Anda di halaman 1dari 11

Perkembangan Teknologi dan Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis

(SIG) Berbasis Internet

Eli Juniati (16/404651/PTK/11068)


Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Geomatika Universitas Gadjah Mada
Email: eli.juniati@gmail.com
Alamat: Jln. Grafika 2, Sleman - Yogyakarta. INDONESIA

Abstrak
Sistem Informasi Geografis (SIG) telah menjadi salah satu disiplin ilmu yang tidak hanya
memfasilitasi penyimpanan dan penggunaan data geospasial secara tradisional, tetapi SIG juga
dapat diaplikasikan pada teknologi komputer serta diintegrasikan dengan aplikasi sistem yang lain.
Terminologi SIG sendiri mulai diperkenalkan pada tahun 1962 oleh Roger Tomlinson. Perkembangan
teknologi menyebabkan evolusi dari SIG, yang mana SIG dapat dilihat sebagai teknologi integrasi
yang digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis dan membuat prediksi (pemodelan).
Paper ini akan membahas tentang perkembangan teknologi, yang mempengaruhi inovasi pada
evolusi SIG. Selain itu akan dibahas juga desain sistem dan arsitektur pada SIG berikut
perkembangannya, serta beberapa contoh SIG berbasis internet. Contoh SIG berbasis internet yang
dibahas pada paper ini antara lain aplikasi yang dapat diakses secara luas oleh masyarakat umum
semisal Googlemaps dan SygicSpeed Camera and Traffi, serta aplikasi yang hanya dapat diakses oleh
pihak tertentu misalnya geoportal jaringan jalan nasional untuk memfasilitasi analisis visual guna
mendukung aktivitas penyelenggaraan jalan nasional. Akan dijelaskan pula fungsi-fungsi yang
difasilitasi oleh aplikasi tersebut.
Pada akhirnya, SIG menjadi disiplin ilmu yang dapat diintegrasikan dengan displin ilmu lainny, serta
dapat diakses, dimanfaatkan dengan mudah. SIG tidak lagi menjadi sesuatu yang hanya terbatas
diketahui dalam lingkup ilmu kebumian, tetapi mampu memfasilitasi pengguna umum dan menjawab
hal-hal sederhana terkait kebutuhan dalam hal informasi geospasial.

Kata kunci: Sistem Informasi Geografis (SIG), Internet, WebGIS, Aplikasi SIG

1. DEFINISI DAN PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


Pada tahun 1980 an SIG didefinisikan sebgai sistem informasi baik yang manual maupun
yang berbasis komputer (Aronoff 1989; Dickinson and Calkins 1988). Tabel 1 berikut
menunjukkan beberapa definisi SIG pada generasi awal perkembangan:

DoE (1987) SIG adalah sistem untuk mengumpulkan, menyimpan,


memeriksa, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan data
yang tereferensi secara spasial terhadap bumi.
Aronoff (1989) SIG adalah sekumpulan prosedur baik manual maupun berbasis
komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi data
yang tereferensi secara geografis.
Smith et al (1987) SIG adalah sistem basisdata yang sebagian besar datanya
terindeks secara spasial, dan juga berupa kumpulan operasi
prosedur yang digunakan untuk menjawab query atau pertanyaan
tentang entitas spasial yang ada dalam basisdata.
Cowen (1988) SIG adalah sistem yang digunakan untuk pengambilan keputusan
meliputi integrasi data yang tereferensi spasial dalam
memecahkan permasalahan lingkungan.
Koshkariov, Tinukov SIG adalah sistem dengan kemampuan geo-modelling yang
dan Trofimov (1989) maju/terdepan.
Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat didefinisikan sebagai integrasi kumpulan hardware,
software, data dan liveware yang dioperasikan atau dijalankan dalam konteks institusional
(Maguire 1991).
Perkembangan teknologi SIG dalam 5 (lima) dekade terakhir sangat signifikan , sejak
kemunculannya di tahun 1962 yang diperkenalkan oleh Roger Tomlinson. Perkembangan
SIG dapat dikelompokkan dalam beberapa tingkatan sebagai berikut (Innovativegis 2006).

1960 an SIG sebagai sistem dalam proses pengambilan keputusan, SIG merupakan
visualisasi digital dari kenampakan alam yang disajikan pada peta terkomputerisasi.

Awal 1970 an Computer Mapping, teknologi pemetaan bergeser dari peta analog menjadi
peta digital yang disimpan ke dalam disk.

1980 an Spatial Database Management, perkembangan komputer mapping cukup


signifikan pada tahun tersebut terutama dalam hal struktur penyimpanan data. Pada periode
ini, berkembang 2 (dua) alternatif penyimpanan data yaitu model data vektor dan model data
raster.

1990 an Map Analysis and Modelling, SIG berevolusi menjadi sistem yang dapat
memfasilitasi analisis spasial dan juga pemodelan secara spasial.

Gambar 1 berikut menunjukkan perkembangan SIG serta inovasinya:

Gambar 1. Inovasi SIG/ Perkembangan SIG


[dikutip dari: (Innovativegis 2006)]

Saat ini, SIG fokus dalam hal Multymedia Mapping, diantaranya berupa virtual reality dan
visualisasi 3D, serta SIG berbasis internet, yang menunjukkan kemajuan yang luar biasa
dalam visualisasi peta. Inovasi geospasial yang menjadi target selanjutnya adalah re-focusing
pada data/struktur dan analisis.
2. DESAIN SISTEM DAN ARSITEKTUR
Desain sistem dan arsitektur merupakan fungsi yang dipersyaratkan dalam aplikasi SIG.
Desain sistem arsitektur pada SIG memiliki 2 (dua) pendekatan, diantaranya: tipe arsitektur
untuk manajemen data dan arsitektur untuk sistem.

2.1 Tinjauan Desain Sistem Arsitektur SIG


2.1.1. Tipe Arsitektur untuk Manajemen Data
SIG berperan dalam mengelola secara efisien basisdata atau kumpulan data geospasial dalam
jumlah besar, berisi informasi yang kompleks. Perkembangan desain arsitektur untuk
manajemen data terdiri atas (Luaces 2004):
- Generasi pertama, hybrid architecture/ dual architecture, memiliki 2 modul perangkat
lunak terpisah untuk mengelola penyimpanan data yang ada di sistem. 1 untutuk
mengelola data bisnis tradisional (misalnya SMBD) dan yang lainnya untuk mengelola
data geospasial. Keduanya diintegrasikan melalui perangkat lunak atau aplikasi SIG;

- Generasi kedua, layered architecture/ integrated architecture, hanya digunakan 1 modul


perangkat lunak untuk mengelola dua tipe informasi tersebut menggunakan SMBD. Tipe
data tradisional dikelola seperti biasa, sedangkan data spasial disimpan dengan
menggunakan tipe data tradisional atau dalam objek binary;

- Generasi berikutnya, Extensible architecture, kedua pendekatan sistem arsitektur di atas


memiliki ketidak efisienan dan kurang sesuai, sehingga lahirlah generasi ketiga. Data
geospasial dikelola dan diimplementasikan ke dalam SMBD agar dapat menyediakan
representasi dan manipulasi data geospasial secara efisien. Data geospasial dimanipulasi
dengan level yang sama dengan informasi tradisional (non-spasial) yang ada di SMBD.

Gambar 2 berikut menunjukkan desain arsitektur untuk manajemen data pada generasi
extensible architecture:

Gambar 2. Extensible Architecture SIG

Extensible architecture disediakan untuk SMBD yang memberikan ekstensi model data
dengan tipe data dan operasi baru untuk merepresentasikan dan memanipulasi informasi
geospasial (yaitu berupa geometri). Optimalisasi query dapat dilakukan pada pendekatan ini,
dibandingkan dua pendekatan pada generasi sebelumnya, karena informasi geospasial dapat
didefinisikan ke dalam SMBD dan lebih user-friendly (mudah digunakan) karena operasi
geospasial terintegrasi dengan bahasa query.

2.2 Komponen Desain Sistem Arsitektur SIG


Fungsi yang perlu didefinisikan juga dalam SIG adalah sistem arsitektur. Sistem arsitektur
SIG dapat dijalankan pada single-komputer kemudian didistribusikan atau service-based
architecture. Perkembangan sistem arsitektur sebagai berikut (Luaces 2004):
- Monolitic architectures dari client/server architecture, sistem arsitektur ini
mengimplementasikan fungsi sedemikian rupa sehingga tidak dat dipisahkan dalam
komponen fungsional berbeda. Pendekatan ini tidak lagi digunakan dalam sistem
informasi. Sedangkan jenis client/server architecture, fungsional arsitekturnya dapat
mengalami masalah di sisi server dan di sisi client;

- Thick dan thin-client architecture, pada thin client setiap fungsi pada client terbatas pada
tampilan antar muka dan setiap fungsi aplikasi mensyaratkan komunikasi melalui server.
Sedangkan thick client mengimplementasikan fungsi-fungsi dari sistem, misalnya
beberapa fungsi pemrosesan data;

- Distributed architecture, perkembangan teknologi informasi saat ini menghasilkan


distributed object architecture yang menyediakan framework yang diperlukan dalam
membangun aplikasi yang terdistribusi. Framework tersebut juga mendukung server
dalam jumlah besar dan aplikasi yang berjalan bersamaan. Keuntungan utama dari
distributed architecture adalalah menyediakan suatu makanisme alami untuk
memfasilitasi interoperabilitas karena layanan (services) mudah untuk
digunakan/dimanfaatkan kembali.

2.3 Standar Internasional untuk SIG


Standar internasional untuk SIG yang dapat dijadikan sebagai acuan antara lain OpenGIS
Consortium dan ISO TC 211 tentang representasi, manipulasi dan visualisasi informasi
geospasial. Dalam implementasi semua fungsi pada aplikasi SIG, standar ini menyarankan
mem-breakdown fungsi-fungsi dalam kumpulan layanan dengan fungsi spesifik yang
berinteraksi hanya di interfaces. Hal tersebut, memperbolehkan arsitektur aplikasi SIG yang
sangat fleksibel, karena layanan (services) memungkinkan untuk diimplementasikan pada
single-komputer atau didistribusi pada jaringan world wide secara transparan.

OGC dan ISO TC 211 membuat definisi tentang generik arsitektur untuk aplikasi SIG.
Gambar 3 berikut menunjukkan Open GIS logical architecture (Standardization 2000):
Gambar 3. OGC logical architecture

Dari gambar di atas dapat dilihat komponen pada kedua sisi berinteraksi dengan semua level
sistem. Komponen tersebut antara lain: Workflow and task services dan Communication
server. Selanjutnya pada Gambar 4, menunjukkan OGC Services in the Architecture of a GIS:

Gambar 4. OGC Services in the Architecture of a GIS


Gambar 4 menunjukkan arsitektur dari aplikasi SIG dengan dua antarmuka yang berbeda.
Yang pertama antarmuka yang berbasis SIG dekstop untuk keperluan analisis data geospasial,
yang kedua SIG berbasis-web untuk potrayal informasi geospasial.

3. APLIKASI SIG BERBASIS INTERNET


Pada sub bab ini akan dibahas beberapa contoh aplikasi SIG berbasis internet, antara lain
aplikasi yang dapat diakses secara bebas oleh umum dan hanya dapat diakses oleh kalangan
terbatas:
Aplikasi Googlemaps: https://www.google.co.id/maps/ [web-based application (Inc
2005)];
Aplikasi Sygic Speed Camera and Traffic: https://www.sygic.com/speed-
cameras/features [mobile application dengan internet based, (Sygic 2014)];
Geoportal Jaringan Jalan Nasional Untuk Memfasilitasi Analisis Visual Guna
Mendukung Aktivitas Penyelenggaraan Jalan Nasional [web-based application (Trias
Aditya 2014)];

Gambar 5 di bawah ini, menunjukkan tampilan aplikasi Googlemaps. Aplikasi web-SIG yang
dirilis tahun 2005, saat ini dapat dijalankan pada browser pada komputer, laptop maupun
smartphone, selain itu terdapat juga aplikasi terpisah dari browser yang dapat diunduh dan
berjalan di sistem operasi android, windows maupun ios.

Gambar 5. Tampilan Aplikasi Googlemaps pada Dekstop

Fungsi yang ditawarkan pada aplikasi Googlemaps antara lain:


- Fungsi pencarian lokasi (dapat berdasar koordinat maupun informasi atributif
misalnya nama hotel atau restauran);
- Pencarian alternatif rute berikut informasi traffic di rute-rute yang ditawarkan, serta
dengan beragam pilihan moda transportasi;
- Tampilan peta dapat dipilih apakah maps, imagery, terrain atau kombinasinya;
- Fungsi tour, dibeberapa tempat misalnya landmark terdapat pilihan untuk melihat
secara virtual tampilan di lokasi tersebut dan sekitarnya, user diajak seperti mengikuti
tur ke landmark tersebut;
- Fungsi street view, pengguna dapat melihat mode tampilan objek-objek yang ada di
sepanjang jalan;
- Pengguna dapat berkontribusi dengan membuat peta sendiri, lalu membagikannya,
atau menambahkan informasi berupa POI, toponim maupun informasi lainnya.
- Dsb
Gambar berikut menunjukan contoh tampilan fungsi yang ada pada aplikasi Googlemaps.

Gambar 6. Tampilan salah satu fungsi pencarian lokasi dan pencarian rute pada aplikasi
Googlemaps

Aplikasi berikutnya adalah Sygic Speed Camera and Traffic, aplikasi ini merupakan mobile
application yang khusus dijalankan pada perangkat mobile seperti smartphone. Aplikasi ini
dimanfaatkan untuk membantu pengguna dalam berlalu lintas. Moto yang diusng aplikasi ini
juga cukup menarik yaitu, Transform your device into Speed Cams and radar Detector,
Speedometer, Head-Up Dislay, Dashcam, Trip Log and more.
Beberapa fitur atau fungsi yang ditawarkan oleh aplikasi ini antara lain:
- Fungsi Offline Speed Cameras, fungsi ini memberikan informasi tentang rerata
kecepatan kendaraan yang kita gunakan, informasi red light, dan memberitahukan
estimasi jarak suatu kejadian atau keberadaan polisi terhadap posisi kendaraan yang
dikendarai;
- Fungsi Real-time help from other drivers, fungsi ini memberikan report tentang
kejadian baru yang ada di sepanjang jalan dengan memperoleh informasi secara real-
time dari pengemudi lain;
- Fungsi Trip Log, fungsi ini berisi report tentang ringkasan mengemudi yang telah
dilalui, untuk mengetahui behaviour pengemudi dan melihat statistik dari ringkasan
selama mengemudi;
- Fungsi GPS Speedometer, fungsi untuk memberikan alert atau peringatan jika
pengemudi melebihi batas kecepatan yang dianggap aman;
- Fungsi Robust Online Speed Camera Database, memberikan informasi tentang
keberadaan speed camera baru yang terpasang disepanjang jalan, serta keberadaan
polisi di jalanan, sehingga pengemudi terhindar dari denda;
- Fungsi Head-up Display, memberikan fungsi untuk menampilkan report dengan
memproyeksikannya ke kaca depan mobil dalam keadaan gelap, sehingga pengemudi
tidak harus memegang smartphone-nya;
- Dsb.
Gambar 7 dan 8 menunjukkan tampilan fungsi yang ada di aplikasi Sygic:

Gambar 7. Fungsi Real-time help from other drivers

Gambar 8. Fungsi Head-up Display


Aplikasi Sygic, mengkombinasikan beragam sensor (GPS, Camera) serta
mengintegrasikannya dengan SIG berbasis web/internet yang di dalamnya menyimpan
beragam data yang kompleks baik spasial maupun atribut, sehingga dapat menghasilkan
informasi yang komprehensif, serta real-time sehingga informasi yang diberikan cukup up to
date.

Aplikasi berikutnya adalah Geoportal Jaringan Jalan Nasional Untuk Memfasilitasi Analisis
Visual Guna Mendukung Aktivitas Penyelenggaraan Jalan Nasional. Aplikasi SIG berbasis
internet ini bersifat closed, hanya dapat diakses oleh institusi yang berwenang dalam hal ini
Dirjen Binamarga, Kementrian Pekerjaan Umum. Aplikasi ini merupakan hasil penelitian
yang dilakukan pada tahun 2010. Adapun fungsi-fungsi yang ditawarkan dari geoportal ini
antara lain:
- Query menampilkan peta dasar, Query yang dicakup yaitu menampilkan tabel-tabel
yang berada pada pada tema peta dasar, yaitu menampilkan batas administrasi (kota,
kabupaten, provinsi, dan sungai) dan kondisi alam (curah hujan tahunan, geologi,
sesar, rawa, dan quarry (material jalan) yang ada di wilayah Kalimantan);

- Query penelusuran ruas jalan:


Query yang dicakup meliputi; query tentang kondisi jalan dan jembatan, serta
penanganan terkait jalan. Query tentang monitoring kondisi jalan misalnya:
Menampilkan informasi terkait informasi umum, atribut fisik dan non-fisik dari
ruas jalan yang dipilih.
Menampilkan ruas jalan mana saja yang berfungsi sebagai jalan kolektor atau
arteri.
Menampilkan ruas jalan mana saja yang mengalami kerusakan.
Menampilkan titik kerawanan banjir/kecelakaan/longsor (black spot) yang ada di
ruas jalan nasional.
Menampilkan titik-titik pada ruas jalan yang mengalami kerusakan.
Menampilkan fasilitas atau point of interest (poi) yang ada pada ruas jalan
tertentu.
Menampilkan ruas jalan mana saja yang memiliki/tidak memiliki fasilitas social-
ekonomi/beban jalan/kerawanan kecelakaan.
Menunjukkan harga tanah di sekitar ruas jalan nasional.
Menampilkan jembatan yang berada di suatu ruas jalan tertentu.

Query tentang penanganan terkait jalan misalnya:


Menampilkan ruas jalan mana saja yang mengalami pembangunan/peningkatan
(2008/2009/2010).
Menampilkan ruas jalan mana saja yang mengalami pemeliharaan berkala pada
tahun 2008/2009.
Menampilkan ruas jalan mana saja yang mengalami pemeliharaan rutin tahun
2008/2009.
Gambar 9. Antarmuka geoportal jaringan jalan nasional: Tema terkait atribut teknis jalan dan
non teknis disediakan sebagai accordion menu di sisi kiri dan tampilan keseluruhan
didominasi oleh peta dan jendela informasi penyajian detil atribut.

- Eksplorasi dengan data spasial lain


Eksplorasi dengan data spasial lain dilakukan dengan menggunakan menu query
builder, dimana pengguna dapat mendefinisikan sendiri informasi yang ingin
diketahui dengan memilih kriteria pencariaan yang tersedia pada form pencarian.
Beberapa contoh pertanyaan yang dapat dijawab melalui query builder adalah :
Menampilkan ruas jalan dalam kondisi rusak berat di Provinsi Kalimantan Barat
yang berada pada daerah rawan banjir.
Menampilkan ruas jalan mana saja yang berada 2 kilometer dari obyek wisata.
Menampilkan ruas jalan yang berada 2 kilometer dari wilayah konsesi PKP2B
yang dalam kondisi baik/buruk, dll.

- Ringkasan data statistik kondisi jalan (kependudukan, jenis perkerasan,


panjang jalan kolektor/ arteri di setiap provinsi, kualitas pemukiman dalam
kondisi permanen/semi permanen)
Basis data spasial yang dibangun juga dapat mengakomodasi query tentang ringkasan
data statistik terkait kondisi jalan. Ringkasan statistik yang dapat difasilitasi
diantaranya:
Ringkasan statistik jumlah penduduk di setiap kabupaten, ditampilkan secara
visual dengan menggunakan grafik yang ditempatkan di setiap luasan kabupaten.
Ringkasan statistik kepadatan penduduk di setiap kabupaten, ditampilkan secara
visual dengan menggunakan warna luasan yang berbeda sesuai tingkatan
kepadatan penduduk.
Ringkasan statistik kondisi jalan nasional yang ada di suatu provinsi.
Gambar 10. Contoh penyajian hasil query: analisis visual sebaran konsesi batu bara, lokasi rawa dan
jalan arteri (kiri) serta laporan kondisi jalan untuk setiap provinsi (kanan).

Aplikasi (Geoportal) ini telah memuat 3 (tiga) level dari SIG yaitu berupa inventory, analysis
dan pemodelan (membuat prediksi).

4. KESIMPULAN
Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat didefinisikan sebagai integrasi kumpulan hardware,
software, data dan liveware yang dioperasikan atau dijalankan dalam konteks institusional
dan dapat terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi.
Desain sistem dan arsitektur SIG memiliki 2 (dua) pendekatan, yaitu arsitektur untuk
manajemen data dan arsitektur untuk sistem. Arsitektur aplikasi SIG sendiri memiliki standar
atau spesifikasi yang menjadi acuan secara internasional ISO TC 211. Pada standar tersebut,
fungsi-fungsi dalam kumpulan layanan dengan fungsi spesifik yang berinteraksi hanya di
interfaces.Standar tersebut menyebabkan arsitektur aplikasi SIG yang sangat fleksibel, karena
layanan (services) memungkinkan untuk diimplementasikan pada single-komputer atau
didistribusi pada jaringan world wide secara transparan.
Perkembangan teknologi yang ada saat ini, telah diimplementasikan secara luas dan
dimanfaatkan dalam beragam sektor, diantaranya transportasi. Mulai dari pemanfaatan
sederhana berupa pencarian, analisis rute, report kejadian atau informasi penting secara
realtime, maupun dimanfaatkan secara khusus oleh instansi tertentu untuk memonitoring
pekerjaan rutin yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Inc, G. (2005). "Google Maps Application." - -(-): -.
Innovativegis (2006). "Topic 27: GIS Evolution and Future Trends." -. Retrieved February 6,
2017, 2017, from
http://www.innovativegis.com/basis/mapanalysis/Topic27/Topic27.htm.
Luaces, M. . R. (2004). A Generic Architecture for Geographic Information Systems.
Department Computation. Spain, Coruna University. Doctoral: 234.
Maguire, D. J. (1991). "An overview and definition of GIS." Geographical information
systems: Principles and applications 1: 9-20.
Standardization, I. O. f. (2000). ISO/TC 211 - Geographic information/Geomatics. -.
Geneva, Switzerland, ISO. -: -.
Sygic (2014). "Sygic Speed Camera and Traffic." -. Retrieved Februari 6, 2017, 2017, from
https://www.sygic.com/speed-cameras/features.
Trias Aditya, E. Juniati. (2014). Geoportal Jaringan Jalan Nasional untuk Memfasilitasi
Analisis Visual Guna Mendukung Aktivitas Penyelenggaraan Jalan Nasional. CGISE-2.
-. Yogyakarta, Indonesia, CGISE. 2: 16.

Anda mungkin juga menyukai