PENDAHULUAN
tenaga listrik. Sistem distribusi sebagai bagian dari sistem tenaga listrik
Jaringan distribusi merupakan bagian dari sistem yang paling dekat dengan
menengah (JTM) dan jaringan tegangan rendah (JTR). Adapun gangguan yang
energi listrik dengan baik. Dampak gangguan yang dirasakan oleh pihak PT PLN
citra PLN. Sementara dampak yang dirasakan oleh konsumen berupa pemadaman
listrik dan resiko kerusakan peralatan elektronik. Oleh karena itu, perlu dilakukan
analisis dengan metode Root Cause Analysis (RCA) dan upaya problem solving.
1
Dengan diketahui akar penyebab gangguan dan akibat dari gangguan tersebut,
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Agar pembahasan tidak terlalu meluas,maka dari itu, ruang lingkup dibatasi hanya
penyulang Adhyaksa.
2
3. Teranalisisnya penyebab gangguan pada penyulang menggunakan metode
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem menurut Jogiyanto (1989 :2), “System adalah suatu jaringan kerja dari
sekumpulan perantara yang terhubung erat antara satu dengan yang lainnya dalam
adalah suatu jaringan kerja yang terhubung erat antara satu dengan yang lainnya
mempunyai tegangan antara 3 Kv hingga 20 Kv. Pada saat ini, PLN hanya
4
2.2 Jaringan Tegangan Menengah
persyaratan tegangan yang harus dipenuhi oleh PT PLN Persero selaku pemegang
2009.
berikut :
termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi ini
5
telanjang yang ditopang dengan isolator pada tiang besi/beton. Penggunaan
penghantar tiap Fase tidak perlu di lindungi dengan pelindung mekanis. Berat
kabel pilin menjadi pertimbangan terhadap pemilihan kekuatan beban kerja tiang
beton penopangnnya.
Konstruksi SKTM ini adalah konstruksi yang aman dan andal untuk
untuk penyaluran daya yang sama. Keadaan ini dimungkinkan dengan konstruksi
isolasi penghantar per Fase dan pelindung mekanis yang dipersyaratkan. Pada
rentang biaya yang diperlukan, konstruksi ditanam langsung adalah termurah bila
beton).
6
2.3 Jaringan Tegangan Rendah
Jaringan Distribusi Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari suatu sistem
tenaga listrik. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para
juga harus memenuhi persyaratan aman terhadap pengguna dan akrab terhadap
berbentuk radial.
7
2.4 Jenis Gangguan Sistem Distribusi
menjadi :
1. Gangguan Temporer
Gangguan jenis ini bisa hilang dengan sendirinya atau dengan memutuskan
sesaat bagian yang terganggu dengan sumber tegangannya. Tetapi, jenis gangguan
ini apabila tidak dapat hilang dengan segera, baik hilang dengan sendirinya atau
hilang karena bekerjanya sistem proteksi, akan menjadi gangguan yang bersifat
permanen.
2. Gangguan Permanen
kembali.
8
2.5.1 Penyebab Eksternal
udara sebagian besar karena pengaruh luar. Menurut SPLN 52-3, 1983 sumber
2. Petir.
4. Manusia
sesuai dengan standar yang ditentukan, pemasangan yang tidak sesuai prosedur,
dank arena usia pakai pertalatan yang sudah melewati batas pemakaian.
1. Gangguan Sistem
atau gangguan yang terjadi pada saluran transmisi tegangan tingi, pada
umumnya, jika terjadi gangguan sistem akan berdampak pada bagian dan
9
2. Gangguan Jaringan
terntentu.
joniting, mauun karena faktor usia pakai perlatan yang sudah melewati
batas.
berikut:
Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fasa (3 fasa atau 2 fasa) atau 1
10
a. Hubung singkat permanen : Hubung singkat pada kabel, belitan trafo,
Gangguan tegangan lebih termasuk gangguan yang sering terjadi pada saluran
a. Tegangan Lebih Power Frekuensi : Pada sistem distribusi hal ini biasanya
disebabkan oleh kesalahan pada AVR atau pengatur tap pada trafo distribusi.
b. Tegangan Lebih Surja : Gangguan ini biasanya disebabkan oleh surja hubung
Dari ketiga jenis gangguan tersebut, gangguan yang paling sering terjadi dan
berdampak sangat besar bagi sistem distribusi ialah gangguan hubung singkat.
11
2.7 Alat Pengaman Sistem Distribusi
gangguan pada sistem tenaga dan kemudian mengisolasi daerah dimana gangguan
tersebut terjadi. Tugas sistem proteksi itu dapat dilaksanakan oleh rele. Rele
bagian sistem listrik dari sumber daya pada suatu kondisi tertentu yang
tersebut.
12
Rele ini bekerja dengan menggunakan arus sebagai besaran ukur. Rele akan
bekerja jika arus mengalir melampaui batas tertentu yang telah ditetapkan. Batas
Rele ini bekerja dengan menggunakan tegangan sebagai besaran ukur. Rele ini
akan bekerja jika terjadi kenaikan tegangan melebihi kapasitas dari sistem.
Rele bekerja dengan besaran tegangan dan arus sebagai besaran yang diukur.
Untuk jenis tertentu, rele juga menggunakan besaran sudut fasa sebagai besaran
Dengan adanya hubungan linear antara impedansi saluran dan jarak saluran, rele
4. Rele Arah
Rele bekerja dengan menggunakan arus dan tegangan sebagai besaran ukur. Rele
mempunyai kemampuan untuk membedakan arah aliran daya. Rele arah hanya
bekerja untuk satu arah yang telah ditentukan terlebih dahulu. Pemakaian rele ini
pada sistem proteksi saluran selalu bersama-sama dengan rele lain seperti rele arus
lebh atau rele jarak. Fungsi penggunaan rele arah adalah untuk memperoleh
selektifitas proteksi karena arah daya pada keadaan gangguan dapat datang dari
13
5. Rele Diferensial (Differencial Relay)
Prinsip kerja rele diferensial adalah membandingkan besaran arus yang ada di
kedua sisi peralatan yang diproteksi. Bila perbedaan besaran anatara kedua sisi
tersebut melebihi suatu harga tertentu yang telah ditentukan, maka rele akan
bekerja.
Rele gangguan tanah digunakan untuk mendeteksi arus gangguan satu fasa ke
tanah yang terjadi pada sisi hilir dan gardu induk. Besar nilai arus gangguan tanah
tergantung pada cara pentanahan titik netral dan hubungan trafo yang dipakai.
Pengaturan rele gangguan tanah tidak tergantung pada arus beban maksimum
tanah adalah ketidakseimbangan bebn arus kapasitif pada sistem dan ketelitian
trafo arus terhadap burden (daya semu dalam VA) yang terhubung pada
sekundernya.
Pemutus daya dipasang pada saluran utama pada gardu induk sebagai
pengaman utama jaringan dan dilengkapi dengan alat pengaman rele arus lebih,
14
b. Mampu membuka dan menutup saluran pada keadaan tak berbeban.
jaringan tegangan menengah (20 KV) untuk menganalisa adanya gangguan yang
15
memutus aliran daya beberapa saat kemudian menyambungkan lagi aliran
2. Bila gangguan yang terjadi bersifat permanen, maka recloser akan lock out
FCO merupakan sebuah alat pemutus rangkaian listrik yang berbeban pada
komponennya (fuse link) yang telah dirancang khusus dan disesuaikan dengan
apabila terjadi gangguan arus lebih. Alat ini akan memutuskan rangkaian listrik
yang satu dengan yang lain jika dilewati arus yang melewati kapasitas kerjanya.
Prinsip kerjanya ialah ketika terjadi gangguan arus, maka, fuse cut out
akan putus dan tabung ini akan lepas dari pegangan atas menggantung di udara,
16
2.7.5 Lightning Arrester
Lighning arrester adalah suatu alat proteksi yang berfungsi untuk melindungi
instalasi listrik, peralatan listrik, dan alat elektronik dari lonjakan tegangan yang
besar atau tegangan lebih (over voltage) yang biasanya terjadi ketika ada sambaran
petir. Ketika terjadi tegangan lebih, lightning arrester akan mengalirkan tegangan
17
Load Break Switch merupakan saklar atau pemutus arus tiga fasa untuk
penempatan di luar ruas pada tiang pancang yang dikendalikan secara elektronis.
LBS juga merupakan sebuah sistem penginterupsi hampa yang terisolasi oleh gas
SF6 dalam sebuah tangki baja anti karat dan disegel. Sistem kabelnya yang full-
insulated dan sistem pemasangan pada tiang pancang yang sederhana yang
menganalisis akar masalah dari suatu insiden yang telah terjadi. Menemukan akar
masalah merupakan kata kunci. Sebab, tanpa mengetahui akar masalahnya, suatu
kemudian hari. Untuk lebih lanjutnya akan dibahas pada bab selanjutnya.
dengan gangguan yang terjadi pada penyulang. Setelah itu, dari informasi dan
18
Setelah diketahui faktor-faktor yang terkait dengan terjadinya gangguan,
faktor penyebab tertentu ada atau terjadi. Misalkan, gangguan adanya gangguan
komponen atau peralatan agar terhindar dari kesalahan pemasangan. contoh lain,
terjadinya arus gangguan lebih besar dari kemampuan alat untuk mengamankan
arus gangguan. Hal ini biasa terjadi karena adanya sambaran petir yang
gangguan.
19