Anda di halaman 1dari 18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Sistem Proteksi Instalasi Listrik


Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik
dalam melayani konsumen sangat tergantung pada sistem
proteksi yang digunakan. Oleh sebab itu dalam perencangan
suatu sistem tenaga listrik, perlu dipertimbangkan kondisi-
kondisi gangguan yang mungkin terjadi pada sistem, melalui
analisa gangguan.
Sistem proteksi instalasi listrik adalah alat yang dibuat
untuk memproteksi alat-alat elektronik dan instalasi listrik
yang dibuat dari kombinasi sensor, alarm, lcd, dan
mikrokontoller. Alat ini bekerjja berdasarkan tegangan yang
terdeteksi pada sistem, ketika tegangan -10% dan +5% dari
tegangan normal, maka alat ini akan bekerja.
Pada sistem proteksi ini nilai tegangan yang terdeteksi
digunakan sebagai pembanding dimana jika nilai tegangan
pada sebuah instalasi -10% dan +5% dari tegangan normalnya
maka secara otomatis akan memutus arus sehingga beban
yang terpasang pada instalasi tersebut tidak mendapatkan
supply tegangan dan secara bersamaan buzzer akan berbunyi.

Sistem proteksi itu bermanfaat untuk:


 Menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan
peralatan-peralatan akibat gangguan (kondisi abnormal
operasi sistem). Semakin cepat reaksi perangkat proteksi
yang digunakan maka akan semakin sedikit pengaruh
gangguan kepada kemungkinan kerusakan alat.
 Cepat melokalisir luas daerah yang mengalami gangguan,
menjadi sekecil mungkin.
 Dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan
yang tinggi kepada konsumen dan juga mutu listrik yang
baik.
5
6

 Mengamankan manusia terhadap bahaya yang


ditimbulkan oleh listrik.
Ada beberapa persyaratan yang sangat perlu diperhatikan
dalam suatu perencanaan sistem proteksi yang efektif, yaitu:
a. Selektivitas dan Diskriminasi
Efektivitas suatu sistem proteksi dapat dilihat dari
kesanggupan sistem dalam mengisolir bagian yang
mengalami gangguan saja.
b. Stabilitas
Sifat yang tetap inoperatif apabila gangguan-
gangguan terjadi diluar zona yang melindungi
(gangguan luar).
c. Kecepatan Operasi
Sifat ini lebih jelas, semakin lama arus gangguan
terus mengalir, semakin besar kemungkinan kerusakan
pada peralatan. Hal yang paling penting adalah
perlunya membuka bagian-bagian yang terganggu
sebelum generator-generator yang dihubungkan
sinkron kehilangan sinkronisasi dengan sistem. Waktu
pembebasan gangguan yang tipikal dalam sistem-
sistem tegangan tinggi adalah 140 ms. Dimana dimasa
mendatang waktu ini hendak dipersingkat menjadi 80
ms sehingga memerlukan relay dengan kecepatan yang
sangat tinggi (very high speed relaying).
d. Sensitivitas (kepekaan)
Yaitu besarnya arus gangguan agar alat bekerja.
Harga ini dapat dinyatakan dengan besarnya arus
dalam jaringan aktual (arus primer) atau sebagai
prosentase dari arus sekunder (trafo arus).
e. Pertimbangan ekonomis
Dalam sistem distribusi aspek ekonomis hampir
mengatasi aspek teknis, oleh karena jumlah feeder, trafo
dan sebagainya yang begitu banyak, asal saja
7

persyaratan keamanan yang pokok dipenuhi. Dalam


suatu sistem transmisi justru aspek teknis yang penting.
Proteksi relatif mahal, namun demikian pula sistem
atau peralatan yang dilindungi dan jaminan terhadap
kelangsungan peralatan sistem adalah vital.
f. Realiabilitas (keandalan)
Sifat ini jelas, penyebab utama dari “outage”
rangkaian adalah tidak bekerjanya proteksi
sebagaimana mestinya (mal operation).
g. Proteksi Pendukung
Proteksi pendukung (back up) merupakan susunan
yang sepenuhnya terpisah dan yang bekerja untuk
mengeluarkan bagian yang terganggu apabila proteksi
utama tidak bekerja (fail). Sistem pendukung ini
sedapat mungkin indenpenden seperti halnya proteksi
utama, memiliki trafo-trafo dan rele-rele tersendiri.
Seringkali hanya triping CB dan trafo -trafo tegangan
yang dimiliki bersama oleh keduanya. Tiap-tiap sistem
proteksi utama melindungi suatu area atau zona sistem
daya tertentu. Ada kemungkinan suatu daerah kecil
diantara zo na -zona yang berdekatan misalnya antara
trafo-trafo arus dan circuit breaker-circuit breaker tidak
dilindungi. Dalam keadaan seperti ini sistem back up
(yang dinamakan, remote back up) akan memberikan
perlindungan karena berlapis dengan zona-zona utama.

B. Gangguan Sistem Tenaga Listrik


Jenis – jenis gangguan pada sistem tenaga listrik bila
ditinjau dari sifat dan penyebabnya dapat dikelompokan
sebagai berikut:
1. Beban Lebih.
8

Beban lebih ialah terjadinya arus lebih pada


komponen yang berbeban lebih. Arus ini dapat
menimbulkan pemanasan, dan berdasarkan ilmu fisika
panas yang ditimbulkan sebanding dengan arus kwadrat
kali tahanan peralatan kali waktu terjadinya arus lebih
atau dalam rumus dapat ditulis panas yang timbul ini
dapat mengakibatkan kerusakan isolasi peralatan tersebut.
2. Hubung Singkat
hubung singkat adalah gangguan yang terjadi pada
sistem kelistrikan dimana ada 2 penghantar yang memiliki
beda tegangan terhubung dengan kondisi hambatan listrik
yang rendah sehingga timbul arus listrik yang besar.
Beberapa hal yang dapat ditimbulkan akibat adanya
gangguan hubungan singkat tersebut, antara lain sebagai
berikut:
 Berakibat kerusakan berbagai peralatan listrik yang ada
di dekat gangguan, karena disebabkan oleh banyaknya
jumlah arus yang besar, arus tak seimbang, ataupun
tegangan-tegangan rendah yang ada.
 Stabilitas dan daya sistem dapat berkurang
 Terganggunya pelayanan listrik untuk konsumen,
apabila terdapat gangguan hubungan singkat seperti
tersebut, sampai harus dilakukan pemadaman listrik.

3. Tegangan Lebih
Gangguan tegangan yang berlebih ini biasanya lebih
diakibatkan karena ada suatu kelainan yang ada pada
sistem, dan dapat terjadi karena:
 Petir, Karena terkumpulnya muatan listrik yang
sama yaitu muatan positif atau negatif maka akan
9

terjadi beda tegangan antara awan dengan muatan


positif dengan awan bermuatan negatif atau awan
bermuatan positif/negatif dengan tanah. Bila beda
tegangan ini cukup tinggi maka akan terjadi
loncatan muatan listrik dari awan ke awan atau
dari awan ke tanah.
 Surja Hubung, karena Membuka atau menutupnya
kontak pada pemutus beban umunya pada sistem
tegangan tinggi atau ekstra tinggi dapat
menimbulkan tegangan transient yang tinggi dan
ini dapat menimbulkan kerusakan isolasi
peralatan
 Pengaruh Tegangan Otomatis, Pada pelepasan beban
yang cukup besar akan terjadi tegangan lebih,
pengatur tegangan otomatis segera mengembalikan
tegangan peralatan kekeadaan normal. Tetapi bila
pengatur tegangan otomatis ini terganggu atau
rusak maka tegangan lebih ini akan tetap dan
hal ini dapat menimbulkan kerusakan isolasi.

4. Drop Tegangan
Jatuh tegangan merupakan besarnya tegangan yang
hilang pada suatu penghantar. Jatuh tegangan pada
saluran tenaga listrik secara umum berbanding lurus
dengan panjang saluran dan beban serta berbanding
terbalik dengan luas penampang penghantar. Besarnya
jatuh tegangan dinyatakan baik dalam persen atau dalam
besaran Volt. Besarnya batas atas dan bawah ditentukan
oleh kebijaksanaan perusahaan kelistrikan. Perhitungan
jatuh tegangan praktis pada batas-batas tertentu dengan
hanya menghitung besarnya tahanan masih dapat
dipertimbangkan, namun pada sistem jaringan khususnya
pada sistem tegangan menengah masalah indukstansi dan
10

kapasitansinya diperhitungkan karena nilainya cukup


berarti (PT.PLN (Persero),2010: hal 20).
Tegangan jatuh secara umum adalah tegangan yang
digunakan pada beban. Tegangan jatuh ditimbulkan oleh
arus yang mengalir melalui tahanan kawat. Tegangan jatuh
V pada penghantar semakin besar jika arus I di dalam
penghantar semakin besar dan jika tahanan penghantar Rℓ
semakin besar pula. Tegangan jatuh merupakan
penanggung jawab terjadinya kerugian pada penghantar
karena dapat menurunkan tegangan pada beban.
Akibatnya hingga berada di bawah tegangan nominal yang
dibutuhkan. Atas dasar hal tersebut maka tegangan jatuh
yang diijinkan untuk instalasi arus kuat hingga 1.000 V
yang ditetapkan dalam persen dari tegangan kerjanya.

Untuk mengatasi gangguan Over Voltage dan Under


Voltage dibuatlah alat proteksi instalasi listrik untuk
mengatai gangguan over-under voltage menggunakan
arduino berbasis IOT. Alat ini bekerja berdasarkan
tegangan yang terdeteksi pada sistem sehingga didapatkan
nilai tegangan didapatkan dari sensor tegangan
ZMPT101B.
Pada sistem proteksi nilai tegangan yang terdeteksi
digunakan sebagai pembanding dimana jika nilai tegangan
11

dari beban yang terpasang tidak sesuai tegangan normal,


maka secara otomatis memutus arus, sehingga beban yang
dipasang tidak mendapat supply tegangan. Secara
bersamaan buzzer akan berbunyi dimana fungsinya sebagai
alarm.
Pembuatan proteksi instalasi listrik akibat gangguan
over-under voltage menggunakan arduino berbasis IOT
untuk mengatasi tegangan lebih dan tegangan kurang dari
normal sehingga mengamankan peralatan listrik dari
gangguan tegangan yang tidak stabil. Arduino Uno
digunakan untuk kendali mengolah sinyal input menjadi
output berupa tampilan LCD 20 x 4 dan akan
mengendalikan relay sebagai pemutus hubungan listrik
dan membunyikan buzzer sebagai alarm saat terjadi
tegangan normal serta dimonitoring data dengan web.
Keseluruhan sistem dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
A. Bagian Input
 Sensor tegangan ZMPT101B yang berfungsi untuk
mendeteksi nilai tegangan.
B. Bagian kendali
 Arduino Uno sebagai mengendalikan keseluruhan
sistem.
C. Bagian output
 LCD 20 x 4 sebagai penampil nilai tegangan pada
arduino.
 Modul wifi ESP8266 sebagai monitoring data
(Master)dari penerima data (slave) dan dikirim ke web.
 Relay sebagai pemutus arus saat terjadi gangguan
tegangan.
 Buzzer sebagai alarm saat terjadi gangguan tegangan.
C. Mikrokontroller Arduino
Arduino Uno adalah papan mikrokontroler dengan
Processor ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin
12

input / output (dimana 6 pin dapat digunakan sebagai output


PWM), 6 input analog / ADC (Analog to Digital Converter),
kristal 16 MHz,Dilengkapi dengan koneksi USB tipe B, header
ICSP dan tombol reset. Cukup dengan menguhubungkan
Kabel USB dengan Komputer atau Adaptor catu daya 12v
Arduino ini sudah bisa bekerja, untuk pemrograman
ArduinoUno dapat di Program menggunakan Arduino IDE.

Gambar 2.1 Arduino Uno

Berikut spesifikasi arduino uno :


Tegangan Operasi : 5V
Tegangan Input : (disarankan) 7—12V
Batas Tegangan Input : 6—2OV
Pin Digital I/O : 14 (di mana 6 pin output PWM)
Pin Analog Input : 6
Arus DC per I/O Pin : 40 mA
Arus DC untuk pin : 3.3V 50 mA
Flash Memory : 32 KB (ATmega328)
SRAM : 2 KB (Atmega328)
EEPROM : 1 KB (Atmega328)
Clock : 16 MHz
D. Sensor Tegangan ZMPT101B
Pengukuran tegangan AC dapat dilakukan dengan cara
dirubah menjadi DC agar lebih mudah dibaca oleh
mikrokontroler. Mikrokontroler yang dilengkapi dengan ADC
(Analog to Digital Converter) tidak dapat membaca sinyal
negatif, maka dari itu tegangan negatif harus dinaikkan
13

offsetnya menjadi 2,5 V sehingga terdapat perbedaan antara


nilai negative dan positif. Sensor tegangan ZMPT101B telah
dilengkapi summing- amplifier sehingga dapat digunakan
untuk menaikkan tegangan negative sehingga baik untuk
pengukuran tegangan dengan menggunakan mikrokontroler.
Berikut gambar fisik sensor tegangan ZMPT101B yang
ditunjukkan gambar .

Gambar 2.2 Sensor Tegangan ZMPT101B

Sensor tegangan ZMPT101B merupakan komponen yang


sesuai jika dihubungkan dengan mikrokontroler karena fungsi
sinyal yang akurat. Sensor ini dapat digunakan pada tegangan
pengoperasian sebesar 250 VAC dan mengeluarkan sinyal
analog yang sesuai untuk dikonversikan menjadi sinyal digital
oleh mikrokontroler. Sensor ini memiliki 4 pin diantaranya
pin 1 dan pin 2 untuk input utama dan pin 3 dan 4 untuk
output. Sensor tegangan ZMPT101B memiliki isolasi tegangan
sebesar 4000V dan bekerja optimal pada suhu 40C sampai
70C. Berikut merupakan rangkaian kelistrikan sensor
tegangan ZMPT101B yang ditunjukkan pada Gambar 7.
14

Gambar 2.3 Ukuran dan Tata Letak Pin Sensor Tegangan


ZMPT101B

Gambar 2.4 Rangkaian Sensor Tegangan ZMPT101B

E. LCD 20 x 4
LCD (Liquid Crystal Display) atau penampil kristal cair
adalah suatu media yang dapat menampilkan suatu karakter
huruf, angka, maupun simbol dengan menggunakan kristal
cair sebagai komponen utama penampil. LCD dibuat dengan
teknologi CMOS (Complementary Metal Oxide
Semiconductor) logic yang bekerja dengan tidak
menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di
sekitarnya terhadap frontlit atau mentransmisikan cahaya dari
back-lit. Material LCD meliputi lapisan dari campuran
organik antara lapisan kaca dengan elektroda transparan
indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan
lapisan elektroda pada kaca belakang. LCD digunakan pada
perangkat elektronik yang menampilkan gambar atau
karakter seperti televisi, komputer, kalkulaor, jam digital, dan
alat ukur digital. Berikut merupakan gambar LCD 20x4 yang
ditunjukkan pada Gambar 14.
15

Gambar 2.5 LCD 20 x 4

LCD 20x4 dapat menampilkan huruf,angka, dan simbol


sebanyak 16 kolom dan 4 baris, LCD dapat beroperasi dengan
tegangan sumber 5 VDC dan memiliki 16 pin interface dengan
fungsi masing-masing. Berikut fungsi pin yang terdapat pada
LCD 16x4:

Tabel 2.6 Fungsi Pin Pada LCD 16 x 2


16

F. Modul wifi ESP8266


ESP8266 merupakan modul wifi yang berfungsi sebagai
perangkat tambahan mikrokontroler seperti Arduino agar dapat
terhubung langsung dengan wifi dan membuat koneksi TCP/IP.
Berikut gambar Modul wifi ESP8266.

Gambar 3.6 Modul wifi ESP8266.

Modul ini membutuhkan daya sekitar 3.3v dengan


memiliki tiga mode wifi yaitu Station, Access Point dan Both
(Keduanya). Modul ini juga dilengkapi dengan prosesor,
memori dan GPIO dimana jumlah pin bergantung dengan
jenis ESP8266 yang kita gunakan. Sehingga modul ini bisa
berdiri sendiri tanpa menggunakan mikrokontroler apapun
karena sudah memiliki perlengkapan layaknya
mikrokontroler. Firmware default yang digunakan oleh
perangkat ini menggunakan AT Command, selain itu ada
beberapa Firmware SDK yang digunakan oleh perangkat ini
berbasis opensource.

Berikut spesifikasi Modul wifi ESP8266 :

 Besar RAM 96 kB, instruction RAM 64 kB


 32-bit RISC CPU
 External QSPI flash – 512 KiB to 4 MiB
17

 Tegangan kerja masukan 3.3 Vdc


 Jaringan wifi pada 802.11 b/g/n
 Pada mode 802.11b output power-nya +19.5dBm
 Menggunakan sistem Wi-Fi Direct (P2P), soft-AP
 Power down leakage current of 10uA
 Wake up and transmit packets in < 2ms
 Integrated TCP/IP protocol stack
 Standby power consumption of < 1.0mW (DTIM3)
 SDIO 1.1 / 2.0, SPI, UART
 10-bit ADC
 Interface : SPI, I²C
 STBC, 11 MIMO, 21 MIMO
 A-MPDU & A-MSDU aggregation & 0.4ms guard
interval

G. Relay
Relai adalah bagian dari sistem proteksi tenaga listrik
yang berupa saklar yang dioperasikan semi otomatis. Relai
merupakan komponen elektromekanik yang memiliki 2
bagian utama yaitu elektromagnet yang berupa koil dan
mekanikal yang berupa seperangkat kontak saklar. Relai
menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakkan
kontak saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil dapat
meghantarkan listrik yang memiliki tegangan lebih tinggi.
Berikut merupakan gambar bentuk relai arduino yang
ditunjukkan pada Gambar 9.
18

Gambar 2.7 Modul Relay Arduino

Relai merupakan komponen dari sistem proteksi instalasi


tenaga listrik, dengan adanya relai memudahkan pembuatan
rangkaian otomatis penghubung/pemutus tegangan AC dan
DC. Relai dapat digunakan pada saklar (switch) pada
rangkaian listrik tegangan tinggi dan juga arus listrik besar
yang sesuai dengan spesifikasi relai tersebut. Relai
menggunakan logam ferromagnetis yaitu logam yang mudah
terinduksi oleh medan elektromagnetis. Logam ferromagnetis
menjadi magnet yang bersifat sementara ketika mendapat
induksi magnet dari lilitan yang membelit magnet tersebut.
Sifat kemagnetan pada logam ferromagnetis akan tetap ada
selama kumparan yang melilit dialiri arus listrik, ketika
kumparan tidak mendapat suplai arus listrik maka sifat
kemagnetan logam menghilang. Berikut merupakan
rangkaian dasar relai yang ditunjukkan pada Gambar 11

H. Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang
berfungsi untuk mengubah listrik menjadi getaran suara. Pada
dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud
speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang
terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut
dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi
19

akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus


dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada
diafragma maka setiap gerakan kumparan akan
menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga
membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara.
Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah
selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).

Gambar 2.8 Buzzer


I. Arduino IDE
IDE itu merupakan kependekan dari Integrated
Developtment Enviroenment, atau secara bahasa mudahnya
merupakan lingkungan terintegrasi yang digunakan untuk
melakukan pengembangan. Disebut sebagai lingkungan
karena melalui software inilah Arduino dilakukan
pemrograman untuk melakukan fungsi-fungsi yang
dibenamkan melalui sintaks pemrograman. Arduino
menggunakan bahasa pemrograman sendiri yang menyerupai
bahasa C. Bahasa pemrograman Arduino (Sketch) sudah
dilakukan perubahan untuk memudahkan pemula dalam
melakukan pemrograman dari bahasa aslinya. Sebelum dijual
ke pasaran, IC mikrokontroler Arduino telah ditanamkan
20

suatu program bernama Bootlader yang berfungsi sebagai


penengah antara compiler Arduino dengan mikrokontroler.
Arduino IDE dibuat dari bahasa pemrograman JAVA.
Arduino IDE juga dilengkapi dengan library C/C++ yang
biasa disebut Wiring yang membuat operasi input dan output
menjadi lebih mudah. Arduino IDE ini dikembangkan dari
software Processing yang dirombak menjadi Arduino IDE
khusus untuk pemrograman dengan Arduino.
Program yang ditulis dengan menggunaan Arduino
Software (IDE) disebut sebagai sketch. Sketch ditulis dalam
suatu editor teks dan disimpan dalam file dengan
ekstensi .ino. Teks editor pada Arduino Software memiliki
fitur” seperti cutting/paste dan seraching/replacing sehingga
memudahkan kamu dalam menulis kode program.
Pada Software Arduino IDE, terdapat semacam message
box berwarna hitam yang berfungsi menampilkan status,
seperti pesan error, compile, dan upload program. Di bagian
bawah paling kanan Sotware Arduino IDE, menunjukan
board yang terkonfigurasi beserta COM Ports yang
digunakan.
21

Gambar 2.10 Tampilan Arduino IDE

J. Aplikasi BLYNK
BLYNK adalah platform untuk aplikasi OS Mobile (iOS
dan Android) yang bertujuan untuk kendali module Arduino,
Raspberry Pi, ESP8266, WEMOS D1, dan module sejenisnya
melalui Internet.
Aplikasi ini merupakan wadah kreatifitas untuk
membuat antarmuka grafis untuk proyek yang akan
diimplementasikan hanya dengan metode drag and drop
widget.
Penggunaannya sangat mudah untuk mengatur
semuanya dan dapat dikerjakan dalam waktu kurang dari 5
menit. Blynk tidak terikat pada papan atau module tertentu.
Dari platform aplikasi inilah dapat mengontrol apapun dari
jarak jauh, dimanapun kita berada dan waktu kapanpun.
Dengan catatan terhubung dengan internet dengan koneksi
yang stabil dan inilah yang dinamakan dengan sistem Internet
of Things (IOT)

Gambar 2.11 Aplikasi BLYNK.


22

Anda mungkin juga menyukai