DI SUSUN :
NIM : 210204502004
KELAS : PTE 02
FAKULTAS TEKNIK
1.3 Tujuan
Makalah keandalan system distribusi ini memiliki tujuan dan manfaat
antara lain adalah :
1. Mengetahui yang dimaksud dengan keandalan system distribusi.
2. Mengetahui tingkat keandalan pada suatu system distribusi
3. Mengetahui cara untuk meningkatkan keandalan system distribusi.
Sistem tenaga listrik merupakan suatu sistem yang yang terhubung dalam
penyaluran energi listrik mulai dari pembangkit hingga sampai kepada konsumen.
Sistem tenaga listrik dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (Pandjaitan, 1999
dan Zuhal, 1998) :
a. Sistem Pembangkitan
b. Sistem Transmisi
c. Sistem Distribusi
Berdasarkan bagian – bagian sistem tenaga listrik tersebut, diagram
jaringan sistem tenaga listrik secara sederhana dari pusat pembangkit hingga ke
konsumen dapat ditunjukkan pada di bawah ini.
Gambar 2.1 Jaringan Sistem Tenaga Listrik Sederhana dari Pusat Pembangkit ke Konsumen
(pelanggan)
(Sumber : Hamadun, 2010)
2.2 Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Sistem distribusi tenaga listrik adalah suatu bagian dari sistem tenaga
listrik yang berfungsi menyalurkan energi listrik dari pembangkit tenaga listrik
sampai kepada konsumen pada tingkat tegangan yang diperlukan. Dengan kata
lain sistem ini merupakan penghubung suatu sistem transmisi/sub-transmisi yang
menuju kepada konsumen.
5. Saluran sekunder merupakan saluran yang berasal dari gardu ditribusi yang
terhubung ke konsumen pada tegangan 380/220 V
Sistem jaringan distribusi primer tipe radial memiliki jumlah sumber dan
penyulang hanya satu buah. Bila terjadi gangguan pada salah satunya (baik
sumber ataupun penyulangnya), maka semua beban yang dilayani oleh jaringan
ini akan padam. Oleh karena itu nilai keandalan dari sistem jaringan distribusi
primer tipe radial ini adalah rendah. Sistem ini banyak dipergunakan di daerah
pedesaan dan perkotaan yang tidak memiliki nilai keandalan yang tinggi.
Umumnya sistem ini bentuknya sederhana, mudah pelaksanaannya, dan sistem
paling murah. Keandalan sistem memenuhi kontinuitas tingkat 1 dan umumnya
merupakan jaringan luar kota.
2.4 Penghantar
Menurut T.A. Short (1966), indeks keandalan merupakan suatu nilai yang
dinyatakan dalam suatu besaran probabilitas, yang terdiri dari indeks pada titik
beban dan indeks pada sistem yang dipakai untuk memperoleh pengertian tentang
kinerja suatu sistem yang diukur. Penyedia listrik paling sering menggunakan dua
indeks keandalan, yaitu SAIFI dan SAIDI, untuk mengukur kinerja keandalan
sistem tenaga listriknya. Karakteristiknya adalah frekuensi dan durasi gangguan
selama periode pertahun. Adapun indeks keandalan yang digunakan sebagai
berikut :
SAIDI=
∑ Ui Ni …………………………………………...... (3.4)
∑ Ni
Dimana :
Ui : waktu padam pelanggan dalam periode tertentu (jam/tahun)
Ni : Jumlah pelanggan yang dilayani pada titik beban i
Keterangan :
λ : Angka Keluaran / Laju kegagalan titik beban (failures/year)
r : Rata-rata waktu Keluar (hours)
u : Ketidaktersediaan waktu (hours/year)
m : Jumlah Pelanggan yang dilayani
Dari tabel di atas pada kolom dua menunjukkan, bahwa titik beban yang
mempunyai laju kegagalan yang paling kecil adalah pada titik beban 1 sebesar
0,3634 (dibawah satu kali) kegagalan tiap tahun. Artinya pada pelanggan trafo ini
hampir tidak pernah padam selama satu tahun yang disebabkan oleh peralatan dan
tidak disebabkan oleh pemeliharaan. Secara umum pada tabel terlihat titik beban
yang terletak pada pangkal saluran memiliki laju kegagalan paling kecil, begitu
juga sebaliknya titik beban yang terletak di ujung saluran memiliki laju kegagalan
yang besar. Hal ini disebabkan karena letak titik beban yang semakin jauh dari
sumber maka akan semakin banyak jumlah komponen serta penyulang yang
semakin panjang, sehingga peluang terjadinya kegagalan komponen semakin
besar. Selanjutnya setiap data load point dari tabel 4.9 tersebut akan dijumlahkan
dari perkalian antara perkiraan angka keluaran dengan jumlah pelanggan (λ * m ),
ketidaktersedian waktu dikalikan jumlah pelanggan (u * m ), dan jumlah total
pelanggan (Σ m) untuk menghitung SAIFI dan SAIDI. Dan perkiraan energi yang
tidak tersuplai (Σ beban i * u).
Dalam menghitung nilai SAIFI, SAIDI dan EENS untuk menemukan
tingkat keandalan pada sistem distribusi penyulang panjer (penyulang utama
suplai UNUD) dapat dihitung dengan persamaan berikut :
1. Perhitungan SAIFI
total jumlah gangguan pelanggan ∑ λi N i
SAIFI= =
jumlah pelanggan yang dilayani Ι Ni
7309,201
SAIFI=
8829
SAIFI = 0,827863
Jadi nilai SAIFI sistem jaringan distribusi penyulang panjer adalah sebesar
0,827863 failures / customer.yr
2. Perhitungan SAIDI
Jumlah jangkawaktu gangguan semua pelanggan ∑ U i N i
SAIDI= =
jumlah pelanggan yang dilayani L Ni
24118,942
SAIDI=
8829
SAIDI = 2,731786
Jadi nilai SAIDI sistem jaringan distribusi penyulang panjer adalah sebesar
2,731786 hour / customer.yr
= 9,2126 MWh/tahun
Jadi nilai (EENS) perkiraan energi yang tak tersuplai pada sistem jaringan
distribusi penyulang panjer saat terjadi gangguan adalah sebesar 9,2126
MWh/tahun.
Keterangan :
R(t) = fungsi keandalan
e = eksponensial
λ = Jumlah Waktu (jam selama setahun) / jumlah kerusakan atau gangguan
(kali/jam)
Jumlah waktu : 8760 ( yaitu jumlah jam selama setahun)
Contoh Kasus.
Data diperoleh dari jurnal “Analisis Sistem Distribusi 20 kV Untuk Memperbaiki
Kinerja Dan Keandalan Sistem Distribusi Menggunakan Electrical Transient
Analisys Program”. Pada bulan Januari s/d Desember 2011 bahwa jumlah
gangguan yang terjadi pada Gardu Hubung Ujung Tanjung Feeder Teluk Pulau
selama satu tahun (SAIFI) adalah 45 kali dengan rata-rata (λ) adalah 0,0043
kali/jam selama setahun, dengan total waktu lama pemadaman/gangguan (t)
(SAIDI) adalah 52,83 jam,dan jumlah jam dalam setahun 8760 jam, dengan
demikian tingkat keandalannya adalah :
R (t) = e-λt
λ = 45/8760
= 0,0051 kali/jam
T = total lama waktu gangguan selama setahun = 52,83 jam
R = e-0,0051 x 52,83
= e-0,2694
= 0,7638
Dengan menggunakan rumus untuk mencari tingkat keandalan sistem, dengan
memasukkan jumlah data gangguan dan lamanya waktu pemadaman rata-rata
selama satu tahun maka didapat perhitungan bahwa tingkat keandalan Gardu
Hubung Ujung Tanjung Feeder Teluk Pulau adalah 0,7638
Contoh kasus :
Contoh kasus di ambil dari jurnal “PENERAPAN METODE PENDEKATAN
TEKNIK UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI”
Rukmi Sari Hartati, I Wayan Sukerayasa
Dalam studi kasus untuk peningkatan indeks keandalan sistim digunakan
penyulang Penebel dan penyulang Marga yang berada di wilayah kerja Area
Jaringan Bali Selatan Unit Jaringan Tabanan. Data Penyulang untuk Penebel
adalah sebagai berikut :
Jumlah pelanggan : 14989 pelanggan
Jumlah trafo : 89 buah
Beban rata-rata : 54.913 kW/pelanggan
Total beban : 9794950 VA
Sedangkan Penyulang Marga adalah :
Jumlah pelanggan : 15617 pelanggan
Jumlah trafo : 96 buah
Beban rata-rata : 151.523 kW/pelanggan
Untuk tujuan analisis penempatan recloser ini, data yang diperlukan adalah:
1. One Line Diagram pada area penyulang Penebel.
2. One Line Diagram pada area penyulang Marga.
3. Data perkiraan angka keluar komponen distribusi serta waktu operasi kerja dan
pemulihan pelayanan sesuai SPLN : 59, 1985.
4. Data kapasitas trafo pada penyulang Penebel.
5. Data kapasitas trafo pada penyulang Marga.
6. Data gangguan tahun 2006 pada penyulang Penebel dan Marga.
7. Data pelanggan pada penyulang Penebel dan Marga.
Penentuan lokasi recloser yang cocok dilakukan dengan menghitung dan
membandingkan indek-sindeks keandalan sistem dengan skenario yaitu
penempatan recloser di beberapa alternatif lokasi masing-masing load point
dengan Tie switch di TS1 yang berlokasi di LBS Petung yang sudah terpasang
pada jaringan.
Penyulang Penebel mempunyai rata-rata gangguan pertahun per kilometer
saluran sebesar 0.0238 fault/year/km, sehingga total indeks angka kegagalan
(λ) adalah 3.25 fault/tahun. Sesuai SPLN 59 / 1985 waktu perbaikan saluran
udara r = 3 jam dan waktu switching untuk recloser = 0.03 jam. Kemudian
dapat dihitung keandalan sistem sesuai lokasi load point (20 lokasi), dan
selanjutnya dapat dipilih lokasi penempatan recloser yang paling tepat. Dengan
perhitungan untuk penyulang Marga, yang mempunyai kegagalan rata-rata
pertahun sebesar 0.00655 fault/year/km, diperoleh total indeks kegagalan 0.500
fault/tahun. Selanjutnya ditentukan waktu perbaikan saluran udara r = 3 jam
dan waktu switching untuk recloser = 0.03 jam. Keandalan sistem dapat
ditentukan sesuai lokasi load point (27 lokasi). Dengan membandingkan indeks
keandalan sistem untuk setiap load point diperoleh indeks yang terbaik untuk
lokasi penempatan recloser yang tepat. Dengan menerapkan metode tersebut
pada penyulang Penebel dan Marga diperoleh hasil sbb. : Lokasi recloser yang
optimal di Penyulang Penebel adalah di load point 15 dengan SAIDI adalah
3,2911 jam/pelanggan /tahun, dan SAIFI adalah 3,2500 kali/pelanggan/tahun.
Target WCS untuk SAIFI sudah terpenuhi, namun nilai SAIDI masih belum.
Walaupun demikian nilai ini sudah mengalami penurunan yang jauh dari
keadaan semula yang sebesar 12.889 jam/pelanggan/tahun. Lokasi optimal
recloser Penyulang Marga adalah di lokasi load point 10 dengan SAIDI adalah
0,6069 jam/pelanggan /tahun dan SAIFI sebesar 0,5001 kali/pelanggan/ tahun.
Kedua nilai indeks keandalan ini sudah dapat memenuhi target WCS.
BAB 1V
SIMPULAN
4.1 Simpulan
1. Keandalan (reliability) adalah sebagai peluang suatu komponen atau
sistem memenuhi fungsi yang dibutuhkan dalam periode waktu yang
diberikan selama digunakan dalam kondisi beroperasi. Dengan kata lain
keandalan berarti peluang tidak terjadi kegagalan selama beroperasi.
2. Indeks keandalan merupakan suatu indikator keandalan yang dinyatakan
dalam suatu besaran probabilitas.
3. Indeks keandalan yang dipakai pada sistem distribusi :
a. System Avarage Interruption Frequency Index (SAIFI)
b. System Avarage Interruption Duration Index (SAIDI)
c. Expected Energy Not Supplied (EENS)
4. Metode yang bisa Menentukan Tingkat keandalan Sistem Distribusi adalah
Sebago berikut :
a. Metode Reliability Index Assessment (RIA)
b. Metode Dristribusi Poisson
c. Loop Restoration Scheme
d. Metode Reliability-Network-Equivalent
e. Metode Monte Carlo
5. Konsep dan Pendekatan teknik ini adalah salah satu metode yang
digunakan untuk meningkatkan keandalan system distribusi, yaitu dengan
menempatkan recloser disuatu lokasi tertentu pada iaringan tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Pabla,A,S. 2008. Electric Power Distribution. 5th ed. New Delhi : Tata Mcgraw-
Hill.
Standar PLN No. 59. 1985. Keandalan pada sistem Distribusi 20kV dan
6kV.Jakarta: Departemen Pertambangan dan Energi.
Sukerayasa, I Wayan, 2007. Evaluasi Keandalan Penyulang Konfigurasi Radial
dan Spindel. Fakultas Teknik. Universitas Udayana. Bal
Nur Indah Arifani, Heru Winarno. 2013 Analisis Nilai Indeks Keandalan Sistem
Jaringan Distribusi Udara 20 Kv Pada Penyulang Pandean Lamper
1,5,8,9,10 Di Gi Pandean Lamper. Gema Teknologi Vol. 17 No. 3
Billinton, R., Billinton, J. E. 1989. Distribution System Reliability Indices. Ieee
Trans. Power Delivery, Vol. 4, Pp. 561-586.
Sulasno.2001. Teknik Dan Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Semarang :
Universitas Diponegoro
Short, T.A. 1966. Distribution Reliability and Power Quality. New York : CRC
Prees.
Dugan, Roger, C. 1996. Electrical Power Systems Quality. United States of
America :McGraw-Hill Companies.
Wiwied Putra Perdana, dkk. Vol.III, No.1, 2009, Jurnal EECCIS. Evaluasi
Keandalan Sistem Tenaga Listrik pada Jaringan Distribusi Primer
Tipe Radial Gardu Induk Blimbing.
Pabla, AS dan Abdul Hadi. 1986. Sistem Distribusi Daya Listrik, Jakarta:
Erlangga.
Ibg Manuaba, I Wayan Sukerayasa, I Made Oka Widnya, 2004. Studi Keandalan
Penyulang 20 Kv Di Gardu Induk Padang Sambian Menggunakan
Metode Simulasi Monte Carlo. Teknologi Elektro Vol.3 No.2 , Teknik
Elektro Universitas Udayana, Bali
I Wayan Sukerayasa, Musthopa, Evaluasi Keandalan Penyulang Dengan Metode
Reliability Network Equivalent Approach, Juni 2008, Majalah Ilmiah
Teknologi Elektro, Vol 7, No 1, Teknik Elektro Universitas Udayana,
Bali
Rukmi Sari Hartati, I Wayan Sukerayasa. 2010. Penerapan Metode Pendekatan
Teknik Untuk Meningkatkan Keandalan Sistem Distribusi. Teknologi
Elektro Vol.9 No.1 , Teknik Elektro Universitas Udayana, Bali