Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM

TENAGA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB


“ case method “

Oleh :
Muhammad wahyu (5192530003)
Ruth Theresia Silitonga (5193530015)

Dosen Pengampuh :
Ir. Denny Haryanto Sinaga, S.Pd., M.Eng.

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kita nikmat
serta karunianya, sehingg dengan ini peulis dapat menyelesaikan tugas casemethod dengan
tepat waktu. Tugas caemethod ini merupakan salah satu satu syarat kelulusan dari matakuliah
Perencanaan Gardu Induk, ada pun judul casemothod adalah “ Analisis Hubung Singkat 3
Fasa Pada Sistem Tenaga Listrik denga Menggunakn Matlab “. Dengan ini penulis
mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun agar
penulis dapat memeperbaiki tulisannya untuk lebih baik laagi kedepannya.

Medan, 28 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Tujuan.......................................................................................................................... 1
BAB III KAJIAN TEORI .......................................................................................................... 2
2.1 Gangguan .................................................................................................................... 2
2.2 Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa ......................................................................... 3
2.3 Impedansi Penghantar ................................................................................................. 3
2.4 Impedansi Transformator ............................................................................................ 4
2.5 Reaktansi sumber ........................................................................................................ 5
2.6 Perhitungan impedansi total urutan fasa ..................................................................... 5
2.7 Matlab.......................................................................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................................... 8
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 11
4.1 Kesimpulan................................................................................................................ 11
4.2 Saran .......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman kebutuhan akan energi listrik terus meningkat. Hal ini
dikarenakan perkembangan zaman yang sudah memasuki era modern. Dimana di era modern
ini, seluruh teknologi yang digunakan memakai konsumsi energi listrik agar teknologi
tersebut dapat digunakan. Di Indonesia sendiri khususnya provinsi Sumatera Barat,
kebutuhan energi listrik terus meningkat setiap tahunnya, baik dari sektor rumah tangga,
industri maupun komersil. Maka sebagai solusi atas permasalahan tersebut, sistem tenaga
listrik yang ada sekarang perlu dilakukannya penambahan kapasitas pembangkit dan jaringan
transmisi baru dengan tujuan mampu melayani kebutuhan energi listrik serta menjamin
kontinuitas penyaluran energi listrik.
Penambahan kapasitas pembangkit dan transmisi pada sistem tenaga listrik dapat
mempengaruhi sistem (arus, tegangan dan persentase pembebanan) yang sudah ada
sebelumnya. Penambahan kapasitas pembangkit dapat menurunkan persentase pembebanan.
Sedangkan penambahan jaringan transmisi baru dapat menaikkan tegangan serta menurunkan
nilai arus sehingga rugi-rugi daya akan semakin rendah. Maka dari itu, perlu dilakukannya
studi aliran daya untuk mengetahui dampak dari penambahan tersebut. Hasil studi aliran daya
ini dapat dijadikan pedoman untuk berbagai studi analisis lainnya.
Dalam suatu sistem tenaga listrik, tidak dapat dihindari akan sering terjadinya
gangguan yang menyebabkan terganggunya sistem, baik dari sisi pembangkitan, transmisi,
ataupun distribusi. Namun bagian peralatan sistem tenaga listrik yang sering mengalami
gangguan adalah pada saluran transmisi.
Hal itu disebabkan karena pada saluran transmisi memiliki kawat yang luas dan
panjang yang terbentang dan beroperasi pada kondisi udara yang berbeda, dimana umumnya
yang rentan terhadap gangguan adalah transmisi yang lewat udara (diatas tanah) daripada
saluran transmisi dalam tanah (underground) alah satu gangguan yang terjadi adalah
gangguan hubung singkat. Gangguan hubung singkat terdiri dari gangguan hubung singkat
tiga fasa, dua fasa antar saluran, dua fasa ke tanah, dan satu fasa ke tanah. Dari gangguan
hubung singkat tersebut, gangguan hubung singkat tiga fasa lah yang jarang terjadi.
Meskipun demikian, gangguan hubung singkat tiga fasa ini mengakibatkan dampak
yang paling parah terhadap sistem. Hal ini dikarenakan pada setiap saluran, arus
gangguannya sama besar. Oleh karena itu dibutuhkan suatu studi khusus untuk menjamin
tersalurnya energi listrik dengan baik, salah satunya dengan studi analisis hubung singkat,
khususnya analisis hubung singkat tiga fasa.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui tentang gangguan hubung singkat 3 fasa pada sistem tenaga listrik.
2. Mengetahui Penggunan dan Menjalankan Matlab
3. Menjadi referensi untuk mahasiswa teknik elektro

1
BAB III
KAJIAN TEORI
2.1 Gangguan
Gangguan adalah suatu ketidaknormalan (interferes) dalam sistem tenaga listrik yang
mengakibatkan mengalirnya arus yang tidak seimbang dalam sistem tiga fasa. Gangguan
dapat juga didefinisikan sebagai setiap kesalahan dalam suatu rangkaian yang menyebabkan
terganggunya aliran arus yang normal. Gangguan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
kelompok, yaitu :
a. Berdasarkan kesimetrisannya

1. Gangguan asimetris, merupakan gangguan yang mengakibatkan tegangan dan arus


yang mengalir pada setiap fasanya menjadi tidak seimbang, gangguan ini terdiri dari:
 Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah, yakni gangguan yang disebabkan
karena salah satu fasa terhubung singkat ke tanah atau ground.
 Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa, yakni gangguan yang disebabkan karena
fasa dan fasa antar kedua fasa terhubung singkat dan tidak terhubung ke tanah.
 Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa ke Tanah, yakni gangguan yang terjadi
ketika kedua fasa terhubung singkat ke tanah.

2. Gangguan simetris, merupakan gangguan yang terjadi pada semua fasanya sehingga
arus maupun tegangan setiap fasanya tetap seimbang setelah gangguan terjadi.
Gangguan ini terdiri dari:
 Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa, yakni gangguan yang terjadi ketika ketiga
fasa saling terhubung singkat.
 Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa ke Tanah, yakni gangguan yang terjadi
ketika ketiga fasa terhubung singkat ke tanah.

Gangguan hubung singkat merupakan suatu kondisi pada sistem tenaga listrik dimana
penghantar yang berarus terhubung dengan penghantar lain atau dengan tanah. Gangguan
hubung singkat dapat menimbulkan arus yang jauh lebih besar dari arus kondisi dimana
sistem tenaga listrik dalam keadaan normal.
b. Berdasarkan lama terjadi gangguannya

1. Gangguan Transient (temporer), merupakan gangguan yang hilang dengan


sendirinya apabila pemutus tenaga terbuka dari saluran transmisi untuk waktu
yang singkat dan setelah itu dihubungkan kembali.

2. Gangguan Permanen, merupakan gangguan yang tidak hilang atau tetap ada
apabila pemutus tenaga terbuka pada saluran transmisi untuk waktu yang singkat
dan setelah itu dihubungkan kembali.

2
2.2 Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa
Gangguan hubung singkat tiga fasa termasuk dalam klasifikasi gangguan simetris,
dimana arus maupun tegangan stiap fasanya tetap seimbang setelah gangguan terjadi.
Sehingga pada sistem seperti ini dapat dianalisa hanya dengan menggunakan urutan positif
saja. Gangguan hubung singkat tiga fasa dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.1 Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa

Untuk mencari nilai arus hubung singkat pada gangguan hubung singkat tiga fasa ini dapat
dicari dengan menggunakan rumus :

Dimana :
Vf : Tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya gangguan (V)
Z1 : Impedansi urutan positif dilihatdari titik gangguan (Ω)

2.3 Impedansi Penghantar


a. Impedansi urutan positif dan urutan negatif

Rumusan yang dipakai dalam perhitungan impedansi urutan positif dan urutan negatif adalah
sebagai berikut :

Z1 = Z2 = %panjang x L x Z1 atau Z2
Dimana :
Z1 = Impedansi urutan positif (Ω)
Z2 = Impedansi urutan negatif (Ω)
L = Panjang penghantar (km)
b. Impedansi urutan nol
Rumusan yang dipakai dalam perhitungan impedansi urutan nol adalah sebagai berikut :
Z0 = %panjang x L x Z0

3
Dimana :
Z0 = Impedansi urutan nol (Ω) L = Panjang penghantar (km)

2.4 Impedansi Transformator


Pada perhitungan impedansi suatu transformator yang diambil adalah harga
reaktansinya, sedangkan tahanannya diabaikan karena harganya kecil. Untuk menghitung
nilaiimpedansi transformator adalah :

=
Dimana :
XT = Impedansi Trasnformator (Ω)
kV = Tegangan Sisi Skunder Trafo (kV)
MVA = Kapasitas daya trafo (MVA)
a. Impedansi urutan positif dan urutan negatif

Rumusan yang dipakai dalam perhitungan impedansi urutan positif dan urutan negatif pada
trafo adalah sebagai berikut :

XT1 =%reaktansi yang diketahui x ZT(Ω)


b. Impedansi urutan nol

Sebelum menghitung reaktansi urutan nol (XT0) terlebih dahulu harus diketahui kapasitas
belitan delta yang ada dalam trafo seperti dibawah ini :

 Untuk trafo dengan hubungan belitan ΔY dimana kapasitas belitan delta sama
besar dengan kapasitas belitan Y, maka :

XT0 =XT1.
 Untuk trafo tenaga dengan hubungan belitan Yyd dimana kapasitas belitan
delta biasanya adalah 1/3 dari kapasitas belitan Y (belitan yang dipakai untuk
menyalurkan daya, sedangkan belitan delta tetap ada di dalam tetapi tidak
dikeluarkan kecuali satu terminal delta untuk ditanahkan), maka:

XT0 = 3 x XT1
 Untuk trafo tenaga dengan hubungan belitan YY dan tidak mempunyai belitan
delta di dalamnya, maka :

XT0 =antara 9 s/d 14 x XT1


Dimana :
XT0 = Impedansi trafo urutan nol (Ω)

4
XT1 = Impedansi trafo urutan positif dan negatif (Ω)

2.5 Reaktansi sumber


Bila sistem tenaga listrik disuplai dari pusat pembangkit maka impedansi sumber
dihitung dari data pusat pembangkit tersebut. Biasanya data dari generator dinyatakan dalam
persen atau per unit daya dan tegangan yang telah ditetapkan. Besarnya reaktansi sumber
dihitung dengan persamaan dibawah ini:

Dimana:
Xs:Reaktansi sumber (Ω)
kV : Tegangan sumber (kV)
Pada gardu induk yang tidak memiliki generator sumber energi listrik berasal dari
transformator sehingga pada transformator tersebut dianggap sebagai generator dengan
menggunakan data MVA hubung singkat:

MVAhubungsingkat = √3 x kVnominal x Isc x


Dimana :
MVAhubungsingkat = Daya Hubung Simgkat Sumber (MVA)
KVnominal = Tegangan Nominal Sumber (Kv)
Isc = Arus hubung singkat pada sumber (A)

Sedangkan untuk mencari Isc dapati menggunakan rumus :

= x FLA

FLA = ( )

Dimana :
= Arus hubung singkat pada sumber (A)
FLA = full load Ampere
( ) = Tegangan disisi skunder Travo
= daya nominal trafo

2.6 Perhitungan impedansi total urutan fasa


Z1ekivalen dan Z2ekivalen adalah impedansi total dari masing-masing urutan positif
dan negatif pada komponen-komponen yang ada. Untuk mencari Z1ekivalen dan Z2ekivalen
dapat dicari dengan menggunakan rumus :
Z1ekivalen = Z2ekivalen = Zs1 + ZT1 + Z1penyulang

5
Sedangkan Z0ekivalen adalah impedansi total dari masing-masing urutan nol pada komponen
komponen yang ada. Untuk mencari Z0ekivalen dapat menggunakan rumus :
Z0ekivalen = ZT0 + 3RN + Z0penyulang
Dimana:
Z1ekivalen, Z2ekivalen = Impedansi total untuk urutan positif dan negatif (Ω)
Z0ekivalen = Impedansi total untuk urutan nol (Ω
Zs1= Impedansi urutan positif dan negatif sumber (Ω)
ZT1 = Impedansi urutan positif dan negatif trafo daya (Ω)
Z1penyulang = Impedansi urutan positif dan negatif kabel (penghantar) Ω)
ZT0 = Impedansi urutan nol trafo (Ω)
RN = Tahanan Netral (pentanahan) (Ω)
Z0penyulang = Impedansi urutan nol kabel (penghantar) (Ω)

2.7 Matlab
Matlab adalah sebuah bahasa pemrograman tingkat tinggi yang secara khusus
digunakan untuk komputasi numerik, pemrograman, dan visualisasi. Perusahaan yang
bertanggung-jawab atas produk hasil pengembangan dari Matlab ialah MathWorks.
Berikut adalah 5 fungsi MATLAB yang sering digunakan.
1. Menyelesaikan masalah engineering
Matematika adalah bagian besar dari ilmu teknik, oleh karena itu MATLAB sangat
bermanfaat untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi para engineer.
Dengan MATLAB yang mampu mengolah angka dan model rumit, solusi dapat
dirancang, dicoba, dan terus dikembangkan dengan lebih cepat.

2. Mengolah permasalahan aljabar linear


Aljabar linear tak hanya dibutuhkan untuk menyelesaikan soal di bangku
sekolah.Dalam dunia kerja, aljabar linear salah satunya digunakan untuk
menghitung return on investment (ROI). Selain itu, rumus ini juga bisa bermanfaat
untuk:
 memprediksi jumlah turnover perusahaan
 inventory control
 menyusun rencana finansial
 membuat keputusan bisnis yang tepat
Karena angka yang diolah biasanya dalam jumlah besar, tentunya penggunaan
MATLAB bisa sangat membantu prosesnya.

3. Analisis numerik

6
Analisis numerik adalah bagian dari ilmu statistika yang sering berguna untuk
membuat keputusan di berbagai bidang ilmu keteknikan, seperti arsitektur, teknik
sipil, dan bahkan teknik industri. Dengan MATLAB, pengolahan datanya jadi lebih
mudah.

4. Mengolah data riset


MATLAB adalah program yang dapat digunakan untuk memvalidasi hasil riset
dengan berbagai metode. Selain itu, hasil riset juga bisa divisualisasikan dengan jelas.

5. Simulasi
Di MATLAB, kita bisa membuat suatu pemodelan ataupun algoritma untuk
menyelesaikan masalah. Program ini bisa menguji keberhasilan model atau algoritma
tersebut dengan menyimulasikan hasil akhirnya.

7
BAB III
PEMBAHASAN
Sebuah gangguan menghadirkan sebuah perubahan struktur jaringan ekivalen yang
disebabkan oleh penambahan impedansi pada tempat gangguan. Jaringan yang terganggu ini
diselesaikan dengan metode Thevenin. Theorema Thevenin menyatakan perubahan tegangan
pada jaringan disebabkan oleh penambahan cabang (impedansi gangguan).
Langkah-langkah menganalisis gangguan 3 fasa dengan metode Matriks Impedansi Bus:

1. Diagram Segaris

Gambar 3.1 Diagram impedansi pada sebuah sistem tenaga listrik sederhana

Diagram segaris saluran sebuah sistem tenaga listrik tiga bus dalam bentuk yang sederhana
ditunjukan pada gambar . kedua generator dinyatakan dengan gaya gerak listrik/ggl dan
reaktansi peralihan. Seluruh impedansi dinyatakan dalam satuan per unit (dengan base 100
MVA) dan resistansi diabaikan. Diasumsikan bahwa:
a. Kapasitansi shunt diabaikan dan sistemnya dianggap tidak ada beban
b. Kedua generator pada tegangan ratingnya dan frekuensi rating
Bila terjadi gangguan pada bus 3,2, dan 1, cari arus gangguan, tegangan bus, dan arus setiap
saluran.

2. Rangkaian Ekuivalen
Impedansi Thevenin diperoleh dengan mengubah bentuk Single Line Diagram sistem
jaringan listrik menjadi rangkaian ekuivalen sederhana. Dari rangkaian ekuivalen, asumsikan
letak titik gangguan dengan mengkombinasikan cabang parallel dari tanah/ground ke bus
referensi.

3. Matriks Impedansi Bus (Zbus)


Gangguan tiga fasa simetris diaplikasikan pada bus k dengan impedansi gangguan Zf.
Tegangan bus sebelum gangguan diperoleh dari penyelesaian aliran daya dan
direpresentasikan dalam bentuk vektor kolom.
a. Elemen diagonal matriks masing-masing bus merupakan penjumlahan admitansi
yang terhubung dengan bus tersebut.
b. Elemen diagonal luar bus adalah admitansi antara bus yang saling terhubung.
Dengan diketahuinya matriks impedansi bus maka arus gangguan dan tegangan bus selama
gangguan dapat dicari di manapun juga. Metode ini sangat sederhana dan praktis. Dengan

8
demikian semua perhitungan ganggguan diformulaiskan ke dalam kerangka bus referensi
pada matriks impedansi Zbus.
Satu cara untuk mendapatkan Zbus adalah dengan memformulasikan matriks Ybus pada
suatu sistem dan kemudian mendapatkan invers-nya. Sebuah metode yang efisien untuk
mendapatkan matriks Zbus adalah dengan penambahan satu elemen jaringan.

4. Program MATLAB
Matriks impedansi bus didapatkan dari hasil invers matriks admitansi bus, yang bila disusun
dengan menggunakan bahasa pemrograman MATLAB adalah sebagai berikut:

%ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK


DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB%
clc
%Data Impedansi Saluran%
z10=0.20
z12=0.80
z13=0.40
z20=0.40
z21=z12
z23=0.40
z31=z13
z32=z23

%Membentuk Elemen-elemen Matriks Bus (Ybus)%


Y11=1/z10+1/z12+1/z13
Y12=1/z12
Y13=1/z13
Y21=Y12
Y22=1/z20+1/z21+1/z23
Y23=1/z23
Y31=Y13
Y32=Y23
Y33=1/z31+1/z32

%Matriks Ybus%
Ybus=[Y11 -Y12 -Y13; -Y21 Y22 -Y23; -Y31 -Y32 Y33]

%Matriks Zbus%
Zbus=inv (Ybus)

%Arus Hubung Singkat 3 Fasa (If)%


If1=1/Zbus(1,1)
If2=1/Zbus(2,2)
If3=1/Zbus(3,3)

Hasil:

Y11 = 8.7500
Y12 = 1.2500

9
Y13 = 2.5000
Y21 = 1.2500
Y22 = 6.2500
Y23 = 2.5000
Y31 = 2.5000
Y32 = 2.5000
Y33 = 5

Ybus =
8.7500 -1.2500 -2.5000
-1.2500 6.2500 -2.5000
-2.5000 -2.5000 5.0000

Zbus =
0.1600 0.0800 0.1200
0.0800 0.2400 0.1600
0.1200 0.1600 0.3400

If1 = 6.2500
If2 = 4.1667
If3 = 2.9412

10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Langkah-langkah menganalisis gangguan 3 fasa dengan metode Matriks Impedansi Bus
adalah membuat Diagram Segaris, membuat Rangkaian Ekuivalen, membuat Matriks
Impedansi Bus (Zbus), dan menjalankan program di MATLAB.
2. Hasil pemrograman MATLAB menunjukkan bahwa arus hubung singkat pada bus 1
sebesar 6,2500 A, arus hubung singkat pada bus 2 sebesar 4.1667, dan arus hubung
singkat bus 3 sebesar 2.9412.

4.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka sebaiknya dilakukan pengkajian
lebih lanjut sehingga dapat melengkapi kekurangan yang terdapat dalam makalah ini dan bisa
menjadi lebih sempurna dari sebelumnya.

11
DAFTAR PUSTAKA
Cekdin, Cekmas. 2010. Sistem Tenaga Listrik: Contoh Soal dan Penyelesaian Menggunakan
MATLAB. Yogyakarta: Andi Offset

12

Anda mungkin juga menyukai