Kelangsungan penditribusian,
Tegangan dan Frekuensi. Untuk sampai kepada tujuan tersebut harus dan perlu
dikenal dengan baik jaringan distribusi secara fungsional, pada keadaan normal
maupun keadaan gangguan. Pada keadaan normal masalah faktor daya rendah
21
22
23
yang
dapat
dipakai
untuk
membandingkan
unjuk
kerja
24
25
disesuaikan terutama dalan keadaan beban dengan keadaan beban maupun hal
lainnya yang mempengaruhi system seperti gangguan.
2. Sistem Distribusi Sekunder.
Sistem Distribusi sekunder adalah system distribusi yang bertugas
menyalurkan tenaga listrikdari Gardu Distribusi sampai ke konsumen/pemakai.
Tegangan distribusi sekunder disalurkan dari tegangan system menegah yang
diturunkan tegangannya adalah 220 Volt untuk tagangan fasa netral, dan 380 Volt
untuk tegangan tiga fasa.
PMT Incoming
PMT Outgoing
Recloser
Recloser
Recloser
Trafo
3.2.2
26
27
Gambar 3.2. Skema Pusat Listrik yang duhubungkan melalui saluran Transmisi ke
Gardu Induk.
Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi maka sampai
pada Gardu Induk (GI) untuk diturunkan tegangannya melalui step down
transformator menjadi tegangan menengah atau disebut tegangan distribusi
primer dan biasa dipakai adalah 20 kV.
3.2.2.1
Sistem Radial
Merupakan jaringan sistem distribusi primer yang sederhana dan murah
biaya investasinya. Pada jaringan ini arus yang paling besar adalah yang paling
dekat dengan Gardu Induk. Tipe ini dalam penyaluran energi listrik kurang
handal karena bila terjadi gangguan pada penyulang maka akan menyebabkab
terjadinya pemadaman pada penyulang tersebut.
28
PMT INCOMING
Recloser
Trafo
Recloser
Recloser
Sistem Spindle
Jaringan ini merupakan jaringan distribusi primer gabungan dari struktur
radial yang ujung-ujungnya dapat disatukan pada gardu hubungdan terdapat
penyulang ekspres. Penyulang ekspres (express feeder) ini harus selalu dalam
keadaan bertegangan, dan siap terus menerus untuk menjamin bekerjanya
PMT
Incomming
PMT Outgoing
Recloser
LBS
Trafo
Sistem Ring/Loop
29
Tipe ini merupakan jaringan distribusi primer, gabungan dari dua tipe
jaringan radial dimana ujung kedua jaringan dipasang PMT. Pada keadaan
normal tipe ini bekerja secara radial dan pada saat terjadi gangguan PMT
dapat dioperasikan sehingga gangguan dapat terlokalisir. Tipe ini lebih handal
dalam penyaluran tenaga listrik dibandingkan tipe radial namun biaya
investasi lebih mahal.
PMT Icomming
PMT Outgoing
LBS
Trafo
Sistem Mesh
Struktur jaringan distribusi primer ini dibentuk dari beberapa Gardu
Induk yang saling dihubungkan sehingga daya beban disuplai oleh lebih dari
satu gardu Induk dibandingkan dengan dua tipe sebelumnya, tipe ini lebih
handal dan biaya investasi lebih mahal.
30
Trafo pada
GI distribusi
Trafo pada GI
distribusi
Trafo pada GI
distribusi
Trafo pada GI
distribusi
3.2.2.5
Sistem Cluster.
Struktur jaringan primer pola cluster ini pada dasarnya sama dengan
jaringan spindle, tetapi gardu hubungnya lebih dari satu. Biaya investasi
pembangunannya lebih mahal dari struktur spindle tetapi kehandalannya lebih
tinggi.
31
3.2.2.6
Sistem Margerithe.
Struktur jaringan primer pola Margerithe merupakan gabungan dari
struktur jaringan spindle. Apabila salah satu sisi terjadi gangguan maka beban
dapat disuplai dari sisi yang lain. Biaya investasinya lebih mahal dari struktur
jaringan lain. Sistem ini jarang dipakai pada sistem distribusi di Indonesia.
3.2.3
32
gangguan dapat
3.2.4
33
dengan
peralatan-peralatan
manuver
atau
switching.
Untuk
34
Saluran
Udara
Tegangan
Menengah
(SUTM)
memiliki
35
langsung.
12. Kemungkinan rusak karena penggalian.
Jaringan Tegangan Menengah atau disebut juga penyulang atau feeder
sepanjang pangkal penyulang sampai hilir terdapat peralatan-peralatan yang
mempunyai fungsi-fungsi sebagai pengaman (proteksi), manuver jaringan,
menaikkan tegangan atau sebagai memperbaiki faktor kerja. Diantara peralatanperalatan tersebut adalah :
1. Load Break Switch
Swich pemutus beban Load Break Switch,merupakan saklar atau
pemutus arus tiga fase untuk penempatan di luar ruas pada tiang pancang,
yang dikendalikan secara elektronis. Switch dengan penempatan di atas tiang
pancang ini dioptimalkan melalui control jarak jauh dan skema otomatisasi.
Swich pemutus beban juga merupakan sebuah sistem penginterupsi hampa
yang terisolasi oleh gas SF6 dalam sebuah tangki baja anti karat dan disegel.
Sistem kabelnya yang full-insulated dan sistem pemasangan pada tiang
pancang yang sederhana yang membuat proses instalasi lebih cepat dengan
biaya yang rendah. Sistem pengendalian elektroniknya ditempatkan pada
36
sebuah kotak pengendali yang terbuat dari baja anti karat sehingga dapat
digunakan dalam berbagai kondisi lingkungan. Panel pengendali (userfriendly) dan tahan segala kondisi cuaca. Sistem monitoring dan pengendalian
jarak jauh juga dapat ditambahkan tanpa perlu menambahkan Remote
Terminal Unit (RTU).
2. Recloser
Recloser artinya
membuka kembali
, di pergunakan
untuk
4. Arrester
Proteksi Tegangan Lebih Surja, Pada system distribusi saluran udara,
gangguan tegangan lebih surja disebabkan oleh sambaran petir. Akibat
37
gangguan ini isolasi dari system dapat menagalami beakdown. Oleh karena
itu dipakai suatu peralatan proteksi untuk melindungi jaringan dan peralatan
yang ada pada jaringan tersebut.
5. Fuse Cut Out (FCO)
Fuse (Pelebur) merupakan suatu alat pemutus yang dengan
meleburnya bagian dari komponennya yang telah dirancang khusus dan
disesuaikan ukurannya untuk itu, membuka rangkaian dimana pelebur
tersebut terpasang dan memutuskan arus bila arus tersebut melebihi suatu
nilai tertentu dalam waktu yang cukup. Fuse cut out (sekring) adalah suatu
alat pengaman yang melindungi jaringan terhadap arus beban lebih (over
load current) yang mengalir melebihi dari batas maksimum, yang
disebabkan karena hubung singkat (short circuit) atau beban lebih (over
load)
6. Secsionaliser.
Skakelar Seksi Otomatis/SSO (sectionalizer), dipasang pada jaringan
utama dan jaringan cabang yang fungsinya untuk melokalisasi gangguan
(khususnya) untuk jaringan cabang yang kecil.
7. Plang net
Plang net ini adalah suatu alat berupa media yang bentuk fisiknya
menyerupai jaring (net) yang terpasang di bawak kabel JTM. Plang net ini
berfungsi sebagai pengaman kabel JTM yang sewaktu-waktu putus. Plang
net biasanya terpasang pada JTM yang melewati tempat-tempat berbahaya
seperti jalan tol, perlintasan kereta api, atau pada jalan raya yang padat.
Tetapi dalam pemakainya kurang efektif,karena dalam pemasanganya harus
dibawah kabel JTM kung lebih 50cm. Jadi jika dipasang pada jalan raya
38
39
Biasanya dibagi dalam 3 regu piket dalam 24 jam. Setiap regu piket yang
menggantikan regu sebelumnya harus mengadakan persiapan-persiapan sebelum
melakukan tugasnya yaitu melaksanakan operasi harian dalam Real Time.
Persiapan-persiapan yang harus dilaksanakan adalah:
a. Mempelajari Rencana Operasi Harian dari Sistem Transmisi, baik yang
menyangkut
rencana
pembangkitan
maupun
yang
menyangkut
terjadi
terhadap
40
disingkat SOP.
Prosedur pengaturan jaringan tegangan menengah secara umum dengan
menggunakan fasilitas SCADA dilaksanakan dengan:
a. Manuver atau manipulasi jaringan melalui fasilitas telekontrol SCADA dimana
telah disesuaikan dengan pola operasi konfigurasi jaringan distribusi yang ada..
b. Menerima informasi-informasi yang berhubungan dengan keadaan jaringan dari
Workstation dan kemudian membuat penilaian atau observasi seperlunya untuk
menetapkan tindak lanjut.
c. Memonitor besaran-besaran pengukuran dengan fasilitas telemetering SCADA
pada jaringan dan kemudian membuat penilaian atau observasi seperlunya untuk
menetapkan tindak lanjut.
d. Mengkoordinasikan pelaksanaannya dengan pihak-pihak lain yang berhubungan
dengan operasi jaringan yaitu : Region P3B, Petugas Pelayanan Gangguan,
Petugas Pemeliharaan dan Operator Gardu Induk bila ada.
e. Mengawasi jaringan secara terus menerus dan tidak terputus putus oleh
operator/dispatcher dibantu oleh fasilitas SCADA yang berfungsi sebagai
supervisi jaringan dimana bila terjadi kondisi abnormal akan memberi masukan
berupa alarm.
f. Mengusut dan melokalisasi jaringan terganggu dengan fasilitas SCADA melalui
perintah telekontrol dengan memperhatikan besaran-besaran telemeter yang ada
pada workstation.
41
NORMAL
PEMULIHAN
GANGGUAN
DARURAT
42
Kondisi Normal
Pada kondisi ini sistem jaringan distribusi berjalan normal tanpa gangguan
eksternal. Pencatatan data-data temetering akan terrecord secara otomatis pada
server SCADA dalam bentuk historical data.
Pada kondisi ini yang harus diperhatikan oleh dispatcher adalah sebagai
berikut:
1. Harus
mengetahui
pelaksanaan/pengeluaran
PMT-PMT
penghantar 150 kV, kopel 150 dan 70 kV dan trafo 150 dan 70 kV
yang dilaksanakan oleh Region P3B apabila hal tersebut dapat
mempengaruhi penyaluran kepada konsumen
2. Memonitor posisi normal PMT 20 kV, trafo TT/TM dan semua
penyulang/feeder TM 20 kV dari GI adalah dalam keadaan masuk
3. Melakukan pencatatan data-data operasional yang diperlukan atas
sel 20 kV dari workstation bila diperlukan.
4. Menerima pemberitahuan mengenai perubahan keadaan jaringan
di GI dari Region P3B (Pengatur Beban).
5. Berkoordinasi dengan petugas P3B Region terkait dalam hal
pengeluaran/pemasukan PMT-PMT sampai sistem kembali
seperti kondisi normal.
6. Memonitor kondisi jaringan dimana posisi titik switch atu
manuver sesuai dengan pola operasi dari konfigurasi jaringan
yang ada.
3.3.2
Kondisi Gangguan
43
switching
atau
manuver
jaringan
setelah
mengetahui
44
operasional
jaringan,
untuk
mengantisipasi
kesalahan
operator/dispatcher.
8. Melaksanakan pencatatan atau record waktu dan lokasi terganggu serta
manuver jaringan yang telah dilaksanakan pada form yang telah
disediakan atau komputer. Pencatatan ini diperlukan untuk informasi dan
evaluasi lebih lanjut. Seperti informasi Tingkat Mutu Pelayanan (TMP),
pemeliharaan dan Energi tidak terjual.
3.3.3
Kondisi Emergency
Pada kondisi ini system mengalami degradasi dengan banyaknya PMTPMT yang trip (tebuka) parameter lain adalah turunnya tegangan dan frekuensi
sehingga pemadaman meluas. Sehingga diperlukan tindakan yang cepat untuk
mengatasi system yang mengalami degradasi. Kondisi ini bila dialami oleh
Sistem Transmisi akan menimbulkan dampak yang luas yang berakibat pula
pada sistem distribusi.
Pada kondisi ini yang harus dilaksanakan oleh dispatcher adalah :
1. Memonitor kondisi penyulang yang pada sistem distribusi pada kondisi
seperti ini dibantu oleh Under Frequency Relay (UFR) atau Rele Tegangan
yang secara otomatis akan melepaskan beban.
2. Apabila rele bekerja maka akan menerima perintah acknowledge yang
berarti menerima dan mengetahui adanya kondisi abnormal jaringan
dengan cara mengklik acknowledge.
45
petugas
P3B
Region
terkait
dalam
hal
Kondisi Pemulihan
Setelah terjadi trip secara simultan, sebagian atau pemadaman total
pemulihan sistem harus dilaksanakan.
Pada kondisi ini yang harus dilaksanakan oleh dispatcher adalah :
1. Berkoordinasi
dengan
petugas
P3B
Region
terkait
dalam
hal
46
3.3.5 Sistem Kelistrikan Tiga Fasa Empat Kawat Dengan Pentanahan Netral
Secara Langsung.
Sistem kelistrikan 3 fasa 4 kawat dengan pentanahan netral secara
langsung atau sesuai SPLN 12 : 1978 (Pola 2)
Pada sistem ini (Pola 2) mempunyai spesifikasi sebagai berikut ;
1. Tegangan nominal 20 KV
2. Sistem pentanahan dengan netral ditanahkan langsung sepanjang
jaringan
3. Kawat netral dipakai bersama untuk tegangan saluran udara tegangan
menengah dan saluran udara tegangan rendah dibawahnya.
4. Konstruksi jaringan terdiri dari saluran udara terutama dan saluran
kabel tanah, sedang saluran udara terdiri dari :
5. Saluran utama terdiri dari kawat fasa 3 x AAAC 240 mm 2 dan kawat
netral 1 x 120 mm2. Saluran cabang terdiri dari jaringan 3 fasa atau 1
fasa (2 kawat, untuk fasa dan netral) dengan ukuran disesuaikan dengan
perencanaan beban.
6. Saluran kabel udara memakai A3CS.
7. Sistem pelayanan radial dengan kemungkinan antara saluran utama
yang berbeda penyulang dapat saling dihubungkan dalam keadaan
darurat.
3.3.6
47
48
dilengkapi dengan peringatan visual untuk keamanan para pekerja, dengan kata
lain pada saat keadaan saklar terbuka atau tidak ada arus beban yang mengalir
maka visual sign akan menyala untuk memberitahukan keadaan aman dan
sebaliknya. Tetapi ada pemisah yang tidak dilengkapi peringatan visual.
Pemisah harus benar - benar tertutup untuk mencegah kemungkinan
munculnya bunga api antara pisau penghubung dengan klip penjepitnya, yang
jika terjadi hal hal tesebut akan membahayakan operator. Tugas utama alat ini
umumnya digunakan untuk memutus rangkaian dalam rangka perbaikan atau
pemeliharaan. Saklar pemisah merupakan suatu peralatan yang merupakan
pasangan circuit breaker. Fungsi saklar pemisah yaitu memisahkan suatu
bagian beban dari sumbernya pada keadaan tidak berbeban, sehingga dapat
dilihat atau dipisahkan dengan pasti bagian yang hidup dengan bagian yang
tidak. Hubungan rangkaian pemutus daya dan saklar pemisah adalah
menempatkan pemutus daya diantara dua buah saklar pemisah.
3.4.1.
Swicth menggunakan puffer interrupter di dalam sebuah tangki baja anti karat
yang dilas penuh yang diisi dengan gas SF6. Interrupter tersebut diletakkan
secara berkelompok dan digerakkan oleh mekanisme pegas. Ini dioperasikan
baik secara manual maupun dengan sebuah motor DC dalam kompartemen
49
motor di bawah tangki. Listrik motor berasal dari batere-batere 24V dalam ruang
kontrol.
50
51
3.4.2.
52
3.4.3.
53
semarang barat khususnya pasti ada ABSW untuk joint atauun membagi
section.
Adapun fungsi pemasangan ABSW pada jaringan, antara lain digunakan
untuk :
1. Joint dengan jaringan lain
2. Membagi section pada feeder
3. Memisahkan feeder yang terkena gangguan.
4. Membaypass recloser ketika recloser mengalami gangguan.
54
system dapat mengalami breakdown. Oleh karena itu dipakai suatu peralatan proteksi
untuk melindungi jaringan dan peralatan yang ada pada jaringan tersebut.
Saluran
d
Isolator
Celah Batang
55