Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk menghadapi dunia kerja nyata, mahasiswa perlu memiliki kemampuan

tidak hanya pengetahuan teoritis saja, pengalaman praktis, softskill dan

kemampuan mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam dunia kerja nyata.

Seiring dengan pesatnya kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

khususnya di bidang kelistrikan, maka diharapkan agar setiap mahasiswa dapat

mempersiapkan diri untuk menghadapi kemajuan teknologi tersebut, dengan cara

mengembangkan potensi yang ada pada dirinya masing-masing.

Dengan adanya Praktek Kerja Magang, mahasiswa dapat mengembangkan

potensi yang ada di tempat praktek Kerja Lapangan yang memiliki perlengkapan

dan peralatan yang cukup untuk menunjang praktek kerja lapangan mahasiswa

yang bersangkutan, terutama dalam ilmu terapan teknologi di lapangan.

Dengan selesai dilaksanakannya Kerja Magang ini, diharapkan pengetahuan

penulis sebagai mahasiswa Teknik Elektro bertambah dan melihat secara

langsung aplikasi dari teori yang sudah dipelajari selama perkuliahan dalam dunia

industri khususnya dibidang listrik.

1.2 Tujuan Kerja Magang


Adapun tujuan Kerja Magang yang dilaksanakan adalah
1. Menambah informasi dan pengetahuan yang dipelajari selama kuliah

dengan aplikasinya di lapangan.


2. Mengetahui bagaimana cara sistem kerja distribusi di PT. PLN UP3

Marunda.
3. Mengenal dan memahami dunia kerja, khususnya sistem

ketenagalistrikan.

1.3 Rumusan Masalah

Dalam penulisan Laporan Kerja Magang ini, dirumuskan beberapa

masalah pokok yang akan dibahas :


1. Apa saja bentuk kegiatan dalam unit distribusi di PT PLN UP3 Marunda ?
2. Bagaimana Proses dari sistem distribusi pada PT.PLN UP3 Marunda ?

1.4 Batasan Masalah

1. Membahas mengenai proses sistem distribusi serta cara menjaga

keandalan sistem distribusi untuk mutu kualitas pelayanan terhadap

pelanggan di PT. PLN UP3 Marunda.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan ini dibagi menjadi empat bab berdasarkan sistematika

penulisan laporan. Bab satu pendahulan, membahas mengenai hal – hal umum

yang berkaitan dengan penulisan laporan kerja magang, yaitu :latar belakang,

tujuan kerja magang, rumusan masalah, batasan masalah, dan sistematika

penulisan. Bab dua membahas mengenai teori umum sistem jaringan distribusi.

Bab tiga membahas mengenai laporan kegiatan harian kerja magang beserta
uraiannya. Bab empat membahas mengenai kesimpulan dan saran dari kegiatan

magang yang telah dilakukan.


BAB II
SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

2.1 Sistem Tenaga Listrik

Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks

karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

transformator, beban dan alat-alat pengaman dan pengaturan yang saling

dihubungkan membentuk suatu sistem yang digunakan untuk membangkitkan,

menyalurkan, dan menggunakan energi listrik. Namun secara mendasar sistem

tenaga listrik dapat dikelompokkan atas 3 bagian utama yaitu :

1. Sistem Pembangkitan Pusat

Pembangkit tenaga listrik (electric power station) biasanya terletak jauh dari

pusat-pusat beban dimana energi listrik digunakan.

2. Sistem Transmisi

Energi listrik yang dibangkitkan dari pembangkit listrik yang jauh disalurkan

melalui kawat-kawat atau saluran transmisi menuju gardu induk (GI).

3. Sistem Distribusi

Energi listrik dari gardu-gardu induk akan disalurkan oleh sistem distribusi

sampai kepada konsumen. Ketiga bagian utama (pembangkitan, transmisi,

dan distribusi) tersebut menjadi bagian penting dan harus saling

mendukung untuk mencapai tujuan utama sistem tenaga listrik yaitu

penyaluran energy listrik kepada konsumen.


Gambar 2.1. Sistem Tenaga Listrik

2.2. Sistem Distribusi Tenaga Listrik

Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal

adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan

Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator Distribusi (TD) dan

Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok

kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah

(TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380V).

2.2.1. Pembagian Jaringan Distribusi

Berdasarkan Tegangannya, Jaringan distribusi adalah kumpulan dari

interkoneksi bagian-bagian rangkaian listrik dari sumber daya (Trafo Daya pada GI

distribusi) yang besar sampai saklar-saklar pelayanan pelanggan. Secara garis

besar jaringan distribusi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :


1. Distribusi Primer

Distribusi primer adalah jaringan distribusi daya listrik yang bertegangan

menengah (20 KV). Jaringan distribusi primer tersebut merupakan

jaringan Tegangan Menengah (JTM). Jaringan ini berawal dari sisi skunder

trafo daya yang terpasang pada gardu induk hingga kesisi primer trafo

distribusi yang terpasang pada tiang-tiang saluran.

2. Distribusi Sekunder

Distribusi skunder adalah jaringan daya listrik yang termasuk dalam

Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sistem 380/220 Volt, yaitu rating yang

sama dengan tegangan peralatan yang dilayani. Jaringan distribusi

skunder bermula dari sisi skunder trafo distribusi dan berakhir hingga ke

alat ukur (meteran) pelanggan. Sistem jaringan distribusi sekunder ini

disalurkan kepada para pelanggan melalui kawat berisolasi.

2.3. Konfigurasi Jaringan Distribusi

Sistem Distribusi Tegangan Menengah dapat dikelompokkan menjadi lima

model yaitu Konfigurasi jaringan Radial,Konfigurasi jaringan Loop, Konfigurasi

jaringan Spindel, Konfigurasi Anyaman/Mesh Beberapa Sistem konfigurasi

jaringan dapat dijelaskan dibawah ini :

2.3.1. Sistem Konfigurasi Radial

Keandalan sistem ini lebih rendah dibanding dengan sistem lainnya.

Kurangnya keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu sumber utama

yang menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut


mengalami gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam.Dibawah ini pada

Gambar 2.2

Gambar 2.2. Konfigurasi Jaringan Radial

2.3.2. Sistem Konfigurasi Loop

Pada sistem konfigurasi jaringan Struktur Lingkaran (Loop). dimungkinkan

pemasokannya dari beberapa gardu induk, sehingga dengan demikian tingkat

keandalannya relatif lebih baik.kelebihan dari sistem ini adalah kabel yang

terganggu diisolir sehingga penyaluran daya ke gardu distribusi tidak akan

terputus selama kabel yang terganggu setelah di perbaiki.

Gambar 2.3. Konfigurasi Jaringan Loop


2.3.3. Sistem Konfigurasi Spindel

Sistem Spindel adalah suatu pola kombinasi jaringan dari pola Radial dan

Loop. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang tegangannya

diberikan dari gardu induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah gardu

hubung GH.Pada sebuah spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif

dan sebuah penyulang cadangan (express) yang akan dihubungkan melalui

gardu hubung. Pola Spindel biasanya digunakan pada jaringan tegangan

menengah (JTM) yang menggunakan kabel tanah/saluran kabel tanah tegangan

menengah (SKTM).

Gambar 2.4. Konfigurasi Jaringan Spindel

2.3.4. Sistem Konfigurasi Gugus/Kluster

Konfigurasi Gugus seperti pada Gambar di bawah ini banyak digunakan

untuk kota besar yang mempunyai kerapatan beban yang tinggi. Dalam sistem

ini terdapat Saklar Pemutus Beban, dan penyulang cadangan. Dimana

penyulang ini berfungsi bila ada gangguan yang terjadi pada salah satu
penyulang konsumen maka penyulang cadangan inilah yang menggantikan

fungsi suplai kekonsumen.

Gambar 2.5. Konfigurasi Jaringan Gugus/Kluste

2.3.5. Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line)

Sistem distribusi Tie Line seperti Gambar di bawah ini digunakan untuk

pelanggan penting yang tidak boleh padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan

lain-lain). Sistem ini memiliki minimal dua penyulang sekaligus dengan tambahan

AutomaticChange Over Switch/Automatic Transfer Switch, setiappenyulang

terkoneksi ke gardu pelanggan khusus tersebut sehingga bila salah satu

penyulang mengalami gangguan maka pasokan listrik akan di pindah ke

penyulang lain

Gambar 2.6. Konfigurasi Jaringan Hantaran Penghubung


2.4. Jenis Gardu Distribusi

Gardu Distribusi merupakan komponen dari sistem distribusi untuk

penyaluran tenaga listrik ke konsumen. Pada gardu distribusi memiliki trafo

distribusi yang berfungsi untuk menurunkan tegangan 20 kV menjadi tegangan

yang lebih rendah yaitu ke 220/380 V. Jenis Gardu distribusi yaitu: Secara garis

besar gardu distribusi dibedakan atas :

1. Jenis pemasangannya :

a. Gardu pasangan luar : Gardu Portal, Gardu Cantol

b. Gardu pasangan dalam : Gardu Beton, Gardu Kios

2. Jenis Konstruksinya :

a. Gardu Beton (bangunan sipil : batu, beton)

b. Gardu Tiang : Gardu Portal dan Gardu Cantol

c. Gardu Kios

3. Jenis Penggunaannya :

a. Gardu Pelanggan Umum

b. Gardu Pelanggan Khusus

2.4.1. Gardu Portal

Umumnya konfigurasi Gardu Tiang yang dicatu dari SUTM adalah dengan

peralatan pengaman Pengaman Lebur Cut-Out (FCO) sebagai pengaman hubung

singkat transformator dengan elemen pelebur (pengaman lebur link type

expulsion) dan Lightning Arrester (LA) sebagai sarana pencegah naiknya

tegangan pada transformator akibat surja petir. Untuk gardu tiang dengan
transformator satu fasa kapasitas yang ada maksimum 50 kVA, sedangkan gardu

tiang dengan transformator tiga fasa kapasitas maksimum 160 kVA (200 kVA).

Jadi, kapasitas transformator maksimum pada gardu portal adalah 250, 315, 400

kVA.

Gambar 2.7. Gardu Portal dan Bagan satu garis

Gambar 2.8. Bagan satu garis konfigurasi Gardu Portal

2.4.2. Gardu Cantol

Pada Gardu Distribusi tipe cantol, transformator yang terpasang adalah

transformator dengan daya ≤ 100 kVA Fase 3 atau Fase 1. Transformator

terpasang adalah jenis CSP (Completely SelfProtected Transformer) yaitu

peralatan switching dan proteksinya sudah terpasang lengkap dalam tangki

transformator.
Gambar 2.9. Gardu Cantol.

Perlengkapan perlindungan transformator tambahan LA (Lightning Arrester)

dipasang terpisah dengan Penghantar pembumiannya yang dihubung langsung

dengan badan transformator. Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah

(PHB-TR) maksimum 2 jurusan dengan saklar pemisah pada sisi masuk dan

pengaman lebur (type NH, NT) sebagai pengaman jurusan. Semua Bagian

Konduktif Terbuka (BKT) dan Bagian Konduktif Ekstra (BKE) dihubungkan dengan

pembumian sisi Tegangan Rendah.

2.4.3. Gardu Beton

Seluruh komponen utama instalasi yaitu transformator dan peralatan

switching/proteksi, terangkai didalam bangunan sipil yang dirancang, dibangun

dan difungsikan dengan konstruksi pasangan batu dan beton (masonrywall

building). Konstruksi ini dimaksudkan untuk pemenuhan persyaratan terbaik bagi

keselamatan ketenagalistrikan. Kapasitas transformator maksimum pada gardu

beton adalah 2x630 Kva.


Gambar 2.10. Gardu Beton

2.4.4. Gardu Kios

Gardu tipe ini adalah bangunan prefabricated terbuat dari konstruksi baja,

fiberglass atau kombinasinya, yang dapat dirangkai di lokasi rencana

pembangunan gardu distribusi. Terdapat beberapa jenis konstruksi, yaitu Kios

Kompak, Kios Modular dan Kios Bertingkat. Kapasitas transformator yang

terpasang terbatas yakni maksimum 400 kVA.

Gambar 2.11. Gardu Kios


2.5. Jaringan Distribusi Tegangan Menengah

Dengan ditetapkannya standar Tegangan Menengah sebagai tegangan

operasi yang digunakan di Indonesia adalah 20 kV, Lingkup Jaringan Tegangan

Menengah pada sistem distribusi di Indonesia dimulai dari terminal keluar (out-

going) pemutus tenaga dari transformator penurun tegangan Gardu Induk atau

transformator penaik tegangan pada Pembangkit untuk sistem distribusi skala

kecil, hingga peralatan pemisah/proteksi sisi masuk (in-coming) transformator

distribusi 20 kV - 231/400V.

2.5.1. Konstruksi jaringan Tenaga Listrik Tegangan Menengah

Konstruksi jaringan Tenaga Listrik Tegangan Menengah dapat

dikelompokkan menjadi 3 macam konstruksi sebagai berikut :

1. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)

Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi

termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi

ini terbanyak digunakan untuk konsumen jaringan Tegangan Menengah

yang digunakan di Indonesia. Ciri utama jaringan ini adalah penggunaan

penghantar telanjang yang ditopang dengan isolator pada tiang besi/beton.

Penggunaan penghantar telanjang, dengan sendirinya harus diperhatikan

faktor yang terkait dengan keselamatan ketenagalistrikan seperti jarak

aman minimum yang harus dipenuhi penghantar bertegangan 20 kV

tersebut antar Fase atau dengan bangunan atau dengan tanaman atau

dengan jangkauan manusia. Termasuk dalam kelompok yang


diklasifikasikan SUTM adalah juga bila penghantar yang digunakan adalah

penghantar berisolasi setengah AAAC-S (half insulated single core).

2. Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah (SKTM)

Konstruksi SKTM ini adalah konstruksi yan aman dan andal untuk

mendistribusikan tenaga listrik Tegangan Menengah, tetapi relatif lebih

mahal untuk penyaluran daya yang sama. Keadaan ini dimungkinkan

dengan konstruksi isolasi penghantar per Fase dan pelindung mekanis

yang dipersyaratkan. Pada rentang biaya yang diperlukan, konstruksi

ditanam langsung adalah termurah bila dibandingkan dengan penggunaan

konduit atau bahkan tunneling (terowongan beton).

2.6. Jaringan Distribusi Tegangan Rendah

Jaringan Distribusi Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari suatu sistem

tenaga listrik. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para

pemanfaat/pelanggan listrik.Mengingat ruang lingkup konstruksi jaring distribusi

ini langsung berhubungan dan berada pada lingkungan daerah berpenghuni,

maka selain harus memenuhi persyaratan kualitas teknis pelayanan juga harus

memenuhi persyaratan aman terhadap pengguna dan akrab terhadap

lingkungan.Konfigurasi Saluran Udara Tegangan Rendah pada umumnya

berbentuk radial.

1. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)

Untuk konstruksi jaringan SUTR yang berdiri sendiri dipakai tiang beton

atau tiang besi dengan panjang 9 meter. Tiang beton yang dipakai dari
berbagai jenis yang memiliki kekuatan beban kerja (working load) 200daN,

350daN dan 500daN. Pada titik yang memerlukan pembumian dipakai tiang

beton yang dilengkapi dengan terminal pembumian.

Jenis penghantar yang dipergunakan adalah kabel pilin udara (NFA2Y)

alumunium twisted cable dengan inti alumunium sebagai inti penghantar

Fasa dan almelec/alumunium alloy sebagai netral. Penghantar Netral (N)

dengan ukuran 3x35+N, 3x50+N,3x70+N berfungsi sebagai pemikul beban

mekanis kabel atau messenger. Untuk kepentingan jaminan pelaksanaan

handling transportasi, panjang penghantar tiap haspel kurang lebih 1000 m.

2. Saluran Kabel Tanah Tegangan Rendah (SKTR)

Dari segi fungsi, transmisi SKTR memiliki fungsi yang sama dengan transmisi

SUTR. Perbedaan mendasar adalah SKTR di tanam didalam tanah. Jika

menggunakan SUTR sebenarnya dari segi jarak aman/ruang bebas tidak ada

masalah, karena SUTR menggunakan penghantar berisolasi. Oleh karenanya

transmisi SKTR pada umumnya dipasang di daerah perkotaan, terutama di

tengah-tengah kota yang padat bangunan dan membutuhkan aspek keindahan.

Kabel yang digelar di bawah tanah harus memenuhi persyaratan jarak dengan

benda penunjang lain yang ada di bawah tanah. Jarak antara kabel dengan kabel

listrik lain yang bersilangan tidak boleh kurang dari 20 cm. Jika jaraknya kurang

dari 20 cm, bagian persilangan dilindungi dengan pipa beton belah atau pelat

beton dengan tebal 6 cm, sekurang-kurangnya sejauh 50 cm dari titik silang.


BAB III

LAPORAN KERJA MAGANG


Laporan kerja magang ini di buat sebagai laporan harian yang berisi tentang

kegiatan yang dilakukan sehari-hari dalam praktek kerja magang.Laporan harian

ini berisi hari/tanggal, uraian kegiatan, dan keterangan dari kegiatan yang telah

dilakukan.Seluruh kegiatan, khususnya kegiatan yang dilakukan di lapangan

diketahui oleh mentor atau Supervisor teknik fungsinya supaya praktikan

mendapatkan bimbingan dan pengawasan oleh petugas yang ada di lapangan.

Apabila ada kendala-kendala, praktikan juga bisa segera mendapatkan solusi dari

petugas atau pengawas yang mendampingi.

Pelaksanaan kegiatan magang yang dilakukan selama melakukan magang di

PT. PLN (PERSERO) UP3 Marunda, uraian pekerjaan yang dilakukan penulis

adalah sebagai berikut :

3.1 Laporan Harian Magang

Lokasi Kerja Magang : PT. PLN (PERSERO) UP3 Marunda

Waktu Pelaksanaan : 1 Februari 2019 s/d 31 Mei 2019

Tabel 3.1. Laporan Harian Magang Minggu Ke-1

No Tanggal Kegiatan Uraian


1 Jumat, 1 Februari Pengenalan Pengnelan pegewai dan
2019 lingkungan kantor struktur di PT PLN area
PLN area Marunda
Marunda

Tabel 3.2. Laporan Harian Magang Minggu Ke-2

2 Senin, 4 Februari 2019 Pemberian materi Pemberian materi

tentang AMR tentang AMR seperti

(Automatic Meter pengetian, dan fungsi


Reading) AMR
3 Selasa, 5 Februari Libur,Tahun baru

2019 Cina (Imlek)


4 Rabu, 6 Februari 2019 Parameter AMR Penyimpanan (variable)

di dalam fungsi pada

AMR
5 Kamis, 7 Februari TNP2K Melakukan verifikasi

2019 bagi warga yang

mendapatkan subsidi

listrik dari pemerintah


6 Jumat, 8 Februari Jumat Sehat Melakuka senam pagi

2019 dengan para pegawai

PLN marunda

Tabel 3.3. Laporan Harian Magang Minggu Ke-3

7 Senin, 11 Februari Commusioning Ikut ke lapangan untuk

2019 AMR pengecekan AMR dan

mengganti peralatan

seperti modem dan

kartu GSM
8 Selasa, 12 Februari TNP2K Melakukan verifikasi

2019 bagi warga yang

mendapatkan subsidi

listrik dari pemerintah


9 Rabu, 13 Februari Analisa data Melihat data pemekaian

2019 menggunakan listrik dari pelanggan

AMICON TM,seperti arus dan


tegangan
10 Kamis, 14 Februari Revisi gardu Pergantian kubilkel

2019 hubung 203 dan dilakukan dengan cara

penggantian mengganti kubikel yang

kubikel baru lama dengan yang baru

dan membersihkan

gardu hubung 203


11 Jumat, 15 Februari Parameter AMR Penyimpanan (variable)

2019 di dalam fungsi pada

AMR

Tabel 3.4. Laporan Harian Magang Minggu Ke-4

12 Senin,18 Februari Commusioning Ikut ke lapangan untuk

2019 AMR di GIS pengecekan AMR dan

Harapan Indah mengganti peralatan

seperti modem dan

kartu GSM
13 Selasa,19 Februari Commusioning Ikut ke lapangan untuk

2019 AMR pengecekan AMR dan

mengganti peralatan

seperti modem dan

kartu GSM
14 Rabu, 20 Februari Pemberian materi Pemberian materi

2019 Kwh meter tentang kwh meter

seperti macam-macam

merk kwh meter


15 Kamis, 21 Februari Izin Magang Pengumpulan proposal

2019 di kampus
16 Jumat, 22 Februari Analisa data Melihat data pemekaian

2019 menggunakan listrik dari pelanggan

AMICON TM,seperti arus dan

tegangan

Tabel 3.5. Laporan Harian Magang Minggu Ke-5

17 Senin, 25 Februari Izin Magang Pengarahan siding

2019 proposal di kampus


18 Selasa, 26 Februari Commusioning Ikut ke lapangan untuk

2019 AMR pengecekan AMR dan

mengganti peralatan

seperti modem dan

kartu GSM
19 Rabu, 27 Februari Izin Magang Mengkuti siding

2019 proposal di kampus


20 Kamis,28 Februari Pemberian materi Pemberian materi

2019 tentang kwh meter tentang perbedaan kwh

meter pascabayar

dengan prabayar
21 Jumat,1 Maret 2019 Pengecekan Kwh Pengecekan Kwh meter

meter di pelanggan TM
Tabel 3.6. Laporan Harian Magang Minggu Ke-6

22 Senin, 4 Maret 2019 Izin Magang Pengumpulan revisi

proposal di kampus
23 Selasa, 5 Maret 2019 Pemberian materi Pemberian Materi

tentang jaringan tentang jaringan

distribusi distribusi,seperti

penyulang dan

fungsinya
24 Rabu, 6 Maret 2019 Parameter Penyimpanan (variable)

di dalam fungsi pada

AMR
25 Kamis, 7 Maret 2019 Libur,Hari raya

Nyepi
26 Jumat, 8 Maret 2019 Pemeriksaan Pemeriksaan Kwh

Kwh meter meter di pelanggan TM

Tabel 3.7. Laporan Harian Magang Minggu Ke-7

27 Senin, 11 Maret 2019 Pemasangan CT Ikut ke lapangan untuk

Ring melakukan

pemasangan CT Ring

pada kubikel TM
28 Selasa, 12 Maret 2019 Pemberian materi Materi yang diberikan

jaringan distribusi berupa penjelasan dan

cara kerja penyulang

dan gardu
29 Rabu,13 Maret 2019 Commusionig Pengecekan AMR di

AMR pelanggan TM
dilakukan Karena data

tidak bisa diterima oleh

PLN
30 Kamis,14 Maret 2019 Pengecekan Kwh Ikut ke pelanggan untuk

meter pengecekan kwh meter

di pelanggan TR
31 Jumat, 15 Maret 2019 Jumat sehat Bermain Basket

bersama pegawai PLN

UP3 Marunda

Tabel 3.8. Laporan Harian Magang Minggu Ke-8

32 Senin, 18 Maret 2019 Setting modem Melakuan penyetingan

pada modem sebanyak

73 modem
33 Selasa, 19 Maret 2019 Setting modem Melakuakan

penyetingan pada

modem sebanyak 85

modem
34 Rabu, 20 Maret 2019 Pengecekan Kwh Pengecekan Kwh meter

meter di pelanggan TM
35 Kamis, 21 Maret 2019 Pengecekan Pengecekan gardu

gardu dilakukan untuk

memeriksa apakah

gardu itu bekerja secara

normal atau tidak


36 Jumat, 22 Maret 2019 Sakit
Tabel 3.9. Laporan Harian Magang Minggu Ke-9

37 Senin, 25 Maret 2019 Commusioning Pengecekan AMR di

AMR pelanggan TM

dilakukan Karena data

tidak bisa diterima oleh

PLN
38 Selasa, 26 Maret 2019 Analisa Kwh Menghitung gain pada

Meter Kwh meter setelah

Menggunakan penggantian kwh meter

ACMT
39 Rabu, 27 Maret 2019 Pengecekan Pengecekan tahanan

tahanan isolasi isolasi menggunakan

magger
40 Kamis,28 Maret 2019 Pengecekan Kwh Pengecekan Kwh meter

meter pada BTS pada BTS dan PJU

dan PJU dilakuakn karena

terdapat kurang tagih


42 Jumat,29 Maret 2019 Pengecekan Kwh Pengecekan Kwh meter

meter pada pelanggan TM


Tabel 3.10. Laporan Harian Magang Minggu Ke-10

43 Senin,1 April 2109 Pengecekan kwh Pengecekan Kwh meter

meter pada BTS pada BTS dan PJU

dan PJU dilakuakn karena

terdapat kurang tagih


44 Selasa,2 April 2019 Billing Proses pembuatan

rekening pelanggan

PLN UP3 Marunda


45 Rabu,3 April 2019 Libur,Isra Mi’raj
46 Kamis,4 April 2019 Pemeriksaan Kwh Pengecekan Kwh meter

meter di pelanggan TM
47 Jumat,5 April 2019 Jumat Sehat Melakukan senam pagi

bersama pegawai

Tabel 3.11. Laporan Harian Magang Minggu Ke-11

48 Senin,8 April 2019 Pengecekan kwh Pengecekan Kwh meter

meter pada BTS pada BTS dan PJU

dan PJU dilakuakn karena

terdapat kurang tagih


49 Selasa,9 April 2019 Melihat titik Pemindahan data titik

koordinat melalui koordinat meteran merk

ACMT glomet ke Microsoft

excel
50 Rabu,10 April 2019 Pengecekan kwh Pengecekan Kwh meter

meter pada BTS pada BTS dilakukan

karen terdapat kurang


tagih
51 Kamis,11 April 2019 Commusioning Pengecekan AMR di

AMR pelanggan TM

dilakukan Karena data

tidak bisa diterima oleh

PLN
52 Jumat,12 April 2019 Pengecekan Kwh Pengecekan Kwh meter

meter di pelanggan TM

Tabel 3.12. Laporan Harian Magang Minggu Ke-12

53 Senin,15 April 2019 Pengecekan Kwh Pengecekan Kwh meter

meter di pelanggan TR
54 Selasa,16 April 2019 Pengecekan Kwh Pengecekan Kwh meter

meter di pelanggan TR
55 Rabu,17 April 2019 Libur PEMILU
56 Kamis,18 April 2019 Commusioning Ikut ke lapangan untuk

AMR pengecekan AMR dan

mengganti peralatan
57 Jumat,19 April 2019 Libur,hari paskah

Tabel 3.12. Laporan Harian Magang Minggu Ke-12

58 Senin,22 April 2019 Siaga Pemilu


59 Selasa,23 April 2019 Melihat titik Pemindahan data titik

koordinat melalui koordinat meteran merk

ACMT glomet ke Microsoft

excel
60 Rabu,24 April 2019 Melihat titik Pemindahan data titik

koordinat melalui koordinat meteran merk


ACMT glomet ke Microsoft

excel
61 Kamis,25 April 2019 Melakukan Melakukan

kegiatan Unit Kabel penyambungan kabel

Bergerak sementara menggunakan

UKB
62 Jumat,26 April 2019 Commosioning Ikut ke lapangan untuk

AMR pengecekan AMR dan

mengganti peralatan

Uraian Kegiatan Magang

Pada tabel kegiatan magang terdapat uraian kegiatan, pada sub bab ini

dijelaskan uraian kegiatan magang yang telah dilakukan dan disusun

berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan selama mengikuti kerja magang.

Karena jenis kegiatan sama, hanya dilakukan di lokasi dan waktu yang

berbeda, serta prosedur pekerjaan sama, maka uraian kegiatan magang

dikelompokkan sebagai berikut:

3.2.1. Revisi Gardu Hubung 203

Revisi gardu hubung 203 dilakukan karena terdapat gangguan yang

terjadi akibat adanya alat atau perlengkapan gardu yang sudah tidak layak

pakai yaitu korona pada NH fuse dan konsisi gardu kotor.Revisi bertujuan

untuk melakukan peremajaan atau perbaikan pada alat-alat yang terpasang


pada gardu. Cara pelaksanaan revisi Gardu adalah membersihkan seluruh

alat-alat yang terpasang pada gardu yaitu seluruh kubikel, seperti isolator, rel,

dan semua bagian dari gardu yang dianggap perlu untuk direvisi / diperbaiki.

1. Koordinasi
a. Area Pengatur Distribusi (APD)
b. Maday Distribusi
c. Supervisor Pemeliharaan
d. Pengatur Tegangan Menengah (PTM)
e. Pengawas Lapangan
f. Pelaksana Revisi.

2. Peralatan Pekerjaan

a. Kunci gardu

b. Tool set lengkap

c. Kain pengelap warna putih

d. Handy Talkie (HT)

e. Ember

f. Kuas ukuran besar dan kecil

g. Amplas, Sikat kawat halus

h. Tang Ampere

i. Multi Tester

j. BROM

k. Cat anti bocor


l. Serabut fiber

m. Senter

n. Alat tulis

o. Form tabel pengukuran.

3. Peralatan K3

a. Pakaian kerja

b. Helm pengaman

c. Sepatu bahan isolasi 20 kv

d. Sarung tangan isolasi 20 kv.

4. Pelaksanaan

a. Persiapan Awal

1) Mencatat hasil dari pengukuran beban total, tegangan antar

fasa, menggunakan ohm meter serta multi tester sebelum

dilakukan pekerjaan revisi.

2) Koordinasi dengan petugas yang terlibat, membawa semua

peralatan yang diperlukan dalam revisi, melapor ke piket


pengatur area bahwa pekerjaan pemeliharaan kubikel siap

dilakukan.

b. Manuver Tegangan

1) Koordinasi petugas antara pengatur area dan pengatur APD

untuk pembebasan tegangan pada gardu yang akan direvisi.

2) Menyakinkan bahwa kubikel benar-benar sudah bebas

tegangan.

3) Membuka saklar pemutus beban, kemudian memasukkan

saklar pentanahan pada kubikel.

c. Pelaksaan revisi gardu

1) Membersihkan debu dan kotoran yang ada di lingkungan

instalasi gardu.

2) Membersihkan badan transformator dan badan kubikel.

3) Membersihkan indoor kubikel, rel kubikel, bushing skhun

sekunder transformator dan ground plat.

4) Melumasi dengan cairan pembersih (isolator protection

cleaner BR-2810).

5) Membersihkan bagian-bagian yang berkarat atau korona.

6) Melapisi dengan cairan pelapis (Power Protection BR-

1066.PS.s) pada indoor kubikel, rel kubikel, bushing


transformator dan ground plat yang berfungsi melindungi

peralatan dari bahaya jamur dan karat.

7) Menutup lubang indoor kubikel dengan serabut, triplek dan cat

anti bocor.

8) Mengecek kerja hiter pada indoor.

9) Mengganti NH fuse yang di bandeng dengan NH fuse sesuai

kapasitas.

10) Mengecek dan membenahi terminasi kabel opstik TR.

11) Mengecek dan membenahi rak kabel, dan sepatu kabel.

12) Melumasi kontak fuse dengan cairan pelapis (Power

Protection BR-1066.PS.s).

13) Kembalikan NH fuse, tutup indoor kubikel, tutup rel kubikel

seperti semula.

d. Penormalan Tegangan

1) Memeriksa bahwa tidak ada peralatan yang tertinggal di dalam

gardu.

2) Mengembalikan posisi saklar sesuai posisi awal.

3) Melapor ke pengatur area bahwa revisi gardu telah selesai dan

gardu siap dioperasikan.


4) Mencatat hasil dari pengukuran beban total, tegangan antar

fasa, dan arus pada PHB-TR menggunakan ohm meter

5) serta multi tester setelah dilakukan pekerjaan revisi.

Gambar 3.1 Menutup lubang indoor dengan cat anti bocor


Gambar 3.2. Melapisi indoor dengan cairan BR-1066.PS.s
Gambar 3.3. GH 203 setelah revisi

3.2.2 Penggantian Kubikel Gardu Hubung 203

Penggantian kubikel pada gardu hubung 203 dilakukan karena

korona pada kubikel. Penggantian Kubikel merupakan kegiatan yang

dilakukan apabila peralatan pada sistem distribusi yaitu kubikel sudah

rusak atau tidak layak dioperasikan karena apabila tetap dipakai akan

mengganggu keefektifan penyaluran tenaga listrik ke konsumenuntuk

menjaga kontinuitas dan pelayanan mutu. Faktor lain harus di lakukan

penggantian karena umur kubikel yang sudah tuadan adanya korona

yang sudah parah sehingga merusak kubikel menimbulkan karat dan bau

tidak sedap dapat menyebabkan kubikel menjadi keropos.Sudah

dilakukan pemeliharaan sebelumnya namun masih sering terjadi

gangguan pada kubikel maka harus diganti dengan kubikel yang baru.

1. Petugas yang terlibat

a. Pelaksana Penggantian kubikel

b. Pengawas Pemeliharaan

c. Piket Pengatur APD

d. Pelaksana Operasi

e. Piket Pengatur Area

f. Supervisor Pemeliharaan

g. Asman Distribusi

2. Peralatan Kerja

a. Kunci gardu
b. Toolset lengkap

c. Kain majun warna putih

d. Alkohol

e. Senter

f. Pelumas Kubikel baru

g. Handy Talkie (HT)

3. Perlengkapan K2

a. Pakaian kerja

b. Helm pengaman

c. Sepatu Safety

d. Sarung tangan 20 kV

e. Masker.

4. Material

a. Kubikel baru

5. Prosedur Pelaksanaan Penggantian Kubikel Baru

a. Persiapan awal

1) Pengawas pemeliharan menerima surat perintah kerja (SPK).

2) Koordinasi dengan Pelaksana Penggantian kubikel baru

3) Meminjam kunci gardu dan menuju lokasi gardu.

4) Memberi pengarahan urutan pelaksanaan kerja kepada pelaksaana

pemeliharan dan memeriksa pemakaian perlengkapan K2.

5) Membawa semua peralatan yang diperlukan dalam revisi melapor

kepiket area bahwa pekerjaan penggantian kubikel baru siap

dilaksanakan.
b. Manuver Tegangan

1) Piket Pengatur Area Koordinasi dengan Piket Pengatur APD untuk

pembebasan tegangan pada gardu yang akan dilakukan pekerjaan

penggantian kubikel baru.

2) Pengawas penggantian kubikel baru memerintahkan pelaksana

penggantian kubikel baru mulai melaksanakan pekerjaan .

3) Memeriksa dan meyakinkan bahwa kubikel lama benar-benar sudah

bebas tegangan.

4) Membuka saklar pemutus beban,kemudian memasukan saklar

pentanahan.

5) Pelaksanaan kegiatan penggantian kubikel baru

6) Pelaksana penggantian kubikel baru mencopot kubikel lama dari gardu

7) Pelaksana penggantian kubikel baru memasang kubikel baru pada

gardu yang dilakukan pekerjaan tersebut.

8) Pengecekan terminasi apakah masih layak digunakan atau sudah tidak

layak.

9) Apabila sudah tidak layak perlunya ada penggantian terminasi baru.

10) Kubikel baru di cek dipasang komponen pendukungnya dan dibersihkan

menggunakan cairan alkohol.

11) Fuse dibersihkan menggunakan cairan alkohol.

12) Setelah semua sudah terpasang pintu outdoor kubikel di tutup kembali.

13) Merapikan alat pekerjaan.


c. Penormalan Tegangan Kembali

1) Memeriksa kembali hasil pekerjaan penggantian kubikel baru.

2) Mengembalikan posisi saklar seperti awal.

3) Pengawas pemeliharaan melapor ke piket area bahwa pukul sekian

penggantian kubikel baru telah selesai dengan hasil baik dan

dioperasikan seperti semula.

4) Piket area berkoordinasi dengan pengatur APD memerintah pelaksana

operasi untuk menormalkan kembali tegangan untuk dilanjutnya

menginformasi ke pengawas penggantian kubikel baru.

5) Pengawas penggantian kubikiel baru selanjutnya memeriksa kubikel

setelah dioperasikan, mengembalikan kunci gardu dan membuat

laporan penggantian kubikel baru.

Gambar 3.4. Kubikel lama merk Unindo


Gambar 3.5. Penggantian indoor

Gambar 3.6. Kubikel baru merk Ega

3.2.3 Pemasangan AMR


Automatic Meter Reading (AMR) merupakan solusi di bidang teknologi
elektronika dalam melakukan pembacaan dan pemakaian tenaga listrik. Dimana
pemakai Automatic Meter Reading (AMR) dapat memonitoring pemakaian daya
listrik. Dalam pengoperasiannya sistem Automatic Meter Reading (AMR)
melakukan pembacaan energi listrik dengan cara menurunkan terlebih dahulu
tegangan listrik dari 40 KV menjadi 220 V menggunakan current transformer,
kemudian tegangan dikonversikan menjadi data digital pada mesin meteran agar
dapat diukur dengan parameter pengukuran seperti daya, energi, dll. Setelah ini
data digital masuk ke bagian pengolahan dan komunikasi, pada bagian ini data
digital dapat disimpan ke memori, ditampilkan lewat LCD display, atau dikirimkan
ke database PLN lewat modem.
1. Petugas yang terlibat
a. Asman Konstruksi
b. Spv Penyambungan
c. Spv Meter Elektronik
d. Petugas pelaksana lapangan
2. Peralatan kerja
a. Tang kombinasi
b. Tang potong
c. Tang kupas kabel
d. Tang press kabel scoon
e. Kunci pas atau ring lengkap
f. Senter
g. Spidol
h. Obeng lengkap ( + / - )
i. Test pen
j. Palu besar
k. Gergaji besi
l. Linggis
m. Bor dan mata bor lengkap
n. Tang segel
o. Laptop
3. Perlengkapan K3
a. Helm pengaman
b. Sepatu alas karet 1000 volt
c. Sarung tangan Pengaman
d. P 3 K
e. Wearpack ( baju kerja )
4. Material
a. kWh Meter Elektronik
b. MODEM GSM berikut perlengkapannya ( Antena, Kabel data, Adaptor
dan kartu GSM (SIM Card)
c. MCB ( Mini Circuit Breaker )
d. Box AMR
e. Gembok
f. Plastik strap
g. Kabel NYAF 2,5 – 16 mm 4 warna
h. Sepatu kabel mata itik 2,5 mm 4 warna
i. Sepatu kabel datar cagak 2,5 mm 4 warna
j. Isolasi
k. Paku
l. Kawat dan timah segel
m. CT
n. NH Fuse
5. Alat ukur
a. Tang Ampere / KW / Cos Q
b. AVO meter
c. Kalkulator
d. Phasa sequence (Drivel)
6. Prosedur kerja
a. Menerima SPK Asman Konstruksi
b. Setelah sampai di lokasi kerja segera melakukan persiapan dengan
menata peralatan kerja, material dan memakai peralatan K3
c. Melaksanakan pekerjaan pemasangan AMR (Automatic Meter Reading)
d. Membereskan alat dan perlengkapn kerja serta K3
e. Membuat laporan tertulis pada formulir dan Berita Acara yang
disediakan
7. Langkah kerja
a. Petugas lapangan menerima perintah kerja (SPK) dari Asman
Konstruksi
b. Setelah petugas sampai di lokasi, segera melaksanakan persiapan.
c. Meminta izin kepada pelanggan, bahwa akan dilakukan pemasangan
APP
d. Melakukan pemasangan Box Meter AMR
e. Memasang Meter Elektronik dan pengawatannya sesuai standar PLN :
1) Kabel phasa R berwarna Merah
2) Kabel phasa S berwarna Kuning
3) Kabel phasa T berwarna Hitam
4) Kabel netral berwarna Biru
f. Memasang Mini Circuit Breaker (MCB) di dalam box meter dengan
mengambil suplai dari tegangan dan netral
g. Memasang peralatan komunikasi Meter Elektronik : modem, adaptor,
kabel data, antenna
h. Merangkai pengawatan ke CT dan ground plate NH Fuse
i. Melakukan koordinasi dengan pelanggan dalam memastikan bahwa
sekring Utama di panel pelanggan dalam keadaan off sebelum
pengoperasian tegangan ke pelanggan.
j. Petugas penyambungan memasukkan tegangan dengan memasang NH
fuse secara berurutan R,S,T. Chek phasa dan cetak hasilnya
k. Memeriksa hasil pekerjaan secara visual hasil pengawatan AMR mulai
dari sumber tegangan ke PHB pelanggan dan mengamankan seluruh
peralatan kerja
l. Memeriksa kembali dan memastikan bahwa peralatan AMR sudah
berfungsi dengan baik
m. Melakukan commissioning dengan peralatan laptop
n. Segel semua peralatan AMR dari tutup bateray, tombol reset, tutup
sensor, terminal, tutup box luar AMR dan mengunci tutup box luar AMR
dengan gembok
o. Membereskan alat kerja dan K3 yang sudah tidak dipergunakan lagi dan
menyimpan kembali pada tempat yang sudah di sediakan
p. Membuat laporan dan Berita Acara pelaksanaan pekerjaan dan untuk
selanjutnya diserahkan kepada Asman Konstruksi dan Asman Transaksi
Energi.

Gambar 3.7. Penggantian modem pada AMR ( Automatic Meter Reading )


Gambar 3.8. Pemasangan kartu selular pada modem AMR

Gambar 3.9. Melakukan commissioning dengan peralatan laptop

Anda mungkin juga menyukai