Anda di halaman 1dari 29

SISTEM PENGISIAN

Tinjauan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti pelajaran ini peserta dapat mengetahui fungsi dan cara kerja
komponen pengisian.

Tinjauan Instruksional Umum

1. Peserta dapat menjelaskan prinsip dasar sistem pengisian


2. Peserta dapat menyebutkan nama dan cara kerja dari komponen-komponen
pengisian.
3. Peserta dapat menjelaskan diagram pengisian.

Waktu : 180 menit

Alat bantu :

1. Transparant
2. Alternator
3. Wallchart

Kepustakaan

1. ND sistem pengisian
2. Step 1 Toyota

Modul Sistem pengisian 5.1


STRUKTUR MATERI

Sistem pengisian

Uraian

Prinsip dasar

Konstuksi

Regulator

Sistem pengisian dengan regulator tipe kontak point

Alternator dengan IC regulator

Alternator dengan dioda netral

Modul Sistem pengisian 5.2


Instuctur Guidance

Tahapan Mengajar Metode Alat Bantu Waktu

1. Membangun mentality Cer menit

Contoh : Kebersihan, teratur


displin, jujur dll.
2. Motifasi Cer menit

Bagaimana caranya untuk


mendapatkan energi listrik
secara terus menerus,

3. Elaborasi

3.1 Uraian Cer Transparant menit

3.2 Prinsip dasar Cer Transparant menit

3.3 Konstruksi alternator Cer Transparant menit

3.4 Regulator Cer Transparant menit

3.5 Sistem pengisian dengan Cer Transparant menit


regulator tipe kontak point

3.6 Alternator dengan IC regulator Cer Transparant menit

3.7 Alternator dengan netral dioda Cer Transparant menit

4. Konsulidasi T-J menit

5. Test kompetensi Tertulis Soal menit

Modul Sistem pengisian 5.3


Test Kompetensi

1. Sebutkan tipe dan fungsi sistem pengisian ?


2. Jelaskan definisi hukum faraday dan hukum tangan kanan fleming ?
3. Jelaskan prinsip alternator dan prinsip generator ?
4. Sebutkan komponen-komponen alternator beserta fungsinya ?
5. Sebutkan fungsi regulator ?
6. Jelaskan cara kerja regulator tipe kontak point ?
7. Jelaskan cara kerja sistem pengisian dengan regulator tipe kontak point ?
8. Sebutkan keuntungan alternator dengan IC regulator ?
9. Sebutkan keuntungan dan kerugian IC regulator ?
10. Jelaskan prinsip kerja IC regulator ?
11. Jelaskan cara kerja sistem pengisian dengan IC regulator tipe B ?
12. Jelaskan cara kerja sistem pengisian dengan IC regulator tipe M ?

Modul Sistem pengisian 5.4


SISTEM PENGISIAN

URAIAN

Sistem pengisian berfungsi untuk :


 Mengisi arus listrik ke battery
 Mensuplai arus listrik ke seluruh sistem kelistrikan setelah mesin hidup

Ada dua type sistem pengisian :


1. Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus searah (Direct Current)
digunakan awal tahun 60-an.
2. Alternator yang berfungsi untuk menghasilkan arus bolak-balik (Alternating
Current).
Alasan penggunaan alternator :
 Konstruksi lebih kecil dan tahan lama.
 Mampu menghasilkan arus output saat kecepatan idle.

Bagian-bagian :

1. Ignition switch (kunci kontak)


2. Battery
3. Alternator
4. Voltage regulator

Modul Sistem pengisian 5.5


PRINSIP DASAR
HUKUM FARADAY
Hukum Faraday berbunyi :

Bila sebuah konduktor digerakkan di


dalam medan magnet, maka akan tim-
bul arus induksi pada konduktor terse-
but.

Galvanometer

Penghantar

HUKUM TANGAN KANAN FLEMING

Apabila sebuah penghantar bergerak keluar memotong garis gaya magnet, maka
gaya gerak listrik akan mengalir dari kanan ke kiri.
Arah gaya gerak listrik dapat diketahui dengan menggunakan hukum tangan kanan
fleming dimana, jari telunjuk menunjukkan arah fluksi magnet, ibu jari
menunjukkan arah gerakan konduktor, dan jari tengah menunjukkan arah arus
induksi.
Arah garis gaya magnet

Arah arus

Arah gerakan

BESARNYA GAYA GERAK LISTRIK

Bila perubahan medan magnet berlangsung dengan cepat maka gaya gerak listrik
yang dibangkitkan pada kumparan akan semakin besar
Hubungan ini dapat dinyatakan dengan rumus :

Modul Sistem pengisian 5.6


E = N x d E = Gaya gerak listrik yang dibangkitkan
dt N = Jumlah gulungan
d = Perubahan flux magnet
dt = Waktu

PRINSIP GENERATOR

Generator membangkitkan arus


listrik dengan cara memutarkan
kumparan di dalam medan mag-
net.

PRINSIP ALTERNATOR

 Magnet Berputar Dalam Kumparan


Stator coil
Rotor
Alternator membangkitkan arus
listrik dengan cara memutarkan
magnet listrik (rotor coil)
didalam kumparan (stator coil).

 Pembangkitan Arus Bolak-balik (Alternating Current)

Saat magnet berputar di dalam kum-


paran maka akan timbul arus bolak-
balik pada kumparan.
Hubungan antara arus yang dibangkit-
kan dengan posisi magnet adalah :
- Pada 0° dan 180° arus yang di-
bangkitkan adalah nol
- Pada 90° arus yang dibangkitkan
adalah maksimum positif
- Pada 270° arus yang dibangkitkan
adalah maksimum negatif

Modul Sistem pengisian 5.7


 Arus Bolak-balik 3 Phase

 Uraian

Pada alternator terdapat 3 kumparan


yang berjarak masing-masing 120°
Pada saat alternator berputar pada
masing-masing kumparan akan timbul
arus bolak-balik Ini berarti alternator
membangkitkan arus bolak-balik 3
phase.

 Cara penyambungan 3 phase

1. Hubungan “Y” (Star/Bintang)

Ujung dari tiap-tiap kumparan dihu-


bungkan menjadi satu, dimana sam-
bungan / titik tengah kumparan itu di-
sebut titik netral (netral point)

2. Hubungan Delta

Ujung dari tiap-tiap kumparan dihu-


bungkan ke awal dari kumparan lain.
Ini berarti ketiga kumparan dihubung-
kan secara seri

Karakteristik dari kedua hubungan tersebut adalah :

Hubungan Tegangan Arus


“Y” (Star) E3 I
Delta E I 3

Saat ini alternator menggunakan hubungan “Y” dengan alasan :


 Penghubungan kumparan sederhana
 Tegangan output lebih besar

Modul Sistem pengisian 5.8


 Mempunyai titik netral yang dapat digunakan
 Meskipun kurang baik saat arus output maksimum, tetapi pada putaran
rendah lebih baik

 Penyearahan

Kelistrikan mobil membutuhkan arus searah, oleh karena itu arus yang di-
hasilkan oleh alternator tidak dapat langsung digunakan. Untuk itu diperlu-kan
proses penyearahan yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (AC)
menjadi arus searah (DC), dimana proses penyearahan ini menggu-nakan
dioda Pada alternator menggunakan dioda sebanyak 6,8,9,11.

Pada diagram (a) tegangan di-


bangkitkan diantara phase 1 & 2
Arus mengalir melalui dioda 1
la-lu ke beban dan kembali
melalui dioda 5
Pada langkah selanjutnya arus
yang dibangkitkan pada tiap-tiap
kumparan arahnya berubah, te-
tapi arus yang ke beban selalu
mengalir dengan arah yang
sama.

GELOMBANG OUTPUT SETELAH PENYEARAHAN

Terminal dimana arus yang ke-


luar sudah disearahkan disebut
terminal B (Battery)
Dan terminal dimana arus kem-
bali disebut terminal E (earth)
Tegangan antara terminal N (titik
netral) dan E adalah ½ dari te-
gangan terminal B.
Gelombang output sesudah pe-
nyearahan digambarkan pada
grafik ©.

Modul Sistem pengisian 5.9


KONSTRUKSI ALTERNATOR

Alternator berfungsi untuk merubah energi mekanik menjadi energi listrik.

Bearing

3 9
2
8
6
Bearing
Spacer 4&
5
10&1
1

Spacer
1

4 5 1. Pulley
3 6 2. Cooling fan
3. Drive end frame
7
4. Stator core
2 5. Stator coil
6. Brush (sikat)
7. Brush holder
8. Rectifier
8 9. Rear end frame
10. Rotor coil
9 11. Rotor core

10
1
11
1. ROTOR
2 1 Rotor berfungsi untuk membangkitkan
3 medan magnet.
Rotor terdiri dari :
1. Rotor coil
4 2. Rotor core
3. Slip ring
4. Rotor shaft

Modul Sistem pengisian 5.10


2. STATOR

Stator berfungsi untuk membangkit-


2
kan arus listrik bolak-balik.
Stator terdiri dari :
1. Stator coil
2. Stator core
1

3. PULLEY

Pulley berfungsi untuk menerima te-


naga mekanis dari mesin untuk me-
mutarkan rotor.
Rasio pulley alternator terhadap pulley
mesin adalah 1,8 – 2,2 : 1.
4. END FRAME
Rear end frame
Air flow
Drive end frame
End frame berfungsi untuk pemegang
bagian-bagian alternator.
Pada end frame terdapat lubang venti-
lasi untuk tempat mengalirnya udara
pendingin.

5. RECTIFIER

Rectifier berfungsi untuk merubah


arus AC menjadi arus DC
Rectifier terdiri dari 3 dioda positif, 3
dioda negatif, dan diode holder.
Diode holder berfungsi untuk mera-
diasikan panas dan mencegah dioda
panas.

REGULATOR

URAIAN

Tegangan yang dihasilkan oleh alternator bervariasi tergantung dari kecepatan


putaran dan banyaknya beban.
Untuk itulah digunakan regulator yang berfungsi untuk menjaga tegangan out-put
alternator tetap konstan.

Modul Sistem pengisian 5.11


REGULATOR TIPE KONTAK POINT

 Uraian

Regulator tipe kontak point terdiri dari :


 Voltage regulator yang berfungsi untuk menjaga tegangan output alter-
nator tetap konstan.
 Voltage relay yang berfungsi untuk mematikan lampu CHG dan meng-
hubungkan arus ke voltage regulator. Pegas

Armature
Core

N
High speed
F contact

B
IG Moveable contact
L
E Low speed
contact
 Cara Kerja

 Kecepatan Rendah ke Sedang

Saat kecepatan rendah arus yang


dihasilkan alternator masih kecil
Po sehingga yang mengalir ke
voltage regulator juga masih ke-
cil, sehingga kemagnetan pada
voltage regulator (M) belum
mampu menarik P0.
Arus yang mengalir ke rotor coil
(F) melalui P1  P0

Modul Sistem pengisian 5.12


Saat kecepatan mesin naik arus yang dihasilkan alternator juga naik, se-
hingga yang mengalir ke voltage regulator juga naik, sehingga kemag-netan
pada voltage regulator (M) sudah mampu menarik P0 lepas dari P1.
Arus yang mengalir ke rotor coil (F) melalui tahanan (R), sehingga arus yang
dihasilkan alternator menjadi turun dan menyebabkan kemagnetan pada
voltage regulator (M) turun dan P0 kembali berhubungan dengan P1.

Kecepatan Sedang ke Tinggi

Saat kecepatan sedang, posisi P0


adalah mengambang.
Dengan naiknya putaran maka arus
yang dihasilkan alternator besar, se-
hingga arus yang mengalir ke voltage
regulator besar, dan kemagnetan pa-
da voltage regulator mampu menarik
P0 berhubungan dengan P2
Arus yang mengalir ke rotor coil (F)
menjadi terputus.

SISTEM PENGISIAN DENGAN REGULATOR TIPE KONTAK


POINT
URAIAN
6 5 4

1 2

Sistem pengisian dengan regulator tipe kontak point terdiri dari :

1. Kunci kontak 5. Socket Voltage regulator


2. Fuse (sekering) 6. Alternator
3. CHG lamp 7. Terminal B
4. Voltage regulator 8. Fusible link

Modul Sistem pengisian 5.13


CARA KERJA

 Kunci kontak “ON” mesin belum berputar

Saat kunci kontak “ON” mesin belum berputar pada stator coil belum ada
tegangan induksi, sehingga terjadi aliran arus :

 Battery  KS  fuse  IG regulator  a  P1  F regulator  F alter-


nator  rotor coil  E alternator  massa. (arus field)

 Rotor coil menjadi magnet.

 Battery  KS  charge lamp  L regulator  P2  c  E regulator 


massa. (arus lampu charge)

 Lampu charge menyala

 Mesin Hidup Putaran Rendah

Modul Sistem pengisian 5.14


Saat mesin hidup dengan putaran rendah pada stator coil terjadi tegangan
induksi, sehingga terjadi aliran arus :

 N alternator  N regulator  C2 (voltage relay)  E regulator  massa.


(tegangan netral)

 Voltage relay menjadi magnet menarik P2 berhubungan dengan d,


sehingga menyebabkan charge lamp mati (tidak ada beda potensial)

 B alternator  B regulator  d  P2  C1 (voltage regulator)  E regu-


lator  massa. (tegangan output)

 Voltage regulator menjadi magnet tetapi belum mampu menarik P1

 B alternator  KS  fuse  IG regulator  a  P1  F regulator  F


alternator  rotor coil  E alternator  massa. (arus field)

 Rotor coil menjadi magnet

 B alternator  beban  massa (arus output)

 Mesin Hidup Putaran Sedang

Saat mesin hidup dengan putaran sedang pada stator coil terjadi tegangan
induksi, sehingga terjadi aliran arus :

 N alternator  N regulator  C2 (voltage relay)  E regulator  massa.


(tegangan netral)

Modul Sistem pengisian 5.15


 Voltage relay menjadi magnet menarik P2 berhubungan dengan d,
sehingga menyebabkan charge lamp mati (tidak ada beda potensial)

 B alternator  B regulator  d  P2  C1 (voltage regulator)  E regu-


lator  massa. (tegangan output)

 Voltage regulator menjadi magnet menarik P1 lepas dari a tetapi tidak


berhubungan dengan b.

 B alternator  KS  fuse  IG regulator  tahanan  F regulator  F


alternator  rotor coil  E alternator  massa. (arus field)

 Rotor coil menjadi magnet (kecil).

 B alternator  beban  massa (arus output)

 Mesin Hidup Putaran Tinggi

Saat mesin hidup dengan putaran tinggi pada stator coil terjadi tegangan
induksi, sehingga terjadi aliran arus :

 N alternator  N regulator  C2 (voltage relay)  E regulator  massa.


(tegangan netral)

 Voltage relay menjadi magnet menarik P2 berhubungan dengan d,


sehingga menyebabkan charge lamp mati (tidak ada beda potensial)

 B alternator  B regulator  d  P2  C1 (voltage regulator)  E regu-

Modul Sistem pengisian 5.16


lator  massa. (tegangan output)

 Voltage regulator menjadi magnet menarik P1 berhubungan dgn b.

 B alternator  KS  fuse  IG regulator  tahanan  P1  b  E re-


gulator  massa. (tidak ada arus field)

 Rotor coil tidak menjadi magnet.

 B alternator  beban  massa (arus output)

ALTERNATOR DENGAN IC REGULATOR

URAIAN

Dibandingkan dengan alternator yang memakai regulator tipe kontak point, al-
ternator dengan IC regulator mempunyai keuntungan :
 Tahan terhadap getaran dan tahan lama
 Tegangan output lebih stabil
 Tahanan kumparan rotor lebih kecil sehingga arus dapat diperbesar.

KONSTRUKSI
4

3 5

2
6
1 7

10

11
12

1 13

Modul Sistem pengisian 5.17


Alternator dengan IC regulator (small alternator) terdiri dari :

1. Front end frame 8. Brush (sikat)


2. Rear end frame 9. Slip ring
3. Stator 10. Rectifier
4. Terminal B 11. Rear end cover
5. Konektor 12. Rotor
6. IC regulator 13. Bearing
7. Brush spring 14. Pulley

 Rotor

Pada beberapa jenis alternator, rotor


ada yang dijadikan satu dengan fan,
sehingga memungkinkan ukuran alter-
nator menjadi lebih kompak.

 Rectifier

Rectifier pada alternator dengan IC re-


gulator mempunyai konstruksi yang
lebih kompak (kecil) dibanding deng-
an alternator dengan regulator tipe
kontak point.

 IC Regulator

IC regulator berfungsi untuk menjaga


tegangan output alternator agar tetap
konstan.

Modul Sistem pengisian 5.18


IC REGULATOR

 Uraian

IC regulator mempunyai keuntungan :


 Waktu pengaturan tegangan lebih pendek
 Lebih tahan terhadap getaran
 Ukurannya lebih kecil (disatukan dengan alternator).

Dan mempunyai kerugian :


 Harganya mahal
 Kurang tahan terhadap tegangan dan panas yang tinggi.

Ada dua cara pemasangan IC regulator :


1. Add on : IC regulator dipasang di luar alternator.
2. Built in : IC regulator dipasang di dalam alternator

 Prinsip Kerja IC Regulator

 Saat Tegangan Output Pada Terminal B Rendah

Tegangan output belum dapat


melewati ZD, sehingga Tr2
“Off”.
Tegangan output mengalir ke
ba-se Tr1 melalui resistor R1 dan
Tr1 “On”. Arus yang mengalir
ke rotor coil melalui B  rotor
coil  F  Tr1 (On)  E (massa).

 Saat Tegangan Output Pada Terminal B Tinggi

Tegangan output sudah dapat


melewati ZD, sehingga Tr2 “On”
dan Tr1 “Off”. Dan arus yang ke
rotor coil terputus.

Modul Sistem pengisian 5.19


 Tipe IC Regulator

 IC Regulator Tipe A

Cara pemasangan IC regulator


ke alternator adalah add on.
Jenis IC regulator ini sekarang
sudah tidak digunakan lagi.

Modul Sistem pengisian 5.20


 IC Regulator Tipe B
Cara pemasangan IC regulator ke alternator adalah built in.
Jenis IC regulator ini digunakan
pada semua kendaraan Isuzu
yang menggunakan alternator
dengan IC regulator.

CARA KERJA SISTEM PENGISIAN DENGAN IC REGULATOR TIPE


B
 Kunci Kontak “ON” Mesin Belum Berputar

Modul Sistem pengisian 5.21


Saat kunci kontak “ON” mesin belum berputar pada stator coil belum ada
tegangan induksi, sehingga terjadi aliran arus :

 Battery  fuse  S alternator  S IC regulator  BIC


 BAT alternator  B IC regulator  BIC
 BIC meng”ON”kan transistor karena mendeteksi tegangan battery
kurang dari 14,7 volt.

 Battery  fuse  starter switch  IG alternator  dioda  R IC regula-


tor  tahanan  L IC regulator  rotor coil  F IC regulator  Tr “ON”
 E (massa).
 Kemagnetan pada rotor coil kecil sekali.

 Battery  fuse  starter switch  IG alternator  dioda  R IC regula-


tor  tahanan  L IC regulator  L alternator  kumparan charge relay
 ZD “OFF”.
 Kumparan charge relay tidak menjadi magnet.

 Battery  fuse  starter switch  charge light  plat kontak CHG relay
 massa.
 Charge light menyala.

 Mesin Hidup Tegangan Output Di Bawah Standar (<14,7 Volt)

Saat mesin hidup pada stator coil terjadi tegangan induksi, sehingga terjadi
aliran arus :

 Stator coil  dioda  BAT alternator  S alternator  S IC reg  BIC


 B IC regulator  BIC

Modul Sistem pengisian 5.22


 BIC meng”ON”kan transistor karena mendeteksi tegangan output ku-
rang dari 14,7 volt.

 Stator coil  field dioda  rotor coil  F IC regulator  Tr “ON”  E IC


regulator  E alternator  massa.

 Rotor coil menjadi magnet.

 Stator coil  field dioda  L alternator  kumparan charge relay  ZD


”ON”  massa

 Kumparan charge relay menjadi magnet menarik plat kontak ke atas,


sehingga charge light mati karena tidak ada beda potensial.

 Mesin Hidup Tegangan Output Di Atas Standar (14,7 Volt)

Saat mesin hidup pada stator coil terjadi tegangan induksi, sehingga terjadi
aliran arus :

 Stator coil  dioda  BAT alternator  S alternator  S IC reg  BIC


 B IC regulator  BIC

 BIC meng”OFF”kan transistor karena mendeteksi tegangan output


lebih dari 14,7 volt.

Modul Sistem pengisian 5.23


 Stator coil  field dioda  rotor coil  F IC regulator  Tr “OFF”

 Rotor coil tidak menjadi magnet.

 Stator coil  field dioda  L alternator  kumparan charge relay  ZD


”ON”  massa

 Kumparan charge relay menjadi magnet menarik plat kontak ke atas,


sehingga charge light mati karena tidak ada beda potensial.

 IC Regulator Tipe M

Cara pemasangan IC regulator


ke alternator adalah built in.
Jenis IC regulator ini digunakan
pada kendaraan sedan.

Modul Sistem pengisian 5.24


CARA KERJA SISTEM PENGISIAN DENGAN IC REGULATOR TIPE
M

 Kunci Kontak ON Mesin Belum Berputar

MIC mendeteksi tegangan battery melalui terminal IG dan akan menghidup-kan


Tr1.
 Rotor coil menjadi magnet
(Tr1 akan ON dan OFF secara bergantian agar arus yang ke rotor minimum 
0,17 A)

Belum ada listrik yang dibangkitkan alternator. Tegangan pada terminal P IC


regulator 0 volt dideteksi oleh MIC yang mengirimkan sinyal untuk
mengaktifkan Tr3.
 Lampu CHG menyala

 Mesin Hidup Tegangan Di Bawah Standar

Modul Sistem pengisian 5.25


Mesin hidup dan alternator membangkitkan listrik.
Tr1 akan diaktifkan oleh MIC dari kondisi ON – OFF menjadi ON terus-
menerus.
Ia juga akan mematikan Tr3 dan menyalakan Tr2 sehingga lampu CHG mati.

 Mesin Hidup Tegangan Mencapai Tegangan Standar

Tr1 tetap pada posisi ON tegangan pada terminal B meningkat sesuai dengan
naiknya putaran mesin. Saat tegangan mencapai 14,5  0,1 volt rangkaian MIC
akan mendeteksinya dan mematikan Tr1 sehingga arus pada rotor coil terputus.
Akibatnya tegangan pada terminal B akan drop, dan MIC akan menghidup-kan
Tr1 lagi dan arus pada rotor coil meningkat dan tegangan di terminal B akan
naik. Dengan proses ini maka tegangan di B dapat dipertahankan pada nilai
konstan.

 Kumparan Rotor Coil Putus

Bila karena sesuatu hal hubungan ke kumparan rotor putus ketika alternator
berputar, tegangan pada terminal P IC regulator adalah 0 volt. Rangkaian MIC
akan mendeteksi serta mematikan Tr2 dan menyalakan Tr3 sehingga lampu CHG
akan menyala.

Modul Sistem pengisian 5.26


 Hubungan Ke Terminal S Putus

Bila terminal S terlepas / terputus saat alternator sedang berputar, rangkai-an


MIC akan mendeteksi tidak ada input pada terminal S dan mematikan Tr2 dan
menyalakan Tr3 sehingga lampu CHG akan menyala untuk mempe-ringatkan
adanya ketidak-normalan.

 Hubungan Ke terminal B Putus

Bila terminal B terlepas / terputus saat alternator sedang berputar, tegangan pada
battery akan turun perlahan-lahan (tegangan pada terminal S) karena pengisian
battery terhenti.
Pada saat tegangan pada terminal S melebihi 13 volt rangkaian MIC akan
mendeteksinya dan menyalakan Tr3 serta mematikan Tr2 sehingga lampu CHG
akan menyala.

Modul Sistem pengisian 5.27


ALTERNATOR DENGAN DIODA NETRAL (NEUTRAL POINT
DIODA)

 Uraian

Tegangan rata-rata pada titik netral


adalah ½ terminal B.
Tegangan ini digunakan untuk mengak-
tifkan lampu CHG.
Untuk meningkatkan output alternator
ada beberapa metoda :
 Memperbesar ukuran.
 Merubah hubungan stator ke Y.
 Menambah netral point dioda.

Penambahan netral point dioda akan meningkatkan out put sebesar 10 – 15%

 Cara Kerja

tegangan pada titik netral bukan hanya DC tetapi juga AC.


Tegangan AC timbul di N sebagai hasil dari tegangan harmonik ketiga yang
diinduksikan pada tiap phase oleh aliran output dan tepat pada phase yang sama.
Jadi tegangan pada titik netral lebih tinggi atau lebih rendah dari tegangan
output, arus akan mengalir melalui dioda yang dipasang antara titik netral serta
terminal output.

 Tegangan Titik Netral Melebihi 14 Volt

Modul Sistem pengisian 5.28


 Tegangan Titik Netral Turun Di Bawah 0 Volt

Modul Sistem pengisian 5.29

Anda mungkin juga menyukai