Anda di halaman 1dari 18

Distribusi Tenaga Listrik

“Tegangan Jatuh dan Rugi Tegangan”

Disusun oleh :

Bayu Dwijanarko 5115134295


Laely Cahyani 5115134316
Nabila Dwi Asti 5115134278
Wahid Alma Arif 5115136231
Imam 5115122577

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO 2013

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Sebelumnya kami ucapkan terima kasih
kepada Bapak Aris Sunawar, S.Pd., M.T. selaku Dosen pengampu mata kuliah
Distribusi Tenaga Listrik.

Dalam makalah ini kami membahas mengenai jatuh tegangan serta rugi-
rugi daya distribusi. Jatuh tegangan atau tegangan drop atau biasa disebutsusut
tegangan adalah besarnya tegangan yang diakibatkan oleh arus yang mengalir
pada suatu media yang memiliki impedansi. Pada jaringan distribusi primer, susut
tegangan dan rugi daya sebagian besar terjadi di saluran dan transformator. Oleh
karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas lebih lanjut mengenai
tegangan drop beserta rugi dayanya.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi, browsing, serta dari


beberapa buku. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar
pada makalah ini. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Jakarta 7 November 2015

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Batasan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...........................................................................................2
E. Metode Penyusunan........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1. Kajian Teoritis.................................................................................................3
2. Pembahasan ....................................................................................................4
A. Pengertian Tegangan Jatuh..................................................................4
B. Pengertian Rugi Daya..........................................................................5
C. Jaringan Sistem Distribusi ..................................................................6
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tegangan Jatuh dan Rugi Daya...8
E. Cara Mengatasi atau Mengurangi Tegangan Jatuh dan Rugi Daya
pada Salauran Distribusi......................................................................10

BAB III PENUTUP ....................................................................................................14

 KESIMPULAN ..............................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyaluran daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen
diperlukan suatu jaringan tenaga listrik. Sistem jaringan ini terdiri dari
jaringan transmisi , jaringan distribusi (sistem tegangan menengah dan
tegangan rendah). Pada penyaluran energi listrik ke beban akan mengalami
rugi-rugi teknis (losses), yaitu rugi daya dan rugi energi, mulai dari
pembangkit, transmisi, dan distribusi.
Jaringan distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik
yang mensuplai daya listrik ke beban. Secara umum, baik buruknya sistem
penyaluran dan distribusi tenaga listrik terutama adalah ditinjau dari
kualitas tegangan yang diterima oleh konsumen. Perkembangan sistem
kelistrikan saat ini telah mengarah pada peningkatan efisiensi dalam
penyaluran energi listrik. Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi
yaitu dengan mengurangi rugi daya dan meminimalkan drop tegangan
pada jaringan. Drop tegangan pada sistem distribusi dapat terjadi pada
jaringan tegangan menengah (JTM), transformator distribusi, jaringan
tegangan rendah (JTR) dan saluran rumah.
PT. PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan listrik yang
melayani kebutuhan listrik masyarakat dari kota hingga pedesaan. Untuk
melayani kebutuhan listrik di pedesaan ini membutuhkan saluran distribusi
yang panjang. Hal ini disebabkan karena jauhnya beban dari pembangkit
yang tersedia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tegangan jatuh?
2. Apa yang dimaksud dengan rugi daya?
3. Bagaimana perencanaan pengembangan jaringan?

1
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tegangan jatuh dan
rugi daya pada saluran distribusi?
5. Bagaimana cara mengurangi terjadinya tegangan jatuh dan rugi
daya pada saluran distribusi?

C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
D. Manfaat Penulisan
Makalah ini itulis agar pembaca dapat mengetahui secara jelas apa
yang dimaksud tegangan jatuh dan rugi daya pada saluran distribusi.
Bukan hanya sekedar mengetahui melainkan pembaca juga mampu
membantu memberikan inovasi baru untuk menanggulangi tegangan jatuh
dan rugi daya yang sedang terjadi, setelah membaca makalah ini.
E. Metode Penyusunan
Metode yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini adalah
metode jelajah informasi di internet dan di buku serta diskusi intens yang
mengikuti perkuliahan biasa. Kami menggunakan kedua metode tersebut
mengingat isi dari beberapa sumber yang bervariasi untuk disatukan dalam
makalah ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kajian Teoritis
Ketidakseimbangan beban pada suatu sistem jaringan distribusi
tenaga listrik selalu terjadi, dan penyebab ketidakseimbangan tersebut
adalah pada pengaturan beban-beban satu fasa pada pelanggan jaringan
tegangan rendah. Akibat ketidakseimbangan beban tersebut muncul arus
pada netral trafo. Arus yang mengalir pada netral trafo ini menyebabkan
terjadinya losses (rugi-rugi), yaitu losses akibat adanya arus netral pada
penghantar netral trafo penyaluran energi listrik pada sistem distribusi
dimana susut tegangan akan mempengaruhi penyaluran energi listrik
kepada konsumen dimana jika terjadi susut tegangan pada sistem distribusi
maka energi listrik yang akan disalurkan kepada konsumen akan menjadi
tidak standar lagi sesuai dengan SPLN no. 72 tahun 1987, dimana jatuh
tegangan yang diperbolehkan dalam penyaluran distribusi hanya boleh
sebesar 5% untuk jaringan udara SKTM sebesar 2%, maka itu perlu
adanya perhitungan dan penelitian untuk permasalahan jatuh tegangan
dalam bentuk persen (%), sehingga dalam penyampaian aliran listrik
terhadap konsumen menjadi terpenuhi sesuai dengan standart yang telah
ditetapkan.
Tegangan jatuh ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui
tahanan kawat. Tegangan jatuh V pada penghantar semakin besar jika arus
I di dalam penghantar semakin besar dan jika tahanan penghantar semakin
besar pula. Tegangan jatuh merupakan penanggung jawab terjadinya
kerugian pada penghantar karena dapat menurunkan tegangan pada beban.

3
Akibatnya hingga berada di bawah tegangan nominal yang dibutuhkan.
Atas dasar hal tersebut maka tegangan jatuh yang diijinkan untuk instalasi
arus kuat hingga 1000 V yang ditetapkan dalam persen dari tegangan
kerjanya. (Daryanto,2010: hal 18 dan 42)

2. Pembahasan
A. Tegangan Jatuh
Drop tegangan (tegangan jatuh) termasuk dalam rugi-rugi jaringan.
Drop tegangan merupakan kerugian yang bersifat teknis. Ini disebabkan
karena, adanya faktor impedansi (Z) sepanjang saluran atau penghantar
yang dilalui arus listrik. Nilai jatuh tegangan pada saluran besarnya
sebanding dengan arus dan impedansi penghantar serta faktor daya
beban.
∆V = I (r . Cos φ + x Sin φ ) . L
Drop tegangan adalah terjadinya selisih nilai tegangan antara nilai
tegangan pada awal jaringan (pusat tenaga, gardu induk, gardu hubung,
atau trafo tiang) dengan nilai tegangan pada ujung jaringan (beban atau
konsumen). Besar drop tegangan yang terjadi bisa disimbolkan dengan
∆V. Drop tegangan yang terjadi pada sistim jaringan distribusi memiliki
nilai yang berbeda pada tiap titik. Ini dipengaruhi oleh besarnya impedansi
pada masing-masing titik. Untuk system fasa tiga seimbang, dengan S =
√3 VJala, maka arus jalanya adalah I = S / (√3 VJ).
Untuk perhitungan jatuh tegangan, resistansi dan reaktansi kedua
konduktor perlu diperhitungkan. Kombinasi antara resistansi dan reaktansi
disebut dengan impedansi yang dinyatakan dalam satuan ohm. Impedansi
dapat dihitung dengan rumus :
Z = R + jX
Maka :
Z=√ R + X
2 2

4
Keterangan :
Z = Impedansi saluran (Ohm)
R = Tahanan saluran (Ohm)
X = Reaktansi (Ohm)

B. Rugi Daya pada Jaringan Distribusi


Rugi-rugi daya adalah besarnya daya yang hilang pada suatu
jaringanan, yang besarnya sama dengan daya yang disalurkan dari sumber
dikurangi besarnya daya yang diterima pada perlengkapan hubungan
bagian utama. Besarnya rugi-rugi daya satu fasa dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut :
2
∆ P=I × R
Keterangan :
∆P = Rugi daya pada jaringan (Watt)
I = Arus beban pada jaringan (Ampere)
R = Tahanan murni (Ohm)

Besar rugi-rugi daya pada jaringan tergantung pada besarnya tahanan dan
arus beban pada jaringan tersebut. Untuk mengetahui besar rugi-rugi daya
pada jaringan tiga fasa dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut
:
∆ P=3 × I 2 × R

5
C. Jaringan Sistem Distribusi Primer
Sistem distribusi primer digunakan untuk menyalurkan tenaga
listrik dari gardu induk distribusi ke pusat-pusat beban. Sistem ini dapat
menggunakan saluran udara, kabel udara, maupun kabel tanah sesuai
dengan tingkat keandalan yang diinginkan dan kondisi serta situasi
lingkungan. Saluran distribusi ini direntangkan sepanjang daerah yang
akan di suplai tenaga listrik sampai ke pusat beban. Terdapat bermacam-
macam bentuk rangkaian jaringan distribusi primer diantaranya.
o Jaringan Radial Bila antara titik sumber dan titik bebannya hanya
terdapat satu saluran (line), tidak ada alternatif saluran lainnya.
Bentuk jaringan ini merupakan bentuk dasar, paling sederhana dan
paling banyak digunakan. Dinamakan radial karena saluran ini
ditarik secara radial dari suatu titik yang merupakan sumber dari
jaringan itu,dan dicabang-cabang ke titik-titik beban yang dilayani.

o Jaringan Loop. Bila pada titik beban terdapat dua alternatif saluran
yang berasal dari lebih satu sumber. Jaringan ini merupakan bentuk
tertutup, disebut juga bentuk jaringan "loop". Susunan rangkaian
penyulang membentuk ring, yang memungkinkan titik beban
dilayani dari dua arah penyulang, sehingga kontinyuitas pelayanan
o

o lebih terjamin, serta kualitas dayanya menjadi lebih baik, karena


rugi tegangan dan rugi daya pada saluran menjadi lebih kecil.

1
o Jaringan Spindle Jaringan ini merupakan jaringan distribusi primer
gabungan dari struktur radial yang ujung-ujungnya dapat disatukan
pada gardu hubungdan terdapat penyulang ekspres. Penyulang
ekspres (express feeder) ini harus selalu dalam keadaan
bertegangan, dan siap terus menerus untuk menjamin bekerjanya
sistem dalam menyalurkan energi listrik ke beban pada saat terjadi
gangguan atau pemeliharaan. Dalam keadaan normal tipe ini
beroperasi secara radial.

Pada jaringan sistem distribusi kita bisa mengetahui bagaimana


sistem distribusi disalurkan dari gardu induk hingga ke konsumen. Dengan
begitu kita bisa membuat saluran distribusi dengan menggunakan salah
satu jenis jaringan sistem distribusi yang mampu meminimalkan adanya
tegangan jatuh serta rugi daya yang terjadi.
D. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Terjadinya
Tegangan Jatuh dan Rugi Daya pada Saluran Distribusi
 Besar kecilnya jatuh tegangan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Tahanan penghantar temperatur dan frekuensi. Keadaan fisik
penghantar menetukan besar tahanan arus searah (DC) dari

2
penghantar, yang berbanding lurus dengan tahanan jenis dan
panjang penghantar dan berbanding terbalik dengan luas
penampang
l
R=ρ
A
dimana.
R = Tahanan dari kawat
ρ = Tahanan jenis
l = Panjang kawat
A = luas penampang

Selain dari pada itu besarnya tahanan suatu kawat penghantar akan
berubah karena pengaruh suhu. Makin besar perbedaan kenaikan
suhu makin bertambah besar tahanan kawat penghantar. Perubahan
besarnya nilai tahanan tersebut sesuai dengan persamaan :

Rt = Rto {1 + α (t - to)}

Dimana :

Rt = besarnya tahanan pada kenaikan suhu t C (Ω)

Rto = besarnya tahanan pada suhu semula (Ω)

t = suhu sekarang (° C)

to = suhu mula-mula (° C)

α = koefisien suhu

2. Arus saluran
3. Faktor daya (cos p)
4. Panjang saluran
 Penyaluran daya listrik dari pembangkit sampai ke konsumen melalui
suatu sistem penyaluran yang panjang, terdapat parameter–parameter
yang mempengaruhi besaran tenaga listrik yang diterima. Adapun

3
yang mempengaruhi sistem penyaluran daya listrik pada saluran udara
tegangan menengah adalah sebagai berikut :
a. Pengaruh eksternal
Pengaruh ekstenal adalah pengaruh lingkungan yang sering
mengakibatkan terjadinya gangguan – gangguan pada sistem sehingga
menyebabkan pemadaman listrik, tingkat tegangan yang menurun, serta
ayunan tegangan yang diakibatkan oleh faktor alam seperti angin, gempa
bumi, badai dan gunung meletus. Sedangkan pengaruh hewan dan manusia
terjadi perusakan alam seperti penebangan pohon didekat jarring listrik.
b. Pengaruh Internal
Pengaruh internal adalah pengaruh yang dialami oleh saluran listrik
tegangan menengah akibat dari kondisi penyaluran tenaga listrik. pengaruh
internal dapat menyebabkan terjadi perubahan listrik yang dikirim dari
pusat pembangkitan ke konsumen tenaga listrik. Sehingga untuk
memperbaiki perlu dikompensasi dengan peralatan – peralatan bantu
distribusi. Pengaruh pengaruh internal yang dimaksud adalah resistansi,
induktansi, dan kapasitansi
c. Resistansi
Resistansi penghantar berpengaruh dominan terhadap saluran udara
tegangan menengah 20 [kV], yaitu diakibatkan oleh resistansi yang
dimiliki oleh material penghantar. Pada penghantar tertentu resistansi yang
baik, sehingga jika digunakan sebagai bahan penghantar akan sangat baik,
karena rugi – rugi akibat penghantar yang kecil namun untuk
dipergunakan sebagai penghantar jaring listrik membutuhkan material
yang banyak sehingga tidak ekonomis, sebagai alternatif dipakai
penghantar alumunium dan tembaga yang perbandingan secara langsung
dengan panjang saluran, makin panjang saluran, maka makin besar
pengaruh yang tidak dikompensasi dengan peralatan lain kecuali dengan
pengganti jenis dan penampang penghantar.
d. Induktansi

4
Pengaruh induktansi pada panjang jarring tenaga listrik adalah
akibat dari penghantar yang diberi aliran listrik sehingga terjadi saling
mempengaruhi antara penghantar itu sendiri. Apabila penghantar dialiri
arus listrik, maka besar tegangan yang ditimbulkan adalah akibat dari
perubahan fluks magnetik yang terjadi. Induktansi yang ditimbulkan oleh
penghantar tersebut merupakan jumlah fluks yang timbul (fluks gandeng)
per satuan dalam penghantar.
e. Kapasitansi
Pengaruh kapasitansi pada saluran tenaga listrik dapat
didefinisikan sebagai muatan – muatan antara dua penghantar per satuan
beda potensial. Pengaruh kapasitansi antara dua penghantar dengan netral
(bumi) untuk jarak saluran yang panjang sangat mempengaruhi besaran
perubahan tenaga listrik sehingga dapat dikompensasi dengan melakukan
metode transposisi.

E. Cara Mengatasi atau Mengurangi Jatuh Tegangan dan


Rugi Daya Distribusi
Efektivitas kerja yang diinginkan dari sebuah saluran distribusi
adalah jika saluran distribusi tersebut mempunyai kontinuitas dalam
menyalurkan daya listrik dan memiliki tingkat keandalan yang tinggi, rugi
daya dan tegangan jatuh yang rendah. Dalam sistem penyaluran tenaga
listrik berbagai upaya dilakukan untuk memperkecil nilai tegangan jatuh
dan rugi daya pada distribusi. Berikut adalah beberapa langkah dalam
mengatasi atau mengurangi terjadinya tegangan jatuh dan rugi daya pada
saluran distribusi :

1. Penggunaan generator regulasi tegangan


Dalam sistem tenaga listrik yang dilayani langsung oleh sumber
pembangkit, maka penurunan tegangan secara mudah dapat diatasi dengan
mengatur eksitasi generator. Eksitasi akan mengalisrkan arus DC pada

5
generator yang berputar sehingga pengarunya ada pada teganag out put
yang dihasilkan, apabila ketika dipasang beban tegangan menurun maka
akan dialirkan arus yang lebih besar sehingga tegangan dapat naik kembali
dan begitu sebaliknya. Dalam praktikya di lapangan bahwa suatu sistem
yang punya jaringan distribusi yang sangat panjang akan mengakibatkan
tegangan pada ujung penerima mengalami penurunan yang cukup rendah
dibawah standar. Hal ini tentu saja dapat diatasi dengan membangun suatu
pembangkit baru pada daerah dimana tegangan sudah dibawah standar
pelayanan. Namun demikian perlu dipertimbangkan dari segi efektif dan
efisiennya, mengingat biaya investasi sebuah pembangkit sangat mahal.
2. Memasang voltage regulator pada gardu induk
Regulator tegangan atau yang biasa disebut voltage regulator
adalah otto trafo dimana lilitan primer dan lilitan sekunder dihubungkan
menjadi satu selanjutnya pada gambar dibawah ini terlihat bahwa
ditambahkan peralatan yang mengatur tegangan keluaran, sehingga
tegangan keluaran akan diatur pada nilai yang tetap sesuai kemampuan
sadapannnya untuk berbagai nilai tegangan masukan yang bervariasi.
3. Penyeimbangan beban
Pengaruh beban yang tidak seimbang pada masing-masing fasa
sangat besar, karena kondisi tersebut pada hantaran netral mengalir arus
yang nilainya tidak terukur dan sangat merugikan dalam sistem
perusahaan penyedia listrik. Pada fase yang berbeban berat, nilai jatuh
tegangan akan lebih besar dibandingkan fasa yang berbeban ringan. Untuk
memperkecil nilai rugi tersebut selalu diupayakan langkah-langkah
pengukuran beban secara real time, terutama pada saat beban puncak,
untuk data pelaksanaan perataan beban. Dengan adanya keseimbangan
beban maka dapat dihasilkan :
 Arus pada setiap fasa mendekati harga yang sama
 Susut tegangan di masing-masing fasa akan sama
4. Memperbesar penampang hantaran/konduktor

6
Ukuran penampang konduktor mempengaruhi terhadap besar
kecilnya nilai susut tegangan maupun rugi daya yang terjadi. Oleh karena
itu dalam merencanakan saluran distribusi harus diperhatikan besar
kecilnya penampang hantaran yyang akan dipasang dan harus disesuaikan
dengan program jangka panjang. Memperbesar penampang penghantar
saluran berarti mengurangi besarya nilai impdansi saluran tersebut,
sehingga untuk bena yang sama pada masing-masing fasa nilai susut
tegangannya akan semakin kecil.
5. Mengganti sistem satu fasa menjadi multi fasa
Metode ini menggunakan perbandingan susut tegangan antara satu
fasa dan tiga fasa.
6. Membangun gardu induk dan feeder baru
Metode perbaikan dengan cara membangun gardu induk atau
feeder baru ini pada dasarnya sama dengan memindahkan beban ke
sumber yang baru. Dengan penambahan jaringan baru maka kemampuan
penyaluran arus akan lebih besar, sehingga susut tegangan susut tegangan
dapat diperkecil.
7. Meningkatkan besarnya tegangan primer
Untuk nilai impedansi yang tetap pada suatu saluran transmisi
maka memperbesar tegangan kirim akan berdampak kepada ujung
tegangan penerima menjadi lebih besar sehingga regulasi tegangan
menjadi lebih baik.
8. Memasang voltage regulator, kapasitor seri maupun shunt pada
feeder
Akibat dari suatu susut tegangan adalah besarnya nilai tegangan
suatu titik pada ujung terima akan lebih kecil daripada tegangan ujung
kirim. Regulator yang dipasang pada masing-masing feeder incoming
ataupun out going akan memperbaiki tegangan ke arah beban. Peralatan
pengatur tegangan dirancang untuk menjaga secara otomatis suatu nilai
tegangan tertentu yang akan bervariasi terhadap perubahan beban yang
ada. Pada saat beban bertambah peralatan pengatur tegangan akan

7
memperbesar tegangan keluaran pada gardu induk untuk mrngkompensasi
bertambahnya susut tegangan pada saluran distribusi.
Pemasangan kapasitor akan membuat sumber daya reaktif yang
dapat membangkitkan maupun menyerap daya reaktif diluar batas
toleransi. Daya reaktif adalah daya yang tidak menghasilkan kerja dan
selalu tersimpan dalam sistem yaitu dalam bentuk energi magnetis. Untuk
daya reaktif yang berlebihan maka faktor daya akan rendah sehingga
mempengaruhi susut tegangan.
Memasang kapasitor secara seri juga dapat digunakan untuk
memperbaiki tegangan pada jaringan tenaga listrik dengan cara berusaha
mengurangi susut tegangan dengan mengkompensasi komponen induktif
yang terjadi pada jaringan tersebut. Kapasitor shunt yang dipasang pada
jaringan distribusi akan memperbaiki tegangan pada titik dimana kapasitir
tersebut dipasanag menuju ke arah sisi sumber tegangan. Kapasitor
menggambarkan adanya arus yang mendahului tegangan dan arus ini
mengalir melalui reaktansi seri pada jaringan yang mengakibatkan adanya
kenaikan tegangan pada titik pemasangan kapasitor yang besarnya sama
dengan reaktansi jaringan dikalikan arus kapasitor.

8
BAB III
PENUTUP
 Kesimpulan
Tegangan jatuh secara umum adalah tegangan yang digunakan pada beban.
Tegangan jatuh ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui tahanan
kawat. Tegangan jatuh pada  jaringan disebabkan  adanya rugi tegangan akibat
hambatan listrik (R) dan reaktansi (X). Jatuh tegangan phasor Vd pada suatu
penghantar yang mempunyai impedansi (Z) dan membawa arus (I) dapat
dijabarkan dengan rumus :
Vd = I.Z

Besar rugi-rugi daya pada jaringan tergantung pada besarnya tahanan dan arus
beban pada jaringan tersebut. Untuk mengetahui besar rugi-rugi daya pada
jaringan tiga fasa dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

2
∆ P=3 × I × R

1
DAFTAR PUSTAKA

1. http://rasdu.blogspot.co.id/2012/01/perbaikan-regulasi-tegangan.html?
m=1
2. https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
ejournal.unsrat.ac.id/index.php/elekdankom/article/download/
6739/6259&ved=0CCEQFjACahUKEwidu5vXhP7IAhVOGI4KHfGp
AxU&usg=AFQjCNGdwZIks1J4LvqkcHp-LIce0ooqwQ

Anda mungkin juga menyukai