan (step-down transformator). Di pusat-pusat beban yang
terhubung dengan saluran distribusi, energi listrik ini diubah lagi menjadi bentuk-bentuk
energi terpakai lainnya seperti energi mekanis (motor), penerangan, pemanas,
pendingin, dan sebagainya.
dengan pembangkit listrik lainnya. Sebenarnya energi penggerak PLTD ini adalah
bahan bakar minyak karena bahan bakar merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
mesin diesel tersebut, maka disebut juga pembangkit tenaga diesel. Diesel ini
merupakan satu unit lengkap yang langsung menggerakkan generator dan menghasilkan
energi lsitrik.
BBM DIESEL
AIR
UAP
UAP&GAS
PANAS BUMI
NUKLIR
Selain beberapa jenis yang disebutkan di atas, masih terdapat jenis pembangkit
tenaga listrik yang lain, misalnya pembangkit listrik yang digerakkan oleh tenaga surya,
energi gelombang laut dan energi angin, saat ini masih dikembangkan secara terbatas di
Indonesia. Sedangkan dari delapan jenis yang disebutkan di atas, tujuh jenis telah
terpasang di Indonesia. Satu jenis pembangkit tenaga listrik, yaitu PLTN, sampai saat
ini masih dalam tahap perencanaan pembangunan.
alam dibakar di dalam ruang pembakar (combustor). lJdara yang memasuki kompresor
setelah mengalami tekanan bersama-sama dengan bahan bakar disemprotkan ke ruang
pembakar untuk melakukan proses pembakaran. Gas panas basil pembakaran ini
berfungsi sebagai fluida kerja yang memutar roda turbin bersudu yang terkopel dengan
generator sinkron. Generator sinkron kemudian mengubah energi mekanis menjadi
energi listrik
PLTN juga memiliki prinsip kerja yang sama yaitu di dalam reaktor terjadi
reaksi fisi bahan bakar uranium sehingga menghasilkan energi panas, kemudian air di
dalam reaktor dididihkan, energi kinetik uap air yang didapat digunakan untuk memutar
turbin sehingga menghasilkan listrik untuk diteruskan ke jaringan transmisi.
Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik
yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi. Tegangan
generator pembangkit relatif rendah (6 kV – 24 kV). Maka tegangan ini dinaikan
dengan transformator daya ke tegangan yang lebih tinggi antara 150 kV – 500 kV.
Tujuan peningkatan tegangan ini, selain memperbesar daya hantar dari saluran
(berbanding lurus dengan kwadrat tegangan), juga untuk memperkecil rugi daya dan
susut tegangan pada saluran transmisi. Penurunan tegangan dari jaringan tegangan
tinggi/ekstra tinggi sebelum ke konsumen dilakukan dua kali. Yang pertama dilakukan
di gardu induk (GI), menurunkan tegangan dari 500 kV ke 150 kV atau dari 150 kV ke
70 kV. Yang kedua dilakukan pada gardu distribusi dari 150 kV ke 20 kV, atau dari 70
kV ke 20 kV. Saluran listrik dari sumber pembangkit tenaga listrik sampai
transformator terakhir, sering disebut juga sebagai saluran transmisi, sedangkan dari
transformator terakhir sampai konsumen disebut saluran distribusi atau saluran primer.
Ada dua macam saluran transmisi/distribusi PLN yaitu saluran udara (overhed lines)
dan saluran kabel bawah tanah (undergound cable). Kedua cara penyaluran tersebut
mesing-masing mempunyai keuntungan dan kerugian. Dari segi estetik, saluran bawah
tanah lebih disukai dan juga tidak mudah terganggu oleh cuaca buruk: hujan, petir
angin, dan sebagainya. Namun saluran bawah tanah jauh lebih mahal dibanding saluran
udara, tidak cocok untuk daerah banjir karena bila terjadi gangguan/kerusakan. Contoh
saluran transmisi dan distribusi tertihat pada gambar 4.16.
Soal:
1. Jelaskan kenapa daya listrik ditransmisikan pada tegangan tinggi
2. Jelaskan konversi energi yang terjadi pada sistem pembangkit tenaga listrik.
Siaga adalah seluruh konsumen dapat dilayani, kendala operasi dapat dipenuhi,
tetapi sekuriti sistem tidak dapat dipenuhi.
c. Darurat,
Darurat adalah konsumen tidak dapat dilayani, kendala operasi tidak dapat
dipenuhi.
d. Pemulihan.
Pemulihan adalah peralihan kondisi darurat tenaga listrik yang diukur dengan
kualitas tegangan dan frekuensi yang dijaga sedemikian rupa sehingga tetap
pada kisaran yang ditetapkan.
d. Biaya Operasi
Biaya operasi khususnya biaya bahan bakar adalah biaya yang terbesar dari suatu
perusahaan listrik, sehingga perlu dipakai teknik-teknik optimasi untuk menekan
biaya ini
e. Perkembangan Sistem
Beban selalu berubah sepanjang waktu dan juga selalu berkembang seirama dengan
perkembangan kegiatan masyarakat yang tidak dapat dirumuskan secara eksak,
sehingga perlu diamati secara terus menerus agar dapat diketahui langkah
pengembangan sistem yang harus dilakukan agar sistem selalu dapat mengikuti
perkembangan beban sehingga tidak akan terjadi pemadaman tenaga listrik dalam
sistem.
e. Gangguan dalam Sistem
Gangguan dalam sistem tenaga listrik adalah sesuatu yang tidak dapat sepenuhnya
dihindarkan. Penyebab gangguan yang paling besar adalah petir, hal ini sesuai
dengan isoceraunic level yang tinggi di tanah air kita.
f. Tegangan dalam Sistem
Tegangan merupakan salah satu unsur kualitas penyediaan tenaga listrik dalam
sistem, oleh karenanya perlu diperhatikan dalam pengoperasian sistem.
Bab 5
Tranformator
(a) (b)
Gambar 5.2. Jenis transformator, (a) Tipe inti (b) Tipe cangkang
Fluk bersama
Gambar 5.4. (a) Rangkaian trafo tanpa beban (b) Diagram vector/ fasor
i0 iC iM (5.1.)
i0 iC2 i M2 (5.3)
i M2 . X M i 02 . X M (5.4)
Dalam bentuk rangkaian listrik, trafo tanpa beban digambarkan pada gambar 5.6.
Gambar 5.6. Rangkaian listrik trafo tanpa beban (Rc = hambatan inti, Xm =
Reaktansi pemagnet, Im = arus pemagnet, Ic = arus tembaga)
Besar sudut fase antara V1 dan i0, dapat dicarai sebagai berikut:
di
eL (5.5.)
dt
dimana e V1 dan i i0
Sehingga
d0
V1 L (5.6)
dt
d I M sin t d sin t
V1 L LI M
dt dt
V1 EXM sin (900 t ) (5.7)
Dimana EXM adalah amplitude dan IM adalah arus maksimum. Adanya arus
i0 I M sin t yang mengalir melalui kumparan primer, menyebabkan pada kumparan
primer timbul fluuks magnet yang sepase dengan i0 dan secara matematis dapat
dituliskan:
M sin t (5.8)
Menurut Faraday, suatu kumparan (XM) yang mendapat pengaruh fluks magnet
yang berubah-ubah, maka di ujung-ujung kumparan tersebut akan timbul gaya gerak
listrik (e) yang menentang terhadap tegangan sumber, yaitu sebesar:
d
e (5.9)
dt
i0 = iM
V1
e1 EM sin(900 t ) (5.11)
i0
iM
V1
E1 iC
Fluks magnet yang dibangkitkan oleh arus pemagnet iM, selain dicakup oleh
kumparan primer juga dicakup oleh kumparan sekender, yang merupakan fluks
bersama. Adanya fluks bersama yang bolak-balik ini, mengakibatkan pada ujung-ujung
kumparan sekunder timbul gaya gerak listrik sekunder sebesar:
d
e2 N 2 = N2 M sin t (5.15)
dt
E2 = EM2 = GGL sekunder maksimum
N 2 .2 . f .M (5.16)
Harga a >1 disebut trafo step-down, jika a<1 disebut trafo step-up.
i2' i2 (5.19)
Sehingga arus yang mengalir pada kumparan primer menjadi:
i1 i0 i2' (5.20)
Dengan mengabaikan rugi inti yang timbul pada trafo, maka iC = 0, sehingga
persamaan 5.21 menjadi:
Formula ini merupakan perhitungan untuk pendekatan. Karena arus beban berubah–
ubah, rugi tembaga juga tidak konstan bergantung pada beban. Dan perlu
diperhatikan pula resistansi disini merupakan resistansi AC.
b. Rugi Besi ( Pi )
Rugi besi terdiri atas :
b.1. Rugi histerisis (Ph), yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak – balik pada inti
besi yang dinyatakan sebagai :
Ph = kh f Bmaks1.6 (watt) ( 5.28 )
kh = konstanta
Bmaks = Fluks maksimum (weber)
b.2. Rugi arus eddy (Pe) , yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi.
Dirumuskan sebagai :
Pe = kh f2 B2maks (Watt) ( 5.29 )
kh = konstanta
Bmaks = Fluks maksimum ( weber )
Jadi, rugi besi ( rugi inti ) adalah :
Pi = Ph + Pe (Watt) (5.30)
Parameter transformator yang terdapat pada model rangkaian equivalent, RC, XM,
Rek dan Xek dapat ditentukan besarnya dengan pengukuran beban nol dan pengukuran
hubungan singkat.
V1 jX M RC
Z0 (5.32)
i0 RC jX M
Dengan demikian, dari pengukuran beban nol dapat diketahui RC dan XM.
Dengan mengukur tegangan Vhs, ihs,dan Phs, akan dapat dihitung parameter:
Phs
Rek (5.33)
(ihs ) 2
Vhs
Z ek Rek jX ek (5.34)
ihs
VP I P t VS I S t
Jika kedua ruas dibagi dengan t, diperoleh rumus
VP I P VS I S
VP N P
VS N S
Dalam hal ini faktor (V × I) adalah daya (P) transformator. Berdasarkan rumus-
rumus di atas, hubungan antara jumlah lilitan primer dan sekunder dengan kuat arus
primer dan sekunder dapat dirumuskan sebagai:
IS NP
IP NS
Dengan demikian untuk transformator ideal akan berlaku persamaan berikut.
I S N P VP
I P N S VS
(5.38)
Dengan:
Vp = tegangan primer (tegangan input = Vi ) dengan satuan volt (V)
Vs = tegangan sekunder (tegangan output = Vo) dengan satuan volt (V)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Ip = kuat arus primer (kuat arus input = Ii) dengan satuan ampere (A)
Is = kuat arus sekunder (kuat arus output = Io) dengan satuan ampere (A)
Contoh Soal:
Kerapatan fluks maksimum inti trafo ideal satu phase 250/3000V ; 50 HZ adalah 1,2
Wb/m2. Apabila nilai GGL per belitan adalah 8 V
Hitung:
1. Jumlah lilitan primer dan sekunder
2. Luas penampang inti
Diketahui: V1 = 250 V, V2 = 3000V, Kerapatan fluks (B) = 1,2 Wb/m2, ggl per
belitan = 8 Volt.
Ditanya: N1, N2, A = ?
Solusi:
1. Trafo ideal, Tegangan Sumber (V1) = Tegangan Effectif 1 ( Eef1)dan V2 = Eef 2.
Eef1 = GGL perbelitan x N1
250 = 8 x N1
N1 = 31,25
Eef 2 = GGL perbelitan x N2
3000 = 8 x N2
N2 = 375
2. Eef 2 = 4,44 .f . N2
3000 = 4,44. 50. 375. B. A
= 4,44. 50. 375. 1,2. A
A = 0,03 m2
Soal:
1. Sebuah trafo dengan keluaran sekunder 20KVa, 2000/200 V, mempunyai lilitan
sekunder 66. Hitung :
a. lilitan primer
b. arus beban penuh primer dan sekunder jika rugi-rugi diabaikan
2. Sebuah trafo 1 phase , 50 Hz, 3300/230 V, mempunyai inti dengan penampang 400
cm2, kerapatan fluks 1,18 Wb/m2.
Hitung: N1 dan N2
3. Sebuah trafo stepdown mempunyai transformsi regulasi 8 dan gandengan core 30
dm2. Jumlah belitan primernya 400, dan dihubungkan dengan jala-jala 6400 volt,
dengan frekuensi 60 cps. Trafo tersebut mempunyai keluaran 15 KVA.
Tentukan:
a. Kerapatan medan
b. GGL sekunder maksimum
c. Arus sekunder
PP PS
Efisiensi trafo adalah persentase daya yang keluar dari trafo dinyatakan sebagai :
100% (5.36)
Contoh soal
Sebuah trafo memiliki perbandingan lilitan kumparan 10:1 dihubungkan ke listrik 100
V untuk menyalakan sebuah lampu 10 W. Jikaefisiensi trafo 75 %, berapakah arus
listrik pada kumpaan primer?
Solusi:
Diket: Np:Ns = 10:1
Vp = 100 V
Ps = 7,5W
= 75%
Ditanya Ip = …
Jawab:
η = (Ps/Pp)X100 %
75 % = 7,5/Pp X 100%
0,75 = 7,5/Pp
Pp = 7,7/0,75 = 10 W
Pp = Vp . Ip
10 = 100 . Ip
Ip = 0,1 A
Soal
1. Sebuah trafo step down digunakan untuk mengubah tegangan AC dari 220 V
menjadi 20V.
Berapakah:
a. perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder;
b. jumlah lilitan sekunder, jika jumlah lilitan primer 100?
2. Manakah yang lebih bagus kualitasnya trafo A efisiensinya 85% dan trafo B
yang efisiensinya 90%? Mengapa? Coba jelaskan.
1. Transformator Step-Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih
banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.
Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik
tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam
transmisi jarak jauh.
2. Transformator Step-down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan
primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat
mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.
3. Autotransformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik,
dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga
merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan
dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat
dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari
autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah
daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan
isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu,
autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa
kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
4. Autotransformator Variabel
Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan
tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang
berubah-ubah
5. Transformator Isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan lilitan
primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada
beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk
mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara
dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak digantikan
oleh kopling kapasitor.
6. Transformator Pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk
memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan
material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik tertentu,
fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan sekunder hanya
terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator hanya memberikan
keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah.
125