ANALYSIS (RCA)
PENDAHULUAN
listrik ke konsumen perlu kualitas yang memadai. Kehidupan masyarakat saat ini sangat
tergantung pada ketersediaan tenaga listrik untuk mendukung kelancaran aktivitas sehari-
hari dan mendorong perkembangan sektor industri. Sementara itu pertumbuhan penduduk,
tenaga listrik. Sistem distribusi sebagai bagian dari sistem tenaga listrik memegang peranan
Jaringan distribusi merupakan bagian dari sistem yang paling dekat dengan
lebih panjang dibandingkan dengan jaringan transmisi dan jumlah gangguannya juga paling
tinggi dibanding jumlah gangguan pada saluran transmisi. Jaringan distribusi seperti
diketahui terdiri dari jaringan tegangan menengah (JTM) dan jaringan tegangan rendah
(JTR). Adapun gangguan yang terjadi bisa bersifat kontemporer ataupun permanen.
berpengaruh pada proses penyaluran yang menyebabkan tidak tersalurnya energi listrik
dengan baik. Dampak gangguan yang dirasakan oleh pihak PT PLN (Persero) berupa
kehilangan kesempatan menjual tenaga listrik dan memburuknya citra PLN. Sementara
dampak yang dirasakan oleh konsumen berupa pemadaman listrik dan resiko kerusakan
peralatan elektronik. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis dengan metode Root Cause
Analysis (RCA). Dengan tujuar agar diketahui akar penyebab gangguan dan akibat dari
terjadinya gangguan.
Menurut (Rooney 2004) dan (Branislav TOMIĆ1 2011) RCA adalah proses empat
1. Pengumpulan data
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Agar pembahasan tidak terlalu meluas, maka dari itu, ruang lingkup dibatasi hanya
Sedangkan untuk tools yang digunakan pada Metode RCA adalah Fault Tree Analysis
2. Sebagai bahan untuk pengembangan penelitian pada laporan tugas akhir selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Tenaga Listrik adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen berupa
pembangkitan, transmisi, distribusi dan beban yang saling berhubungan dan berkerja sama
untuk melayani kebutuhan tenaga listrik bagi pelanggan sesuai kebutuhan. Secara garis
besar Sistem Tenaga Listrik dapat digambarkan dengan skema di bawah ini
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini
berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power
Source) sampai ke konsumen. Jaringan distribusi terdiri dari jaringan penghantar yang
menghubungkan antara gardu induk pusat beban dengan pelanggan. Jaringan distribusi
Jaringan distribusi terdiri dari jaringan distribusi tegangan menengah (JTM) dan
tegangan antara 3 Kv hingga 20 Kv. Pada saat ini, PLN hanya mengembangkan jaringan
distribusi tengangan menengah 20 kV. Jaringan distribusi jaringan menengah sebagian
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) disebut juga jaringan distribusi primer yaitu
jaringan dari trafo gardu induk ke gardu distribusi. Pada pendistribusian tenaga listrik ke
pengguna tenaga listrik di suatu kawasan, penggunaan sistem Tegangan Menengah sebagai
jaringan utama adalah upaya utama menghindarkan rugi-rugi penyaluran (losses) dengan
kualitas persyaratan tegangan yang harus dipenuhi oleh PT PLN Persero selaku pemegang
Konstruksi JTM ini dapat dikelopokkan menjadi 3 macam konstruksi, yaitu sebagai
berikut :
untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi ini terbanyak
digunakan untuk konsumen jaringan Tegangan Menengah yang digunakan di
Indonesia. Ciri utama jaringan ini adalah penggunaan penghantar telanjang yang
bertegangan 20 kV tersebut antar fasa atau dengan bangunan atau dengan tanaman atau
jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah 20 kV, dapat juga digantikan dengan
konstruksi penghantar berisolasi penuh yang dipilin. Isolasi penghantar tiap fasa tidak
perlu dilindungi dengan pelindung mekanis. Berat kabel pilin menjadi pertimbangan
Konstruksi SKTM ini adalah konstruksi yang aman dan andal untuk
mendistribusikan tenaga listrik Tegangan Menengah, tetapi relatif lebih mahal untuk
penyaluran daya yang sama. Keadaan ini dimungkinkan dengan konstruksi isolasi
penghantar per Fase dan pelindung mekanis yang dipersyaratkan. Pada rentang biaya
Jaringan Distribusi Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari suatu sistem tenaga
listrik. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para pemanfaat /
pelanggan listrik. Mengingat ruang lingkup konstruksi jaring distribusi ini langsung
berhubungan dan berada pada lingkungan daerah berpenghuni, maka selain harus
memenuhi persyaratan kualitas teknis pelayanan juga harus memenuhi persyaratan aman
terhadap pengguna dan akrab terhadap lingkungan. Konfigurasi Saluran Udara Tegangan
Jenis gangguan yang terjadi pada jaringan distribusi dapat dibagi menjadi 2, yaitu
Merupakan gangguan yang dapat disebabkan oleh kerusakan peralatan dan tidak
hilang atau tetap ada apabila pemutus tenaga telah terbuka. Untuk menghilangkan
tersebut.
Merupakan gangguan yang tidak akan lama dan dapat normal kembali baik secara
Apabila gangguan temporer sering terjadi maka hal ini akan menimbulkan kerusakan
Sumber gangguan yang terjadi pada system distribusi di atas tanah/saluran udara
sebagian besar karena pengaruh luar. Menurut SPLN 52-3, 1983 sumber gangguan
menurut intensitasnya:
2. Petir.
4. Manusia
Secara umum, gangguan yang disebabkan oleh faktor internal adalah gangguan
yang bersifat permanen. Misalkan spesifikasi peralatan yang tidak sesuai dengan
standar yang ditentukan, pemasangan yang tidak sesuai prosedur, dan arena usia pakai
Gangguan yang disebabkan karena faktor internal dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu :
1. Gangguan Sistem
yang disebabkan oleh gangguan dari sistem pembangkit tenaga listrik atau
gangguan yang terjadi pada saluran transmisi tegangan tinggi. Pada umumnya, jika
terjadi gangguan sistem akan berdampak pada bagian dan wilayah yang cukup luas.
2. Gangguan Jaringan
primer 20 kV yang berakibat pada terputusnya pasokan daya listrik dari pusat-pusat
b. Gangguan akibat penyulang lain. Pada keadaan ini, jumlah penyulang yang
Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fasa (3 fasa atau 2 fasa) atau 1 fasa ke
1. Hubung singkat permanen : Hubung singkat pada kabel, belitan trafo, generator,
Gangguan beban lebih terjadi karena pembebanan sistem distribusi yang melebihi
kapasitas sistem yang terpasang. Gangguan ini sebenarnya bukan gangguan murni,
Gangguan tegangan lebih termasuk gangguan yang sering terjadi pada saluran
menjadi dua,yaitu:
1. Tegangan Lebih Power Frekuensi : Pada sistem distribusi hal ini biasanya
disebabkan oleh kesalahan pada AVR atau pengatur tap pada trafo distribusi.
2. Tegangan Lebih Surja : Gangguan ini biasanya disebabkan oleh surja hubung atau
surja petir.
Rele ini bekerja dengan menggunakan arus sebagai besaran ukur. Rele akan bekerja
jika arus mengalir melampaui batas tertentu yang telah ditetapkan. Batas tersebut
Rele ini bekerja dengan menggunakan tegangan sebagai besaran ukur. Rele ini akan
Rele bekerja dengan besaran tegangan dan arus sebagai besaran yang diukur. Untuk
jenis tertentu, rele juga menggunakan besaran sudut fasa sebagai besaran ukur. Dengan
hubungan linear antara impedansi saluran dan jarak saluran, rele dapat bekerja
Rele bekerja dengan menggunakan arus dan tegangan sebagai besaran ukur. Rele
mempunyai kemampuan untuk membedakan arah aliran daya. Rele arah hanya bekerja
untuk satu arah yang telah ditentukan terlebih dahulu. Pemakaian rele ini pada sistem
proteksi saluran selalu bersama-sama dengan rele lain seperti rele arus lebh atau rele
jarak. Fungsi penggunaan rele arah adalah untuk memperoleh selektifitas proteksi
karena arah daya pada keadaan gangguan dapat datang dari kedua sisi saluran seperti
Prinsip kerja rele diferensial adalah membandingkan besaran arus yang ada di
kedua sisi peralatan yang diproteksi. Bila perbedaan besaran antara kedua sisi tersebut
melebihi suatu harga tertentu yang telah ditentukan, maka rele akan bekerja.
Rele gangguan tanah digunakan untuk mendeteksi arus gangguan satu fasa ke tanah
yang terjadi pada sisi hilir dan gardu induk. Besar nilai arus gangguan tanah tergantung
pada cara pentanahan titik netral dan hubungan trafo yang dipakai. Pengaturan rele
gangguan tanah tidak tergantung pada arus beban maksimum sistem. Faktor-faktor
ketidakseimbangan bebn arus kapasitif pada sistem dan ketelitian trafo arus terhadap
Pemutus daya dipasang pada saluran utama pada gardu induk sebagai pengaman
utama jaringan dan dilengkapi dengan alat pengaman rele arus lebih, rele gangguan
jaringan tegangan menengah (20 KV) untuk menganalisa adanya gangguan yang
memutus aliran daya listrik kemudian menganalisa apakah gangguan tersebut temporer
atau permanen. Reaksi yang dilakukan recloser terhadap gangguan yang ada :
1. Jika gangguan yang terjadi bersifat sementara, maka recloser akan memutus
aliran daya beberapa saat kemudian menyambungkan lagi aliran daya yang terputus.
2. Bila gangguan yang terjadi bersifat permanen, maka recloser akan lock out setelah
FCO merupakan sebuah alat pemutus rangkaian listrik yang berbeban pada jaringan
distribusi yang bekerja dengan cara meleburkan bagian dari komponennya (fuse link)
yang telah dirancang khusus dan disesuaikan dengan ukurannya. Disamping itu, FCO
merupakan peralatan proteksi yang bekerja apabila terjadi gangguan arus lebih. Alat ini
akan memutuskan rangkaian listrik yang satu dengan yang lain jika dilewati arus yang
Prinsip kerjanya ialah ketika terjadi gangguan arus, maka, fuse cut out akan putus
dan tabung ini akan lepas dari pegangan atas menggantung di udara, sehingga tidak ada
Lighning arrester adalah suatu alat proteksi yang berfungsi untuk melindungi
instalasi listrik, peralatan listrik, dan alat elektronik dari lonjakan tegangan yang besar
atau tegangan lebih (over voltage) yang biasanya terjadi ketika ada sambaran petir.
Ketika terjadi tegangan lebih, lightning arrester akan mengalirkan tegangan tersebut ke
bumi, sehingga lonjakan tegangan tersebut tidak sampai merusak berbagai peralatan
listrik.
Load Break Switch merupakan saklar atau pemutus arus tiga fasa untuk penempatan
di luar ruas pada tiang pancang yang dikendalikan secara elektronis. LBS juga
merupakan sebuah sistem penginterupsi hampa yang terisolasi oleh gas SF6 dalam
sebuah tangki baja anti karat dan disegel. Sistem kabelnya yang full-insulated dan
sistem pemasangan pada tiang pancang yang sederhana yang membuat instalasi lebih
Root Cause Analysis (RCA) adalah metode yang berguna untuk menganalisis akar
masalah dari suatu insiden yang telah terjadi. Menemukan akar masalah merupakan kata
kunci. Sebab, tanpa mengetahui akar masalahnya, suatu insiden tidak dapat ditanggulangi
pada berulangnya kejadian yang sama dikemudian hari. Untuk lebih lanjutnya akan dibahas
Metode Root Cause Analysis yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode
dengan cara menganalisis akar penyebab gangguan dari penyulang. Pertama, peneliti
mengumpulkan informasi dan pemahaman terkait dengan gangguan yang terjadi pada
penyulang. Setelah itu, dari informasi dan data gangguan, peneliti melakukan pembuatan
hewan yang berukuran kecil yang pada umumnya memiliki tiga atau
tertentu ada atau terjadi. Misalkan, adanya gangguan pada komponen. Komponen
mengalami kerusakan karena pemasangan yang salah. Maka, perlu diadakan pengawasan
ketika akan diadakan pemasangan komponen atau peralatan agar terhindar dari kesalahan
pemasangan. contoh lain, terjadinya arus gangguan lebih besar dari kemampuan alat untuk
mengamankan arus gangguan. Hal ini biasa terjadi karena adanya sambaran petir yang
tersebut, untuk mencegah atau meminimalisir akan terulangnya kejadian serupa. Setelah
Adapun cara menentukan estimasi lokasi gangguan dapat dilakukan dengan dua cara
Untuk menentukan lokasi gangguan pada rangkaian spindel yaitu dengan cara
sampai section 3. Jika terjadi trip, maka estimasi lokasi gangguan berada di antara
section 1-3. Namun, jika tidak terjadi trip, maka estimasi lokasi gangguan berada
Untuk menentukan lokasi gangguan pada rangkaian loop yaitu dengan cara
manuver atau memasukkan tegangan dari penyulang utama dan penyulang lain yang
1. Memasukkan tegangan dari penyulang utama (A) hingga masuk pada setiap section
mulai dari section 1. Di sini, cakupan penyulang A mulai dari section 1 sampai
sebaliknya pada saat terjadi trip atau pemadaman untuk mengurangi area
pemadaman.
c. Ketika melewati section 1 tidak terjadi trip, maka masukkan lagi tegangan pada
section 2 dan seterusnya hingga terjadi trip pada salah satu section. Misalkan
setelah terjadi trip pada section 3, maka gangguan berada setelah section 3.
6, jika tidak terjadi trip, dimasukkan lagi ke section 5dan 4. Pada contoh ini, terjadi
trip setelah tegangan masuk pada section 4. Dari sini dapat diketahui bahwa lokasi
Fault Tree Analysis adalah analisis diagram terstruktur yang mengidentifikasi elemen-
elemen yang dapat menyebabkan kegagalan sistem. Teknik ini didasarkan pada logika
deduktif dan dapat disesuaikan dengan identifikasi risiko untuk menganalisis bagaimana
dampak risiko yang muncul. Penerapan teknik ini secara efektif membutuhkan penjelasan
mendetail tentang area yang sedang dibahas. Hasil yang tidak diinginkan pertama kali
peristiwa tersebut lalu diidentifikasi. Dalam hal ini untuk mengungkapkan unsur-unsur
Fault Tree Analysis memungkinkan sebuah tim untuk memikirkan dan mengatur
urutan atau pola kesalahan yang harus terjadi untuk mengetahui kesalahan pada tingkat
yang spesifik. Kesalahan yang tinggi mungkin merupakan jenis kegagalan yang spesifik.
Proyek yang kompleks mungkin memiliki banyak Fault Tree Analysis yang masing-
masing mengeksplorasi mode kegagalan yang berbeda. Manfaat utama dari Fault Tree
Analysis adalah analisis yang memberikan wawasan unik ke dalam operasi dan potensi
kegagalan proyek.
Kekurangannya ialah Peluang bisa saja terlewatkan dalam langkah ini karena
penekanannya diletakkan pada ancaman. Alat-alat umumnya yang tersedia untuk para ahli.
secara rinci dan juga alat-alat seperti ‘5 Whys’, Fault Tree Analysis membantu tim
berfokus pada penyebab setiap peristiwa dalam urutan logis yang mengarah pada
kegagalan.
visual menyajikan informasi analisis sistem dengan cara yang jelas dan ringkas. Staf dalam
suatu organisasi dapat mengakses dan memahami hasil analisis dengan lebih baik.
• Expose system behavior and possible interactions. Diagram Fault Tree Analysis
memungkinkan pemeriksaan banyak cara kesalahan yang terjadi dan dapat mengekspos
jalur tidak jelas kepada kegagalan yang mendekati pendekatan analisis lainnya. Akibatnya,
• Account for human error. Diagram Fault Tree Analysis dapat mencakup
hardware, software serta faktor manusia dalam satu grafik yang diperlukan. Pendekatan
Fault Tree Analysis adalah metode komprehensif dengan memasukan berbagai penyebab
kegagalan.
Diagram tulang ikan atau fishbone diagram adalah salah satu metode untuk
menganalisa penyebab dari sebuah masalah atau kondisi. Sering juga diagram ini disebut
dengan diagram sebab-akibat atau cause effect diagram. Penemunya adalah Professor
Kaoru Ishikawa, seorang ilmuwan Jepang yang juga alumni teknik kimia Universitas
Tokyo, pada tahun 1943. Sehingga sering juga disebut dengan diagram Ishikawa.
Fishbone Diagram atau Cause and Effect Diagram ini dipergunakan untuk :
masalah
Fungsi dasar diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/
mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya.
penyebab dari suatu masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi suatu
masalah.
Sebab Sebab
Cas e Cas e
Cas e Cas e
Cas e
Cas e
Cas e
Akibat
Cas e
Cas e
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Kegiatan
3.2.1. Alat
Alat yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah sebuah Laptop yang dilengkapi
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan merupakan data yang diperoleh dari hasil diskusi bersama
Menurut Rooney dan Heuvel (2004), RCA adalah proses empat langkah yang
meliputi:
1. Pengumpulan data
penyebab dan akar penyebab yang terkait dengan kejadian tersebut tidak dapat
diidentifikasi. Sebagian besar waktu yang dihabiskan dalam menganalisis suatu peristiwa
fakta yang lebih Relayvan terungkap. Faktor penyebab adalah semua hal yang
berkontribusi (kesalahan manusia dan kegagalan komponen) pada kejadian, yang jika
dihilangkan, akan mampu mencegah terjadinya atau mengurangi keparahan. Dalam banyak
analisis tradisional, semua perhatian akan dicurahkan pada faktor penyebab yang paling
terlihat.
alasan yang mendasari atau alasan dari setiap faktor penyebab. Struktur diagram
tentang mengapa faktor penyebab tertentu ada atau terjadi. Identifikasi akar penyebab
membantu penyidik menentukan alasan mengapa peristiwa itu terjadi sehingga masalah di
sekitar kejadian dapat diatasi. Dari data gangguan, dilakukan analisis terhadap akar
Setelah mengetahui akar penyebab dari gangguan, langkah berikutnya adalah mencari
rekomendasi, yaitu mencari cara untuk mengatasi, mencegah, atau meminimalisir akar
Setiap teknik pengumpulan data baik itu studi literatur, observasi, maupun wawancara
sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh karenanya dalam penelitian ini
peneliti menggunakan beberapa teknik sekaligus dengan harapan antara satu dengan yang
lain dapat saling melengkapi. Penelitian tugas akhir ini penulis menggunakan metodologi
1. Studi Literatur
halaman web, dan juga catatan atau dokumen yang berkaitan dengan tema terutama
yang diterbitkan oleh PT PLN (Persero). Pencarian informasi ini dilakukan untuk
memperoleh dasar teori mengenai gangguan yang sering terjadi pada penyulang,
penyebab dari gangguan, sebab dari gangguan, dan cara mencegah atau mengatasi
gangguan tersebut.
2. Observasi
yang pernah terjadi dan sering terjadi, dan sebagainya. Peneliti melakukan observasi
pada saat dilakukannya pemeliharan, perbaikan, dan saat terjadi gangguan pada
penyulang.
3. Wawancara
Pada saat wawancara, penulis melakukan tanya jawab dengan semua pihak yang
memahami masalah sistem ketenagalistrikan yang berkaitan dengan kasus yang akan
dikaji, dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan Supervisor OPHAR, staf
OPHAR, dan div. proteksi. Penulis bermaksud untuk memahami lebih jauh mengenai
sistem ketenagalistrikan dan memperjelas data-data yang diperoleh pada saat observasi.
Fault Tree Analysis adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi
resiko yang berperan terhadap terjadinya kegagalan. Metode ini dilakukan dengan
pendekatan yang bersifat top down, yang diawali dengan asumsi kegagalan atau kerugian
dari kejadian puncak (Top Event) Kemudian merinci sebab-sebab suatu Top Event sampai
2. Fishbone Diagram
Diagram tulang ikan, juga disebut diagram sebab dan akibat atau diagram Ishikawa,
Teori diagram ini dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa,Ph.D pada tahun 1943 dan
sering disebut Diagram Ishikawa. Tools dalam menganalisa mutu dengan tujuan
menemukan faktor-faktor yang merupakan sebab pada suatu masalah. Kepala ikan adalah
Adapun flowchart dari prosedur penelitian yang penulis terapkan untuk tulisan ini