LAPORAN AKHIR
Disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III
Program Studi Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik
Oleh :
NIM. 061930311086
Oleh :
NIM. 061930311086
Menyetujui,
Palembang, juni 2022
Pembimbing I, Pembimbing II,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ketua Program Studi
Teknik Elektro, Teknik Listrik,
Sumatera Selatan
1.4.1 Tujuan
Adapun Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam laporan akhir
ini sebagai berikut.
1. Membahas hilangnya susut daya dan energi pada saat sumber energi
listrik didistribusikan ke konsumen.
2. Mengetahui nilai resistansi dan reaktansi penghantar yang digunakan
pada penyulang sambo 20 kV gardu induk gis barat.
3. Mengetahui perbandingan besarnya nilai susut daya pada penyulang
sambo 20 kV di gardu induk gis barat scara perhitungan manual dan
dengan software etap 19.0.1.
1.4.2 Manfaat
Adapun manfaat yang ingin disampaikan penulis dalam laporan akhir
ini sebagai berikut.
1. Dapat menjelaskan perhitungan rugi-rugi daya pada jaringan distribusi
di gardu induk seduduk putih penyulang camar.
2. Dapat menjelaskan perhitungan susut ( losses ) pada jaringan
penghantar 3 fasa.
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan secara garis besar latar belakang masalah, tujuan, pembatasan
masalah, metode penulisan yang digunakan, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menjelaskan tentang tinjauan pustaka yang menjelaskan teori-teori
mengenai susut daya dan energi pada jaringan distribusi, gardu induk, penyulang
dan prosedur penggunaan etap.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi pembahasan tentang keadaan umum serta prosedur yang digunakan
dalam proses pengambilan dan pengolahan data.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini membahas perhtiungan susut ( losses ) pada penghantar jaringan 3
fasa, perhitungan perkiraan kerugian dana akibat rugi-rugi daya menggunakan
software etap.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini memuat kesimpulan dan saran mengenai pokok-pokok penting
yang diperoleh dari penulisan laporan akhir.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penghantar.
d. Konfigurasi Fork
Konfigurasi ini memungkinkan 1 (satu) Gardu Distribusi dipasok
dari penyulang berbeda dengan selang waktu pemadaman sangat singkat
(Short Break Time). Jika penyulang operasi mengalami gangguan, dapat
dipasok dari penyulang cadangan secara efektif dalam waktu sangat
singkat dengan menggunakan fasilitas Automatic Change Over Switch
(ACOS). Pencabangan dapat dilakukan dengan sadapan Tee-Off (TO) dari
Saluran Udara atau dari Saluran Kabel tanah melalui Gardu Distribusi.
2. Struktur Rantai
Struktur ini dipakai pada suatu kawasan yang luas
dengan pusat-pusat beban yang berjauhan satu sama lain. Spot
area merupakan daerah pembebanan.
Gambar 2.11 Konfigurasi Struktur RantaiSaluran Udara Tegangan Menengah
2.4.1 Konsep Perencanaan
Jaringan distribusi tenaga listrik saluran udara ini, terutama untuk
distribusi tenaga listrik yang beroperasi secara radial, dengan jangkauan luas,
biaya murah, dengan keandalan kontunuitas penyaluran minimal tingkat-2.
Untuk mengurangi luasnya dampak pemadaman akibat gangguan dipasang
fasilitas-faslitas Pole Top Switch/Air Break Switch, PBO, SSO, FCO pada
posisi tertentu. Pemakaian Saluran Udara sebagai sistem distribusi daerah
perkotaan dapat dilakukan dengan memperpendek panjang saluran dan didesain
menjadi struktur “Radial Open Loop”. Pemakaian penghantar berisolasi guna
mengurangi akibat gangguan tidak menetap dan pemasangan kawat petir dapat
meningkatkan tingkat kontinuitas penyaluran. Untuk perencanaan di suatu
daerah baru, pemilihan PBO, SSO, FCO merupakan satu kesatuan yang
memperhatikan koordinasi proteksi dan optimasi operasi distribusi dan sistem
pembumian transformator Gardu Induk pada jaringan tersebut.
Pada penyulang sistem radial, disisi pangkal harus dipasang PBO
dengan setiap percabangan dipasang pemutus FCO khusus untuk sistem dengan
pembumian langsung. Untuk sistem pembumian dengan tahanan tidak
direkomendasikan penggunaan FCO. Pada sistem jaringan tertutup dengan
instalasi garduphi-section, seluruh pemutus menggunakan SSO.
Dimana :
ρ : resistivity konduktor (Q.m)
l : panjang konduktor (m)
A : cross sectional area (mm2)
Nilai resistivity konduktor pada temperatur 20° C :
untuk tembaga, ρ = 10,66 Ω.cmil/ft atau = 1,77 x 10-8Ω.m.
untuk aluminium, ρ = 17 Ω.cmil/ft atau = 2,83 x 10-8Ω.m.
Konduktor pilin 3 strand menyebabkan kenaikan resistansi sebesar 1%. Konduktor
dengan strand terkonsentrasi (concentrically stranded conductors), menyebabkan
kenaikan resistansi 2%. Pengaruh kenaikan temperatur terhadap resistansi dapat
ditentukan dari formula berikut :
R 1 T +t 2
= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …(2.3)
R 2 T +t 1
......(2.4)
3. Panjang Jaringan
dimana :
L = Panjang Jaringan ( km )
KV = Tegangan L - L (20kV)
Korelasi rugi daya (losses) terhadap standar jaringan pada saluran dan beban
seimbang pada sistem 3 fasa 3 kawat dan 3 fasa 4 kawat, susut daya dapat dihitung
dengan formula :
ΔP = 3 x I2 x R x L x LLF (watt)……………………………………………(2.12)
dimana :
I = Arus beban yang mengalir pada Jaringan (A)
R = Resistansi Jaringan (Ohm/km)
L = Panjang Jaringan (km)
LLF = Loss Load Factor
Loss Load Factor sebagai koefisien yang diperhitungkan dalam menghitung rugi
daya sebagai perbandingan antara rugi - rugi daya rata-rata terhadap rugi daya
beban puncak.
dimana :
Beban rata−Rata
LF = ………………………………………………………..
Beban puncak
(2.14)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tabel 3.2 Data Beban Puncak Siang dan Malam pada Penyulang Sambo Bulan Mei
2022
Tabel 3.6 Tarif Tenaga listrik (TTL) bersubsidi dan nonsubsidi pada bulan mei 2022
Daya Listrik Tarif Listrik
No.
(VA) (Rp./kWh) keterangan
1 450 415
Subsidi
2 900 586
3 900 1352
4 1300 1.444,70
5 2200 1.444,70 Nonsubsidi
6 3500 - 5500 1.444,70
7 6600 - keatas 1.444,70
Rata - rata tariff 1.161,4
3.6 Flowchart
BAB IV
PEMBAHASAN
( )
R t2 228+75
=
0,225 228+20
248 Rt2 = 303 (0,225)
248 Rt2 = 68,175
Rt2 = 0,274 (Ω/km)
B. AAACS 150 mm2
( )
R t2 228+75
=
0,225 228+20
248 Rt2 = 303 (0,225)
248 Rt2 = 68,175
Rt2 = 0,274 (Ω/km)
C. NA2XSEYBY (AL) 240 mm2
( )
R t2 228+75
=
0,125 228+20
248 Rt2 = 303 (0,125)
248 Rt2 = 37,875
Rt2 = 0,152 (Ω/km)
4.1.2 Perhitungan Faktor Beban
Untuk perhitungan faktor beban agar dapat menghitung faktor losses pada
saluran digunakan persamaan (2-14)
Tabel 4.1 Beban rata – rata dan beban puncak Bulan Mei
Penyulang Sambo Arus (A) Daya (MW)
Beban rata – rata 32 1
Beban Puncak 38 1,22
Dimana total faktor beban pada Penyulang Sambo untuk Bulan Mei yakni :
32
Faktor Beban (LF) = = 0,846 => 0,85 %
38
r ¿
√ 150
3,14
= 6,911 mm = 0,06911 m
r ¿
√ 150
3,14
= 6,911 mm = 0,06911 m
3. NA2XSEYBY (AL)
ΔP = 3 x I2 x R x L x LLF
= 3 x (35)2 x 0,152 x 0,05 x 0,76
= 754,11 W
Total Rugi daya pada beban puncak siang rata – rata adalah 4713 W
PR = Ps – Ploss
= 1130000 – 4713
= 1125 KW
1125000
%= = 1,04 %
1080900
3. NA2XSEYBY (AL)
ΔP = 3 x I2 x R x L x LLF
= 3 x (38)2 x 0,152 x 0,05 x 0,76
= 444,46 W
Total Rugi daya pada beban puncak siang rata – rata adalah 5111,46 W
PR = Ps – Ploss
= 1220000 – 5111,46
= 1214 KW
1214000
%= = 1,08 %
1118580
4.1.6 Perhitungan Rata-Rata Plosses
P losses siang+ Plosses Malam 3104+3659
Rata –rata Plosses AAAC = = = 3381 W
2 2
P losses siang+ Plosses Malam 855+1008
Rata –rata Plosses AAAC-S = = = 931 W
2 2
P losses siang+ Plosses Malam 754,11+ 444,46
Rata –rata Plosses NA2XSEYBY = = =
2 2
599W
4.3.1 Grafik Perbandingan hasil simulasi ETAP dan Perhitungan Manual Mei 2022
0
ETAP MANUAL
1.15
1.1
1.05
0.95
0.9
MANUAL ETAP
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan % Susut Daya Beban Puncak Mei 2022
Dari grafik 4.1 terlihat bahwa hasil susut daya didapat yang terjadi saat beban
puncak siang maupun saat beban puncak malam pada Penyulang Sambo dengan
menggunakan simulasi ETAP 19.0.1 mendekati atau sama dengan hasilnya dengan
perhitungan manual. Adapun untuk simulasi dengan ETAP 19.0.1 yaitu untuk beban
puncak siang sebesar 446,4 kW dan untuk beban puncak malam sebesar 503 kW
Sedangkan untuk perhitungan manual hasilnya sebesar 1130 kW pada beban puncak
siang dan hasilnya 1220 kW pada beban puncak malam. Pada grafik 4.2 terlihat untuk
nilai persentase susut daya terhadap beban puncak dengan perhitungan manual yaitu
sebesar 1,04 % untuk beban siang dan 1,08 % untuk beban malam. Sedangkan
dengan simulasi ETAP persentasenya sebesar 1,01 % untuk beban siang dan 1,17 %
untuk beban malam. Dengan merujuk SPLN 1:1978 bahwa susut daya yang diizinkan
hanya sebesar 2%, maka dengan evaluasi ini dapat diketahui bahwa jaringan
distribusi pada Penyulang Sambo bisa dikatakan handal dan optimal dikarenakan
susut daya yang tidak melebihi dari standart susut.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi susut daya terhadap penyulang sambo, dapat disimpulkan
bahwa :
5.2 Saran
Sebaiknya cukup menggunakan ETAP 19.0.1 karena hasilnya efektif dan pasti
hanya saja butuh ketelitian dalam merangkai dan memasukkan parameter – parameter
pada ETAP 19.0.1
DAFTAR PUSTAKA
3. Khoiriyah, Siti. Analisa Susut Daya dan Energi Di Gardu Induk Bringin
G-4 Menggunakan Software ETAP 12.6. Dalam
http://eprints.ums.ac.id/60918/4/cek%20siti.pdf diakses pada 21
maret 2022.
6. Saputra, Eko Marshel. Analisa Susut Tegangan dan Susut Daya Jaringan
Distribusi Tegangan Menengah 20 KV Pada Penyulang Beruang Di
Gardu Induk Bukit Siguntang Menggunakan Software ETAP 12.6.
Dalam http://eprints.polsri.ac.id/3819/ diakses pada 21 maret 2022.
Lampiran 1 Beban Malam
Lampiran 2 Beban Siang
Lampiran 3 Rangkaian
Penyulang Sambo di
ETAP 19.0.1