Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem


distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik
besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen.

Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah:

1. pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan


2. merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan
pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani
langsung melalui jaringan distribusi.

Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan


tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk
dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV
kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah
untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal
ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I kwadrat
R). Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang
mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula.

Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan


transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan
sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran
distribusi primer. Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi
mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi
menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya disalurkan oleh
saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen. Dengan ini jelas bahwa

Makalah Gardu Distribusi 1


sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik
secara keseluruhan.

Gardu Distribusi adalah suatu tempat atau bangunan instalasi listrik yang
didalamnya terdapat alat – alat : Pemutus, penghubung, pengaman dan trafo
distribusi untuk mendistribusikan tenaga listrik sesuai dengan kebutuhan tegangan
konsumen.

B. Batasan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Ditribusi ?
2. Apa pengertian dan fungsi gardu distribusi ?
3. Apa sajakah komponen gardu distribusi ?
4. Apa saja jenis – jenis dari gardu distribusi ?
5. Apa yang dimaksud dengan trafo distribusi ?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui sistem distribusi dan fungsinya
2. Dapat memahami gardu distribusi dan fungsinya
3. Dapat mengetahui komponen dari gardu distribusi
4. Dapat mengetahui dan membedakan jenis – jenis dari gardu distribusi
5. Dapat memahami trafo distribusi

D. Manfaat
Pembaca dapat memahami tentang sistem distribusi beserta fungsinya,
mengetahui serta memahami tentang gardu distribusi beserta fungsinya.
Pembaca dapat memahami serta membedakan komponen komponen dari
gardu distribusi, dapat membedakan jenis – jenis dari gardu distribusi.
Serta dapat memahami trafo distribusi.

Makalah Gardu Distribusi 2


E. Metode Penulisan

Makalah ini kami buat berdasarkan sumber dari beberapa jurnal.

Makalah Gardu Distribusi 3


BAB II
PEMBAHASAN

Tinjauan Pustaka

Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem


distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik
besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga
listrik adalah; 1) pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat
(pelanggan), dan 2) merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung
berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban
(pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi.

Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik besar dengan
tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk
dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV
kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah
untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal
ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I2.R).
Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang
mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. Dari saluran
transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan transformator penurun
tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut
penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer.

Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil


tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi sistem
tegangan rendah, yaitu 220/380Volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran
distribusi sekunder ke konsumen-konsumen. Dengan ini jelas bahwa sistem
distribusi merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik secara
keseluruhan. Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, selalu digunakan tegangan
setinggi mungkin, dengan menggunakan trafo-trafo step-up. Nilai tegangan yang

Makalah Gardu Distribusi 4


sangat tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi antara lain:
berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga perlengkapan perlengkapannya,
selain menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi
beban. Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan saluran yang tinggi ini
diturunkan kembali dengan menggunakan trafo-trafo step-down. Akibatnya, bila
ditinjau nilai tegangannya, maka mulai dari titik sumber hingga di titik beban,
terdapat bagian-bagian saluran yang memiliki nilai tegangan berbeda-beda.

Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik


yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti
gardu transmisi) dengan konsumen tenaga listrik. Secara umum yang termasuk ke
dalam sistem distribusi antara lain, : 1) Gardu Induk (GI), 2) Jaringan Distribusi
Primer, 3) Gardu Distribusi (Transformator), dan 4) Jaringan Distribusi Sekunder.

Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen


diperlukan suatu jaringan tenaga listrik. Sistem jaringan ini terdiri dari jaringan
transmisi dan jaringan distribusi. Dalam sistem distribusi pokok permasalahan
tegangan muncul karena konsumen memakai peralatan dengan tegangan muncul
karena konsumen memakai peralatan listrik yang tegangannya sudah ditentukan
besarnya. Apabila tegangan sistem terlalu tinggi atau rendah sehingga melewati
batas – batas toleransi maka akan mengganggu dan selanjutnya merusak peralatan
konsumen.

Jika kita meninjau secara umum,ada empat unsur yang terdapat dalam sistem

tenaga listrik, yakni:

a) Adanya unsur pembangkit tenaga listrik yang umumnya tegangan yang


dihasilkan berupa Tegangan menengah;
b) Suatu sistem transmisi yang dilengkapi dengan adanya perangkat Gardu
Induk, karena jaraknya yang biasa jauh, sehingga kita memerlukan
penggunaan tegangan tinggi ataupun tegangan ekstra tinggi;

Makalah Gardu Distribusi 5


c) Adanya saluran distribusi, yang biasanya terdiri dari saluran distribusi primer
yang dengan tegangan menengah dan saluran distribusi sekunder yang
merupakan dengan menggunakan tegangan rendah.
d) Adanya unsur pemakai tenaga listrik atau konsumen tenaga listrik baik skala
industri dengan tegangan menengah, maupun rumah tangga dengan tegangan
rendah

Di Indonesia, menurut Abdul Kadir (2006), tegangan yang dihasilkan


Pembangkit tenaga listrik berkisar 6KV s.d 20 KV, kemudian karena letak
pembangkit tenaga listrik jauh dari konsumen, maka energi listrik harus diangkut
melalui saluran transmisi dengan tegangan yang dinaikkan dengan transformator
step up menjadi 70 KV, 150 KV, 275 KV dan bahkan untuk tegangan ekstra
tinggi 500 KV. Kemudian, setelah mendekat kepada pemakai tenaga listrik, maka
tegangan diturunkan dengan tranformator step down menjadi tegangan menengah
20 KV yang dilakukan di GI, ini disebut sebagai saluran distribusi primer,
kemudian melalui transformator distribusi diturunkan menjadi tegangan rendah,
yakni 220/380 Volt yang kemudian disebut sistem distribusi sekunder.

Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan konsumen
adalah sistem distribusi. Juga sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik
yang paling banyak mengalami gangguan, sehingga masalah utama dalam operasi
sistem distribusi adalah mengatasi gangguan. Disamping itu masalah tegangan,
bagian – bagian instalasi yang berbeban lebih dan rugi – rugi daya dalam jaringan
merupakan masalah yang perlu dicatat dan dianalisa secara terus menerus, untuk
dijadikan masukan bagi perencanaan pengembangan sistem dan juga untuk
melakukan tindakan – tindakan penyempurnaan pemeliharaan dan
penyempurnaan operasi sistem distribusi.

2.1 Pengertian Gardu Distribusi

Gardu Distribusi tenaga listrik adalah suatu tempat bangunan instalasi listrik
yang didalamnya terdapat alat-alat pemutus, penghubung, pengaman dan trafo
distribusi untuk mendistribusikan tegangan listrik sesuai dengan kebutuhan

Makalah Gardu Distribusi 6


tegangan konsumen. Peralatan-peralatan ini adalah dalam menunjang mencapai
pendistribusian tenaga listrik secara baik yang mancakup kontinuitas pelayanan
yang terjamin, mutu yang tinggi dan menjamin keselamatan bagi manusia.

Fungsi gardu distribusi :

1. Menyalurkan atau meneruskan tenaga listrik tegangan menengah


kekonsumen tegangan rendah.
2. Menurunkan tegangan menegah menjadi tegangan rendah
selanjutnya didistribusikan kekonsumen tegangan rendah.
3. Menyalurkan atau meneruskan tenaga listrik tegangan menegah
kegardu distribusi lainnya dan ke gardu hubung.

2.2 Komponen Gardu Distribusi Dan Fungsinya


1. Transformator Distribusi 3 Fasa

Untuk transformator fase tiga , merujuk pada SPLN, ada tiga tipe vektor
grup yang digunakan oleh PLN, yaitu Yzn5, Dyn5 dan Ynyn0. Titik
netral langsung dihubungkan dengan tanah. Transformator gardu
pasangan luar dilengkapi bushing Tegangan Menengah isolator
keramik. Sedangkan Transformator gardu pasangan dalam dilengkapi
bushing Tegangan Menengah isolator keramik atau menggunakan
isolator plug-in premoulded.

2. Transformators Completely Self Protected (CSP)

Makalah Gardu Distribusi 7


Transformators Completely Self Protected (CSP) adalah transformator
distribusi yang sudah dilengkapi dengan Pengaman Lebur (fuse) pada
sisi primer dan LBS (Load Break Switch) pada sisi sekunder. Peralatan
bantu, tempat meletakkan saklar pemutus utama, rel-rel tegangan
rendah dan fuse holder, serta peralatan tegangan rendah lainnya

3. PHB sisi Tegangan Menengah (PHB-TM)

Pengaman Berikut ini adalah Komponen Utama PHB-TM yang sudah


terpasang/terangkai secara lengkap yang lazim disebut dengan Kubikel-
TM, yaitu :

a. Pemisah – Disconnecting Switch (DS)

Berfungsi sebagai pemisah atau penghubung instalasi listrik 20 kV.


Pemisah hanya dapat dioperasikan dalam keadaan tidak berbeban

b. Pemutus beban – Load Break Switch (LBS)

Berfungsi sebagai pemutus atau penghubung instalasi listrik 20 kV.


Pemutus beban dapat dioperasikan dalam keadaan berbeban dan terpasang
pada kabel masuk atau keluar gardu distribusi. Kubikel LBS dilengkapi
dengan sakelar pembumian yang bekerja secara interlock dengan LBS.
Untuk pengoperasian jarak jauh (remote control), Remote Terminal Unit
(RTU) harus dilengkapi catu daya penggerak.

Makalah Gardu Distribusi 8


c. Pemutus Tenaga - Circuit Breaker (CB)

Berfungsi sebagai pemutus dan penghubung arus listrik dengan


cepat dalam keadaan normal maupun gangguan hubung singkat. Peralatan
Pemutus Tenaga (PMT) ini sudah dilengkapi degan rele proteksi arus lebih
(Over Current Relay) dan dapat difungsikan sebagai alat pembatas beban.
Komponen utama PHB-TM tersebut diatas sudah terakit dalam
kompartemen kompak (lengkap), yang sering disebut Kubikel Pembatas
Beban Pelanggan.

d. LBS - TP (Transformer Protection)

Transformator distribusi dengan daya ≤ 630 kVA pada sisi primer


dilindungi pembatas arus dengan pengaman lebur jenis HRC (High
Rupturing Capacity). Peralatan kubikel proteksi transformator, dilengkapi
dengan LBS yang dipasang sebelum pengaman lebur.

4. PHB sisi Tegangan Rendah (PHB-TR)

PHB-TR adalah suatu kombinasi dari satu atau lebih Perlengkapan


Hubung Bagi Tegangan Rendah dengan peralatan kontrol, peralatan ukur,
pengaman dan kendali yang saling berhubungan. Sebagai peralatan sakelar
utama saluran masuk PHB-TR, dipasangkan Pemutus Beban (LBS) atau
NFB (No Fused Breaker).

Pengaman arus lebih (Over Current) jurusan disisi Tegangan


Rendah pada PHB-TR dibedakan atas :

Makalah Gardu Distribusi 9


a. No Fused Breaker (NFB)

No Fused Breaker adalah breaker/pemutus dengan sensor arus,


apabila ada arus yang melewati peralatan tersebut melebihi kapasitas
breaker, maka sistem magnetik dan bimetalic pada peralatan tersebut akan
bekerja dan memerintahkan breaker melepas beban.

b. Pengaman Lebur (Sekring)

Pengaman lebur adalah suatu alat pemutus yang dengan


meleburnya bagian dari komponennya yang telah dirancang dan
disesuaikan ukurannya untuk membuka rangkaian dimana sekering
tersebut dipasang dan memutuskan arus bila arus tersebut melebihi suatu
nilai tertentu dalam jangka waktu yang cukup.

Fungsi pengaman lebur dalam suatu rangkaian listrik adalah untuk


setiap saat menjaga atau mengamankan rangkaian berikut peralatan atau
perlengkapan yang tersambung dari kerusakan, dalam batas nilai
pengenalnya.

5. Peralatan Pengukur
a. Transformator Tegangan - Potential Transformator (PT)

Fungsinya adalah mentransformasikan besaran Tegangan Tinggi ke


besaran Tegangan Rendah guna pengukuran atau proteksi dan
sebagai isolasi antara sisi tegangan yang diukur atau diproteksikan
dengan alat ukurnya / proteksinya.

b. Transformator Arus - Current Transformator (CT)

Makalah Gardu Distribusi 10


Transformator arus (Current Transformer - CT) adalah salah satu
peralatan di Gardu Distribusi, fungsinya untuk mengkonversi
besaran arus besar ke arus kecil guna pengukuran sesuai batasan alat
ukur, juga sebagai proteksi serta isolasi sirkit sekunder dari sisi
primernya.

6. Peralatan Switching dan Pengaman sisi Tegangan Menengah

 Fused Cut Out (FCO)

Peralatan pengaman yang ditempatkan di sisi tegangan menengah


prinsip kerjanya berdasarkan pada azas induksi fuse yang dipasang di
atas setingkat dari arus nominal trafo sisi tegangan menengah.

 Arrester

Peralatan pengaman tegangan lebih, sebagai akibat sambaran


petir, maupun switching ditempat di sisi tegangan menengah dan
dibumikan.

 Konektor

Konektor adalah komponen yang dipergunakan untuk menyadap


atau mencabangkan kawat penghantar SUTM ke gardu.

2.3 Jenis – Jenis Gardu Distribusi


Gardu dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yang diantaranya :

1) Gardu Hubung

Gardu Hubung atau disingkat GH atau Switching Substation adalah


gardu yang berfungsi sebagai sarana manuver pengendali beban listrik jika
terjadi gangguan aliran listrik, program pelaksanaan pemeliharaan atau untuk
maksud mempertahankan kontinuitas pelayanan. Isi dari Gardu Hubung

Makalah Gardu Distribusi 11


adalah rangkaian saklar beban (Load Break Switch/LBS), dan atau pemutus
tenaga terhubung paralel. Gardu Hubung juga dapat dilengkapi sarana
pemutus tenaga pembatas beban pelanggan khusus tegangan menengah.
Konstruksi gardu hubung sama dengan konstruksi gardu distribusi tipe beton.
Pada ruang dalam Gardu Hubung dapat dilengkapi dengan ruang untuk gardu
distribusi yang terpisah dan ruang untuk sarana pelayanan kontrol jarak jauh.

Berdasarkan kebutuhannya Gardu Hubung terbagi menjadi :

a) Gardu Hubung untuk 7 buah sel kubikel


b) Gardu Hubung untuk 7+7 buah sel kubikel
c) Gardu Hubung untuk 7+7+7 buah sel kubikel

Penggunaan kelompok-kelompok sel tersebut bergantung atas sistem yag


digunakan pada suatu daerah operasional, misalnya Spindle, Spotload, Fork,
Bunga, dan lain-lain. Spesifikasi teknis Gardu Hubung sama dengan
spesifikasi teknis gardu distribusi, kecuali kemampuan Arus Nominal-nya
yang bisa berbeda.

2) Gardu Trafo

Gardu Trafo adalah gardu yang akan berfungsi untuk membagikan energi
listrik pada konsumen yang memerlukan tegangan rendah. Dengan demikian
pada gardu trafo dipasang/ditempatkan satu atau dua trafo distribusi yang
dipergunakan untuk merubah tegangan menengah menjadi tegangan rendah
selain dari peralatan hubungnya untuk melayani konsumen tegangan rendah.

3) Gardu Open Type (Gardu Sel)

Gardu open type adalah gardu distribusi yang mempunyai peralatan


hubung terbuka. Dimana dalam bekerjanya pisau-pisau dalam peralatan
hubung, dapat dengan mudah dilihat mata biasa (dapat diawasi) baik pada
saat masuk (menutup) atau saat keluar (membuka). Biasanya tempat

Makalah Gardu Distribusi 12


pemasangan peralatan hubung semacam ini diberi sekat antara satu dengan
yang lainnya yang terbuat dari tembok dan karena hal ini, gardu tembok open
type sering disebut gardu sel.

4) Gardu Closed Type (Gardu Kubikel)

Gardu closed type adalah gardu distribusi baik gardu trafo atau gardu
hubung yang memiliki peralatan hubung tertutup. Dimana peralatan hubung
baik untuk incoming, aut going, pengamatan trafo dan sebagainnya
ditempatkan dalam suatu lemari khusus yang tertutup sehingga bekerjanya
pisau-pisau peralatan hubung tidak dapat dilihat yang disebut kubikel, untuk
ini gardu dengan type ini sering disebut sebagai gardu kubikel.

Berdasarkan jenis konsruksinya, gardu distribusi terbagi menjadi 3 yakni :

1) Gardu Beton atau Gardu Tembok

Seluruh komponen utama instalasi yaitu transformator dan peralatan


switching/proteksi, terangkai didalam bangunan sipil yang dirancang,
dibangun dan difungsikan dengan konstruksi pasangan batu dan beton
(masonrywall building). Konstruksi ini dimaksudkan untuk pemenuhan
persyaratan terbaik bagi keselamatan ketenagalistrikan.

2) Gardu Kios

Makalah Gardu Distribusi 13


Gardu tipe ini adalah bangunan prefabricated terbuat dari konstruksi
baja, fiberglass atau kombinasinya, yang dapat dirangkai di lokasi rencana
pembangunan gardu distribusi. Terdapat beberapa jenis konstruksi, yaitu Kios
Kompak, Kios Modular dan Kios Bertingkat.

3) Gardu Tiang

a. Gardu Portal

Yaitu Gardu Distribusi Tenaga Listrik Tipe Terbuka ( Out-door ),


dengan memakai kontruksi dua tiang atau lebih. Tempat kedudukan
Transformator sekurang kurangya 3 meter di atas permukaan tanah.
Dengan sistem proteksi di bagian atas dan Papan Hubung Bagi Tegangan
di bagian bawah untuk memudahkan kerja teknis dan pemeliharaan.

Makalah Gardu Distribusi 14


b. Gardu Cantol

Yaitu Tipe Gardu Distribusi Tenaga Listrik dengan Transformator,


proteksi, dan Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah ( PHBTR ) di
cantokan atau dipasang langsung pada tiang yang memiliki kekuatan
minimal 500 dAn. Pada Gardu Distribusi tipe cantol, transformator yang
terpasang adalah transformator dengan daya ≤ 100 kVA Fase 3 atau Fase
1. Transformator terpasang adalah jenis CSP (Completely Self Protected
Transformer) yaitu peralatan switching dan proteksinya sudah terpasang
lengkap dalam tangki transformator.

Berdasarkan jenis penggunaannya, gardu distribusi terbagi menjadi 2


yakni :

1) Gardu Pelanggan Umum

Umumnya konfigurasi peralatan Gardu Pelanggan Umum adalah π


section, sama halnya seperti dengan Gardu Tiang yang dicatu dari SKTM.
Untuk tingkat keandalan yang dituntut lebih dari Gardu Pelanggan Umum
biasa, maka gardu dipasok oleh SKTM lebih dari satu penyulang sehingga
jumlah saklar hubung lebih dari satu dan dapat digerakan secara Otomatis
(ACOS : Automatic Change Over Switch) atau secara remote control.

2) Gardu Pelanggan Khusus

Makalah Gardu Distribusi 15


Gardu ini dirancang dan dibangun untuk sambungan tenaga listrik
bagi pelanggan berdaya besar. Selain komponen utama peralatan hubung
dan proteksi, gardu ini di lengkapi dengan alat-alat ukur yang
dipersyaratkan. Untuk pelanggan dengan daya lebih dari 197 kVA,
komponen utama gardu distribusi adalah peralatan PHB-TM, proteksi dan
pengukuran Tegangan Menengah. Transformator penurun tegangan berada
di sisi pelanggan atau diluar area kepemilikan dan tanggung jawab PT
PLN (Persero). Pada umumnya, Gardu Pelanggan Khusus ini dapat juga
dilengkapi dengan transformator untuk melayani pelanggan umum.

2.4 Transformator Distribusi


Transformator distribusi digunakan untuk membagi/menyalurkan arus atau
energi listrik dengan tegangan distribusi supaya jumlah energi yang tercecer dan
hilang pada saluran tidak terlalu banyak. Untuk mengurangi panas akibat
pembebanan pada transformator, maka diperlukan pendinginan. Menurut jenis
pendinginannya, transformator distribusi dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

1) Transformator konvensional
2) Transformator lengkap dengan pengaman sendiri
3) Transformator lengkap dengan pengaman pada sisi sekunder

Transformator konvensional, peralatan sistem pengamanannya terdapat diluar


transformator, sedangkan transformator dengan pengaman sendiri terdapat di
dalam transformator itu sehingga dikenal juga dengan Transformator
Berpengaman Sendiri (BPS). Untuk maksud penyesuaian dengan tegangan beban,
pada belitan sisi tegangan tinggi sering diberi sadapan (tapping), sehingga dapat
dipilih sampai 5% diatas atau 10% dibawah tegangan nominalnya.

Trafo yang umum dipakai distribusi yaitu trafo 3 fasa dan trafo satu fasa.
Trafo tiga fasa paling banyak pemakaiannya karena:

Makalah Gardu Distribusi 16


a. Tidak memerlukan ruangan yang besar
b. Lebih murah
c. Pemeliharaan persatuan barang lebih mudah dan lebih murah.

 Transformator 3 x 1 fasa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1) Kumparan primer dan sekunder dapat dibuat beberapa vektor grup dan
angka lonceng sesuai dengan yang diinginkan.
2) Ketiga transformator tersebut dapat juga dioperasikan ke beban menjadi
satu fasa, yaitu dihubungkan paralel (karena ketiga transformator tersebut
identik)
3) Dengan daya yang sama untuk ketiga fasa, maka fasa untuk 3 x 1 fasa
dibanding dengan 1 x 3 fasa lebih berat dan lebih mahal.
4) Tegangan-tegangan untuk ketiga fasanya, primer dan sekunder bener-
benar seimbang.

 Sedangkan transformator 1 x 3 fasa mempunyai cirri-ciri yaitu :

1) Konstruksinya sudah di rancang permanen dari pabrik pembuatnya


2) Dapat digunakan untuk mensuplai beban satu fasa, maka tiap fasa
maksimal beban yang dapat ditanggungnya hanya sepertiga dari daya tiga
fasa.
3) Transformator ini lebih ringan, sehingga lebih murah karena
bahan.materialnya lebih kecil.

BAB III
PENUTUP

Makalah Gardu Distribusi 17


3.1 Kesimpulan
Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik
yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti
gardu transmisi) dengan konsumen tenaga listrik.

Fungsi distribusi tenaga listrik adalah; 1) pembagian atau penyaluran tenaga


listrik ke beberapa tempat (pelanggan), dan 2) merupakan sub sistem tenaga listrik
yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat
beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi.

Gardu Distribusi tenaga listrik adalah suatu tempat bangunan instalasi listrik
yang didalamnya terdapat alat-alat pemutus, penghubung, pengaman dan trafo
distribusi untuk mendistribusikan tegangan listrik sesuai dengan kebutuhan
tegangan konsumen. Salah satu fungsinya yakni untuk mendistribusikan tegangan
listrik yang berasal dari saluran transmisi ke para konsumen listrik (industri,
rumah tangga, komersil, dll).

Komponen gardu distribusi antara lain:

a. Transformator (step down) : untuk menurunkan tegangan dari tegangan tinggi


dan ekstra tinggi menjadi tegangan menengah dan tegangan rendah
b. PHB sisi Tegangan Menengah : pemisah, pemutus beban, pemutus tenaga, dan
perlindungan trafo
c. PHB sisi Tegangan Rendah : pemutus dengan sensor arus dan pengaman lebur
d. Peralatan Pengukur : trafo tegangan dan trafo arus
e. Peralatan Switching dan Pengaman sisi Tegangan Menengah : fused cut out,
arrester, konektor

Gardu dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yang diantaranya :

Makalah Gardu Distribusi 18


1. Gardu Hubung : adalah gardu yang berfungsi sebagai sarana manuver
pengendali beban listrik jika terjadi gangguan aliran listrik.
2. Gardu Trafo : adalah gardu yang akan berfungsi untuk membagikan energi
listrik pada konsumen yang memerlukan tegangan rendah.
3. Gardu open type : adalah gardu distribusi yang mempunyai peralatan
hubung terbuka.
4. Gardu closed type : adalah gardu distribusi baik gardu trafo atau gardu
hubung yang memiliki peralatan hubung tertutup.

Berdasarkan jenis konsruksinya :

- Gardu Beton atau Gardu Tembok


- Gardu Kios
- Gardu Tiang : gardu portal dan cantol

Berdasarkan jenis penggunaannya :

- Gardu Pelanggan Umum


- Gardu Pelanggan Khusus : Gardu ini dirancang dan dibangun untuk
sambungan tenaga listrik bagi pelanggan berdaya besar
- Transformator distribusi digunakan untuk membagi/menyalurkan arus atau
energi listrik dengan tegangan distribusi supaya jumlah energi yang
tercecer dan hilang pada saluran tidak terlalu banyak.

3.2 Saran
- Untuk membuat sebuah ssstem distribusi, banyak hal yang harus
diperhatikan mulai dari lokasi penempatan gardu induk agar dapat
ditentukan jenis gardu apa yang cocok untuk dipasangkan didaerah
tersebut dalam segi konstruksi
- Diperlukan pemeliharaan dan perawatan yang rutin untuk sistem jaringan
distribusi agar komponen yang ada didalamnya bias bertahan lama.

Makalah Gardu Distribusi 19


DAFTAR PUSTAKA

https://daman48.files.wordpress.com/2010/11/materi-9-gardu-distribusi.pdf

http://gp.mca-indonesia.go.id/wp-content/uploads/2015/01/pln-buku-4.pdf :
“Buku Standar Konstruksi Gardu Distribusi Dan Gardu Hubung Tenaga Listrik”

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42678/3/Chapter%20II.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28720/3/Chapter%20II.pdf

Makalah Gardu Distribusi 20

Anda mungkin juga menyukai