PENDAHULUAN
menggunakan saluran transmisi bertegangan 70 KV. Pada suatu saluran sistem tenaga
listrik baik memakai sistem transmisi maupun distribusi terjadi kerugian daya, Kerugian
ini terjadi karena panjang saluran yang dipakai, luas penampang penghantar, jenis kawat
penghantar serta besar kecilnya tahanan jenis dari kawat penghantar tersebut.
Dalam Penyaluran Energi Listrik ada Sistem jaringan yang dipakai. Jaringan
primer pola spindel merupakan pengembangan dari pola radial dan loop terpisah.
Beberapa saluran yang keluar dari gardu induk diarahkan menuju suatu tempat yang
disebut gardu hubung (GH), kemudian antara GI dan GH tersebut dihubungkan dengan
satu saluran yang disebut express feeder. Sistem gardu distribusi ini terdapat disepanjang
saluran kerja dan terhubung secara seri. Saluran kerja yang masuk ke gardu dihubungkan
oleh saklar pemisah, sedangkan saluran yang keluar dari gardu dihubungkan oleh sebuah
saklar beban.
Jadi sistem ini dalam keadaan normal bekerja secara radial dan dalam keadaan
darurat bekerja secara loop melalui saluran cadangan dan GH.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Sistem Jaringan Pola Spindel dan Komponen pendukung pola
jaringan spindel.
1.4 Batasan Masalah
Agar pembahasan lebih mudah dipahami dan keterbatasan pemahaman penulis,
maka penulis membatasi masalah yang dibahas hanya pada:
1. Untuk mengetahui Sistem Jaringan Pola Spindel dan Komponen pendukung pola
jaringan spindle Pada Gardu induk.
BAB I
PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
tujuan pembahasan, metode penulisan laporan, serta sistematika
penulisan laporan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Menjelaskan tentang teori-teori dasar tentang Sistem distribusi
pada gardu induk dan komponen dalam gardu induk
BAB III
BAB IV
KESIMPULAN
Menarik kesimpulan dari apa yang sudah didapatkan selama
pengamatan dan memberikan saran perbaikan untuk percobaaan
yang sama di waktu yang lain.
BAB II
LANDASAN TEORI
Sistem distribusi merupakan subsistem tersendiri yang terdiri dari : Pusat Pengatur
(Distribution Control Center, DCC), saluran tegangan menengah (6kV dan 20kV, yang juga
biasa disebut tegangan distribusi primer) yang merupakan saluran udara atau kabel tanah,
gardu distribusi tegangan menengah yang terdiri dari panel-panel pengatur tegangan
menengah dan trafo sampai dengan panel-panel distribusi tegangan rendah (380V, 220V)
yang menghasilkan tegangan kerja/ tegangan jala-jala untuk industri dan konsumen.
ekstra tinggi. Setelah tenaga listrik disalurkan, maka sampailah tegangan listrik ke gardu
induk (G1), lalu diturunkan tegangannya menggunakan transformator step-down menjadi
tegangan menengah yang juga disebut sebagai tegangan distribusi primer. Kecenderungan
saat ini menunjukan bahwa tegangan distribusi primer PLN yang berkembang adalah
tegangan 20kV. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer atau
jaringan Tegangan Menengah (JTM), maka tenaga listrik kemudian diturunkan lagi
tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan rendah, yaitu tegangan
380/220 volt, lalu disalurkan melalui jaringan Tegangan Rendah (JTR) ke rumah-rumah
pelanggan (konsumen) PLN. Pelanggan-pelanggan dengan daya tersambung besar tidak
dapat dihubungkan pada Jaringan Tegangan Rendah, melainkan dihubungkan langsung
pada jaringan tegangan menengah, bahkan ada pula pelanggan yang terhubung pada
jaringan transmisi, tergantung dari besarnya daya tersambung. Setelah melalui jaringan
Tegangan menengah, jaringan tegangan rendah dan sambungan Rumah (SR), maka
tenaga listrik selanjutnya melalui alat pembatas daya dan kWh meter. Rekening listrik
pelanggan tergantung pada besarnya daya tersambung serta pemakaian kWh nya. Setelah
melalui kWh meter, tenaga listrik lalu memasuki instalasi rumah,yaitu instalasi milik
pelanggan. Instalasi PLN umumnya hanya sampai pada kWh meter, sesudah kWh meter
instalasi listrik umumnya adalah instalasi milik pelanggan. Dalam instalasi pelanggan,
tenaga listrik langsung masuk ke alat-alat listrik milik pelanggan seperti lampu, kulkas,
televisi, dam lain-lain.
BAB III
6
PEMBAHASAN
Sistem jaringan tegangan primer atau Jaringan Tegangan Menengah (JTM), yaitu
berupa Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) atau Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM). Jaringan ini menghubungkan sisi sekunder trafo daya di Gardu
Induk menuju ke Gardu Distribusi, besar tegangan yang disalurkan adalah 6 kV, 12
kV atau 20 kV.
b.
Tenaga listrik dibangkitkan pada dalam pusat-pusat pembangkit listrik (power plant)
lalu disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya
oleh transformator step-up yang ada dipusat listrik. Saluran transmisi tegangan tinggi
mempunyai tegangan 70kV, 150kV, atau 500kV. Khusus untuk tegangan 500kV dalam
praktek saat ini disebut sebagai tegangan ekstra tinggi. Setelah tenaga listrik disalurkan,
maka sampailah tegangan listrik ke gardu induk (G1), lalu diturunkan tegangannya
menggunakan transformator step-down menjadi tegangan menengah yang juga disebut
sebagai tegangan distribusi primer. Kecenderungan saat ini menunjukan bahwa tegangan
distribusi primer PLN yang berkembang adalah tegangan 20kV. Setelah tenaga listrik
disalurkan melalui jaringan distribusi primer atau jaringan Tegangan Menengah (JTM),
maka tenaga listrik kemudian diturunkan lagi tegangannya dalam gardu-gardu distribusi
menjadi tegangan rendah, yaitu tegangan 380/220 volt, lalu disalurkan melalui jaringan
Tegangan Rendah (JTR) ke rumah-rumah pelanggan (konsumen) PLN. Pelangganpelanggan dengan daya tersambung besar tidak dapat dihubungkan pada Jaringan
Tegangan Rendah, melainkan dihubungkan langsung pada jaringan tegangan menengah,
bahkan ada pula pelanggan yang terhubung pada jaringan transmisi, tergantung dari
besarnya daya tersambung. Setelah melalui jaringan Tegangan menengah, jaringan
tegangan rendah dan sambungan Rumah (SR), maka tenaga listrik selanjutnya melalui
alat pembatas daya dan kWh meter. Rekening listrik pelanggan tergantung pada besarnya
daya tersambung serta pemakaian kWh nya. Setelah melalui kWh meter, tenaga listrik
lalu memasuki instalasi rumah,yaitu instalasi milik pelanggan. Instalasi PLN umumnya
hanya sampai pada kWh meter, sesudah kWh meter instalasi listrik umumnya adalah
instalasi milik pelanggan. Dalam instalasi pelanggan, tenaga listrik langsung masuk ke
alat-alat listrik milik pelanggan seperti lampu, kulkas, televisi, dam lain-lain.
3.2 Jaringan Distribusi Pola Spindle
Jaringan primer pola spindel merupakan pengembangan dari pola radial dan loop
terpisah. Beberapa saluran yang keluar dari gardu induk diarahkan menuju suatu tempat
yang disebut gardu hubung (GH), kemudian antara GI dan GH tersebut dihubungkan
dengan satu saluran yang disebut express feeder. Sistem gardu distribusi ini terdapat
disepanjang saluran kerja dan terhubung secara seri. Saluran kerja yang masuk ke gardu
dihubungkan oleh saklar pemisah, sedangkan saluran yang keluar dari gardu
dihubungkan oleh sebuah saklar beban.
Jadi sistem ini dalam keadaan normal bekerja secara radial dan dalam keadaan darurat
bekerja secara loop melalui saluran cadangan dan GH.
Pemisah (PMS)
Pemisah tanah
Berfungsi untuk mengamankan peralatan dari sisa tegangan yang timbul
sesudah SUTT di putuskan, atau induksi tegangan dari penghantar, hal ini
perlu untuk keamanan dari orang yang bekerja pada instalasi.
Pemisah peralatan.
Berfungsi untuk mengisolasi peralatan listrik dari peralatan yang
bertegangan. Pemisah di operasikan tanpa beban.
11
Rail (Busbar)
Berfungsi sebagai titik pertemuan/hubungan trafo-trafo tenaga, SUTT-SUTT dan
peraltan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga/daya listrik.
Bahan dari rail umumnya terbuat dari bahan tembaga (bar copper, atau hollow
konduktor), ACSR : almalec atau alumunim (busbar alumunium atau hollw
conductor).
12
Trafo Tenaga
Trafo tenaga berfungsi menyalurkan tenaga/daya dari tegangan tinggi atau
sebaliknya (mentransformasikan tegangan).
13
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sistem distribusi tenaga listrik didefinisikan sebagai bagian dari sistem tenaga
listrik yang menghubungkan gardu induk/pusat pembangkit listrik dengan konsumen.
Sedangkan jaringan distribusi adalah sarana dari sistem distribusi tenaga listrik di dalam
menyalurkan energi ke konsumen. Dalam menyalurkan tenaga listrik ke pusat beban,
suatu sistem distribusi harus disesuaikan dengan kondisi setempat dengan memperhatikan
faktor beban, lokasi beban, perkembangan dimasa mendatang, keandalan serta nilai
ekonomisnya.
Jaringan primer pola spindel merupakan pengembangan dari pola radial dan loop
terpisah. Beberapa saluran yang keluar dari gardu induk diarahkan menuju suatu tempat
yang disebut gardu hubung (GH), kemudian antara GI dan GH tersebut dihubungkan
dengan satu saluran yang disebut express feeder
Dalam mengoprasikan jaringan spindle adapun keuntungan yang di dapat yaitu :
Sederhana dalam hal teknis pengoprasiannya seperti pola radial, Kontinuitas pelayanan
lebih baik dari pola radial maupun loop, Pengecekan beban masing-masing saluran lebih
mudah dibandingkan dengan pola gird, dengan demikian pola proteksinya akan lebih
mudah, Baik untuk dipakai di daerah perkotaan dengan kepadatan beban yang tinggi dan
Mmpunyai jaringan express feeder.
Jika dilihat dari segi manfaat dan kegunaan dari gardu induk itu sendiri,maka
peralatan dan komponen dari gardu induk harus memiliki keandalan yang tinggi serta
15
kualitas yang tidak diragukan lagi, adapun komponen pendukung pada gardu induk ini
Ialah
Transformer (CT), Potensial Transformer (PT), Rail (Busbar), Trafo Tenaga, Neutral
Grounding Resistance (NGR), Circuit Breaker (CB), Disconnecting Switch (DS)
4.1 Saran
Dari pembahasan makalah tentang Sistem Distribusi Pada Gardu induk dan
komponen pendukung dalam gardu induk, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/15319949/SISTEM_DISTRIBUSI_TENAGA_LISTRI
K_Makalah_Diajukan_untuk_memenuhi_salah_tugas_mata_kuliah_Teknik_Tena
ga_Listrik_Disusun_oleh
http://www.pln.co.id/p3bjawabali/?p=451
http://dokumen.tips/documents/makalah-gardu-induk.html
http://www.academia.edu/19329353/Gardu_Induk
16