1
Definisi Kestabilan
Total respon output sistem :
c(t ) c forced (t ) cnatural (t )
Definisi kestabilan (berdasar natural response):
Sistem stabil jika natural response mendekati nol saat waktu
mendekati tak hingga
Sistem tidak stabil jika natural response mendekati tak hingga
saat waktu mendekati tak hingga
Sistem marginally stable jika natural response tetap/konstan
atau berosilasi teratur
Definisi kestabilan (berdasar total respon):
Sistem stabil jika setiap input yang dibatasi menghasilkan
output yang terbatas juga.
Sistem tidak stabil jika setiap input yang dibatasi
2mengahasilkan output yang tidak terbatas
Apakah Sistem Ini Stabil?
at
Suatu sistem dengan pole di sebelah kiri bidang s ( e )
menghasilkan :
Respon eksponensial yang meluruh (decay), atau
Respon sinusoidal yang teredam
Berarti natural response mendekati nol saat waktu mendekati
tak hingga sistem stabil
Sistem yang stabil hanya mempunyai poles sistem close
loop di sebelah kiri bidang s
Sistem yang tidak stabil mempunyai poles sistem close
loop di sebelah kanan bidang s dan atau mempunyai lebih
dari 1 poles di sumbu imajiner
Sistem yang marginally stable mempunyai 1 pole di
sumbu imajiner dan poles di sebelah kiri
3
Apakah Sistem Ini Stabil?
4
Apakah Sistem Ini Stabil?
5
Kriteria Kestabilan Routh
Transfer function dari suatu sistem loop
tertutup berbentuk :
C (s) b0 s m b1s m1 ... bm1s bm B(s)
n 1
R(s) a0 s a1s ... an1s an A(s)
n
sn a0 a2 a4 a6 . a a a a b1a3 a1b2
b1 1 2 0 3 c1
s n1 a1 a3 a5 a7 . a1 b1
s n2 b1 b2 b3 b4 . a a a a b1a5 a1b3
b2 1 4 0 5 c2
s n 3 c1 c2 c3 c4 . a1 b1
s n4 d1 d2 d3 d4 . a1a6 a0 a7 b1a7 a1b4
. . . b3 c3
a1 b1
. . .
. . . c1b2 b1c2
d1
s2 e1 e2 c1
s1 f1 c1b3 b1c3
d2
s0 g1 c1
8
Prosedur Kriteria Kestabilan Routh
s3 a0 a2
s2 a1 a3
a1a2 a0 a3
s1
a1
s0 a3
Syarat agar semua akar mempunyai bagian real negatif diberikan :
a1a2 > a0 a3
10
Contoh
Contoh 4-4
Perhatikan polinomial berikut :
s 4 2s 3 3s 2 4s 5 0
Ikuti prosedur untuk membuat susunan koefisien.
s4 1 3 5 s4 1 3 5
s3 2 4 0 s3 2 4 0 Baris ke dua dibagi dengan 2
1 2 0
s2 1 5 s2 1 5
s1 6 s1 3
s0 5 s0 5
Pada kolom 1, terjadi dua kali perubahan tanda. Ini berarti ada dua
akar11positif dan sistem tidak stabil.
Keadaan khusus K.K.Routh
0 di kolom pertama
Bila salah satu suku kolom pertama dalam suatu baris adalah
nol, maka suku nol ini diganti dengan bilangan positif ε yang
sangat kecil.
Contoh :
s3 + 2s2 + s + 2 = 0
Susunan koefisiennya : s3 1 1
s2 2 2
s1 0
s0 2
imajiner
j
Bila tanda koefisiennya sama, berarti terdapat pasangan akar
12 pada sistem. Pada persamaan di atas ada akar di
Keadaan khusus K.K.Routh
0 di kolom pertama
Bila tanda koefisien (ε) berlawanan, berarti ada akar positif
persamaan karakteristik.
Contoh :
s3 – 3 s + 2 = (s – 1)2 (s + 2) = 0
Susunan koefisiennya adalah
s3 1 -3
s0 2
Terdapat dua perubahan tanda koefisien di kolom pertama,
berarti ada dua akar positif di pers. karakteristik. Sesuai dengan
persamaan awalnya sistem tidak stabil
13
Keadaan khusus K.K.Routh
0 di seluruh suku baris
Jika semua koefisien pada suatu baris adalah nol maka
koefisien itu menunjukkan
akar – akar besaran yang sama tapi letaknya berlawanan
Penyelesaian : menggantinya dengan turunan suku banyak
pembantu P(s)
P(s) berasal dari suku pada baris sebelumnya
Contoh :
s5 + 2s4 + 24s3 + 48s2 – 25s – 50 = 0
Susunan koefisiennya adalah
s5 1 24 -25
s4 2 48 -50 Suku banyak pembantu P(s)
s3 0 0
14
Keadaan khusus
0 di seluruh suku baris
Susunan koefisiennya adalah
s5 1 24 -25
s4 2 48 -50 Suku banyak pembantu P(s)
s3 0 0
s0 K
Untuk kestabilan, K harus positif dan semua koefisien pada kolom
pertama harus positif. Oleh karena itu,
16 14/9 > K > 0
17
18
Rs ia Ra La B
t,q
es ea em J
19
dq(t) dq(t)
em ( t ) K Km
dt dt
dia (t)
es (t) (R s R a ) ia (t) L a em ( t )
dt
2
d q(t) dq(t)
J B t(t)
2 dt
dt
t(t) K m ia (t)
20
Em (s) K m s (s)
E s (s ) E m ( s )
Ia (s)
Rs Ra La s
(s)
(s)
2
Js B s
t(s) K m Ia (s)
21
Es Ia t
G1(s) Km G2(s)
Em
Km s
1
G1 (s)
s La Rs Ra
1
G2 (s)
J s2 B s
22
Es
T(s)
Rsa Rs Ra
23
Jika nilai La sangat kecil
Km
T ( s) 2
s J Rsa s( BRsa K m )
2
Rsa Rs Ra
24
TEMPAT KEDUDUKAN AKAR
Root Locus
Pendahuluan
Tempat Kedudukan Akar (TKA) Metode menetukan
kestabilan sistem.
TKA adalah penggambaran posisi-posisi akar-akar
sistem pada bidang-s dengan parameter dari 0 hingga
tak hingga.
Parameter tersebut pada umumnya adalah nilai gain K pada
sistem umpan tertutup
TKA memberikan penjelasan secara grafis kestabilan
sistem serta kondisi-kondisi lainnya.
Bilangan Kompleks
Suatu bilangan komlpeks A=+ j dapat digambarkan
dalam bidang-s sebagai berikut
j Dengan
s
j
M = √(2+2)
M
q q = tan-1 (/)
ROOT LOCUS
• ROOT = akar-akar
• LOCUS = tempat kedudukan
• ROOT LOCUS
– Tempat kedudukan akar-akar persamaan
karakteristik dari sebuah sistem pengendalian
proses
– Digunakan untuk menentukan stabilitas sistem
tersebut: selalu stabil atau ada batas
kestabilannya?
Dua Cara Penggambaran ROOT
LOCUS
• Cara 1: Mencari akar-akar persamaan
karakteristik pada tiap inkremen harga Kc
(controller gain)
• Cara 2: Didasarkan pada pengalaman
– Mencari harga pole dan zero
– Menentukan harga breakaway point, center of
gravity, asimtot
– Mencari harga u (titik potong dengan sumbu
imajiner, menggunakan substitusi langsung)
Contoh 1
• Perhatikan diagram blok di bawah ini
R(s) 2 C(s)
Kc
(3s 1)(s 1)
0.5
• Persamaan Karakteristiknya: Kc
1 0
(3s 1)(s 1)
atau 1 + OLTF = 0
30
Rumus Penentuan Akar
3s2 + 4s + (1 + Kc) = 0
4 16 12(1 K c ) 2 1
r1 , r2 1 3K c
6 3 3
31
Gambar Root Locus IMAJINER
Kc AKAR
0 -1; -1/3
1 -2/3 ± (2)/3
5 -2/3 ± (14)/3
10 -2/3 ± (29)/3 X X
-1 -2/3 -1/3 REAL
20 -2/3 ± (59)/3
50 -2/3 ± (149)/3
Kc
(3s 1)(s 1)
0,5
0,5s 1
Persamaan karakteristik:
Kc
1 0
(3s 1)(s 1)0,5s 1
33
Persamaan Karakteristik
Kc
1 0
(3s 1)(s 1)0.5s 1
(3s 1)(s 1)0.5s 1 Kc
0
(3s 1)(s 1)0.5s 1 (3s 1)(s 1)0.5s 1
(3s 1)(s 1)0.5s 1 K c
0
(3s 1)(s 1)0.5s 1
(3s 1)(s 1)0.5s 1 K c 0
1.5s 3 5s 2 4.5s 1 K c 0
Gambar Root Locus IMAJINER
Kc AKAR
0 -1; -1/3; -2
1 -2.271; -0.53±0.55i
X X X
5 -2.77; -0.281±1.168i -2 -1 -1/3 REAL
14 -3.3; ± 1.732i
20 -3.586; 0.126±1.97i
30 -3.92; 0.29±2.279i
X X X
-2 -1 -1/3 REAL
Tentukan Letak Pole/Zero
n–m= IMAJINER
2– 0 = genap
BUKAN
tempat
kedudukan
akar
X X X
-2 -1 -1/3 REAL
Tentukan Letak Pole/Zero
IMAJINER
n–m=
1– 0 = ganjil
tempat
kedudukan
akar
X X X
-2 -1 -1/3 REAL
Tentukan Letak Pole/Zero
IMAJINER
X X X
-2 -1 -1/3 REAL
Di Antara Tempat Kedudukan
2 Pole Ada BREAKAWAY POINT
m n
1 1
i 1 s zi
j 1 s p j
1 1 1
0
s 1/ 3 s 1 s 2
s 1s 2 s 1 / 3s 2 s 1 / 3s 1 0
s 1 / 3s 1s 2
s 2 3s 2 s 2 2 13 s 23 s 2 1 13 s 13 0
3s 2 6 23 s 3 0
s1 1.5954 DI LUAR TEMPAT KEDUDUKAN
X X X
-2 -1 -0.6 -1/3 REAL
Penentuan Center of Gravity dan
Sudut Asimtot
n m
p z
j 1
j
i 1
i
13 1 2 3 13
CG 1.1
nm 30 3
1800 (3600 )k
nm
1800 (3600 )0
0 60o
30
1800 (3600 )1
1 180o
30
1800 (3600 )2
2 300o
30
Center of Gravity
dan Sudut IMAJINER
Asimtot
180o
60o
X X X
-2 -1.1-1 -0.6 -1/3 REAL
300o
Titik Potong dengan Sumbu
Imajiner
1.5s 5s 4.5s 1 K c 0
3 2
Substitusi dengan s i
u
1.5iu 4.5iu 0
3
5u 1 K c 0
2
iu 1.5u 4.5 0
2
5(3) 1 K c 0
u 0 dan u 2 3 K c 14
1.7
X X X
-2 -1.1-1 -0.6 -1/3 REAL
-1.7
Hasil ROOT LOCUS
IMAJINER
X X X
-2 -1.1-1 -0.6 -1/3 REAL
TERIMA KASIH
Tugas
R(s) C(s)
K G(s)
H(s)
1
G( s)
s( s 1)(s 2)(s 5)
H ( s) ( s 3)
49
Kontroler PID
Pengendalian Sistem
Pendahuluan
Urutan cerita :
1. Pemodelan sistem
2. Analisa sistem
3. Pengendalian sistem
Contoh : motor DC
1. Pemodelan mendapatkan transfer function dan
blok sistem motor DC
2. Analisa memberikan inputan sinyal uji pada
motor, menganalisa respon yang dihasilkan
3. Pengendalian mengendalikan motor agar
memberikan hasil yang sesuai
Pendahuluan
Dari analisa respon sistem yang telah kita
lakukan, bagaimana respon sistem (c(t)) yang
kita inginkan?
Sesuai dengan input/r(t) (misal : unit step)
Jika tidak sesuai?
Salah satu caranya dengan menambahkan kontroler
Fungsi kontroler :
Mengendalikan sistem dengan memanipulasi sinyal
error, sehingga respon sistem (output) sama dengan
yang kita inginkan (input)
Kontroler dalam Diagram Blok
Error detector Energy or
(comparator) fuel
Controller
Error Output
Set Point
Signal Signal
+ Controller Actuator
r(t) -
e(t) u(t)
Manipulated
Feedback variable
Signal
Disturbances
Manufacturing
Process
Measured
Measurement variable
Devices Controlled
c(t) variable
Definisi kontroler
Controller
“Otak” dari sistem.
Ia menerima error / e(t) sebagai input
Lalu menghasilkan sinyal kontrol / u(t)
U(t) menyebabkan controlled variable / c(t)
menjadi sama dengan set point / r(t)
Respon Sistem
Analisa respon sistem :
Kestabilan
Respon transient (karakteristik sistem)
Error steady state
Respon yang diinginkan (set point), misal unit
step. Spesifikasi :
Unit step
1
Stabil
Karakteristik respon transient :
Mp : 0 % (sekecil mungkin) t
Tr, tp, ts : 0 (sekecil mungkin)
+ E(s) U(s)
KP
-
+ E(s) U(s)
Ki / s
-
Kontroler Integral (I)
Pengaruh pada sistem :
Menghilangkan Error Steady State +
Dengan kontroler PI
Kp = 2 , Ki = 1
Dengan kontroler I, Ki = 1
Aplikasi kontroler Integral
• Perhitungan dari contoh tersebut :
• Jika transfer function plant = • Jika transfer function kontroler I =
1
GP ( s )
1 GC ( s )
2s 1 s
1
• Maka transfer function open loop = G( s)
2s 2 s
• Transfer function error = E ( s) 1 E ( s) 2s 2 s
2
R( s ) 1 G ( s ) H ( s ) R( s ) 2 s s 1
• TF Error steady state = 2s 2 s 1
Ess lim sE ( s) E ( s) 2
s 0 2s s 1 s
2s 2 s 1
Ess lim s 2 0
s 0 2 s s 1 s
Tipe alat KP Ti Td
kontrol
P 0.5 Kcr ~ 0
77