Anda di halaman 1dari 21

RESUME

OVERVIEW SISTEM TENAGA LISTRIK


(Kendala Pada Penyaluran Energi Listrik Mulai dari
Pembangkit – Pusat Beban)

Dosen : Dian Eka Putra, S.T., M.T


Mata Kuliah : Stabilitas dan Keandalan Sistem Tenaga Listrik

Nama : Satryo Wismo Prabowo


NIM : 18420019
Struktur tenaga listrik merupakan sitematis aliran daya listrik dengan cakupan
besar dan kompleks karena terdiri atas komponen mesin listrik diantaranya
generator pembangkit, transformator, beban dan alat-alat safety dan pengaturan
yang saling berhubungan antar satu elemen ke elemen lain membentuk suatu
sistem untuk pembangkitan, penyaluran, dan penggunakan energi listrik
SISTEM TENAGA LISTRIK

Sistem Tenaga Listrik :


Sekumpulan Pusat Listrik dan Gardu Induk (Pusat
Beban) yang satu sama lain dihubungkan oleh Jaringan
Transmisi sehingga merupakan sebuah kesatuan
interkoneksi.
Sistem Tenaga listrik terbagi dalam tiga sub
system :
 Sistem Pembangkitan
 Sistem Transmisi
 Sistem Distribusi
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

Suatu gangguan atau kegagalan dalam keadaan bagaimanapun, akan


mempengaruhi aliran arus normal pada sistem tenaga. Gangguan-gangguan
yang terjadi dapat disebabkan oleh sambaran petir, hubungan singkat karena
kejatuhan benda tertentu pada kawat penghantar, rusaknya isolasi, dan lain
sebagainya.
Gangguan-gangguan tersebut dapat mengakibatkan lonjakan tegangan
yang berlebihan, aliran arus yang sangat besar, bunga api listrik, dan
kegagalan sistem tenaga untuk beroprasi secara keseluruhan. Sangatlah
penting untuk merancang sistem proteksi dengan mengatur pemakaian
sekering (fuse), pemutus daya (circuit breaker), dan sistem relay yang mampu
menemukan gangguan dengan cepat serta memisahkan segera dari bagian
sistem lain. Dengan rancangan sistem proteksi yang baik, gangguan yang
terjadi dapat dilokalisir pada daerah kejadian saja sehingga tidak menggangu
para langganan di daerah lain.
JENIS-JENIS GANGGUAN

Ditinjau dari sifat dan penyebabnya,


jenis gangguan dapat dikelompokkan
sebagai berikut ;

a. Tegangan Lebih (Over Voltage)


b. Hubung Singkat
c. Beban Lebih (Over Load)
d. Daya Balik (Reserve Power)
JENIS-JENIS GANGGUAN

A. Tegangan Lebih (Over Voltage)


Over Voltage yakni jenis gangguan dari tegangan pada sistem tenaga listrik lebih besar
dari kondisi idiealnya. Gangguan ini bisa terjadi karena kondisi eksternal dan internal pada
sistem kelistrikan seperti berikut ini.

1) Kondisi Internal
Hal ini bisa menjadi faktor karena isolasi dari perubahan yang bersifat mendadak dari
kondisi rangkaian mengalami resonansi. Misal pada operasi hubung pada jaringan tanpa
beban, penambahan atau pengurangan beban yang mendadak, operasi pelepasan tenaga yang
mendadak akibat adanya hubung singkat pada sistem jaringan maupun gagal isolasi.
2) Kondisi Eksternal
Kondisi eksternal akibat adanya sambaran petir dan keadaan luar seperti jatuhnya
pohon. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya loncatan muatan dari menara ke penghantar
fase. Di penghantar fase mengalami high voltage berakibat pada kerusakan penyaluran
tegangan pada gardu induk dan pembebanan.
JENIS-JENIS GANGGUAN

B. Hubung Singkat

Hubung singkat adalah adanya hubungan penghantar bertegangan atau penghantar tidak bertegangan
secara tidak langsung melalui perantara (resistor/beban) yang seharusnya sehingga membuat arus aliran
yang tidak normal (sangat besar). Hubung singkat yakni jenis gangguan yang sering terjadi pada sistem
kelistrikan, terutama pada jaringan udara 3 fase. Meskipun komponen peralatan listrik selalu terisolasi
dengan jenis isolasi padat, cair (minyak), udara, gas, dan lain sebagainya. Meskipun karena usia pakai,
keausan, tekanan mekanik, dan lain halnya, sehingga kekuatan isolasi di peralatan listrik bisa berkurang
atau bahkan hilang. Hal ini akan mudah menimbulkan hubung singkat yang berbahaya bagis sistem.
Pada beban isolasi padat atau cair, gangguan hubung singkat bisanya mengakibatkan busur api
sehingga menimbulkan kerusakan yang tetap dan 13 gangguan ini disebut gangguan permanen (tetap). Pada
isolasi udara yang biasanya terjadi pada saluran udara tegangan menengah atau tinggi, jika terjadi busur api
dan setelah padam tidak menimbulkan kerusakan, maka gangguan ini disebut gangguan temporer
(sementara). Arus hubung singkat yang begitu besar sangat membahayakan peralatan, sehingga untuk
mengamankan perlatan dari kerusakan akibat arus hubung singkat maka hubungan kelistrikan pada seksi
yang terganggu perlu diputuskan dengan peralatan pemutus tenaga atau circuit breaker (CB).
JENIS-JENIS GANGGUAN

Gangguan hubung singkat sering terjadi pada sistem tenaga listrik 3


fase sebagai berikut.
1) One phase with ground
2) phase to phase
3) 2 phase with ground
4) 3 phase with ground
5) Short circuit 3 phase
Tiga jenis gangguan pertama menimbulkan (unsymetrical short-
circuit) atau gangguang yang tidak simetris. Sedangkan dua jenis
gangguan terakhir menimbulkan (symtrical short-cirtcuit) atau arus
gangguan hubung singkat simetris.
JENIS-JENIS GANGGUAN

C. Beban Lebih (Over Load)

Beban lebih merupakan gangguan terjadi dari akibat konsumsi listrik melebihi energi listrik yang
dihasilkan oleh pembangkit. Gangguan over load sering terjadi terutama pada generator pembangkit
dan transfornator daya. Ciri dari adanya beban lebih adalah terjadinya arus lebih pada jaringan
sistem. Arus lebih tersebut dapat menimbulkan over heat sehingga dapat menimbulkan kerusakan
jaringan isolasi. Pada tarnsfo distribusi sekunder yang menyalurkan energi listrik pada konsumen
akan memutuskan aliran melalui relai beban lebih jika konsumsi tenaga listrik oleh konsumen
melebihi kemampuan transformator tersebut.
JENIS-JENIS GANGGUAN

D. Daya Balik (Reserve Power)

Reserve Power adalah suatu gangguan yang merubah fungsi


generator menjadi motor (beban) pada sistem pembangkit tenaga
listrik. Gangguan ini dapat 14 terjadi pada sistem tenaga lsitrik
yang terintegrasi (interconnected system). Saat kondisi normal
generator-generator akan tersambung secara paralel akan bekerja
secara bersamaan dalam membangkitkan energi tenaga listrik.
Namun karena adanya sesuatu , misalnya gangguan hubung
singkat dengan rentang waktu terlalu lama, gangguan pada medan
magnet, dan sebagainya, sehingga terjadi ayunan putaran rotor
sebagian dari generator pada sistem . Ayunan generator bisa lebih
cepat atau lebih lambat dari putaran sinkron. Hal tersebut
menyebabkan sebagian generator berubah menjadi motor dan
sebagian berbeban lebih. Dengan demikian terjadi aliran tenaga
listrik yang berbalik, yaitu generator yang seharusnya
menghasilkan tenaga listrik, justru berbalik menjadi motor yang
menyerap tenaga listrik. Kejadian ini akan terjadi pada sistem
tegangan tinggi atau ekstra tinggi yang lebih luas.
JENIS-JENIS TINDAKAN PROTEKSI

A. Koordinasi relai
Perlindungan pada sistem tenaga pada sudut pembangkit maupun beban. Dimana
relai dikondisikan untuk mendeteksi keadaan-keadaan yang tidak normal tersebut
dan selanjutnya menginstruksikan circuit breaker yang tepat untuk berkerja
memutuskan rangkaian sistem yang terganggu.
Rangkaian proteksi dan tripping otomatik circuit-circuit yang berhubungan,
mempunyai dua fungsi pokok :
1. Mengisolir perlatan yang terganggu sehingga bagian-bagian yang lainnya tetap
beroprasi seperti biasa.
2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih, pengaruh gaya-gaya mekanik
dan lain sebagainya.
JENIS-JENIS TINDAKAN PROTEKSI

B. Pelepasan Beban (Load Shedding)

Jika terdapat gangguan dalam sistem yang menyebabkan daya tersedia tidak dapat
melayani beban, misalnya karena ada unit pembangkit yang besar jatuh (trip), maka
untuk menghindarkan sistem menjadi collapsed perlu dilakukan pelepasan beban.
Keadaan yang kritis dalam sistem karena jatuhnya unit pembangkit dapat dideteksi
melalui frekuensi sistem yang menurun dengan cepat.
JENIS-JENIS TINDAKAN PROTEKSI

Pada sistem tenaga listrik yang mengalami


gangguan karena lepasnya (trip) unit generator
yang besar dapat mengurangi aliran daya aktif
yang mengalir ke beban, sehingga menyebabkan
generator-generator yang lain dipaksa bekerja.
Jika hal ini berlangsung terus menerus dapat
menyebabkan kerusakan mekanis pada batang
kopel generator karena dipaksa bekerja. Untuk
itu diperlukan under frequency relay yang
berfungsi untuk mendeteksi penurunan frekeunsi
sistem secara tiba-tiba akibat adanya unit Grafik perubahan frekuensi sebagai fungsi waktu dengan
pembangkit besar yang lepas dari sistem. Salah adanya pelepasan beban
satu cara untuk menaikkan frekeunsi tersebut
adalah dengan melepas beban
JENIS-JENIS TINDAKAN PROTEKSI

Turunnya frekeunsi dapat menurut garis 1, garis 2, atau garis 3. Makin besar unit
pembangkit yang jatuh (makin besar daya tersedia yang hilang) makin cepat frekeunsi
menurun. Kecepatan menurunnya frekuensi juga bergantung pada besar kecilnya inersia
sistem. Semakin besar inersia sistem, makin kokoh sistemnya, makin lambat turunnya
frekuensi. Dalam grafik 1 dimisalkan bahwa frekuensi menurun menurut garis 2. Setelah
mencapai titik B dilakukan pelepasan beban tingkat pertama oleh under frequency control
relay (UFR) yang bekerja setelah mendeteksi frekuensi sebesar Fb dengan adanya pelepasan
beban tingkat pertama maka penurunan frekuensi berkurang kecepatannya. Sampai di titik C
UFR mendeteksi frekeunsi sebesar Fc dan akan melakukan pelepasan beban tingkat kedua dst
sampai frekeunsi sistem kembali normal ke frekeunsi Fo.
JENIS-JENIS TINDAKAN PROTEKSI

Grafk turunnya frekuensi sebagai akibat gangguan unit


pembangkit

Grafik naiknya frekuensi setelah adanya pelepasan beban


JENIS-JENIS TINDAKAN PROTEKSI

Dalam metode pelepasan beban dapat menggunakan persamaan matematika untuk


laju penurunan frekuensi karena terjadi ganguan sehingga pembangkit tidak dapat
menyuplai tegangan dan persamaan matematika ketika laju pemulihan frekuensi
setelah terjadi pelepasan beban , berikut yakni :

Di mana :
𝑓0 = Frekuensi semula (sebelum adanya gangguan) (Hz)
𝑓1 = Frekuensi pasca terjadi gangguan (Hz)
𝐻𝑘 = Waktu delay (s)
𝑃𝑒𝑠𝑜 = Daya yang digunakan unit yang terganggu (MW)
𝑃𝑒𝑔𝑜 = Total daya yang terhubung (MW)
𝑃𝑒𝑠𝑜 = Daya sumber listrik yang terganggu (MW)
𝑃𝐵1 = Daya sistem pra-gangguan (MW)
𝑃𝑒𝑔0 = Daya sistem pra-gangguan (MW)
JENIS-JENIS TINDAKAN PROTEKSI

C. Artificial Neural Netwrok (ANN)

Struktur Jaringan Syaraf Tiruan

Artifical Neural Network (ANN) atau Jaringan Syaraf Tiruan (JST) merupakan kategrori ilmu Soft
Computing . ANN sebenarnya mengadopsi dari kemampuan otak manusia yang mampu memberikan
stimulasi/rangsangan , melakukan proses , dan memberikan output .Output diperoleh dari variasi
stimulasi dari proses yang terjadi di dalam otak manusia . Kemampuan manusia dalam memproses
informasi merupakan hasil komplektifitas proses dalam otak
JENIS-JENIS TINDAKAN PROTEKSI

Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan yang paling efektif menunjukkan bahwa efektifitas pelatihan
JST untuk aplikasi peramalan adalah menggunakan metode Levenberg-Marquardt Backprogation
(LMBP) . Dimana metode LMBP, data awal penilitian akan tersebar dari lapisan masukan ke
lapisan tersembunyi dan kemudian data mencapai lapisan outputan. Sinyal kesalahan pada lapisan
outputan menyebar ke lapisan tersembunyi dan lapisan inputan. Kemudian, sinyal error
diminimalkan dengan menyesuaikan target koefisien dan bias di semua lapisan selama proses
pelatihan. Persamaan matematika untuk layer inputan dan layer outputan) yakni :

Dimana :
Sk = Jumlah output di lapisan K
𝑤 𝑘+1 (𝑖,𝑗) = Parameter momentum bobot baru
𝑏 𝑘+1 (𝑖) = Fungsi Bias
z𝑗 = Fungsi neuron pada unit tersembunyi
JENIS-JENIS TINDAKAN PROTEKSI

Pada memperoses bobot, LMBP menggunakan matrix Hessian beserta gradient matrix dengan algoritma
Gaus-Newton persamaan matematikanya sebagai berikut :

Kemudian persamaan fungsi dari beberapa persamaan diatas dikombinasikan sehingga memunculkan
persamaan matematika dari algoritma LMBP yang termodifikasi yakni :

Dimana : 𝐻 = Hessian Matrixs


𝐽𝑇 = Jacobian Matrixs
T𝑒 = Output error
𝑤𝑘 = Bobot unit
𝜇 = Koefisien kombinasi
I = Matriks Indentitas
JENIS-JENIS TINDAKAN PROTEKSI

Topologi Jaringan Syaraf Tiruan 3 layar


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai